Share

45. Kegelisahan

Penulis: NARA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-18 10:13:13

Lili duduk terdiam di sofa ruang kerja Lio yang luas dan elegan, matanya tak lepas dari sosok pria itu yang sedang sibuk menuangkan bubur ayam ke piringnya dengan tenang dan penuh perhatian. Ada rasa yang sulit ia jelaskan. Di lubuk hatinya yang paling dalam, tumbuh perasaan dihargai sebagai perempuan, sesuatu yang sudah lama tak ia rasakan.

Selama pernikahannya dengan Zian, tidak pernah sekalipun sang suami mengambilkan makanan untuknya. Meskipun Lili tahu, melayani suami adalah bagian dari cinta. Tapi melihat perlakuan Lio pagi ini, membuat hatinya terasa hangat. Lio bukan suaminya, tapi tindakannya mengandung kelembutan yang tidak Lili temukan dalam pernikahannya.

Ia menggeleng pelan, mencoba menyingkirkan pikiran-pikiran yang tidak seharusnya ada. "Aku tidak boleh membandingkan Zian dengan pria lain." gumam Lili, tapi hatinya tidak bisa dibohongi, perbandingan itu terlanjur terjadi, dan Lio perlahan menempati ruang yang seharusnya hanya untuk suaminya.

"Makanlah yang banyak." ucap
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
NARA
kan istrinya kak ...
goodnovel comment avatar
Sari Aldia
hadeh gk sukak aqu lau lio pigi sm istri nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Gairah Sahabat Suamiku    46. Kembali Muncul

    Setelah sampai di rumah, Lili langsung melangkah ke dapur. Dengan langkah yang cepat dan tangan yang cekatan, ia mulai menyiapkan makan malam untuk sang suami. Suaminya, Zian, akan pulang malam ini setelah menginap semalam di kantor. Setelah Zian memberi tahu Lili tentang kepulangannya.Aroma tumisan mulai memenuhi dapur. Sesekali Lili mencicipi masakannya, memastikan semuanya sempurna. Ia ingin malam ini berjalan baik, ia ingin menjadi istri yang menyenangkan. Tapi saat sedang mengaduk sup, pikirannya melayang.Saat sibuk dengan masakannya, Lili tiba-tiba mengingat Lio, yang sejak pagi tidak muncul di hadapannya. Telepon dan pesan dari pria itu yang biasa tidak henti, kini kosong. Tidak ada chat, tidak ada panggilan."Ke mana dia?" gumam Lili lirih, menoleh pada ponselnya yang ia letakkan di atas meja dapur.Ia ingin menghubungi Lio. Tapi buru-buru niat itu ia tepis. Untuk apa? pikirnya. Lio bukan siapa-siapa, lebih bagus seperti ini bukan.Dengan helaan napas, Lili kembali fokus ke

  • Gairah Sahabat Suamiku    45. Kegelisahan

    Lili duduk terdiam di sofa ruang kerja Lio yang luas dan elegan, matanya tak lepas dari sosok pria itu yang sedang sibuk menuangkan bubur ayam ke piringnya dengan tenang dan penuh perhatian. Ada rasa yang sulit ia jelaskan. Di lubuk hatinya yang paling dalam, tumbuh perasaan dihargai sebagai perempuan, sesuatu yang sudah lama tak ia rasakan.Selama pernikahannya dengan Zian, tidak pernah sekalipun sang suami mengambilkan makanan untuknya. Meskipun Lili tahu, melayani suami adalah bagian dari cinta. Tapi melihat perlakuan Lio pagi ini, membuat hatinya terasa hangat. Lio bukan suaminya, tapi tindakannya mengandung kelembutan yang tidak Lili temukan dalam pernikahannya.Ia menggeleng pelan, mencoba menyingkirkan pikiran-pikiran yang tidak seharusnya ada. "Aku tidak boleh membandingkan Zian dengan pria lain." gumam Lili, tapi hatinya tidak bisa dibohongi, perbandingan itu terlanjur terjadi, dan Lio perlahan menempati ruang yang seharusnya hanya untuk suaminya."Makanlah yang banyak." ucap

  • Gairah Sahabat Suamiku    44. Membandingkan

    Lio kembali mengirim pesan pada Lili.[Aku hitung sampai tiga tidak keluar, jangan salahkan aku masuk dan buat kamu mendesah, satu]Lili langsung menatap layar ponselnya dengan jengkel, tapi cepat-cepat membalas.[Iya, aku keluar]Ia menghela napas berat, lalu melangkah menuju pintu rumah orang tuanya dengan hati-hati. Ia tahu benar, kalau kedua orang tuanya tahu ia keluar, apalagi menemui Lio, pasti akan muncul pertanyaan yang sulit ia jawab.Begitu membuka pintu, Lili menyipitkan mata ke arah luar. Malam ini cukup sunyi, hanya suara jangkrik dan sesekali deru motor lewat yang terdengar.Di seberang jalan, terlihat Lio bersandar santai di bodi mobilnya. Ia melambaikan tangan dengan senyum lebar.Namun, Lili tidak menggubris lambaian itu. Ia melangkah cepat, dengan langkah hati-hati, menyeberang jalan dan mendekati Lio."Kirain kamu tidak mau keluar. Tadi aku serius loh, mau masuk dan bikin kamu mendesah." Ucap Lio sambil menyeringai.Lili menatapnya datar. Ia sudah terlalu lelah untu

  • Gairah Sahabat Suamiku    43. Tidak Peduli Pada Batasan

    Lio akan mengingat seumur hidupnya, makan malam pertamanya bersama perempuan yang begitu ia cintai, dan juga kedua orang tua perempuan itu. Suasana hangat dan kekeluargaan begitu terasa, meski meja makan mereka sederhana, tidak ada lilin atau anggur mewah seperti dalam kehidupan Lio, tapi ada percakapan yang membuat waktu seolah berhenti.Bagi Lio, ini adalah malam yang berharga. Bukan hanya karena ia bisa semakin dekat dengan orang tua Lili, tapi karena ia bisa duduk tepat di hadapan perempuan yang selama ini terus menghantui pikirannya, perempuan yang sudah menjadi milik orang lain dan kini perlahan-lahan ingin ia rebut, sekuat tenaga, dengan segala cara.Sebaliknya, Lili duduk kaku. Tangannya sibuk memotong ayam di piring, tapi pikirannya tidak di situ. Suara-suara tawa di sekeliling meja seperti gema yang mengganggu. Setiap kali Lio bicara, ia harus menahan diri agar tidak berdiri dan pergi dari ruangan itu. Perasaan bersalahnya masih segar, masih terasa berat, karena ia tahu bena

  • Gairah Sahabat Suamiku    42. Ingat Pesan Terakhir

    "Apanya yang tidak mungkin?" tanya Mama Rina pada sang putri, matanya menyipit, menangkap gelagat aneh dari Lili. "Apa kamu kenal Lio juga?" lanjutnya, ingin tahu.Lili sontak menggeleng cepat. "Tidak Ma, aku tidak kenal," jawabnya singkat, sambil mencuri pandang ke arah Lio yang tampak santai berbicara dengan Papa Renan. Lio terlihat begitu nyaman seolah bagian dari keluarga mereka."Kalau begitu kenalan dulu sama Lio," ucap Mama Rina sambil menarik tangan Lili."Tidak usah, Ma." Lili buru-buru menolak dan hendak berbalik menuju kamarnya. Tapi lengannya ditahan Mama Rina."Tidak sopan, Lili. Lio itu donatur tetap di panti asuhan tempat papa kamu bantu-bantu di sana," jelas Mama Rina, matanya menyiratkan teguran, dan menarik lengan putrinya tersebut mendekati Lio."Lio, ini putri kami, namanya Lili." ucap mama Rina memberi tahu."Iya, Lili satu-satunya anak kami," sambung papa Renan bangga, tak menyadari ketegangan di wajah putrinya.Lili tidak mau menatap pada Lio, disaat Lio terus

  • Gairah Sahabat Suamiku    41. Akrab

    Lili bangkit dari duduknya dan berpamitan pada mama Feli. "Maaf, aku harus pergi," ucapnya singkat, lalu segera melangkah cepat, berharap bisa menghindari Lio yang baru saja masuk dari pintu pertama kafe.Ia mempercepat langkah menuju pintu kedua kafe tersebut, berharap Lio tidak sempat menyusulnya. Tapi harapannya sirna saat suara langkah kaki cepat terdengar dari belakang. Lio berhasil mengejarnya dan langsung menarik tangan Lili, membuat tubuhnya membentur dada bidang pria itu.Lili terkesiap, berusaha melepaskan diri, namun sebelah tangan Lio yang kekar sudah melingkar di pinggangnya, menahan tubuhnya agar tidak bergerak."Lepas!" desis Lili dengan nada tajam."Kenapa kamu tidak masuk kerja, hah?" tanya Lio, matanya menatap lekat wajah Lili yang berusaha menghindari tatapannya."Untuk apa aku masuk kerja, kalau di kantor aku cuma jadi pajangan?" balas Lili sengit.Lio tersenyum, bukan mengejek, tapi seolah membenarkan. Memang benar ia mempekerjakan Lili sebagai sekretarisnya bukan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status