Pak Bos, Mau Jadi Pacar Bohongan?

Pak Bos, Mau Jadi Pacar Bohongan?

last updateLast Updated : 2025-09-30
By:  Bluebell EveroseUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
8Chapters
13views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

“Gue ada pacar kok!” Ucapan itu meluncur begitu saja dari bibir Jeanicka, meski jantungnya berdegup kencang dan otaknya menjerit panik. Semua bermula ketika ia harus menelan pil pahit: sang gebetan justru menggandeng mesra saudara tirinya—perempuan yang paling ia benci. Terlebih lagi, ucapan remeh si saudara tiri itu menusuk harga dirinya habis-habisan. Pacar? Itu jelas hanya khayalan. Tapi Jeanicka bukan tipe yang tinggal diam saat diinjak-injak. Harga diri harus dibela, gengsi harus diselamatkan. Masalahnya… siapa yang cukup gila untuk pura-pura jadi pacarnya dalam situasi ini? Bagaimana kalau bosnya, Nicholas Wiratama, yang paling menyebalkan itu jadi satu-satunya pilihan untuk Jeancika?

View More

Chapter 1

Bab 1

“Jeanicka, mana jadwal saya hari ini?”

“Jeanicka, kenapa berkas ini belum ada?”

“Jeanicka, kamu udah berapa tahun kerja sama saya, kenapa kayak gini aja masih salah?”

“Jeanicka—”

“Jean…”

“JEANICKA! BANGUN! ITU HP LO BUNYI TERUS! BOS LO NELFON!”

Jeanicka terlonjak. Rambut awut-awutan, mata masih sembab, pipi berbekas bantal. Dengan gerakan setengah panik ia meraih ponsel. Belum sempat dijawab, panggilan terputus, berganti notifikasi pesan masuk.

“Ya Tuhan… hari Sabtu loh, kenapa sih?” ia mendesis sambil membaca pesan.

Stacy menyembul dari pintu, ngikik. “Gue rasa bos lo tuh nggak punya konsep libur.”

Jeanicka merengut. “Dia nyuruh gue ikut malam ini. Nggak tau ngapain.”

“Lah! Kita kan ada reuni hari ini!”

“Yaudah bodo amat. Gue matiin notif.” Jeanicka melempar bantal.

Stacy menatapnya iba. “Sumpah, Nicholas itu bukan bos lagi, itu udah level poltergeist.”

Jeanicka mendengus, menepis beban yang menempel di dadanya. Suara ibunya sempat terngiang: ‘Berdirilah untuk diri sendiri.’ Itu cukup membuat dia bangkit.

“Jean, buruan siap-siap! Lo kan mau ketemu Bobby!” seru Stacy.

Nama itu bikin wajah Jeanicka langsung cerah. Bobby. Oke, hidupnya masih ada manisnya.

***

Reuni penuh tawa. Aula dihiasi lampu hangat, meja panjang penuh makanan ringan dan minuman bersoda. Orang-orang sibuk nostalgia, tertawa keras setiap kali ada cerita konyol masa kuliah diungkit. Jeanicka baru melangkah masuk, tapi pandangannya langsung tertumbuk pada pemandangan pahit: Bobby, pria yang dulu selalu bikin hatinya berdebar, menggenggam mesra tangan Helena.

Helena. Saudara tiri menyebalkan yang sudah cukup lama jadi sumber luka.

“Jean…” Stacy memandang khawatir.

Jeanicka menarik napas panjang. “Santai. Gue bisa.”

Helena menoleh, tersenyum ramah tapi menusuk. “Hai, Jean. Lama nggak ketemu. Eh, kalian udah liat? Aku sama Bobby sekarang bareng, loh.”

Jeanicka tersenyum tipis. “Oh ya? Baru ya?”

“Baru. Tapi serius deh, aku nggak heran. Bobby tuh tipe langka. Susah dicari. Nggak kayak…” Helena meliriknya dari ujung kepala sampai kaki. “…orang-orang yang sampai sekarang aja masih sendirian. Sibuk kerja, lupa cari pacar.”

Stacy mendesis, siap balas, tapi Jeanicka lebih dulu menyeringai. “Sendirian? Hah. Siapa bilang? Gue ada pacar, kok.”

Helena terkekeh pelan, matanya berkilat meremehkan. “Pacar? Serius? Atau jangan-jangan… pacar imajiner?”

Jeanicka menegakkan bahu. “Nyata. Dan… ganteng.”

Helena makin tertawa, menggandeng lengan Bobby lebih erat. “Yaudah, kenalin dong ke kita. Biar nggak dikira ngibul.”

Deg. Jeanicka sempat kaku sepersekian detik. Tapi gengsi lebih keras dari logika. “Bisa. Dia lagi di luar. Gue samperin dulu.”

Helena menyeringai puas. “Sip. Aku tunggu, ya.”

Jeanicka keluar aula dengan napas tercekat. Astaga, Jean… lo ngapain sih barusan? Mana ada pacar? Tapi langkahnya sudah kepalang jalan.

Koridor hotel lengang, hanya ada beberapa orang yang lalu-lalang. Musik reuni masih terdengar samar. Jeanicka mengedarkan pandangan dengan panik—siapa aja boleh lah, asal bisa dijual jadi “pacar” dadakan.

Dan seakan semesta bercanda, matanya langsung menangkap sosok jangkung dengan jas rapi. Wajah dingin, sorot mata tajam. Nicholas. Bos gila yang bahkan di hari libur masih bisa bikin hidupnya berantakan.

Tapi kali ini—dia justru seperti penyelamat.

Jeanicka berlari kecil, jantungnya hampir meledak. Tanpa pikir panjang, ia maju dan meraih lengan Nicholas, memegangnya erat, dengan sedikit bergetar dia berkata,

“Pak Nicholas, tolong bantu saya, Pak.”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
8 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status