Share

Bab 2. Posisi Yang Salah

Dentuman keras di jantung Sandra. Sama sekali tak berani menggerakkan tubuhnya sedikitpun, berusaha untuk mempertahankan posisi badannya yang tak nyaman.

"Diam!"

Kata itu seolah menghipnotis pikiran Sandra, bersamaan dengan kalimat Aga, sang bodygoard dari bos besarnya ini kembali terngiang di telinga.

"Jangan pernah membantah apapun ucapan Bos Sean. Atau kamu akan menyesalinya." Pesan Aga menekankan.

Memejamkan kedua mata Sandra dalam, sembari menundukkan kepalanya tak kalah dalamnya.  Semoga lelaki di depannya ini tak beniat macam macam, "Kenapa harus jatuh dengan posisi begini, sih. Sial! benar benar sial!" batin Sandra, posisi yang tak baik untuk ia sekarang, beberapa kali membuatnya melirik ke arah kulit putihnya yang terbuka.

"Jangan berani bergerak!" kembali Sean memperingatkan.

Sama sekali tak tak tahu tentang gejolak rasa di dada Sandra. Jantungnya bertalu talu tak karuan. Takut, cemas, dan juga....malu.

"Angkat kepalamu itu, kenapa menunduk seperti itu?" kembali suara Sean terdengar, seiring dengan ayunan langkahnya perlahan lebih mendekati asisten pribadi barunya, mendongakkan kepala Sandra yang semakin dia buat tertekan.

"Saya sudah mengangkat kepala saya. Izininkan saya untuk kembali berdiri," pinta Sandra.

Hanya mengatupkan rapat bibir Sean yang masih melenggangkan kaki, akan duduk berjongkok di depannya.

"Tunggu sebentar. Dua menit," sesaat sebelum menjatuhkan pendangannya tepat ke arah paha seputih susu milik asisten pribadinya. Menggelengkan kepalanya perlahan. "Ck ck ck," Sean berdecak pelan, sungguh  sangat mengagumi kesempurnaan di depan mata,  ikut menolehkan kepala Sandra yang segera menggerakkan tangan akan menutup paha putihnya.

Namun kembali tertahan, tersentak oleh tatapan tajam dari Sean, menghentikan gerakan tangannya segera.

"Saya lelah dengan posisi begini," melas Sandra.

"Apa kamu mau berganti posisi," paraunya jawaban Sean, kedua sorot matanya telah dibaluti oleh kabut gairah. Menatap mesum ke arah paha Sandra.

"Iya," jawab Sandra. Sesaat sebelum membulatkan kedua matanya spontan. Melihat tangan kanan Sean yang mengulur hendak menyentuhnya "Bo-bos mau apa?" sentak Sandra tak sengaja. Menepis begitu saja tangan Sean.

Plak!

“Aaaaa," Pekik Sandra dalam hati. Menatap sedih telapak tangannya yang sudah terlalu lancang dan berani, akan beranjak berdiri.

"Diam!" sentak Bima. "Kembali ke posisimu!"

Menjingkatkan hati Sandra. Tubuhnya pun semakin dibuat gemetar, berusaha untuk mengembalikan posisi duduknya di atas lantai.

"Tadi posisimu nggak begini." Dingin Sean.

"Benar begini, Bos. Sumpah begini," Sandra memberikan keyakinan.

“Sssttt,” lirih Sean, menyentuh bibirnya sendiri,  Tak ingin diganggu oleh kalimat apapun dari bibir Sandra. Hanya ingin menikmati indahnya ciptaan Tuhan. Kulit mulus tanpa cela, seputih susu. Bolehkah ia menikmati keindahan yang telah disajikan di depannya ini?

Membuatnya spontan. Kembali mengarahkan telunjuknya perlahan untuk mengusapkannya lembut ke kulit putih mulus milik Sandra.

Sungguh semakin mempercepat dentuman keras di jantung Sandra. Memejamkan kedua matanya spontan. Akibat gelenyar dari rasa aneh, geli sekali hingga membuat tubuhnya meremang dan bergidik ngeri.

"Ja-jangan begini Bos.” Kembali Sandra bersuara. Deru napasnya pun sudah memburu, berusaha untuk menolak sentuhan jemari tangan Sean dengan cara menarik kakinya perlahan.

“Ssssst,” sergah  Sean mengulangi.

“Jang-,” lirih Sandra terpotong, mengatupkan bibirnya rapat sambil membulatkan mata, diantara serangan dari denyutan di jantungnya yang tak karuan. Napasnya kian tak beraturan, menerima kembali sentuhan lembut telunjuk Sean , namun kini di bibirnya.

“Bisa diam sebentar?” bisik Sean. Memberikan tatapan dinginnya cenderung nyalang, mengancam secara halus, tak ingin menerima bantahan.

“Jangan menggerakkan bagian tubuh kamu sedikitpun, Sandra. “Oke? atau aku akan,” lanjutnya menggantung, kini mengulaskan senyuman seringainya, sedikit mencondongkan kepalanya ke telinga Sandra. “Atau kamu akan menyesalinya.” 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status