
Balas Dendam Sang Pendamping Setia
Nayla rela melepas segalanya—kenyamanan hidup, kemewahan keluarganya, bahkan status sosialnya—demi mendampingi pria yang ia cintai, Galan. Sejak awal, Nayla percaya bahwa cinta yang mereka miliki bisa menaklukkan dunia. Ia membantu Galan membangun bisnis dari nol, menjadi kekuatan di balik layar yang tak pernah diperhitungkan. Ia menjual asetnya, meninggalkan keluarganya, dan hidup hemat demi satu tujuan: melihat Galan sukses.
Namun, ketika puncak kesuksesan itu akhirnya tercapai, Galan berubah. Lelaki yang dulu begitu bergantung padanya kini bersikap seolah Nayla tak pernah ada. Dengan mudahnya Galan menggandeng wanita lain—putri seorang pengusaha kaya—dan mencampakkan Nayla seakan ia hanya bayangan masa lalu yang memalukan.
Hancur, dikhianati, dan dibuang tanpa perasaan, Nayla nyaris kehilangan arah. Tapi takdir punya cara mempertemukan kembali seorang wanita yang tersakiti dengan kekuatannya yang lama dilupakan. Nayla kembali ke pelukan keluarganya, yang ternyata adalah salah satu keluarga paling berpengaruh di negeri ini. Dulu ia memilih menjauh karena ingin membuktikan diri tanpa nama besar keluarganya. Kini, ia kembali dengan satu tujuan: **balas dendam.**
Tak lagi menjadi wanita yang mudah ditindas, Nayla bangkit. Ia membangun kembali dirinya—lebih kuat, lebih berkelas, dan lebih berbahaya. Dengan kecerdasan, pengaruh, dan kekuasaan yang ia miliki, Nayla perlahan-lahan menghancurkan dunia yang dibangun Galan.
Tapi di tengah pembalasan, Nayla dihadapkan pada dilema yang lebih besar. Di antara dendam dan luka lama, muncul pria lain yang mampu melihatnya sebagai wanita yang utuh—bukan bayangan masa lalu siapa pun. Namun, bisakah cinta baru tumbuh di atas puing-puing pengkhianatan?
**“Aku mungkin bukan wanita pertama yang kau lihat saat kau mulai meraih sukses, Galan. Tapi aku adalah wanita terakhir yang akan kau sesali karena pernah kau tinggalkan.”**
Baca
Chapter: Bab 52"Setuju," jawab Nayla dengan senyum tulus. "Terima kasih, Ayah.""Jangan berterima kasih dulu," Herdian menatap putrinya dengan serius. "Jalanmu masih panjang dan tidak akan mudah. Galan dan Alya memiliki momentum dan dukungan publik saat ini. Mengubah persepsi itu akan membutuhkan strategi jangka panjang dan ketahanan mental yang kuat.""Aku siap," tegas Nayla. "Kali ini aku tidak akan naif atau terburu-buru. Aku akan bermain dengan cerdas dan sabar."Herdian mengangguk puas. "Baiklah. Mulai besok kamu bisa mengunjungi kantor NeoVerse dan berkenalan dengan tim inti. Dokumen serah terima dan pengangkatanmu sebagai CEO akan Ayah siapkan akhir minggu ini."Nayla bangkit dari kursinya, menggenggam map hitam itu dengan erat. Untuk pertama kalinya sejak pengkhianatan Galan, ia merasakan semangat dan gairah yang dulu pernah hilang. Langkahnya terasa ringan saat berjalan menuju pintu."Nayla," panggil Herdian sebelum putrinya mencapai pintu, "ingat satu h
Terakhir Diperbarui: 2025-05-21
Chapter: Bab 51Sinar matahari pagi menerobos tirai jendela ruang kerja Herdian Wijaya, menciptakan garis-garis keemasan di atas meja kayu jati yang mengkilap. Nayla duduk tegak di hadapan ayahnya, kedua tangannya sibuk membolak-balik lembaran dokumen dalam map hitam itu. Matanya yang tajam menyusuri setiap detail, setiap angka, dan setiap peluang yang tersaji di hadapannya."Jadi," suara berat Herdian memecah keheningan, "bagaimana menurutmu?"Nayla mengangkat wajahnya, menatap sang ayah dengan campuran rasa takjub dan haru yang berusaha ia sembunyikan. Selama hidupnya, ia selalu menganggap ayahnya sebagai sosok kaku yang lebih menghargai kesempurnaan daripada hubungan emosional. Namun map hitam di tangannya ini—berisi proposal dan dokumen bisnis dari berbagai perusahaan milik keluarga Wijaya—adalah bentuk kasih sayang yang tidak pernah ia sangka akan diterimanya."Ini... sangat komprehensif, Ayah," jawab Nayla, berusaha terdengar profesional meskipun hatinya berge
Terakhir Diperbarui: 2025-05-21
Chapter: Bab 50Di tengah badai tuduhan, Ayah Nayla memanggilnya ke ruang kerja.Sudah dua minggu sejak terakhir kali Nayla mengunjungi rumah orangtuanya. Bukan karena ia tidak ingin—orangtuanya adalah satu-satunya benteng yang masih berdiri tegak mendukungnya—tapi karena ia merasa malu. Malu karena merasa gagal. Malu karena namanya tercoreng. Dan mungkin yang paling menyakitkan, malu karena ayahnya pernah memperingatkannya tentang Galan."Dia terlalu licin, Nayla. Terlalu mahir menjual dirinya sendiri," kata sang ayah ketika Nayla pertama kali memperkenalkan Galan lima tahun lalu.Kini, melangkah masuk ke ruang kerja ayahnya yang familiar—ruangan dengan rak buku tebal, aroma tembakau pipa yang samar, dan foto-foto keluarga yang dipajang dengan rapi—Nayla merasakan kembali rasa malu itu. Namun wajah ayahnya tidak menampakkan kekecewaan atau "sudah kubilang" yang ia takutkan. Hanya ketenangan dan kehangatan yang selalu menjadi ciri khas pria berusia 60 tahun itu."Duduklah, Nak," kata Rachman Wijaya,
Terakhir Diperbarui: 2025-05-20
Chapter: Bab 49Galan dan Alya tampil sebagai pasangan baru yang "inspiratif".Nayla menyeruput kopi panasnya sambil membuka aplikasi media sosial di ponselnya. Sudah menjadi kebiasaan paginya—rutinitas yang masokistis, ia akui itu—mengecek perkembangan cerita yang tersiar tentang dirinya dan, yang lebih menyakitkan, tentang Galan dan kekasih barunya, Alya.Halaman Instagram Galan dipenuhi foto-foto baru. Kali ini dari acara amal yang dihadirinya bersama Alya semalam. Galan mengenakan setelan jas berwarna navy yang Nayla ingat pernah memilihkan untuknya, sementara Alya bersinar dalam balutan gaun merah panjang yang menjuntai anggun. Mereka terlihat sempurna—pasangan yang serasi, sukses, dan dihormati."Bersama @alya.mahendra menghadiri acara penggalangan dana untuk Yayasan Pendidikan Anak Indonesia. Bersyukur bisa berkontribusi untuk masa depan bangsa. #GivingBack #BetterTogether," tulis Galan di keterangan foto.Nayla mendengus. Galan bahkan tidak pernah tertarik dengan kegiatan amal selama mereka b
Terakhir Diperbarui: 2025-05-20
Chapter: Bab 48Teman-teman yang dulu sering bersulang di rumahnya kini tak menjawab chat.Nayla menatap layar ponselnya dengan hampa. Sudah tiga hari ia mengirim pesan ke grup "Sabtu Seru", grup berisi lima sahabatnya yang biasa berkumpul setiap akhir pekan di apartemennya. Dulu, jeda satu jam saja tanpa balasan adalah hal yang aneh. Kini, hanya tampilan "Dibaca" yang terlihat di bawah pesannya."Hai teman-teman, ada yang mau mampir akhir pekan ini? Aku masak pasta jamur yang biasa kalian suka," tulis Nayla dengan nada ceria yang dipaksakan.Tak ada jawaban.Nayla menyesap kopinya yang sudah dingin. Apartemennya terasa lebih luas dan kosong sejak narasi palsu itu tersebar. Dindingnya seakan bergema dengan kesunyian. Ia ingat bagaimana dulu tempat ini selalu penuh tawa dan percakapan—Nina yang selalu bercerita dengan ekspresif, Dimas yang sibuk memutar piringan hitam koleksinya, Ratih yang tak pernah absen membawa kue buatan sendiri, Fajar dan Renata yang selalu datang bersama dengan botol anggur pil
Terakhir Diperbarui: 2025-05-19
Chapter: Bab 47Tak butuh waktu lama, media sosial dan grup bisnis lokal mulai ramai. Semua orang membicarakan hal yang sama. Ponsel Nayla bergetar tanpa henti dengan notifikasi. Awalnya ia mengabaikannya, mengira itu hanya pesan-pesan biasa dari rekan kerja atau teman lama yang menanyakan kabarnya setelah berita perpisahan dengan Galan tersebar.Namun ketika ia akhirnya membuka salah satu tautan yang dikirimkan temannya, jantungnya seolah berhenti berdetak.Seseorang menyebar cerita bahwa Nayla hanyalah "mantan pacar pemalas" yang ikut hidup dari jerih payah Galan."Ia tak pernah terlibat dalam bisnis," tulis sebuah artikel anonim. "Galan membiayai hidupnya bertahun-tahun—bahkan memberikan tempat tinggal."Nayla membaca semuanya dengan tangan gemetar. Begitu mudahnya kebenaran dikaburkan.Artikel itu memuat foto-foto Nayla yang diambil dari media sosialnya—gambar saat ia berlibur, makan di restoran mewah, atau menghadiri acara bersama Galan. Semua foto itu disajikan sebagai "bukti" ketergantungannya
Terakhir Diperbarui: 2025-05-19
Chapter: Bab 252"Sangat sulit," Bima mengakui dengan jujur. "Terutama saat kamu benar-benar marah atau terluka. Tapi itu sepadan. Karena di akhir percakapan itu, kami biasanya menemukan pemahaman baru dan hubungan kami menjadi lebih kuat."Arjuna mengangguk, tampak memikirkan kata-kata ayahnya dengan serius. "Kurasa itulah sebabnya kalian masih sangat mencintai satu sama lain setelah bertahun-tahun."Bima tersenyum, terharu oleh observasi putranya. "Ya, kurasa begitu. Cinta bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja; itu adalah pilihan yang kami buat setiap hari—untuk tetap bersama, untuk menyelesaikan masalah, untuk mendukung satu sama lain."Di usianya yang ke-15, Bima dan Kirana menghadapi tantangan baru dalam pernikahan mereka. Kirana ditawari posisi penting di perusahaan internasional—sebuah kesempatan yang telah lama ia impikan. Namun, posisi itu mengharuskannya untuk pindah ke kota lain."Aku tidak tahu harus bagaimana," kata Kirana, setel
Terakhir Diperbarui: 2025-04-21
Chapter: Bab 251Bima menatap istrinya dengan tatapan penuh kasih. "Maksudmu?""Maksudku, dulu aku mencintaimu karena kamu tampan, pintar, dan selalu membuatku tertawa. Sekarang, aku mencintaimu karena semua itu, ditambah dengan bagaimana kamu sebagai suami, sebagai ayah, dan sebagai mitra hidupku. Aku mencintaimu karena semua yang telah kita lalui bersama, semua kenangan yang kita buat, dan semua impian yang masih kita kejar."Bima tersentuh oleh kata-kata istrinya. "Aku juga merasakan hal yang sama. Cinta kita telah bertransformasi menjadi sesuatu yang lebih dalam dan berarti.""Dan itu yang membuatnya istimewa," lanjut Kirana. "Bahwa cinta kita bukan sekadar perasaan sesaat, tetapi komitmen yang terus dipupuk setiap hari."Mereka duduk dalam keheningan yang nyaman, mendengarkan deburan ombak dan menikmati kebersamaan mereka. Bima meBima menggenggam tangan Kirana, merasakan tekstur lembut kulitnya yang sudah sangat familiar. "Kamu tahu, ada sesuatu yang ingin ku
Terakhir Diperbarui: 2025-04-21
Chapter: Bab 250"Kamu tahu apa yang paling kusukai dari hubungan kita?" tanya Bima."Apa?""Kita tidak hanya bertahan, tapi kita berkembang. Kita tidak hanya sekadar pasangan yang tinggal bersama, tapi kita benar-benar hidup bersama—berbagi mimpi, ketakutan, harapan, dan kebahagiaan."Kirana mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Dan itulah yang membuatnya istimewa, bukan? Bahwa di tengah dunia yang semakin individualistis, kita masih menemukan cara untuk benar-benar terhubung dan hadir satu sama lain.""Tepat sekali," Bima setuju. "Dan aku berjanji akan selalu menjaga hubungan ini, apapun yang terjadi."Mereka duduk di sana hingga larut malam, berbincang tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan. Tidak ada pembicaraan tentang pekerjaan, deadline, atau masalah sehari-hari. Hanya ada mereka berdua, dan cinta yang terus tumbuh di antara mereka.Waktu berlalu dengan cepat. Arjuna kini berusia lima tahun, dan Bima serta Kirana dikaruniai anak
Terakhir Diperbarui: 2025-04-21
Chapter: Bab 249"Kamu tahu," kata Bima tiba-tiba, "ada satu hal lagi yang membuat kita bertahan: kita tidak pernah berhenti tumbuh bersama."Kirana menatapnya penasaran. "Maksudmu?""Maksudku, kita tidak hanya mendukung pertumbuhan satu sama lain, tetapi kita juga tumbuh sebagai pasangan. Kita belajar dari kesalahan, beradaptasi dengan perubahan, dan selalu mencari cara untuk menjadi versi terbaik dari diri kita—baik sebagai individu maupun sebagai pasangan."Kirana tersenyum, menyadari kebenaran dalam kata-kata suaminya. Mereka memang telah melalui banyak perubahan dan tantangan, tetapi alih-alih membiarkan hal-hal tersebut memisahkan mereka, mereka menjadikannya sebagai kesempatan untuk tumbuh bersama."Aku mencintaimu," bisik Kirana, mengulangi kata-kata yang telah mereka ucapkan ribuan kali namun tidak pernah kehilangan maknanya."Aku lebih mencintaimu," balas Bima, sebelum keduanya terlelap dalam pelukan hangat, di samping buah hati mereka yang tertidur
Terakhir Diperbarui: 2025-04-21
Chapter: Bab 248"Kamu tahu," kata Bima suatu malam saat mereka berbaring bersama di tempat tidur, "aku mulai menyadari bahwa tidak semua 'pekerjaan penting' itu benar-benar penting."Kirana menoleh, tertarik. "Maksudmu?""Selama ini aku selalu berpikir bahwa setiap email harus dijawab segera, setiap masalah harus diselesaikan hari itu juga. Tapi ternyata tidak. Beberapa hal memang mendesak, tapi sebagian besar bisa menunggu.""Dan dunia tidak runtuh karenanya," tambah Kirana dengan senyum."Tepat sekali. Justru sebaliknya, aku merasa lebih produktif di kantor karena aku tahu waktuku terbatas. Aku harus menyelesaikan semua pekerjaan penting sebelum pulang, karena di rumah adalah waktuku bersamamu."Kirana mengangguk setuju. Ia juga mulai menerapkan hal serupa di tempat kerjanya. Alih-alih lembur hingga larut malam, ia berusaha menyelesaikan pekerjaannya dalam jam kerja normal. Tentu saja ada pengecualian untuk proyek-proyek penting, tetapi ia tidak lagi membiarkan pekerjaan mengambil alih seluruh hidu
Terakhir Diperbarui: 2025-04-20
Chapter: Bab 247: Keseimbangan Dalam CintaSuara dentingan sendok beradu dengan cangkir kopi memecah keheningan pagi itu. Bima menatap keluar jendela, mengamati titik-titik embun yang masih menggantung di dedaunan. Di hadapannya, Kirana sibuk mengetik sesuatu di laptopnya, sesekali mengernyitkan dahi. Meskipun berada di ruangan yang sama, mereka seolah berada di dunia yang berbeda—masing-masing tenggelam dalam urusan pekerjaannya."Deadline-nya besok," gumam Kirana, tanpa mengalihkan pandangan dari layar. "Proposal ini harus selesai malam ini."Bima hanya mengangguk pelan. Ia sendiri memiliki tumpukan dokumen yang menunggu untuk ditinjau. Sejak mendapat promosi sebagai kepala divisi, waktu luangnya semakin terkikis. Begitu pula dengan Kirana yang kini menjabat sebagai manajer proyek di perusahaan konsultan ternama.Keduanya telah menikah selama lima tahun, dan tiga tahun terakhir telah menjadi periode paling sibuk dalam kehidupan mereka. Karier mereka menanjak, tanggung jawab bertambah, dan waktu bersama semakin berkurang. Nam
Terakhir Diperbarui: 2025-04-20

Gairah di Balik Tirai Kehidupan
Setelah menikah dengan Reno, seorang pria sederhana namun penuh cinta, Alena menjalani kehidupan pernikahan yang damai. Namun, krisis ekonomi menghantam keluarga kecil mereka, membuat Reno kehilangan pekerjaannya. Dalam keputusasaan untuk membantu suaminya dan membayar utang-utang mereka, Alena menerima tawaran bekerja sebagai asisten pribadi Adrian, seorang CEO muda, ambisius, dan penuh karisma.
Di balik kesuksesan dan kekayaannya, Adrian memiliki sisi gelap: sifatnya yang dingin, egois, dan obsesif. Dalam perjalanan waktu, Alena tak hanya menjadi asistennya, tetapi juga terjebak dalam hubungan terlarang sebagai istri simpanannya. Kehidupannya yang awalnya penuh cinta berubah menjadi labirin rasa bersalah, gairah terlarang, dan rahasia kelam.
Di sisi lain, Reno yang mencurigai perubahan sikap Alena mulai mencari tahu kebenaran. Dalam perjalanan mengungkap rahasia, Reno harus menghadapi dilema: mempertahankan cinta sejatinya atau membiarkan Alena memilih jalannya sendiri.
Sementara itu, Adrian, yang perlahan mulai menunjukkan sisi manusiawinya, dihadapkan pada konflik antara ambisi, keinginan, dan cinta yang sebenarnya. Alena berada di persimpangan besar dalam hidupnya—memilih untuk kembali ke cinta yang sederhana bersama Reno atau terus terjebak dalam pesona dunia Adrian yang penuh gairah dan ketidakpastian.
Baca
Chapter: Bab 234Alena menghempaskan tubuhnya ke sofa empuk di ruang tamu apartemennya. Keheningan menyelimuti ruangan yang biasanya diisi dengan suara percakapan atau musik lembut. Lampu-lampu kota berkedip-kedip di luar jendela, menciptakan permainan bayangan di lantai. Malam terasa sunyi dan dingin.Jemarinya menggenggam ponsel, berulang kali mengusap layar hanya untuk mengunci kembali. Nama Reno muncul di daftar kontaknya, berhenti sejenak sebelum ibu jarinya mundur, tidak jadi menekan tombol panggilan."Apa yang harus kukatakan?" bisiknya pada diri sendiri.Sudah tiga hari berlalu sejak pertemuan terakhir mereka di kafe itu. Pertemuan yang berakhir dengan keheningan canggung dan tanda tanya yang menggantung. Reno menatapnya dengan mata yang tak bisa ia baca—perpaduan antara kekecewaan dan pengertian. Seolah ia tahu bahwa Alena tidak sepenuhnya hadir dalam percakapan mereka.Alena bangkit, berjalan menuju dapur. Apartemen yang sebelumnya selalu terasa seperti tempat berlindung kini hanya terasa se
Terakhir Diperbarui: 2025-05-20
Chapter: Bab 233Alena menatap pantulan dirinya di cermin lift, mengamati wajahnya yang semakin hari semakin tampak lelah. Sudah hampir sebulan sejak Adrian mulai berubah—perlahan, hampir tidak terlihat, tapi Alena merasakannya. Cara ia selalu ingin tahu di mana Alena berada, dengan siapa ia berbicara, bahkan apa yang ia pikirkan.Pintu lift terbuka, dan Alena melangkah keluar, menuju apartemen yang kini ia dan Adrian tinggali bersama. Apartemen itu luas dan indah, dengan pemandangan kota yang menakjubkan—jauh lebih baik dari tempat tinggalnya yang lama. Adrian telah menyarankan—atau lebih tepatnya, meyakinkannya—untuk pindah tiga minggu lalu."Ini akan lebih mudah bagi kita," katanya saat itu. "Aku bisa memastikan kau aman, dan kita bisa lebih sering bersama."Alena memasukkan kunci dan membuka pintu. Aroma masakan menyambutnya—Adrian sudah di rumah dan sedang memasak makan malam. Sebagian hatinya merasa hangat melihat Adrian berd
Terakhir Diperbarui: 2025-05-20
Chapter: Bab 232Adrian mengetuk-ngetuk penanya di atas meja kerja, matanya terpaku pada layar ponsel. Sudah lima belas menit sejak pesan terakhirnya kepada Alena, dan belum ada balasan. Kecemasan merambat di dadanya seperti sulur tanaman rambat, pelan namun persisten."Lima belas menit tanpa balasan," gumamnya pada diri sendiri. "Apa yang dia lakukan?"Pertemuannya dengan Sophia kemarin malam terus bermain di benaknya. Wanita itu telah menunjukkan foto-foto Alena bertemu dengan seorang pria yang tidak ia kenal, serta beberapa dokumen yang menunjukkan masa lalu Alena yang tidak pernah diceritakan padanya."Dia menyembunyikan banyak hal darimu, Adrian," kata-kata Sophia bergema dalam pikirannya. "Bagaimana kau bisa mencintai seseorang yang bahkan tidak kau kenal sepenuhnya?"Adrian menggelengkan kepala, berusaha mengusir pikiran-pikiran itu. Namun, benih keraguan sudah tertanam. Ia meraih ponselnya lagi dan menekan tombol panggilan."Halo?" Suara Alena akhirnya terdengar setelah deringan ketiga."Di ma
Terakhir Diperbarui: 2025-05-19
Chapter: Bab 231Mata Sophia menyipit saat ia mengamati Adrian dan Alena dari kejauhan. Mereka tampak bahagia, tangan saling bertaut sementara tawa mereka mengisi udara. Pemandangan itu membuat rahang Sophia mengeras. Sejak awal, Sophia telah yakin Alena hanyalah masalah yang berjalan dalam kehidupan Adrian. Seorang wanita dengan masa lalu yang rumit dan terlalu banyak rahasia."Mereka tidak akan bertahan," gumam Sophia pada dirinya sendiri, jemarinya mengetuk-ngetuk meja kafe tempatnya duduk mengawasi. "Adrian terlalu baik untuk melihat siapa Alena sebenarnya."Sophia menyesap kopinya yang mulai dingin sambil berpikir. Inilah saatnya bertindak. Setelah berbulan-bulan mengamati dan menunggu, ia melihat celah dalam hubungan mereka. Adrian telah menceritakan tentang proyek penting di kantornya, bagaimana ia harus bekerja lembur untuk memenuhi tenggat waktu. Sementara itu, Alena semakin sering menerima telepon misterius yang membuatnya gelisah.Sophia merogoh tasnya dan mengeluarkan secarik kertas. Dua h
Terakhir Diperbarui: 2025-05-19
Chapter: Bab 230Adrian mengetahui bahwa Reno telah pergi, dan bukannya merasa bersalah, ia justru semakin gencar menunjukkan perhatiannya pada Alena. Ia kini muncul setiap hari dengan berbagai alasan—membawakan dokumen penting, mengantarkan makanan, atau sekadar "kebetulan lewat" di sekitar rumah Alena.Malam itu, Adrian mengajak Alena makan malam di sebuah restoran Italia mewah di pusat kota. Tempat itu redup dengan pencahayaan lilin dan alunan musik klasik yang lembut. Alena merasa tidak nyaman, namun ia tidak bisa menolak—Adrian adalah satu-satunya orang yang tahu tentang dokumen-dokumen itu, satu-satunya sekutunya dalam masalah besar yang kini ia hadapi."Kau terlihat cantik malam ini," puji Adrian sambil menuangkan anggur merah ke gelas Alena. "Aku senang akhirnya bisa melihatmu lebih rileks."Alena tersenyum tipis, matanya masih menyiratkan kegelisahan. "Aku tidak rileks, Adrian. Bagaimana bisa? Reno pergi, dan dokumen-dokumen itu—""Ssst," Adrian meletakkan jarinya di bibir sendiri, mengisyara
Terakhir Diperbarui: 2025-05-18
Chapter: Bab 229Sophia tersenyum. "Kedengarannya sempurna. Sangat kau sekali."Petugas memberi tanda bahwa waktu telah habis. Sophia bangkit dari kursinya."Selamat tinggal, Adrian. Semoga kau dan Alena mendapatkan kebahagiaan yang kalian berdua layak dapatkan."Adrian juga berdiri. "Terima kasih, Sophia. Dan semoga kau juga menemukan kedamaian."Saat keluar dari ruang kunjungan, Adrian merasa seperti telah menutup sebuah bab dalam hidupnya. Alena berdiri dari kursi di ruang tunggu begitu melihatnya."Bagaimana?" tanyanya cemas.Adrian memeluk Alena erat. "Dia minta maaf. Pada kita berdua."Dalam pelukan kekasihnya, Adrian menceritakan semua yang terjadi selama pertemuan tersebut, termasuk surat pengunduran diri yang kini ada di tangannya."Kau percaya dia benar-benar berubah?" tanya Alena hati-hati."Entahlah," jawab Adrian jujur. "Tapi aku ingin percaya bahwa setiap orang mampu berubah, seburuk apapun kesalahan yang telah mereka lakukan."Mereka berjalan keluar dari penjara menuju mobil yang terpar
Terakhir Diperbarui: 2025-05-18