Share

Jangan Memaksanya, Tapi Pahami Dia

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-04 19:24:45

Suasana membeku sesaat.

Hanna mematung di tempatnya. Untuk sesaat, ia tidak mau peduli apa pun yang Louis katakan, tapi ada sisi hatinya yang bertanya-tanya apa maksud Louis.

Sementara otak Martin berpikir keras, berusaha memahami maksud Louis, tapi ia juga tidak berkata apa pun.

"A-apa maksudmu ... kau tidak pernah menandatangani surat cerai itu?" bisik Hanna, suaranya gemetar.

Louis mengangguk, napasnya tersengal, suaranya pecah.

"Demi Tuhan, aku tidak pernah menandatangani surat cerai apa pun, Hanna! Bahkan, mengurus surat cerai saja tidak pernah!"

"Apa? Tapi surat itu jelas adalah surat pernyataan cerai dan tanda tangan itu adalah tanda tanganmu, Louis! Bahkan, di cek itu juga tanda tanganmu ...."

"Sial! Cek apa, Hanna? Aku bersumpah aku tidak pernah menandatangani apa pun untukmu selama ini, selain pembelian rumah ini kembali dari para rentenir itu! Aku bersumpah, Hanna! Aku tidak akan datang ke sini seperti ini kalau aku berniat menceraikanmu kan? Aku sama sekali tidak per
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
paris_22
loh kok cuma dikit...., lanjut lagi kakak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku   Pria Penting di Pesta

    "Selamat menyusul, Tama! Haha!" Louis dan Samuel begitu gencar menggoda Tama, tapi Hanna dan Nadine terus menenangkan mereka karena sungkan pada Elva. "Ya ampun, sudah! Kasihan Elva canggung sekali. Maaf ya, Elva! Kalau mereka sudah berpesta ya memang seperti ini. Mereka akan saling menggoda seperti remaja," seru Hanna. Elva ikut tersenyum dan mengangguk. "Tidak apa, aku mengerti." "Haha, lihatlah, kalian membuat Elva malu!" seru Nadine juga. Semua orang pun masih terus tertawa sambil lanjut berpesta, sedangkan Tama mendekati Elva. "Jangan dengarkan mereka! Mereka keterlaluan menggodamu!" "Eh, tidak apa, Pak. Aku tidak merasa tersinggung atau apa pun." Tama terdiam sejenak, mempertimbangkan untuk bicara atau tidak. "Hmm, itu ... kau ... kau belum punya kekasih, Elva?" tanya Tama absurd. Dan lagi-lagi Tama merutuki mulutnya. Ia terus mempertimbangkan bicara atau tidak. Hatinya bilang tidak usah bertanya, tapi mulutnya mendadak meledak sendiri. Elva sendiri yang mendengarnya

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku   Buket Bunga di Pelukannya

    "Wedding kiss yang heboh sekali. Haha. Sekali lagi selamat untuk kalian, Refi dan Susan." "Haha, Susan ini membuatku malu. Dia menciumku heboh sekali!" protes Refi. "Tapi kau juga suka kan?" Susan tersenyum gemas. Semua yang mendengarnya terkikik. Semua orang memberikan selamat sekali lagi pada Refi dan Susan setelah pemberkatan nikah berakhir. Mereka lanjut menjamu para undangan makan bersama. Refi pun membawa Susan bersamanya untuk dikenalkan pada semua anggota keluarganya. Begitu juga Susan melakukan hal yang sama. Louis juga menemani Refi menyapa beberapa klien yang diundang. Mereka begitu sibuk dengan tawa dan obrolan yang hangat. Sementara Tama sendiri sudah gelisah menatap sekelilingnya. Elva juga diundang, tapi sampai pemberkatan nikah selesai, wanita itu belum muncul juga. Tanpa ia ketahui, Elva masih menjadi Cassa dan ia harus live tadi saat pemberkatan nikah dilakukan. Selesai live, Cassa pun langsung berdandan dengan gaunnya. Ia tidak sempat mengeriting rambutnya d

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku   Akhirnya Menikah

    "Jangan dengarkan ucapan Gio, dia suka ngawur." Tama mendadak salah tingkah di depan Elva, padahal Elva tidak bertanya apa-apa. Gio pun tidak pernah menyebut nama Elva. Elva sendiri hanya mengangguk malu. "Tidak apa, Pak. Tapi aku baru tahu ternyata Anda lucu sekali, padahal di kantor, Anda terlihat menyeramkan." "Ah, bukankah kita tidak boleh menilai seseorang dari penampilannya kan? Ya begitulah aku!" Elva mengangguk dan kembali tersenyum. Baru saja Tama ingin bicara lagi, tapi Gio sudah berlari menghampiri Elva. "Kak Elva, ayo main sama Gio!" "Eh, mau main apa, Gio?" "Ayo temani Gio saja!" Gio langsung menarik Elva bersamanya sampai Tama rasanya kecewa sendiri melihat Gio mengambil Elva darinya. "Dasar anak kecil sialan! Tidak lihat apa aku sedang mengobrol dengan Elva?" gumam Tama kesal. Namun, mendadak Tama mematung lagi melihat bagaimana reaksi Elva saat menemani Gio bermain. Elva berlari kecil saat Gio memintanya berlari. Elva tertawa saat Gio tertawa. Elva juga ber

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku   Mulut Besar sang Adik

    "Ajak Elva ke pesta di rumah baruku hari Minggu besok, Tama." "Apa? Untuk apa aku mengajak Elva?" "Biar lebih ramai.""Keluargamu saja sudah terlalu ramai, Samuel. Tidak usah mengajaknya!" Beberapa hari sudah berlalu sejak Samuel kembali bekerja dan Samuel makin melihat kedekatan Tama dengan Elva. Sebagai seorang sahabat, Samuel pun berusaha makin mendekatkan mereka karena memang sudah waktunya Tama mendapatkan pasangan. Hanna sendiri juga terus meminta Samuel mengenalkan wanita untuk Tama. "Hei, aku yang punya pesta dan aku mau mengundang Elva, jadi kau harus datang membawanya besok." "Ya ampun, kau ada-ada saja, Samuel!" Tama mengomel, tapi jantungnya juga berdebar kencang karena untuk pertama kalinya, keluarga Samuel yang sudah ia anggap seperti keluarganya sendiri akan melihat Elva. Tapi baiklah, Tama akan mengenalkan Elva sebagai asistennya. Toh, sama seperti Refi yang juga selalu ikut Louis dalam setiap acara keluarga. Tama pun mencari waktu siang itu dan mengajak Elva b

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku   Perasaan yang Berbalas

    "Akhirnya kau pulang juga, Samuel!" "Apa kabar, Tama? Haha!" "Semuanya baik. Apa kabar, Nadine?" "Baik juga. Tapi silakan mengobrol, aku akan meninggalkan kalian di sini." Tama akhirnya baru sempat datang ke rumah Samuel malam itu untuk menyambut sahabatnya itu. Nadine pun meninggalkan keduanya di pinggir kolam renang untuk mengobrol bersama. "Jadi bagaimana pekerjaan dan proyel-proyek kita?" "Semuanya sangat lancar. Aku sudah menyiapkan semua laporannya agar kau bisa memeriksanya besok." "Kau memang yang terbaik, Tama." "Tapi kalau ada waktu, aku mau mempertemukanmu dengan teman-temanku yang mendadak mendapat hidayah dan ingin bekerja halal." "Teman-temanmu yang dulu itu? Wow, itu hebat sekali, Tama. Tentu saja aku mau bertemu mereka. Aku yakin mereka sama hebatnya denganmu, hanya mereka belum menemukan jalannya yang tepat." "Ya, aku juga lega sekali mendengarnya. Dan semoga mereka bisa berhasil juga." "Itu pasti! Nanti kita akan atur jadwalnya. Lalu bagaimana dengan Elva,

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku   Kepulangan yang Dinantikan

    Tama memimpikan Elva malam itu. Asisten cantiknya itu berdiri di depannya tanpa kacamata, tanpa rambut keriting, dan tanpa bintik-bintik di wajahnya. Elva tersenyum padanya sampai membuat jantung Tama berdebar begitu kencang. Wanita itu terus mendekat dan mendekat, lalu memeluk leher Tama. Jantung Tama pun makin berdebar kencang saat wanita itu memajukan bibirnya. Elva akan menciumnya. Tama harus menerima atau menolak. Di satu sisi, Tama bosnya Elva. Tapi di sisi lain, Tama juga menginginkannya. Tama tidak bisa berpikir, tapi ia memejamkan matanya. Persetan dengan bos dan asisten, Tama ingin mencium Elva juga. Tama pun memejamkan matanya dan akhirnya memajukan bibirnya lalu mereka berciuman begitu heboh. "Kak Tama! Kak Tama! Mengapa menciumi guling? Kak Tama!" Suara teriakan Gio langsung membuat Tama tersentak kaget dan membelalak. "Apa? Apa? Ada kebakaran? Mengapa harus berteriak?" omel Tama kaget. "Apa yang kau lakukan di sini, Anak Kecil?" tanyanya lagi saat melihat Gio ber

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status