Beranda / Rumah Tangga / Gairah di Balik Tirai Kehidupan / Bab 73: Hadiah yang Meresahkan

Share

Bab 73: Hadiah yang Meresahkan

Penulis: perdy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-21 22:48:15

"Dian menghubungi Reno?" Alena terpaku di tempatnya, jari-jarinya mencengkeram ponsel dengan kuat. "Aku... aku akan menelponmu kembali, sayang."

Dengan tangan gemetar, Alena mengirim pesan pada Dian: "Kenapa kamu menghubungi suamiku?"

Tak lama, balasan dari Dian masuk: "Tenang, aku hanya ingin mengajaknya bergabung untuk acara anniversary kantor bulan depan. Memangnya kenapa?"

Alena menghela napas panjang, campuran antara lega dan frustrasi. Ia segera menelepon Reno kembali dan menjelaskan tentang acara anniversary kantor. Meski begitu, sepanjang perjalanan menuju restoran, kekhawatiran terus menggerogoti pikirannya.

Keesokan harinya, Alena sengaja datang lebih awal ke kantor, berharap bisa menyelesaikan beberapa pekerjaan sebelum rekan-rekannya datang. Ia terkejut mendapati Adrian sudah ada di ruangannya.

"Selamat pagi, Alena," Adrian menyapa dengan senyum ramah. "Bisa bicara sebentar?"

Alena mengangguk dan mengikuti Adrian ke ruangannya. Ia berdiri dengan canggung, sementara Adrian
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 252

    Di gedung pencakar langit tempat kantor pusat Hartono Group, suasana yang biasanya sibuk dan energik kini berubah menjadi mencekam. Karyawan berbisik-bisik di pantry, meeting-meeting ditunda, dan yang paling mencolok—beberapa ruangan eksekutif terlihat kosong.Adrian berdiri di ruang boardroom, menghadapi jajaran direksi dan investor utama perusahaan. Wajah-wajah yang dulu selalu mengangguk setuju pada setiap keputusannya kini terlihat skeptis dan khawatir."Gentlemen," kata Adrian membuka rapat darurat itu, "I know why we're all here. Dan aku mau address elephant in the room secara langsung."Robert Tanaka, investor Jepang yang sudah bekerja sama dengan Hartono Group selama sepuluh tahun, berdehem. "Adrian-san, we are very concerned about recent... developments. Our company in Japan is receiving many questions from media.""Dan kami sudah dapat pressure from our shareholders," tambah David Kim dari Korea. "They questioning why we still in business with company yang leadership-nya inv

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 251

    Cafe Kopi Keliling di Kemang masih sama seperti yang Alena ingat—interior kayu yang hangat, aroma kopi yang menenangkan, dan sudut-sudut cozy yang pernah menjadi saksu bisu percakapan-percakapan manis mereka di masa pacaran. Tapi kali ini, suasananya terasa berat dengan ketegangan yang tidak terucapkan.Reno sudah duduk di meja pojok yang dulu menjadi favorit mereka, menatap cangkir kopi yang belum ia sentuh. Ketika melihat Alena masuk, ia tidak tersenyum seperti dulu. Hanya menatap dengan mata yang penuh pertanyaan dan kelelahan.Alena berjalan dengan langkah ragu, merasakan setiap pasang mata di cafe itu mengikutinya. Atau mungkin itu hanya perasaannya saja—efek dari menjadi pusat perhatian media selama berhari-hari."Hai," katanya pelan sambil duduk di hadapan Reno."Hai."Keheningan yang awkward. Alena memesan kopi yang sama seperti dulu—caffe latte dengan extra shot, tanpa gula. Reno masih ingat pesanannya, terlihat dari cara ia menatap pelayan yang mengambil order."Reno, aku—"

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 250

    Sementara Alena bersiap menghadapi pertemuan yang bisa menentukan masa depan pernikahannya, di sebuah cafe di kawasan Menteng, Sophia Hartono duduk santai sambil menyesap kopi hitamnya. Laptop MacBook Air terbuka di hadapannya, jari-jemarinya menari di atas keyboard dengan gerakan yang terlatih.Ia tersenyum tipis sambil membaca draft email yang baru saja ia selesaikan. Subject line-nya sederhana tapi menggigit: "EXCLUSIVE: More Evidence in Adrian Hartono Scandal - Internal Sources Speak Out."Sophia membuka beberapa tab browser—Kompas.com, Detik.com, CNN Indonesia, Tempo.co. Ia sudah riset tentang jurnalis mana yang paling agresif dalam mengcover skandal semacam ini, editor mana yang paling responsif terhadap tip anonim, dan media mana yang paling tidak takut menghadapi tekanan dari konglomerat."Perfect," bisiknya sambil meng-attach file-file yang sudah ia siapkan dengan cermat.File pertama: screenshot percakapan WhatsApp antara Adrian dan seseorang yang ia sebut "A" (yang jelas me

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 249

    Alena hampir menabrak Nadira yang sudah berdiri gelisah di depan pintu ruangan Adrian."Len! Apa yang terjadi? Kamu pucat sekali!""Kita harus pergi. Sekarang juga," kata Alena sambil menarik tangan Nadira menuju lift."Tapi—""Please, Nadi. Aku akan cerita nanti. Sekarang kita harus pergi dari sini."Mereka baru sampai di lobby ketika ponsel Alena berdering. Nama "Reno" muncul di layar.Alena menatap ponsel itu seolah melihat bom yang akan meledak. Sudah berhari-hari ia menghindari panggilan dari suaminya, tapi kali ini..."Angkat," kata Nadira lembut. "Kamu harus menghadapinya cepat atau lambat."Dengan tangan gemetar, Alena mengangkat telepon."Halo?" suaranya hampir tak terdengar."Alena." Suara Reno terdengar berbeda. Bukan marah seperti yang ia kira, tapi... lelah. Sangat lelah."Reno, aku—""Jangan bilang apa-apa dulu. Aku cuma mau tanya satu hal, dan aku mau jawaban jujur. Bisa?"Alena menelan ludah. "Iya.""Apakah ini yang kamu pilih? Apakah... apakah pria itu lebih penting d

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 248

    Keesokan paginya, ketika Alena masih terbaring di tempat tidur masa kecilnya dengan mata bengkak karena menangis sepanjang malam, ponselnya berdering. Nomor yang tidak dikenal."Halo?""Alena, ini Sarah, sekretaris Mr. Adrian. Bapak minta Anda datang ke kantor hari ini. Ada hal penting yang perlu dibicarakan."Alena duduk tegak. "Katakan pada dia, aku tidak akan datang.""Ibu Alena," suara Sarah terdengar tidak nyaman, "Bapak bilang... ini menyangkut masa depan Anda. Dan dia berjanji ini akan jadi pertemuan terakhir."Setelah menutup telepon, Alena menatap layar ponsel dengan perasaan campur aduk. Bagian dari dirinya ingin mengabaikan panggilan itu sama sekali, tapi bagian lain—bagian yang sudah terlanjur terjerat dalam permainan Adrian—merasa penasaran dengan apa yang ingin dikatakan pria itu.Nadira, yang sudah menginap di rumah Alena sejak malam sebelumnya, langsung menggeleng ketika mendengar rencana Alena."Len, ini trap. Dia cuma mau manipulasi kamu lagi.""Tapi bagaimana kalau

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 247

    Reno duduk di ruang kerjanya yang sepi, menatap layar laptop dengan mata yang memerah. Artikel demi artikel tentang skandal Adrian Hartono terbuka di berbagai tab browser. Tapi yang membuatnya benar-benar terpukul adalah foto-foto itu—foto Alena tersenyum di samping pria lain, foto mereka berdua yang terlihat begitu intim di restoran mewah.Restoran yang sama tempat Reno dulu bermimpi mengajak Alena untuk merayakan anniversary pernikahan mereka yang kelima."Pak Reno?" Sinta, asistennya, mengetuk pintu dengan hati-hati. "Meeting dengan klien Jepang dimulai lima belas menit lagi.""Cancel," jawab Reno tanpa mengalihkan pandangan dari layar."Tapi Pak, ini meeting yang sudah dijadwalkan sejak—""AKU BILANG CANCEL!" bentak Reno dengan suara yang membuat Sinta tersentak mundur.Setelah Sinta pergi, Reno menutup laptop dengan keras. Tangannya gemetar, entah karena marah atau sakit hati. Atau mungkin keduanya.Selama berbulan-bu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status