Share

Partner One Night Stand

Tanpa dapat dicegah Jill menatap Revel dalam-dalam, pria berwajah tampan yang tidak dikenalnya. Tapi benarkah pria yang ada di hadapannya ini adalah pria asing? Kenapa Jill merasa begitu familiar dengan wajah dan namanya? Apa mereka pernah bertemu sebelum ini? Tapi dimana? Dan kapan? Kenapa Jill tidak bisa mengingatnya sama sekali?

Apa memori otaknya mulai bermasalah?

“Udah puas liatin wajah tampan gue?” ejek Revel membuat Jill tersentak dengan wajah merona, malu karena tertangkap basah sedang memandang wajah Revel! Bagaimana bisa Jill ceroboh dan mempermalukan dirinya seperti ini sih?

Bagus mereka sedang berada di bar dimana cahayanya begitu temaram hingga Revel tidak bisa melihat wajah Jill yang pasti sudah semerah kepiting rebus! Jika tidak, pria itu pasti akan mengejeknya lagi! Syukurlah!

“Geer banget sih!” dengus Jill untuk menutupi rasa malunya, membuat Revel terkekeh, tidak ingin membahasnya lagi dan malah menanyakan hal yang menjadi topik pembicaraan mereka sejak tadi.

“Jadi apa lo yakin dan nggak bakal nyesal?” tanya Revel, mengembalikan pikiran Jill yang sempat berkelana sejenak.

“Of course!”

“Lepas segel bukan keputusan yang bisa dibuat dalam sekejap, apalagi dalam keadaan emosi hanya karena lo kecewa sama kelakuan mantan lo itu. Gue nggak mau lo nyesal,” ujar Revel memperingatkan.

Tak urung ucapan Revel membuat Jill terpana. Bagaimana bisa pria di hadapannya ini menebak kalau Jill masih perawan? Padahal sejak tadi Jill hanya berkata ingin mencari partner one night stand tanpa mengatakan kalau dirinya masih virgin!

Apa Revel memiliki kemampuan yang tidak Jill pahami? Atau mungkin saking seringnya meniduri wanita hingga membuat Revel bisa membedakan mana gadis perawan dan mana yang tidak dalam sekali pandang? Begitukah?

“Kenapa?” tanya Revel saat melihat kekagetan Jill.

“Darimana lo tau kalau gue……”

Pertanyaan Jill menggantung di udara, merasa canggung jika harus bertanya pada pria yang bisa dibilang belum dikenalnya.

“Masih virgin?” lanjut Revel menyelesaikan pertanyaan Jill.

Anggukan pelan Jill membuat Revel tersenyum tipis.

“Well, gue sebenarnya nggak mau bilang ini, tapi karena lo tanya jadi gue akan jawab. Menjawab pertanyaan lo tadi, maka jawaban gue adalah karena tampang lo keliatan nggak berpengalaman! That’s why gue yakin lo masih virgin dan belum pernah melakukannya dengan siapapun!” jawab Revel separuh mengejek membuat Jill hanya bisa mengumpat pelan.

Jawaban Revel yang bercampur ejekan membuat Jill hanya bisa memaki-maki pria itu dalam hati. Sepertinya pria itu terlahir untuk membuat Jill kesal!

Revel terkekeh melihat wajah Jill yang begitu emosi akibat ejekannya, meski sebenarnya itu bukanlah jawaban Revel yang sebenarnya, namun Revel tidak ingin membuat Jill besar kepala dan curiga.

‘Gue tau karena gue selalu mencari tau apapun informasi mengenai lo, Jill!’ batin Revel, menjawab pertanyaan Jill yang sebenarnya meski hanya dalam hati.

“Lo emang cowok kurang ajar!” dengus Jill dongkol. Revel hanya mengangkat bahu dengan cuek, tidak mempermasalahkan ucapan Jill.

“Apapun itu terserah, jadi apa lo udah beneran yakin mau lepas segel sama gue?”

Jill tidak berpikir dua kali. Ejekan Revel tadi membuat Jill ingin segera membuktikan kalau dirinya tidak bisa diremehkan!

“Yes! Jawaban gue masih tetap sama seperti tadi!”

“Okay. Lo bisa ikut kalo emang berani lepas segel sama gue! Gue lagi butuh cewek biar malam ini gue nggak kesepian. Gimana?” tantang Revel lagi membuat Jill geram!

Geram dan merasa tertantang sebenarnya.

Jill tidak pernah mau kalah, dalam hal apapun, jadi tantangan Revel kali ini benar-benar membuat ego, harga diri dan gengsinya tersulut!

‘Nggak ada ruginya gue lepas segel sama nih cowok. Ganteng. Tinggi. Dan pasti tajir!’

Jill menggeleng pelan, merasa heran sendiri dengan pemikirannya barusan. Jill menatap Revel yang masih menunggu jawabannya.

“Okay, siapa takut! Gue bakal ikut lo malam ini! Gue akan buktiin kalau gue bukan pengecut!” jawab Jill angkuh.

Sepertinya hinaan Alvaro pada dirinya ditambah dengan ejekan Revel membuat Jill begitu kesal jika ada orang lain yang menganggapnya pengecut!

Revel tersenyum smirk mendengar ucapan Jill yang terdengar begitu berapi-api. Pandangan mereka beradu sekian detik hingga suara ponsel Revel memutuskan kontak mata diantara mereka. Suara musik yang begitu berisik tidak membuat Revel mengabaikan ponselnya.

“Ya?”

“Kamu dimana, Sayang?”

“Terserah gue mau dimana, bukan urusan lo,” ketus Revel pada wanita di ujung telepon, wanita yang selalu silih berganti menghubunginya. Revel sudah muak!

“Aku kangen, Sayang. Malam ini bisa ketemu kamu nggak?” manja sang wanita tanpa tau malu, entah siapa namanya, Revel tidak ingat.

“Malam ini gue bakalan sibuk!” balas Revel sambil melirik penuh arti ke arah Jill, meski samar, tapi terlihat kalau Jill cukup gugup saat mendengar ucapannya barusan!

Entah apa jawaban wanita di seberang sana, yang langsung dijawab ketus oleh Revel,

“Jangan pernah telepon gue lagi!” ketus Revel dan langsung memutuskan sambungan telepon begitu saja. Seolah enggan membuang waktu, takut Jill berubah pikiran!

Tanpa sadar Jill menggigit bibir, tampak gelisah.

“Kenapa? Apa lo takut? Berubah pikiran?” ledek Revel.

“Kurang ajar! Gue nggak pernah takut!” balas Jill sengit, menormalkan raut wajahnya agar tetap terlihat angkuh.

“Kalo gitu kita berangkat sekarang! Gue mau liat apa lo beneran serius atau nggak!” ucap Revel tidak ingin lagi membuang waktu.

“Okay!”

Jill mengikuti langkah kaki Revel dengan angkuh, terlihat percaya diri, tidak ingin dianggap pengecut oleh pria itu. Revel memesan satu kamar presidential suite, Jill hanya terus mengikuti langkahnya tanpa berkata apapun. Wajah Jill tampak datar meski pada kenyataannya hatinya berdebar kencang.

Ini adalah keputusan tergila yang pernah Jill ambil di seumur hidupnya. Melepas keperawanan pada pria yang tidak ia kenal dan baru ditemuinya sebanyak 2x, tanpa sengaja pula! Tapi Jill tidak bisa mundur lagi. Harga dirinya melarang untuk mundur!

Revel menoleh sekilas ke arah Jill sebelum membuka pintu kamar. Dan lagi, pertanyaan yang seolah mengejek kembali terdengar oleh telinga Jill!

“Yakin nggak mau kabur? Gue kasih lo satu kesempatan terakhir. Silakan kalau lo berubah pikiran. Gue nggak mau lo merasa terpaksa!” ucap Revel, memastikan keputusan Jill. Bagaimanapun juga Revel tidak ingin memaksa seorang gadis! Revel bukan pemerko-sa!

“Sialan! Gue bukan pengecut!” ulang Jill ketus, merasa tidak terima karena Revel terus menerus meragukan keputusannya!

“Okay, tapi satu hal yang harus lo ingat, kita cuma partner one night stand. Nggak lebih dari itu, dan lo nggak akan menuntut pertanggung jawaban apapun dari gue, paham?” ucap Revel menegaskan batasan di antara mereka.

“Of course! Gue juga nggak akan mau berharap lebih sama lo!” balas Jill ketus.

“Okay, deal! Masuklah!”

Jill melangkah masuk dan saat itu juga dirinya sadar kalau mahkota yang telah dijaganya selama 20 tahun ini akan hilang sebentar lagi! Dan pria beruntung yang bisa melakukan hal itu pertama kali dengan Jill adalah Revel! Pria dari masa lalu yang belum diingatnya!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status