Home / Romansa / Gairah Sang CEO Muda / Pengakuan Tidak Resmi

Share

Pengakuan Tidak Resmi

Author: Vianita
last update Last Updated: 2025-12-09 01:21:07

Daniel menahan napas. Wangi parfum Alya sesuatu yang dingin, tajam, dan mahal, menguar ke indra penciumannya saat wanita itu berbisik di dekatnya. Bukan hanya itu, tetapi juga tekad yang terpancar dari mata Alya. Tekad untuk tidak hanya bertahan, tetapi untuk menghancurkan.

Mata Daniel yang awalnya memancarkan amarah kini menyala dengan kekaguman yang samar. Dia adalah CEO perusahaan yang telah beroperasi selama 50 tahun, tetapi dia sendiri baru menjabat di kursi ini selama kurang dari setahun. Masa jabatannya masih dibayangi oleh warisan ayahnya, dan banyak yang meragukan kemampuannya memimpin Proyek Quantum, proyek yang ia gadang-gadang sebagai penyelamat perusahaan. Keraguan itu, sayangnya, bukan hanya datang dari rival seperti Wijaya, tetapi juga dari internal dewan direksi yang didominasi wajah-wajah lama.

Alya mundur selangkah. Senyum miring itu masih ada, tetapi sekarang matanya menguji Daniel.

"Masalah pribadiku, Daniel, adalah urusanku sendiri," kata Alya. "Tapi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Sang CEO Muda   Mantan di Acara Pertunangan

    Cahaya keemasan matahari Jakarta mulai menyusup melalui celah gorden sutra, menerangi kamar yang masih berantakan. Daniel terbangun lebih dulu. Ia berbaring miring, menopang kepalanya dengan satu tangan sambil memperhatikan Alya yang masih terlelap di sampingnya.Dalam keheningan pagi itu, Daniel menyadari betapa kontrasnya hidupnya sekarang. Seprai yang kusut dan napas teratur Alya adalah kenyataan yang jauh lebih berharga daripada angka-angka di monitor bursa saham.Alya perlahan membuka matanya, menemukan tatapan intens Daniel yang sudah menunggunya. Ia tersenyum kecil, suaranya masih serak khas bangun tidur. "Sudah bangun sejak tadi?""Aku tidak ingin melewatkan satu detik pun melihatmu setenang ini, Al," bisik Daniel. Ia menarik Alya lebih dekat, membiarkan kulit mereka kembali bersentuhan di bawah selimut. "Memikirkan bahwa setelah hari ini, seluruh dunia akan tahu kamu adalah tunanganku... itu membuatku tidak bisa berhenti tersenyum."Alya tertawa pelan, tanga

  • Gairah Sang CEO Muda   Malam Penuh Gairah

    Alya memutar tubuhnya dalam pelukan Daniel, menatap wajah pria yang kini tampak jauh lebih dewasa dari usianya yang baru menginjak dua puluh tahun. Ia menyentuh kerah kemeja Daniel, merapikannya dengan gerakan lambat yang penuh kasih."Kamu tahu, Daniel?" suara Alya mengalun lembut di antara deru angin malam. "Dulu, saat pertama kali aku mengenalmu sebagai ahli waris Arkana, aku sempat ragu. Aku pikir kamu hanyalah bocah kemarin sore yang terlempar ke dalam dunia serigala karena warisan ayahmu. Aku sempat berpikir, bagaimana mungkin aku bisa bekerja di bawah arahan seorang pemuda yang usianya sepuluh tahun lebih muda dariku?"Daniel menaikkan sebelah alisnya, tersenyum tipis mendengarkan pengakuan jujur itu. "Dan sekarang? Apakah aku masih terlihat seperti bocah kemarin sore di matamu?"Alya menggeleng pelan, matanya berbinar kagum. "Sama sekali tidak. Sepuluh tahun perbedaan usia kita... angka itu menguap begitu saja saat aku melihatmu berdiri tegak di depan Julian Vane

  • Gairah Sang CEO Muda   Makan Malam Keluarga

    "Kita akan siapkan pertunangan kita, lalu apa kamu sudah menghubungi ibumu di luar negeri?" tanya Daniel lembut, sambil merapikan anak rambut Alya yang tertiup angin.Alya tersenyum, meski ada sedikit gurat haru di matanya. "Sudah, Daniel. Kemarin malam aku menelepon Bunda Laura lewat panggilan video. Beliau menangis lega. Katanya, sejak berita tentang penangkapan Julian Vane masuk ke media internasional, jantungnya tidak berhenti berdegup kencang sampai dia mendengar suaraku langsung."Daniel mengangguk paham, teringat kembali pertemuan pertamanya dengan Bunda Laura setahun lalu saat wanita itu berkunjung singkat ke Jakarta. "Bunda Laura pasti sangat khawatir. Aku masih ingat bagaimana beliau menitipkanmu padaku waktu itu. Beliau bilang, 'Daniel, Alya adalah segalanya bagiku, tolong jaga dia.' Aku merasa gagal memenuhi janji itu saat membiarkanmu ikut ke kapal The Leviathan."Alya menggeleng cepat, menatap mata Daniel dengan dalam. "Jangan berkata begitu. Kau menjagaku

  • Gairah Sang CEO Muda   Masa Depan Kita

    Julian Vane berteriak memberikan perintah. "Habisi mereka! Jangan biarkan mereka meninggalkan ruangan ini hidup-hidup!"Dalam sekejap, ketenangan perjamuan itu pecah. Empat pengawal bersenjata yang sebelumnya berdiri kaku di sudut ruangan bergerak maju. Daniel dengan cepat menarik Alya ke belakang tubuhnya, sementara Maya melepaskan nampannya yang ternyata berisi senjata pendek yang ia sembunyikan di bawah kain serbet."Alya, ke belakang meja!" seru Daniel.Daniel tidak lagi hanya seorang CEO yang duduk di balik meja kayu mahoni. Bertahun-tahun latihan bela diri intensif sebagai bentuk proteksi diri kini keluar. Saat pengawal pertama menerjang, Daniel menangkis pukulan itu, memutar lengan lawan, dan menghantamkan sikunya ke ulu hati pria itu hingga tersungkur.Maya bergerak seperti bayangan. Dengan gerakan akrobatik, ia melumpuhkan dua orang lainnya menggunakan tendangan yang presisi. Namun, jumlah mereka mulai bertambah. Pintu ruang perjamuan didobrak dari luar oleh

  • Gairah Sang CEO Muda   Bahaya Sesungguhnya

    Keesokan paginya, sinar matahari menerobos masuk melalui celah gorden apartemen, namun suasana tidak lagi terasa seperti medan perang. Daniel terbangun lebih awal, memperhatikan wajah Alya yang tertidur pulas—sebuah pemandangan langka yang jauh lebih berharga daripada grafik saham mana pun.Namun, ketenangan itu harus segera berganti dengan strategi. Arkana belum sepenuhnya aman.Daniel bangkit perlahan, menuju ruang kerjanya yang kini terasa lebih "bersih" setelah pembersihan malware yang dilakukan Raka. Ia membuka laptopnya, bukan untuk mencari pengkhianat, melainkan untuk merancang struktur organisasi yang baru.Pukul 10.00 pagi, Daniel, Alya, dan Raka berkumpul di ruang rapat utama Arkana. Ruangan itu telah disisir total dari alat penyadap. Daniel berdiri di depan layar besar yang menampilkan peta kekuatan Vortex Global."Hendrawan benar tentang satu hal," ujar Daniel tanpa emosi. "Fragmen Janus sudah tersebar. Tapi dia salah mengira itu adalah kiamat. Bagiku, it

  • Gairah Sang CEO Muda   Kedamaian Sesaat

    "Pak Hendrawan." desis Daniel tak percaya. "Kau adalah orang yang membantu Ayah menulis wasiatnya. Kau yang mengurus semua legalitas biometrik kami."Hendrawan mendongak, tersenyum tipis. "Ayahmu terlalu idealis, Daniel. Dia ingin menghancurkan Janus, padahal Janus adalah masa depan. Aku tidak membunuhnya karena benci. Aku membunuhnya karena dia ingin membakar harta karun yang aku bantu bangun selama dua dekade.""Kau menggunakan kunci biometrikku untuk meracuni Ayah," Daniel mendekat dengan kemarahan yang meluap."Kau adalah anak yang ceroboh saat muda, Daniel. Meninggalkan sidik jari dan sampel DNA di mana-mana," sahut Hendrawan tenang. "Satya hanyalah otot, tapi aku adalah otaknya. Dan sekarang, meski kau menangkapku, kau telah menyebarkan fragmen Janus ke publik. Kau baru saja memulai kiamat kecil bagi dunia korporasi."Penangkapan Hendrawan mengungkap bahwa pengkhianatan bukan selalu tentang musuh baru, melainkan tentang orang lama yang merasa memiliki hak lebih

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status