author-banner
perdy
perdy
Author

Novels by perdy

Gairah di Balik Tirai Kehidupan

Gairah di Balik Tirai Kehidupan

Setelah menikah dengan Reno, seorang pria sederhana namun penuh cinta, Alena menjalani kehidupan pernikahan yang damai. Namun, krisis ekonomi menghantam keluarga kecil mereka, membuat Reno kehilangan pekerjaannya. Dalam keputusasaan untuk membantu suaminya dan membayar utang-utang mereka, Alena menerima tawaran bekerja sebagai asisten pribadi Adrian, seorang CEO muda, ambisius, dan penuh karisma. Di balik kesuksesan dan kekayaannya, Adrian memiliki sisi gelap: sifatnya yang dingin, egois, dan obsesif. Dalam perjalanan waktu, Alena tak hanya menjadi asistennya, tetapi juga terjebak dalam hubungan terlarang sebagai istri simpanannya. Kehidupannya yang awalnya penuh cinta berubah menjadi labirin rasa bersalah, gairah terlarang, dan rahasia kelam. Di sisi lain, Reno yang mencurigai perubahan sikap Alena mulai mencari tahu kebenaran. Dalam perjalanan mengungkap rahasia, Reno harus menghadapi dilema: mempertahankan cinta sejatinya atau membiarkan Alena memilih jalannya sendiri. Sementara itu, Adrian, yang perlahan mulai menunjukkan sisi manusiawinya, dihadapkan pada konflik antara ambisi, keinginan, dan cinta yang sebenarnya. Alena berada di persimpangan besar dalam hidupnya—memilih untuk kembali ke cinta yang sederhana bersama Reno atau terus terjebak dalam pesona dunia Adrian yang penuh gairah dan ketidakpastian.
Read
Chapter: Bab 519
Pagi itu, matahari menembus tirai jendela studio Alena, memantulkan cahaya lembut di atas meja kerjanya. Di sana, masih tergeletak surat Reno yang sudah dilipat rapi malam sebelumnya. Alena menatapnya sebentar sebelum memasukkannya ke dalam tas kecilnya — bukan karena ia ingin membawanya, tapi karena entah kenapa, surat itu terasa seperti bagian dari perjalanan barunya. Ia mengenakan blus putih sederhana dan celana panjang hitam. Rambutnya diikat rendah, wajahnya tampak segar dengan riasan tipis. Di cermin, ia menatap dirinya sendiri dan tersenyum samar. “Kau siap,” bisiknya pada bayangannya sendiri. Perjalanan menuju Galeri Aurora terasa panjang, meski sebenarnya tidak sampai satu jam. Di sepanjang jalan, pikirannya dipenuhi pertanyaan — siapa yang mengundangnya? Mengapa pesan itu terdengar begitu pribadi? Dan mengapa jantungnya berdetak begitu cepat, seperti sedang menunggu sesuatu yang tidak sepenuhnya ia pahami? Saat tiba di galeri, aroma khas cat dan kayu menguar lembut di uda
Last Updated: 2025-10-24
Chapter: Bab 518
Pagi itu, aroma teh melati memenuhi ruang kecil studio Alena. Ia sedang menata perhiasan-perhiasan barunya di atas meja kayu panjang. Beberapa di antaranya terinspirasi dari dedaunan yang ia kumpulkan saat berjalan di taman kemarin sore—setiap bentuk dan lekuk daun itu ia jadikan motif untuk kalung dan gelangnya. “Cantik…” gumamnya pelan sambil menatap hasil karyanya. Jemarinya menyentuh lembut permukaan liontin perunggu kecil berbentuk daun kering. Di dalamnya tertulis dengan ukiran halus: *‘Tumbuh dari luka.’* Kalimat itu muncul begitu saja di kepalanya, tapi entah mengapa terasa begitu dekat dengan apa yang ia rasakan. Sudah beberapa hari berlalu sejak pertemuan dengan Reno di kafe itu. Surat yang diberikan Reno masih tergeletak di meja kerja, belum ia buka. Setiap kali matanya terarah ke sana, ada perasaan berdebar yang belum bisa ia jelaskan. Seakan-akan surat itu menyimpan sesuatu yang bisa mengubah ketenangan yang baru saja ia miliki. Ia memutuskan untuk menunda membacanya.
Last Updated: 2025-10-22
Chapter: Bab 517
Pagi itu, Alena duduk di meja kerjanya dengan secangkir kopi yang masih mengepulkan uap tipis. Cahaya mentari menembus tirai putih, menyinari meja yang dipenuhi perhiasan, pita warna-warni, dan beberapa paket siap kirim. Notifikasi dari ponselnya terus berbunyi, tanda pesanan baru masuk. “Pesanan dari Bandung… pesanan lagi dari Bali…” gumamnya pelan sambil tersenyum puas. Ada rasa yang sulit dijelaskan setiap kali ia melihat pesan konfirmasi pembelian itu. Seolah, setiap paket yang dikirim bukan hanya produk, melainkan potongan kecil dari perjalanannya—kepingan kisah yang dulu sempat retak, kini dirangkai ulang menjadi sesuatu yang indah. Sejak toko *LÉNA Crafted Stories* diluncurkan dua minggu lalu, tanggapan pasar jauh di luar dugaan. Orang-orang menyukai konsep “cerita di balik setiap karya”. Bahkan, beberapa pembeli menulis pesan pribadi yang menyentuh hati. Salah satunya menulis, “Kalung ini mengingatkanku pada keberanian untuk memulai lagi setelah kehilangan. Terima kasih su
Last Updated: 2025-10-21
Chapter: Bab 516
Pagi itu, sinar matahari menembus tirai tipis studio kecil Alena, menimpa meja kerja yang dipenuhi manik-manik, kain sutra, dan alat-alat kecil. Aroma teh melati yang baru diseduh mengisi ruangan, menyatu dengan lembutnya musik instrumental yang mengalun dari speaker di sudut ruangan. Di tengah kesibukannya menata perhiasan untuk difoto, Alena tersenyum puas. “Akhirnya,” gumamnya pelan. “Semuanya mulai terlihat nyata.” Di layar laptopnya, halaman toko online yang ia rancang dengan penuh cinta kini siap diluncurkan. Logo bergambar sulur daun berwarna emas dengan tulisan *LÉNA Crafted Stories* terpampang di sana. Setiap produk yang diunggahnya diberi nama unik—bukan sekadar kalung atau gelang, melainkan “Kisah di Bawah Hujan”, “Janji Laut”, dan “Pelukan Senja”. Setiap nama membawa potongan perasaan yang dulu pernah ia pendam. Saat ia sedang memotret hasil karyanya, terdengar ketukan di pintu studio. “Masuk saja,” katanya tanpa menoleh. “Kalau gitu aku masuk, ya!” suara ceria yang t
Last Updated: 2025-10-20
Chapter: Bab 515
Matahari sore menembus kaca jendela studio kecil Alena, menyorot lembut meja kayu yang penuh dengan potongan kain, batu giok, dan manik-manik warna-warni. Di tengah tumpukan alat-alat itu, Alena duduk dengan rambut yang digelung seadanya, jari-jarinya lincah menganyam benang sutra biru menjadi sebuah gelang halus dengan liontin kecil di tengahnya. Suara musik akustik pelan mengisi ruangan, berpadu dengan aroma teh chamomile yang baru saja ia seduh. Hari-harinya kini terasa sederhana, tapi penuh makna. Ia tak lagi diburu waktu, tak lagi dikejar bayang-bayang masa lalu yang membebaninya. Kini, setiap hari baginya adalah tentang penciptaan, tentang bagaimana ia menuangkan cerita dan emosi menjadi karya yang bisa disentuh dan dikenakan oleh orang lain. Satu gelang selesai. Ia memandangi hasil karyanya sejenak, lalu tersenyum kecil. “Kalau ini untuk seseorang yang sedang belajar memaafkan dirinya sendiri… seharusnya warna biru seperti ini cocok,” gumamnya pelan. Beberapa minggu kemudi
Last Updated: 2025-10-20
Chapter: Bab 514
Udara pagi yang segar menyambut Alena ketika ia membuka jendela studionya. Cahaya matahari menembus tirai tipis, memantulkan warna keemasan di atas meja kerjanya yang kini dipenuhi oleh kain, manik, dan alat-alat kecil yang berserakan rapi. Musik instrumental lembut mengalun dari radio tua di sudut ruangan, mengiringi gerakan tangannya yang lincah menjahit manik-manik kecil menjadi gelang sederhana. Sudah lama sekali ia tidak merasa setenang ini. Setiap kali benang ia tarik dan simpulnya menguat, Alena merasa seolah sedang merajut ulang bagian dirinya yang dulu tercerai-berai. Ada semacam kelegaan yang sulit dijelaskan—sebuah ketenangan yang lahir dari rasa syukur dan penerimaan. Beberapa minggu terakhir, bisnis kecil yang ia mulai dari rumah mulai menarik perhatian. Ia mengunggah foto hasil karyanya di media sosial, dan dalam waktu singkat, pesanan datang dari berbagai kota. Tak besar memang, tapi cukup untuk membuatnya tersenyum puas setiap kali ada notifikasi baru masuk. Namun
Last Updated: 2025-10-19
Balas Dendam Sang Pendamping Setia

Balas Dendam Sang Pendamping Setia

Nayla rela melepas segalanya—kenyamanan hidup, kemewahan keluarganya, bahkan status sosialnya—demi mendampingi pria yang ia cintai, Galan. Sejak awal, Nayla percaya bahwa cinta yang mereka miliki bisa menaklukkan dunia. Ia membantu Galan membangun bisnis dari nol, menjadi kekuatan di balik layar yang tak pernah diperhitungkan. Ia menjual asetnya, meninggalkan keluarganya, dan hidup hemat demi satu tujuan: melihat Galan sukses. Namun, ketika puncak kesuksesan itu akhirnya tercapai, Galan berubah. Lelaki yang dulu begitu bergantung padanya kini bersikap seolah Nayla tak pernah ada. Dengan mudahnya Galan menggandeng wanita lain—putri seorang pengusaha kaya—dan mencampakkan Nayla seakan ia hanya bayangan masa lalu yang memalukan. Hancur, dikhianati, dan dibuang tanpa perasaan, Nayla nyaris kehilangan arah. Tapi takdir punya cara mempertemukan kembali seorang wanita yang tersakiti dengan kekuatannya yang lama dilupakan. Nayla kembali ke pelukan keluarganya, yang ternyata adalah salah satu keluarga paling berpengaruh di negeri ini. Dulu ia memilih menjauh karena ingin membuktikan diri tanpa nama besar keluarganya. Kini, ia kembali dengan satu tujuan: **balas dendam.** Tak lagi menjadi wanita yang mudah ditindas, Nayla bangkit. Ia membangun kembali dirinya—lebih kuat, lebih berkelas, dan lebih berbahaya. Dengan kecerdasan, pengaruh, dan kekuasaan yang ia miliki, Nayla perlahan-lahan menghancurkan dunia yang dibangun Galan. Tapi di tengah pembalasan, Nayla dihadapkan pada dilema yang lebih besar. Di antara dendam dan luka lama, muncul pria lain yang mampu melihatnya sebagai wanita yang utuh—bukan bayangan masa lalu siapa pun. Namun, bisakah cinta baru tumbuh di atas puing-puing pengkhianatan? **“Aku mungkin bukan wanita pertama yang kau lihat saat kau mulai meraih sukses, Galan. Tapi aku adalah wanita terakhir yang akan kau sesali karena pernah kau tinggalkan.”**
Read
Chapter: Bab 335
Mobil hitam itu melaju perlahan di jalanan yang mulai menanjak, diapit oleh hamparan sawah hijau dan kabut tipis yang turun dari pegunungan. Udara semakin sejuk, aroma tanah basah menembus kaca mobil yang sedikit terbuka. Nayla menatap keluar jendela, membiarkan angin menerpa wajahnya. Rasanya seperti menghirup kebebasan yang selama ini hanya bisa ia bayangkan.Di dashboard, ponselnya tergeletak dalam keadaan mati—sebuah pemandangan langka. Tidak ada notifikasi, tidak ada panggilan darurat, tidak ada jadwal rapat yang menunggu. Dunia bisnis, kamera, dan segala hiruk-pikuk kehidupannya terasa begitu jauh.Arvino melirik sekilas ke arah istrinya sambil mengemudi. “Kita jadi pelancong anonim hari ini, Nona Nayla yang terkenal,” ucapnya sambil tersenyum geli.Nayla terkekeh pelan, matanya tak lepas dari pemandangan luar. “Akhirnya aku bisa jadi Nayla yang biasa,” katanya, suaranya tenang tapi mengandung kelegaan yang dalam.Arvino meliriknya sekali lagi, kali ini lebih lama. Ia tahu, kali
Last Updated: 2025-10-24
Chapter: Bab 334
Langit sore berwarna keemasan, seolah menumpahkan cahaya lembut ke halaman belakang rumah itu. Angin berhembus pelan, membawa aroma tanah basah setelah hujan sore yang baru saja reda. Di tengah taman, di antara bunga kamboja yang sedang mekar, Nayla duduk di kursi kayu panjang bersama Arvino dan Harra.Mereka bertiga diam untuk beberapa saat, hanya menikmati suara jangkrik yang mulai terdengar dan sesekali tawa kecil Harra yang menggoda ibunya dengan cerita tentang teman-teman sekolahnya.“Bu,” Harra bersandar pada bahu Nayla, “kalau nanti aku jatuh cinta… kalian bakal dukung aku, kan?”Pertanyaan itu sederhana, tapi Nayla tahu, tidak ada yang benar-benar sederhana jika sudah menyangkut cinta. Ia melirik Arvino. Tatapan mereka bertemu—ada sesuatu yang hangat di sana. Pengertian yang tak perlu dijelaskan dengan kata-kata.Nayla mengelus rambut putrinya perlahan. “Kami tidak akan mengarahkan kamu ke siapa, Harra,” ucapnya lembut. “Tapi kami akan selalu ada untuk mengingatkan siapa dirim
Last Updated: 2025-10-22
Chapter: Bab 333
Udara pagi di aula pelatihan terasa hangat, bukan hanya karena matahari yang menembus kaca besar di langit-langit, tapi juga karena energi dari ratusan perempuan yang duduk di kursi dengan wajah penuh harap. Di depan mereka, Nayla berdiri — sederhana dengan blus putih dan celana hitam, rambut diikat rapi. Tak ada kemewahan, tak ada simbol kekuasaan. Yang ada hanya ketulusan yang menenangkan.Di belakangnya, layar menampilkan tulisan besar: “Perempuan dan Keberanian untuk Memulai Lagi.”Nayla menatap ruangan itu dengan mata lembut. Setiap wajah di hadapannya seperti cermin kecil dari masa lalunya — ada lelah, ada keraguan, ada luka yang disembunyikan di balik senyum sopan. Tapi juga ada sesuatu yang dulu sempat ia hilangkan: harapan.Ia menarik napas pelan, lalu mulai berbicara.“Beberapa tahun lalu,” ucapnya, suaranya tenang tapi dalam, “aku pernah duduk di kursi yang sama seperti kalian. Penuh mimpi, tapi juga takut. Takut gagal, takut ditinggalkan, takut tidak cukup baik untuk dunia
Last Updated: 2025-10-21
Chapter: Bab 332
Sore itu, cahaya matahari menembus jendela ruang kerja Nayla dengan warna keemasan yang lembut. Debu-debu kecil beterbangan di udara, menari pelan di antara sinar yang jatuh ke meja kayu. Di atas meja, ada beberapa benda yang dulu berarti banyak: sebuah foto lama, gelang perak yang pernah patah dan disambung kembali, dan dua surat — satu dari masa lalu, satu dari masa kini.Nayla memandangi semuanya lama, seperti sedang mengucapkan salam perpisahan tanpa suara.Lalu, perlahan, ia membuka laci bawah dan mengeluarkan sebuah kotak kayu kecil. Kotak itu sudah usang, tapi bersih — benda yang dulu ia simpan di tempat paling dalam dari lemari, dan kini ia keluarkan kembali untuk satu tujuan: menutup lingkaran.Di tutup kotak itu, ia menempelkan secarik kertas kecil bertuliskan:“Sudah Selesai.”Tangannya sempat berhenti di atas label itu. Ada rasa getir yang samar di dadanya, tapi juga kelegaan yang aneh — semacam sensasi ketika seseorang menurunkan beban besar yang tak disadari sudah lama i
Last Updated: 2025-10-20
Chapter: Bab 331
Cahaya sore menembus tirai krem di ruang kerja Nayla, memantul lembut di meja kayu tempat laptop, beberapa dokumen, dan secangkir teh yang uapnya sudah menipis. Suasana ruangan itu tenang, nyaris terlalu tenang. Hanya bunyi jarum jam yang terdengar, seperti detak waktu yang enggan beranjak.Di hadapannya, selembar kertas putih tergeletak kosong. Nayla memandanginya lama, seolah halaman itu menantangnya untuk jujur. Ia menarik napas pelan, lalu meraih pena hitam di sisi kanan meja.Tangan kanannya sempat ragu di udara—getar kecil di ujung jarinya tak bisa disembunyikan. Namun dalam hitungan detik, ia mulai menulis."Sudah lama aku memaafkanmu. Tapi maafku bukan untukmu—melainkan untuk diriku sendiri."Kalimat itu mengalir begitu saja.Tanpa nama, tanpa salam, tanpa penutup.Karena surat ini bukan untuk dikirim.Bukan untuk dibaca siapa pun.Ini hanya… surat untuk melepaskan.Nayla menatap hasil tulisannya lama. Pena di tangannya berhenti bergerak, tapi pikirannya terus berjalan. Di kep
Last Updated: 2025-10-20
Chapter: Bab 330
Udara subuh terasa lembap dan sejuk, menelusup pelan di antara jemari Nayla yang menggenggam secangkir teh hangat. Di balkon rumahnya yang menghadap taman kecil, aroma tanah basah berpadu dengan wangi melati dari pot di sudut. Dunia masih tenang, seolah menunggu matahari muncul untuk memulai segalanya lagi.Di pangkuannya, sebuah surat terlipat rapi — kertas yang sama, tulisan yang sama, tapi maknanya kini terasa berbeda. Ia sudah membacanya entah berapa kali, namun pagi ini… setiap kata seolah memiliki makna baru.Ia menyentuh sudut kertas yang mulai menguning itu, lalu tersenyum samar.“Aku membacanya lagi, Galan,” bisiknya pelan, suaranya nyaris tertelan embun. “Dan kali ini, bukan sebagai mantan kekasihmu. Tapi sebagai aku… yang tak lagi patah.”Angin subuh meniup pelan helai rambutnya. Dalam sekejap, ia merasa ringan. Dulu, setiap kali membaca surat itu, ada getir yang menyesak, seperti sesuatu yang belum selesai. Tapi kini—yang tertinggal hanyalah pemahaman, bukan penyesalan.La
Last Updated: 2025-10-19
Pijatan Nikmat Sang CEO

Pijatan Nikmat Sang CEO

Arissa, seorang terapis pijat berbakat dengan masa lalu yang rumit, tak pernah menyangka akan bertemu dengan Nathaniel Alvaro, seorang CEO muda yang terkenal dingin dan tak tersentuh. Suatu hari, Nathaniel yang sedang dilanda stres berat karena tekanan pekerjaan datang ke klinik pijat tempat Arissa bekerja. Tanpa sadar, tangan lembut Arissa berhasil meredakan ketegangan di tubuhnya—dan juga membuka sedikit celah di hati Nathaniel yang beku. Namun, pertemuan mereka tidak berhenti di situ. Nathaniel, yang terpesona oleh kehangatan dan ketulusan Arissa, menawarkan kontrak eksklusif agar ia menjadi terapis pribadinya. Arissa bimbang antara profesionalitas dan perasaan yang perlahan tumbuh. Di tengah hubungan yang semakin rumit, rahasia masa lalu Nathaniel terungkap, menyeret Arissa ke dalam konflik besar yang melibatkan keluarga, ambisi, dan cinta. Akankah Arissa mampu menjaga hatinya agar tidak terluka, atau justru ia akan menjadi pijatan terakhir yang benar-benar mengubah hidup sang CEO?
Read
Chapter: Bab 252
"Sangat sulit," Bima mengakui dengan jujur. "Terutama saat kamu benar-benar marah atau terluka. Tapi itu sepadan. Karena di akhir percakapan itu, kami biasanya menemukan pemahaman baru dan hubungan kami menjadi lebih kuat."Arjuna mengangguk, tampak memikirkan kata-kata ayahnya dengan serius. "Kurasa itulah sebabnya kalian masih sangat mencintai satu sama lain setelah bertahun-tahun."Bima tersenyum, terharu oleh observasi putranya. "Ya, kurasa begitu. Cinta bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja; itu adalah pilihan yang kami buat setiap hari—untuk tetap bersama, untuk menyelesaikan masalah, untuk mendukung satu sama lain."Di usianya yang ke-15, Bima dan Kirana menghadapi tantangan baru dalam pernikahan mereka. Kirana ditawari posisi penting di perusahaan internasional—sebuah kesempatan yang telah lama ia impikan. Namun, posisi itu mengharuskannya untuk pindah ke kota lain."Aku tidak tahu harus bagaimana," kata Kirana, setel
Last Updated: 2025-04-21
Chapter: Bab 251
Bima menatap istrinya dengan tatapan penuh kasih. "Maksudmu?""Maksudku, dulu aku mencintaimu karena kamu tampan, pintar, dan selalu membuatku tertawa. Sekarang, aku mencintaimu karena semua itu, ditambah dengan bagaimana kamu sebagai suami, sebagai ayah, dan sebagai mitra hidupku. Aku mencintaimu karena semua yang telah kita lalui bersama, semua kenangan yang kita buat, dan semua impian yang masih kita kejar."Bima tersentuh oleh kata-kata istrinya. "Aku juga merasakan hal yang sama. Cinta kita telah bertransformasi menjadi sesuatu yang lebih dalam dan berarti.""Dan itu yang membuatnya istimewa," lanjut Kirana. "Bahwa cinta kita bukan sekadar perasaan sesaat, tetapi komitmen yang terus dipupuk setiap hari."Mereka duduk dalam keheningan yang nyaman, mendengarkan deburan ombak dan menikmati kebersamaan mereka. Bima meBima menggenggam tangan Kirana, merasakan tekstur lembut kulitnya yang sudah sangat familiar. "Kamu tahu, ada sesuatu yang ingin ku
Last Updated: 2025-04-21
Chapter: Bab 250
"Kamu tahu apa yang paling kusukai dari hubungan kita?" tanya Bima."Apa?""Kita tidak hanya bertahan, tapi kita berkembang. Kita tidak hanya sekadar pasangan yang tinggal bersama, tapi kita benar-benar hidup bersama—berbagi mimpi, ketakutan, harapan, dan kebahagiaan."Kirana mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Dan itulah yang membuatnya istimewa, bukan? Bahwa di tengah dunia yang semakin individualistis, kita masih menemukan cara untuk benar-benar terhubung dan hadir satu sama lain.""Tepat sekali," Bima setuju. "Dan aku berjanji akan selalu menjaga hubungan ini, apapun yang terjadi."Mereka duduk di sana hingga larut malam, berbincang tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan. Tidak ada pembicaraan tentang pekerjaan, deadline, atau masalah sehari-hari. Hanya ada mereka berdua, dan cinta yang terus tumbuh di antara mereka.Waktu berlalu dengan cepat. Arjuna kini berusia lima tahun, dan Bima serta Kirana dikaruniai anak
Last Updated: 2025-04-21
Chapter: Bab 249
"Kamu tahu," kata Bima tiba-tiba, "ada satu hal lagi yang membuat kita bertahan: kita tidak pernah berhenti tumbuh bersama."Kirana menatapnya penasaran. "Maksudmu?""Maksudku, kita tidak hanya mendukung pertumbuhan satu sama lain, tetapi kita juga tumbuh sebagai pasangan. Kita belajar dari kesalahan, beradaptasi dengan perubahan, dan selalu mencari cara untuk menjadi versi terbaik dari diri kita—baik sebagai individu maupun sebagai pasangan."Kirana tersenyum, menyadari kebenaran dalam kata-kata suaminya. Mereka memang telah melalui banyak perubahan dan tantangan, tetapi alih-alih membiarkan hal-hal tersebut memisahkan mereka, mereka menjadikannya sebagai kesempatan untuk tumbuh bersama."Aku mencintaimu," bisik Kirana, mengulangi kata-kata yang telah mereka ucapkan ribuan kali namun tidak pernah kehilangan maknanya."Aku lebih mencintaimu," balas Bima, sebelum keduanya terlelap dalam pelukan hangat, di samping buah hati mereka yang tertidur
Last Updated: 2025-04-21
Chapter: Bab 248
"Kamu tahu," kata Bima suatu malam saat mereka berbaring bersama di tempat tidur, "aku mulai menyadari bahwa tidak semua 'pekerjaan penting' itu benar-benar penting."Kirana menoleh, tertarik. "Maksudmu?""Selama ini aku selalu berpikir bahwa setiap email harus dijawab segera, setiap masalah harus diselesaikan hari itu juga. Tapi ternyata tidak. Beberapa hal memang mendesak, tapi sebagian besar bisa menunggu.""Dan dunia tidak runtuh karenanya," tambah Kirana dengan senyum."Tepat sekali. Justru sebaliknya, aku merasa lebih produktif di kantor karena aku tahu waktuku terbatas. Aku harus menyelesaikan semua pekerjaan penting sebelum pulang, karena di rumah adalah waktuku bersamamu."Kirana mengangguk setuju. Ia juga mulai menerapkan hal serupa di tempat kerjanya. Alih-alih lembur hingga larut malam, ia berusaha menyelesaikan pekerjaannya dalam jam kerja normal. Tentu saja ada pengecualian untuk proyek-proyek penting, tetapi ia tidak lagi membiarkan pekerjaan mengambil alih seluruh hidu
Last Updated: 2025-04-20
Chapter: Bab 247: Keseimbangan Dalam Cinta
Suara dentingan sendok beradu dengan cangkir kopi memecah keheningan pagi itu. Bima menatap keluar jendela, mengamati titik-titik embun yang masih menggantung di dedaunan. Di hadapannya, Kirana sibuk mengetik sesuatu di laptopnya, sesekali mengernyitkan dahi. Meskipun berada di ruangan yang sama, mereka seolah berada di dunia yang berbeda—masing-masing tenggelam dalam urusan pekerjaannya."Deadline-nya besok," gumam Kirana, tanpa mengalihkan pandangan dari layar. "Proposal ini harus selesai malam ini."Bima hanya mengangguk pelan. Ia sendiri memiliki tumpukan dokumen yang menunggu untuk ditinjau. Sejak mendapat promosi sebagai kepala divisi, waktu luangnya semakin terkikis. Begitu pula dengan Kirana yang kini menjabat sebagai manajer proyek di perusahaan konsultan ternama.Keduanya telah menikah selama lima tahun, dan tiga tahun terakhir telah menjadi periode paling sibuk dalam kehidupan mereka. Karier mereka menanjak, tanggung jawab bertambah, dan waktu bersama semakin berkurang. Nam
Last Updated: 2025-04-20
You may also like
Jodoh Wasiat Kakek
Jodoh Wasiat Kakek
Rumah Tangga · Edyt Rifa'i
1.6K views
Pesona Istri 200 Juta
Pesona Istri 200 Juta
Rumah Tangga · BalqizAzzahra
1.6K views
Jodohku, Musuhku
Jodohku, Musuhku
Rumah Tangga · Nyonya Muda
1.6K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status