
Balas Dendam Sang Pendamping Setia
Nayla rela melepas segalanya—kenyamanan hidup, kemewahan keluarganya, bahkan status sosialnya—demi mendampingi pria yang ia cintai, Galan. Sejak awal, Nayla percaya bahwa cinta yang mereka miliki bisa menaklukkan dunia. Ia membantu Galan membangun bisnis dari nol, menjadi kekuatan di balik layar yang tak pernah diperhitungkan. Ia menjual asetnya, meninggalkan keluarganya, dan hidup hemat demi satu tujuan: melihat Galan sukses.
Namun, ketika puncak kesuksesan itu akhirnya tercapai, Galan berubah. Lelaki yang dulu begitu bergantung padanya kini bersikap seolah Nayla tak pernah ada. Dengan mudahnya Galan menggandeng wanita lain—putri seorang pengusaha kaya—dan mencampakkan Nayla seakan ia hanya bayangan masa lalu yang memalukan.
Hancur, dikhianati, dan dibuang tanpa perasaan, Nayla nyaris kehilangan arah. Tapi takdir punya cara mempertemukan kembali seorang wanita yang tersakiti dengan kekuatannya yang lama dilupakan. Nayla kembali ke pelukan keluarganya, yang ternyata adalah salah satu keluarga paling berpengaruh di negeri ini. Dulu ia memilih menjauh karena ingin membuktikan diri tanpa nama besar keluarganya. Kini, ia kembali dengan satu tujuan: **balas dendam.**
Tak lagi menjadi wanita yang mudah ditindas, Nayla bangkit. Ia membangun kembali dirinya—lebih kuat, lebih berkelas, dan lebih berbahaya. Dengan kecerdasan, pengaruh, dan kekuasaan yang ia miliki, Nayla perlahan-lahan menghancurkan dunia yang dibangun Galan.
Tapi di tengah pembalasan, Nayla dihadapkan pada dilema yang lebih besar. Di antara dendam dan luka lama, muncul pria lain yang mampu melihatnya sebagai wanita yang utuh—bukan bayangan masa lalu siapa pun. Namun, bisakah cinta baru tumbuh di atas puing-puing pengkhianatan?
**“Aku mungkin bukan wanita pertama yang kau lihat saat kau mulai meraih sukses, Galan. Tapi aku adalah wanita terakhir yang akan kau sesali karena pernah kau tinggalkan.”**
Read
Chapter: Bab 173Ruang rapat di lantai tiga puluh kantor pusat Galan terasa lebih sesak dari biasanya. Bias cahaya dari jendela kaca besar tak mampu mengurangi suasana yang menekan. Meja kayu mahoni yang dulu jadi saksi presentasi penuh optimisme, kini hanya dipenuhi berkas-berkas berisi kabar buruk.Enam kursi kulit mengelilingi meja, masing-masing diduduki direktur yang wajahnya mencerminkan kekhawatiran serupa.Galan duduk di ujung meja, matanya mengamati satu per satu wajah yang sudah bertahun-tahun membantunya membangun imperium ini. Di sana ada Hendrik, Direktur Keuangan, yang biasanya kalem tapi kini gelisah sambil membolak-balik laporan. Sandra, Direktur Operasional, menggenggam bolpoin begitu erat sampai buku jarinya memutih. Rizki, Direktur Marketing, menatap kosong ke arah langit Jakarta yang mendung dari balik kaca."Terima kasih sudah datang dengan cepat," buka Galan. Suaranya berat, nyaris berbisik. "Kalian semua pasti sudah tahu kenapa kita ada di sini."Hendrik menegakkan tubuhnya. "Si
Last Updated: 2025-07-24
Chapter: Bab 172Galan masih terpaku di kursi kerjanya, menatap layar ponsel yang sudah tiga hari tak berubah—pesan untuk Nayla masih centang dua, tapi tetap tanpa balasan. Sunyi. Seolah jawaban itu tak akan pernah datang.Ketukan pelan di pintu membuyarkan lamunannya. Dina masuk dengan raut wajah lebih pucat dari biasanya, menggenggam tablet yang sudah terbuka pada halaman berita bisnis."Pak... ada berita yang Bapak harus lihat."Galan menatapnya dengan firasat yang tak lagi asing—rasa was-was yang akhir-akhir ini setia menemaninya."Berita apa, Din?"Dina mendekat dan meletakkan tablet di mejanya, seolah benda itu bisa meledak jika tidak ditangani hati-hati."TokoBelajar.com baru saja mengumumkan kerja sama eksklusif dengan Bright Future Learning."Dunia Galan seakan runtuh—untuk kedua kalinya dalam seminggu. TokoBelajar.com adalah platform e-commerce edukasi terbesar di Indonesia. Selama tiga tahun terakhir, merekalah tulang punggung distribusi digital produknya. Enam puluh persen pendapatan perus
Last Updated: 2025-07-24
Chapter: Bab 171Galan menatap layar laptopnya. Dahinya berkerut, jari-jarinya mengetuk meja dengan ritme gugup. Email baru saja masuk, dan isinya seperti hantaman telak ke dada—PT Indotrade Global, pemasok utama bahan baku selama tiga tahun terakhir, memutuskan kontrak sepihak. Tanpa peringatan. Tanpa diskusi."Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini," tulis mereka. "Namun karena perubahan strategi bisnis dan komitmen eksklusif dengan mitra baru, kami tidak dapat melanjutkan kerja sama."Galan melempar stylus ke meja. Suara benturan logam dan kayu mengisi ruang sunyi.Sudah lima email seperti ini dalam dua minggu terakhir. Lima pemasok, lima alasan yang hampir sama—strategi berubah, komitmen baru, mitra lain."Bos?"Suara Dina, asisten pribadinya, terdengar dari ambang pintu. Pelan, seolah tahu badai akan datang. Sudah empat tahun ia bekerja dengan Galan, dan ia tahu saat untuk bicara, dan saat untuk diam."Ada laporan baru?" tanya Galan, masih menatap layar."Iya, Pak. Stok bahan baku kita tersisa
Last Updated: 2025-07-23
Chapter: Bab 170Langkah-langkah sepatu hak Nayla bergema di koridor marmer gedung tinggi di kawasan SCBD. Tegas, mantap, penuh keyakinan. Tak ada lagi bayang-bayang ragu yang dulu sering mencuri pijakannya. Di tangannya, tas kulit hitam berisi proposal yang telah dipoles dan diperjuangkan selama berminggu-minggu.Hari ini bukan hari biasa. Hari ini, dia akan bertemu Marcus Chen—direktur utama Chen Industries. Tiga tahun lalu, nama itu sempat menjadi bayang samar dalam kisah masa lalunya bersama Galan. Kala itu, Galan menolak tawaran Marcus untuk menjalin kerja sama. Terlalu kaku, katanya. Terlalu mengatur. Ego Galan menolak diatur siapa pun, apalagi oleh mitra yang baru dikenal.Nayla masih mengingat betul malam itu.Galan pulang dengan wajah muram, membanting kunci mobil ke meja kaca.“Dia pikir dia siapa?” gerutunya. “Mau ngatur-ngatur perusahaan gue? Gue sukses tanpa bantuan orang kayak dia.”Nayla, yang saat itu masih menjadi tempat pulang segala amarah dan frustrasi Galan, hanya mengangguk pelan
Last Updated: 2025-07-22
Chapter: Bab 169Nayla berdiri di balkon lantai empat puluh Hotel Mandarin Oriental, menatap gemerlap lampu Jakarta yang berkelap-kelip seperti bintang jatuh di bumi. Udara malam yang masih menyimpan aroma hujan menyentuh wajahnya lembut, menyapu rambutnya yang tergerai—dingin, tapi justru menenangkan.Di belakangnya, di atas meja kaca, trofi kristal yang tadi malam ia genggam dengan penuh kebanggaan kini berdiri tenang, memantulkan cahaya kamar. Tapi Nayla tak menoleh. Pandangannya terpaku pada cakrawala. Jakarta yang dulu menjadi tempat ia berlutut dalam hancur kini menjadi saksi kebangkitannya."Tehmu sudah dingin."Suara bariton itu memecah keheningan. Nayla menoleh. Di ambang pintu berdiri Adrian—dengan sweater krem sederhana dan celana kain, membawa dua cangkir teh.Adrian Wijaya. Pria tiga puluh lima tahun, dokter anak, yang hadir dalam hidup Nayla bukan sebagai penyelamat, bukan sebagai pengganti, tapi sebagai seseorang yang melihatnya. Enam bulan lalu, mereka bertemu di rumah sakit saat Nayla
Last Updated: 2025-07-22
Chapter: Bab 168Nayla berdiri di podium, menggenggam trofi kristal dengan kedua tangan. Kilapnya memantulkan cahaya panggung, tapi bukan itu yang membuat dadanya terasa sesak—melainkan beban dari setiap kata yang sebentar lagi akan ia ucapkan.Auditorium itu luas, dingin, penuh sorotan mata dan ekspektasi. Tapi Nayla tak gentar. Di balik detak jantung yang memacu cepat, ada keheningan dalam dirinya—hening, tapi kokoh.Ia tahu, di antara ratusan pasang mata yang menatapnya malam itu, ada sepasang mata yang pernah ia kenal terlalu dalam. Mata seseorang yang tak seharusnya hadir, tapi entah bagaimana kehadirannya justru terasa seperti titik akhir dari sebuah lingkaran yang pernah terbuka… dan tak pernah benar-benar tertutup.Nayla menarik napas panjang.Lalu ia mulai bicara.“Tiga tahun lalu…” suaranya jernih, tapi gemetar halus. “…aku berdiri di titik tergelap dalam hidupku.”Seluruh ruangan mendadak senyap. Bahkan napas pun terasa enggan keluar.“Aku kehilangan lebih dari sekadar hubungan,” lanjutnya,
Last Updated: 2025-07-21

Gairah di Balik Tirai Kehidupan
Setelah menikah dengan Reno, seorang pria sederhana namun penuh cinta, Alena menjalani kehidupan pernikahan yang damai. Namun, krisis ekonomi menghantam keluarga kecil mereka, membuat Reno kehilangan pekerjaannya. Dalam keputusasaan untuk membantu suaminya dan membayar utang-utang mereka, Alena menerima tawaran bekerja sebagai asisten pribadi Adrian, seorang CEO muda, ambisius, dan penuh karisma.
Di balik kesuksesan dan kekayaannya, Adrian memiliki sisi gelap: sifatnya yang dingin, egois, dan obsesif. Dalam perjalanan waktu, Alena tak hanya menjadi asistennya, tetapi juga terjebak dalam hubungan terlarang sebagai istri simpanannya. Kehidupannya yang awalnya penuh cinta berubah menjadi labirin rasa bersalah, gairah terlarang, dan rahasia kelam.
Di sisi lain, Reno yang mencurigai perubahan sikap Alena mulai mencari tahu kebenaran. Dalam perjalanan mengungkap rahasia, Reno harus menghadapi dilema: mempertahankan cinta sejatinya atau membiarkan Alena memilih jalannya sendiri.
Sementara itu, Adrian, yang perlahan mulai menunjukkan sisi manusiawinya, dihadapkan pada konflik antara ambisi, keinginan, dan cinta yang sebenarnya. Alena berada di persimpangan besar dalam hidupnya—memilih untuk kembali ke cinta yang sederhana bersama Reno atau terus terjebak dalam pesona dunia Adrian yang penuh gairah dan ketidakpastian.
Read
Chapter: Bab 358Tiga hari setelah ia mengirimkan lukisannya untuk pameran, Alena bangun di tempat yang sama. Di apartemen mewah lantai 25, dengan interior elegan dan pemandangan Jakarta yang gemerlap di kejauhan—semua hal yang dulu membuatnya merasa spesial.Tapi pagi ini, kemewahan itu terasa hampa.Seolah ia tinggal di etalase toko furnitur mahal. Indah, rapi, tapi dingin. Tidak ada jejak kehidupan nyata.Ia melangkah ke dapur yang dipenuhi perlengkapan stainless steel, semua masih tampak baru. Dulu, Reno sering berkata, “Ngapain masak? Kita bisa makan di mana saja.” Dan Alena, yang saat itu masih merasa sedang hidup dalam mimpi, hanya mengangguk setuju.Kulkas sebesar pintu lemari itu kini nyaris kosong. Hanya ada botol air mineral premium, yogurt organik yang sudah basi, dan buah impor yang mulai layu. Ironis, untuk alat sebesar itu, isinya lebih menyedihkan dari warung kecil.Dengan enggan, ia membuat sarapan: roti tawar dengan selai kacang. Murah, sederhana, tapi justru membawa rasa nyaman yang
Last Updated: 2025-07-24
Chapter: Bab 357Lukisan itu sudah selesai.Alena duduk bersila di lantai kamarnya, menatap kanvas di depannya yang telah menyerap begitu banyak rasa dalam dua minggu terakhir. Sosok perempuan di cermin retak itu kini tampak utuh—bukan karena retaknya hilang, tapi karena setiap pecahan diberi garis emas yang berkilau. Luka-luka itu tidak disembunyikan, malah diubah jadi bagian dari keindahan.Namun, justru itu yang membuat dadanya sesak. Lukisan itu terlalu jujur. Terlalu telanjang. Seolah jiwanya sendiri terpampang di sana, tanpa tirai, tanpa topeng.Ponselnya bergetar.Pesan dari Sarah, kurator pameran:"Len, deadline pengumpulan karya besok siang. Gimana kabarnya lukisan kamu?"Alena menatap layar ponsel, jemarinya menggantung di atas keyboard. Bagian dari dirinya ingin membalas,“Lukisannya sudah selesai. Akan kukirim fotonya sebentar lagi.”Tapi ada suara kecil di kepalanya yang berbisik,“Kamu yakin mau memamerkan ini? Kamu yakin siap dilihat orang-orang dalam keadaan se-rentan ini?”Lalu suara
Last Updated: 2025-07-24
Chapter: Bab 356Alena akhirnya berani mengakui satu hal yang selama ini terus menghimpit dadanya:Ia masih mencintai Adrian.Kesadaran itu menghantam seperti tamparan keras. Ia menggenggam ponselnya, jari-jarinya gemetar. Tapi kemudian ragu. Apa yang harus ia katakan? Bagaimana menjelaskan kekacauan perasaannya?Aku salah. Aku menipu diriku sendiri. Aku pura-pura kuat. Pura-pura tidak peduli.Aku pikir aku bisa memilih aman daripada terbakar. Stabil daripada penuh gejolak.Tapi aku tidak bisa lagi berpura-pura.Duduk di kedai kopi, Alena memandangi orang-orang yang menjalani hidup "normal": mahasiswa mengetik, pasangan berbicara lembut, sahabat tertawa pelan. Dunia mereka terasa asing.Sudah dua tahun ia hidup dalam dunia itu—dunia yang tenang, rasional, penuh kompromi. Dunia Reno. Tapi itu bukan dunianya. Bukan jiwanya.Jiwanya milik dunia yang penuh risiko—seperti berdiri di ujung jurang sambil menantang angin. Dunia yang hanya Adrian yang bisa sentuh.Namun keinginan dan kenyataan adalah dua hal y
Last Updated: 2025-07-22
Chapter: Bab 355"Oh ya? Terus kenapa selama ini kamu selalu nurut sama aku? Kenapa kamu selalu minta pendapat aku untuk segalanya? Kalau kamu bukan milikku, kenapa kamu gampang banget aku kendalikan?"Pertanyaan-pertanyaan itu menohok habis-habisan. Adrian memang benar – selama bertahun-tahun, Alena memang seperti boneka yang digerakkan oleh Adrian. Tapi mendengar pria itu mengakuinya secara langsung, mengaku bahwa ia 'mengendalikan' Alena, justru membuat sesuatu dalam diri Alena bergolak."Mungkin dulu aku memang mudah kamu kendalikan," kata Alena pelan. "Tapi itu tidak berarti aku milikmu. Itu berarti aku tidak tahu caranya mencintai diriku sendiri.""Mencintai diri sendiri?" Adrian mendengus. "Omong kosong macam apa lagi itu? Self-love bullshit yang lagi trend di medsos?""Bukan bullshit," suara Alena semakin kuat. "Kalau aku tidak bisa mencintai diriku sendiri, bagaimana aku bisa mencintai orang lain dengan sehat? Bagaimana aku bisa tahu mana yang baik dan mana
Last Updated: 2025-07-22
Chapter: Bab 354Dua hari setelah berhasil menolak Adrian di depan pintu, Alena mulai merasakan ketenangan yang rapuh. Kuas-kuas lukisnya sudah tidak gemetar lagi, dan di atas kanvas mulai terbentuk sosok samar-samar seorang perempuan yang sedang menatap cermin pecah. Lukisan itu mengalir begitu saja dari tangannya, seolah-olah jiwa suburnya yang terkubur bertahun-tahun kini mulai bernapas kembali.Tapi ketenangan itu pecah ketika ponselnya berdering. Nama Adrian muncul di layar, dan meskipun setiap sel dalam tubuhnya menolak, ada bagian lama dalam dirinya yang masih terbiasa menjawab panggilan itu."Halo?" suaranya pelan, hampir berbisik."Alena." Suara Adrian terdengar berbeda – lebih tenang dari kemarin, tapi ada sesuatu yang dingin di baliknya. "Kita perlu bicara. Secara dewasa kali ini.""Adrian, aku sudah bilang kemarin—""Aku tahu kamu marah," Adrian memotong dengan nada yang dibuat-buat sabar. "Aku mengerti kamu lagi bingung. Makanya aku mau kita bicara baik-baik. Ketemuan di café usual kita,
Last Updated: 2025-07-21
Chapter: Bab 353"Tidak apa?" nada Adrian semakin menusuk. "Tidak butuh siapa-siapa? Jangan munafik, Len. Lihat dirimu sekarang. Mata bengkak, berantakan, sendirian di apartemen yang bahkan bukan milikmu. Kamu pikir kamu bisa hidup sendiri?"Sesuatu dalam diri Alena bergolak. Ya, ia memang berantakan. Ya, ia memang sendirian. Ya, ia memang takut. Tapi...Tapi ia ingat gadis di foto-foto itu. Gadis yang pernah percaya pada kemampuan dirinya sendiri. Dan meskipun gadis itu mungkin naif, meskipun mungkin membuat kesalahan, setidaknya ia berani mencoba."Mungkin aku memang tidak bisa hidup sendiri," kata Alena pelan, tapi suaranya mulai mantap. "Mungkin aku memang berantakan sekarang. Tapi aku lebih memilih berantakan sendirian daripada diperbaiki oleh orang yang salah.""Orang yang salah?" Adrian terdengar terkejut. "Aku yang salah? Aku yang sudah bertahun-tahun mencintaimu, yang mau menerima kamu apa adanya?""Mencintai atau mengendalikan?" Alena bertanya, dan pertan
Last Updated: 2025-07-21

Pijatan Nikmat Sang CEO
Arissa, seorang terapis pijat berbakat dengan masa lalu yang rumit, tak pernah menyangka akan bertemu dengan Nathaniel Alvaro, seorang CEO muda yang terkenal dingin dan tak tersentuh. Suatu hari, Nathaniel yang sedang dilanda stres berat karena tekanan pekerjaan datang ke klinik pijat tempat Arissa bekerja. Tanpa sadar, tangan lembut Arissa berhasil meredakan ketegangan di tubuhnya—dan juga membuka sedikit celah di hati Nathaniel yang beku.
Namun, pertemuan mereka tidak berhenti di situ. Nathaniel, yang terpesona oleh kehangatan dan ketulusan Arissa, menawarkan kontrak eksklusif agar ia menjadi terapis pribadinya. Arissa bimbang antara profesionalitas dan perasaan yang perlahan tumbuh. Di tengah hubungan yang semakin rumit, rahasia masa lalu Nathaniel terungkap, menyeret Arissa ke dalam konflik besar yang melibatkan keluarga, ambisi, dan cinta.
Akankah Arissa mampu menjaga hatinya agar tidak terluka, atau justru ia akan menjadi pijatan terakhir yang benar-benar mengubah hidup sang CEO?
Read
Chapter: Bab 252"Sangat sulit," Bima mengakui dengan jujur. "Terutama saat kamu benar-benar marah atau terluka. Tapi itu sepadan. Karena di akhir percakapan itu, kami biasanya menemukan pemahaman baru dan hubungan kami menjadi lebih kuat."Arjuna mengangguk, tampak memikirkan kata-kata ayahnya dengan serius. "Kurasa itulah sebabnya kalian masih sangat mencintai satu sama lain setelah bertahun-tahun."Bima tersenyum, terharu oleh observasi putranya. "Ya, kurasa begitu. Cinta bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja; itu adalah pilihan yang kami buat setiap hari—untuk tetap bersama, untuk menyelesaikan masalah, untuk mendukung satu sama lain."Di usianya yang ke-15, Bima dan Kirana menghadapi tantangan baru dalam pernikahan mereka. Kirana ditawari posisi penting di perusahaan internasional—sebuah kesempatan yang telah lama ia impikan. Namun, posisi itu mengharuskannya untuk pindah ke kota lain."Aku tidak tahu harus bagaimana," kata Kirana, setel
Last Updated: 2025-04-21
Chapter: Bab 251Bima menatap istrinya dengan tatapan penuh kasih. "Maksudmu?""Maksudku, dulu aku mencintaimu karena kamu tampan, pintar, dan selalu membuatku tertawa. Sekarang, aku mencintaimu karena semua itu, ditambah dengan bagaimana kamu sebagai suami, sebagai ayah, dan sebagai mitra hidupku. Aku mencintaimu karena semua yang telah kita lalui bersama, semua kenangan yang kita buat, dan semua impian yang masih kita kejar."Bima tersentuh oleh kata-kata istrinya. "Aku juga merasakan hal yang sama. Cinta kita telah bertransformasi menjadi sesuatu yang lebih dalam dan berarti.""Dan itu yang membuatnya istimewa," lanjut Kirana. "Bahwa cinta kita bukan sekadar perasaan sesaat, tetapi komitmen yang terus dipupuk setiap hari."Mereka duduk dalam keheningan yang nyaman, mendengarkan deburan ombak dan menikmati kebersamaan mereka. Bima meBima menggenggam tangan Kirana, merasakan tekstur lembut kulitnya yang sudah sangat familiar. "Kamu tahu, ada sesuatu yang ingin ku
Last Updated: 2025-04-21
Chapter: Bab 250"Kamu tahu apa yang paling kusukai dari hubungan kita?" tanya Bima."Apa?""Kita tidak hanya bertahan, tapi kita berkembang. Kita tidak hanya sekadar pasangan yang tinggal bersama, tapi kita benar-benar hidup bersama—berbagi mimpi, ketakutan, harapan, dan kebahagiaan."Kirana mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Dan itulah yang membuatnya istimewa, bukan? Bahwa di tengah dunia yang semakin individualistis, kita masih menemukan cara untuk benar-benar terhubung dan hadir satu sama lain.""Tepat sekali," Bima setuju. "Dan aku berjanji akan selalu menjaga hubungan ini, apapun yang terjadi."Mereka duduk di sana hingga larut malam, berbincang tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan. Tidak ada pembicaraan tentang pekerjaan, deadline, atau masalah sehari-hari. Hanya ada mereka berdua, dan cinta yang terus tumbuh di antara mereka.Waktu berlalu dengan cepat. Arjuna kini berusia lima tahun, dan Bima serta Kirana dikaruniai anak
Last Updated: 2025-04-21
Chapter: Bab 249"Kamu tahu," kata Bima tiba-tiba, "ada satu hal lagi yang membuat kita bertahan: kita tidak pernah berhenti tumbuh bersama."Kirana menatapnya penasaran. "Maksudmu?""Maksudku, kita tidak hanya mendukung pertumbuhan satu sama lain, tetapi kita juga tumbuh sebagai pasangan. Kita belajar dari kesalahan, beradaptasi dengan perubahan, dan selalu mencari cara untuk menjadi versi terbaik dari diri kita—baik sebagai individu maupun sebagai pasangan."Kirana tersenyum, menyadari kebenaran dalam kata-kata suaminya. Mereka memang telah melalui banyak perubahan dan tantangan, tetapi alih-alih membiarkan hal-hal tersebut memisahkan mereka, mereka menjadikannya sebagai kesempatan untuk tumbuh bersama."Aku mencintaimu," bisik Kirana, mengulangi kata-kata yang telah mereka ucapkan ribuan kali namun tidak pernah kehilangan maknanya."Aku lebih mencintaimu," balas Bima, sebelum keduanya terlelap dalam pelukan hangat, di samping buah hati mereka yang tertidur
Last Updated: 2025-04-21
Chapter: Bab 248"Kamu tahu," kata Bima suatu malam saat mereka berbaring bersama di tempat tidur, "aku mulai menyadari bahwa tidak semua 'pekerjaan penting' itu benar-benar penting."Kirana menoleh, tertarik. "Maksudmu?""Selama ini aku selalu berpikir bahwa setiap email harus dijawab segera, setiap masalah harus diselesaikan hari itu juga. Tapi ternyata tidak. Beberapa hal memang mendesak, tapi sebagian besar bisa menunggu.""Dan dunia tidak runtuh karenanya," tambah Kirana dengan senyum."Tepat sekali. Justru sebaliknya, aku merasa lebih produktif di kantor karena aku tahu waktuku terbatas. Aku harus menyelesaikan semua pekerjaan penting sebelum pulang, karena di rumah adalah waktuku bersamamu."Kirana mengangguk setuju. Ia juga mulai menerapkan hal serupa di tempat kerjanya. Alih-alih lembur hingga larut malam, ia berusaha menyelesaikan pekerjaannya dalam jam kerja normal. Tentu saja ada pengecualian untuk proyek-proyek penting, tetapi ia tidak lagi membiarkan pekerjaan mengambil alih seluruh hidu
Last Updated: 2025-04-20
Chapter: Bab 247: Keseimbangan Dalam CintaSuara dentingan sendok beradu dengan cangkir kopi memecah keheningan pagi itu. Bima menatap keluar jendela, mengamati titik-titik embun yang masih menggantung di dedaunan. Di hadapannya, Kirana sibuk mengetik sesuatu di laptopnya, sesekali mengernyitkan dahi. Meskipun berada di ruangan yang sama, mereka seolah berada di dunia yang berbeda—masing-masing tenggelam dalam urusan pekerjaannya."Deadline-nya besok," gumam Kirana, tanpa mengalihkan pandangan dari layar. "Proposal ini harus selesai malam ini."Bima hanya mengangguk pelan. Ia sendiri memiliki tumpukan dokumen yang menunggu untuk ditinjau. Sejak mendapat promosi sebagai kepala divisi, waktu luangnya semakin terkikis. Begitu pula dengan Kirana yang kini menjabat sebagai manajer proyek di perusahaan konsultan ternama.Keduanya telah menikah selama lima tahun, dan tiga tahun terakhir telah menjadi periode paling sibuk dalam kehidupan mereka. Karier mereka menanjak, tanggung jawab bertambah, dan waktu bersama semakin berkurang. Nam
Last Updated: 2025-04-20