[Chel.][Hey, Rachel.][Aku ingin bertanya sedikit.][Kau mencukur bagian bawahmu tidak?][Jangan dicukur.][Malam ini, apa kau siap jika aku mencicipi tubuhmu?][Kalau kau menolak, tidak apa-apa.]Rentetan pesan dari Bastian ketika Rachel baru selesai mandi, dibaca oleh gadis itu dengan perasaan campur aduk.Dia tidak bodoh.Dari kata-kata Bastian yang menyuruh dirinya datang ke apartemen nanti malam, Rachel sudah tahu apa tujuan pria itu memanggil dirinya.Kini keputusan ada di tangan gadis itu.Jika dia datang, maka itu artinya dia setuju, tapi jika tidak, Bastian juga paham itu artinya.Harusnya Rachel tak perlu ragu atau gelisah karena Bastian menyerahkan semua keputusan pada dirinya.[Aku tak memaksa dirimu datang. Kalau kau belum siap atau tidak mau, kau tak perlu datang.][Gunakan black card milikku untuk memenuhi kebutuhan hidupmu, jangan bekerja terlalu keras, pakai saja uangku.]Rachel membaca pesan itu sambil tersenyum, meski hatinya galau luar biasa.Sebenarnya pria ini b
"Ini ...."Rachel dengan takut-takut memberi tahu Bastian bahwa tubuh bagian bawahnya yang tadi dimasuki barang Bastian, saat terasa nyeri dan perih.Dia sudah mencoba bangkit untuk berjalan ke kamar mandi Bastian agar bisa membersihkan diri.Namun, daerah bagian bawahnya terasa sangat ngilu sampai dia ingin menangis saja rasanya."Astaga. Apakah tadi aku terlalu kasar? Kau bilang tadi tak sakit?!"Rachel hanya diam dan mengusap air mata, dia juga tak tahu bahwa pengalaman pertama, berakhir dengan sesakit ini."Tunggu di sini, aku akan mengambil lap dan air hangat untuk membersihkan badanmu."Bastian segera mengambil handuk tak jauh darinya untuk menutupi badan dan mengambil baskom berisi air hangat beserta lap, dengan telaten Bastian pun membersihkan paha dalam Rachel dari sisa-sisa cairan miliknya.Setelah tubuh gadis itu bersih, dia pun membawa lap dan baskom itu pergi."Tetap tinggal di sini, baringkan tubuhmu agar nyaman dan jangan bergerak dulu."Bastian memberi perintah, sebelu
Mata Melissa seketika terbuka.Dia mengerjap beberapa kali, merasakan ada yang aneh saat membuka mata pertama kali setelah pingsan akibat permainan Darren yang begitu liar tadi malam.Dia benar-benar menyesal meminta diperkosa oleh suaminya tersebut, Melissa berjanji tak akan pernah melakukan hal itu lagi.Dia kapok.Nafsu Darren begitu buas seperti binatang liar.Biasanya, setelah Darren menghabisi tenaga Melissa dengan gelora nafsunya yang luar biasa seperti binatang buas saat bercinta tersebut, Melissa memang bangun pagi dalam keadaan sakit-sakit di seluruh tubuh apalagi di tubuh bagian bawah.Kadang dia juga sampai berjalan terpincang-pincang, lututnya seperti linu dan tubuh bagian bawahnya seakan robek.Namun, saat ini ada yang aneh.Melissa merasakan keanehan tersebut ketika baru membuka mata beberapa menit lalu.Biasanya ketika pertama kali membuka mata maka aroma yang tercium pertama kali di hidung adalah bau harum kamar Darren yang khas, dan sprei ranjangnya yang wangi.Namun
Mandi bersama dengan Bastian ternyata tak semengerikan yang dibayangkan oleh Rachel.Bisa jadi itu pengalaman pertamanya yang lumayan menyenangkan.Setelah sarapan bersama, Rachel keluar dari apartemen mewah milik Bastian tersebut dan berangkat bekerja.Dia tak tahu sebenarnya definisi sugar daddy itu apa, apakah seperti sikap Bastian yang merawat dirinya seperti kekasih, atau hanya hubungan di atas ranjang seorang wanita dan laki-laki.Meski begitu, Rachel menikmati hubungan seperti ini. Dia tak mengharap lebih.Cukup seperti ini.Dia melayani Bastian saat pria itu sedang stress, lalu dia pun mendapat uang dari apa yang dia lakukan tersebut.Ini tidak buruk, Bastian juga tak bersikap kasar padanya, jadi Rachel merasa apa yang dia lakukan ini sedikit menyenangkan.Mungkin dia ada rasa sedikit simpati pada Bastian sampai berpikir seperti ini, tapi sungguh, dekat dengan pria tampan yang aneh, seperti Bastian, merupakan pengalaman yang mendebarkan.Bastian tadi bilang bahwa nanti malam R
"Urusanku denganmu sudah selesai, bukan? Aku ada urusan penting dengan dia, permisi."Bastian melangkah cepat ke arah Rachel dan menarik tangan gadis itu dan membawanya pergi."Tian!"Panggilan dari Alice sama sekali tak digubris oleh pria tersebut, dia memegang erat pergelangan tangan Rachel dan membawa gadis itu ke dalam kegelapan taman besar di rumah kakeknya tersebut, meninggalkan Alice yang menatap kepergiannya dengan ekspresi nelangsa.Alice mengusap wajahnya dengan sedikit kasar, menarik napas panjang dan berbalik pergi menuju kamarnya.Sebenarnya apa yang sudah terjadi ini?Alice masih ingat hari pernikahannya dengan Darren, saat itu, dia yang putus asa meminta kepada suaminya tersebut untuk berendam di kamar mandi.Dia saat itu berniat untuk bunuh diri, karena tak tahan harus menjalani pernikahan paksaan ini.Lalu tiba-tiba, saat itu Alice tak sadarkan diri.Dia berpikir kalau mungkin saja sudah meninggal dunia, tapi tadi pagi dia terbangun di sisi Darren, dan dua minggu pern
Makan pagi di rumah besar sang kakek sudah selesai, kini semua orang yang diundang tadi malam bersiap pulang ke tempat tinggal masing-masing, termasuk Darren dan istrinya.Bastian masih tinggal di sana karena kakeknya meminta untuk mengenal lebih dekat Rachel, meski kedua orang itu sama-sama belum memberi jawaban apakah akan bersedia dijodohkan atau tidak.Namun, Bastian sepertinya tidak keberatan berlama-lama dengan gadis itu, dia terlihat nyaman.Darren merasa lega karena Bastian sepertinya sudah melupakan Alice, mantan kekasih yang kini menjadi istri Darren.Namun, Darren tidak sepenuhnya lega karena sikap istrinya yang tiba-tiba berubah seratus delapan puluh derajat sejak semalam.Dia yang beberapa waktu ini tampak penurut dan manis, tiba-tiba berubah jutek dan angkuh, seperti ketika mereka baru menikah dulu.Apakah ini semua karena istrinya telah bertemu Bastian, oleh sebab itu cintanya mekar lagi?"Apakah kau masih cinta dengan mantan pacarmu itu, Istriku Sayang?"Suara Darren t
Suasana mendadak sangat hening, Alice melirik sopir di kursi depan yang terbatuk-batuk saat mendengar permintaan aneh tuannya, pria itu kini mulai kembali ke sikap profesionalnya sebagai sopir pribadi Darren dan memencet tombol yang membuat jarak antara kursi depan dan kursi belakang tertutup dinding pemisah.Darren, masih menyilangkan tangan di dada, menatap Alice dengan mata memicing dan bibir terkatup."Ini tugas yang sangat mudah, kau bilang ingin membuat aku memaafkan dirimu, bukan? Jadi lakukan sekarang, buat aku turn on di sini, kalau kau berhasil maka aku akan memaafkanmu dan melupakan kejadian tadi malam."Alice menelan ludah, tapi tak bisa mengatakan apa pun.Darren, apakah dia sudah gila? Sejak kapan dia seberani ini?Darren, yang melihat Alice tak bergerak, mencondongkan wajah ke dekat istrinya tersebut."Kenapa? Kau keberatan? Kau tidak mau? Ya sudah, turun sekarang juga dari mobilku, tapi, begitu turun dari sini, kau pasti tahu apa yang akan kau tanggung, bukan?"Darren
Bastian selama ini begitu menjaga dirinya seperti ratu, dia bilang ingin menyimpan semua kemesraan itu di saat mereka menikah, jadi ciuman gila dari Darren ini benar-benar pengalaman pertama Alice.Saat Alice membuka mata, tatapan Darreb yang tajam mengunci mata wanita itu.Darren adalah pria yang memiliki bulu mata yang panjang, dengan mata cokelat, hidung lurus elegan dan bibir merah, dilihat dari jarak sedekat ini, Darren sepertinya pria yang sangat cantik sekaligus tampan.Tanpa sadar, hati Alice berdebar-debar.Dia seperti melihat sosok Bastian di dalam diri Darren, dadanya membuncah oleh gairah dan kerinduan.Tiba-tiba Alice merasakan gigitan di puncak payudaranya yang terbuka."Awwww!!!! Apa yang kau lakukan, Darren?!"Secara refleks, Alice menyingkirkan wajah Darren yang kini berada di depan payudaranya yang tegak dan sedikit memerah, sambil meringis kesakitan karena gigitannya di sana.Tangannya yang panjang dan ramping itu dengan santai menarik tali bra Alice sampai lepas de