Share

Kencan Dadakan

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-21 08:26:45

"Seharusnya kau lihat ekspresinya tadi, Hanna! Lucu sekali! Haha ...."

Susan tidak berhenti tertawa saat akhirnya mereka sudah keluar dari restoran itu. Mereka berempat sudah duduk di dalam mobil dengan Refi dan Susan di depan, sedangkan Louis dan Hanna duduk berdua di belakang.

Hanna pun ikut tertawa begitu senang. "Aku tidak pernah membayangkan menang dari Elma akan terasa begitu menyenangkan, Susan! Kau tahu, sejak dulu aku dibully, aku selalu menerima. Tentu saja sesekali aku melawan, tapi aku lebih banyak mengalah."

"Baru hari ini aku merasa, ternyata menang itu menyenangkan," imbuh Hanna merasakan perasaan puasnya.

"Tentu saja menang itu menyenangkan, Sayang. Dan kau akan selalu menang ke depannya. Tidak perlu mengalah lagi pada orang seperti itu! Tidak perlu minta maaf kalau tidak salah, dan tidak perlu menunduk pada orang yang tidak menghargaimu!" pesan Louis singkat, tapi penuh arti.

Pikiran Hanna melayang sejenak. Semua ucapan Louis adalah apa yang ia lakukan sepanjang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Titi Luaha
cieee..... bolehlah thorrr biar refi jdian sm Susan... buatlah alur kisan mereka kayak tambah seruuu dechh
goodnovel comment avatar
Heri Wanti
aaaaaah..... gemesnya interaksi refi dan susan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku   Perasaan yang Berbalas

    "Akhirnya kau pulang juga, Samuel!" "Apa kabar, Tama? Haha!" "Semuanya baik. Apa kabar, Nadine?" "Baik juga. Tapi silakan mengobrol, aku akan meninggalkan kalian di sini." Tama akhirnya baru sempat datang ke rumah Samuel malam itu untuk menyambut sahabatnya itu. Nadine pun meninggalkan keduanya di pinggir kolam renang untuk mengobrol bersama. "Jadi bagaimana pekerjaan dan proyel-proyek kita?" "Semuanya sangat lancar. Aku sudah menyiapkan semua laporannya agar kau bisa memeriksanya besok." "Kau memang yang terbaik, Tama." "Tapi kalau ada waktu, aku mau mempertemukanmu dengan teman-temanku yang mendadak mendapat hidayah dan ingin bekerja halal." "Teman-temanmu yang dulu itu? Wow, itu hebat sekali, Tama. Tentu saja aku mau bertemu mereka. Aku yakin mereka sama hebatnya denganmu, hanya mereka belum menemukan jalannya yang tepat." "Ya, aku juga lega sekali mendengarnya. Dan semoga mereka bisa berhasil juga." "Itu pasti! Nanti kita akan atur jadwalnya. Lalu bagaimana dengan Elva,

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku   Kepulangan yang Dinantikan

    Tama memimpikan Elva malam itu. Asisten cantiknya itu berdiri di depannya tanpa kacamata, tanpa rambut keriting, dan tanpa bintik-bintik di wajahnya. Elva tersenyum padanya sampai membuat jantung Tama berdebar begitu kencang. Wanita itu terus mendekat dan mendekat, lalu memeluk leher Tama. Jantung Tama pun makin berdebar kencang saat wanita itu memajukan bibirnya. Elva akan menciumnya. Tama harus menerima atau menolak. Di satu sisi, Tama bosnya Elva. Tapi di sisi lain, Tama juga menginginkannya. Tama tidak bisa berpikir, tapi ia memejamkan matanya. Persetan dengan bos dan asisten, Tama ingin mencium Elva juga. Tama pun memejamkan matanya dan akhirnya memajukan bibirnya lalu mereka berciuman begitu heboh. "Kak Tama! Kak Tama! Mengapa menciumi guling? Kak Tama!" Suara teriakan Gio langsung membuat Tama tersentak kaget dan membelalak. "Apa? Apa? Ada kebakaran? Mengapa harus berteriak?" omel Tama kaget. "Apa yang kau lakukan di sini, Anak Kecil?" tanyanya lagi saat melihat Gio ber

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku   Menyukainya

    Sejak makan siang berdua, Tama benar-benar melihat Elva dengan cara berbeda. Ia sudah tidak pernah mengatai asistennya itu jelek. Malahan, tatapan Tama tidak pernah berhenti mencari Elva sepanjang hari. Terkadang saat rapat, tatapan mereka akan diam-diam bertemu. Saat sedang makan siang dengan klien pun, Tama selalu berusaha mencuri pandang pada Elva. Bahkan, tidak terhitung berapa kali Tama membuat alasan agar ia bisa berdua saja dengan asistennya itu. Begitu juga Elva yang makin jatuh cinta pada Tama dan mulai lebih berani menunjukkan rasa tertariknya. Seperti sore itu, saat Elva mengetuk pintu ruangan Tama untuk mengantarkan kopi. "Selamat sore, Pak. Aku mengantarkan kopi untuk Anda." Tama sampai kaget sendiri. "Mengapa kau yang mengantarkan kopinya ke sini?" Elva mengulum senyumnya tersipu. "Kebetulan aku melihat office girl sedang sibuk. Karena itu, aku yang membuatkan kopinya.""Bahkan kau juga yang membuat kopinya?" Tama menganga tidak percaya, tapi ia benar-benar ingin

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku   Mulai Nyaman

    "Bagaimana kalau kita makan sushi, Pak? Sushi di sana enak sekali!" Elva menunjuk ke sebuah restoran sushi.Setelah tidak fokus sepanjang hari, akhirnya siang hari tiba, waktu makan siang bersama antara Tama dan Elva. Tadinya Tama berpikir ia tidak fokus karena ia ingin membatalkan makan siang ini. Namun, nyatanya saat jam makan siang tiba, ia mendadak antusias. Mungkin alam bawah sadarnya menantikan makan siang absurd ini. Tama berusaha bersikap biasa saja, tapi Elva tidak bisa menyembunyikan rasa girangnya. Mereka melangkah beriringan seperti bos dan asisten pada umumnya dan mereka tidak banyak mengobrol di sepanjang perjalanan, walaupun keduanya sama-sama antusias. "Ah, kau suka makan sushi ya?" tanya Tama malas. Elva mengerjapkan mata mendengar nada Tama. "Apa Anda tidak suka makan sushi? Kalau begitu, kita cari tempat lain saja ...." "Tidak usah! Makan sushi juga tidak apa. Lagipula kau yang traktir kan? Jadi kau yang memilih tempatnya." "Eh, jangan begitu! Kita kan makan b

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku   Bukan Kencan

    "Dia bilang aku cantik, Dera! Dia bilang Elva cantik!" Cassa memekik kegirangan begitu ia tiba di rumah sampai lagi-lagi Dera menggeleng tidak percaya. "Tunggu dulu, Cassa! Kau baru saja hampir dilecehkan oleh seorang fans fanatik yang tidak jelas, tapi kau malah bersikap biasa saja dan tersipu karena dibilang cantik? Ini serius, Cassa!" "Aku juga serius, Dera! Yang penting orang itu sudah diamankan dan aku yakin Tama akan menjagaku," sahut Elva sambil tersenyum. Dera memutar bola matanya. "Oh, sepertinya sekarang tidak ada yang penting bagimu selain Tama. Tapi semoga kejadian horor tadi benar-benar tidak terulang lagi. Itu mengerikan sekali!" "Jujur saja, itu memang mengerikan. Dan ya, semoga tidak terulang lagi! Aku siap-siap live dulu!" Cassa terus terkikik dan malam itu, ia kembali live dengan sumringah lagi sambil terus memikirkan pertemuan dengan Tama besok. *Tama pasti sudah gila saat ia melirik ke meja Elva pagi itu saat ia baru tiba di kantor. Sejak semalam menolong E

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku   Terus Memikirkannya

    Jantung Tama masih berdebar tidak karuan karena Elva. Ia tidak ingin terus menatap, tapi sialnya, ia tidak bisa berhenti menatap. Sampai tanpa sengaja, Elva yang sudah selesai membersihkan darah di bibir Tama pun mendongak menatap bosnya itu. Tatapan mereka bertemu dan suasana kembali hening. Jantung Elva juga menderu kencang menatap Tama dari jarak dekat. Kali ini mereka saling menatap dengan rasa kagum yang terpancar dalam tatapan masing-masing. Elva sama sekali belum sadar kalau kacamatanya sudah jatuh lagi dan saat ini, wajahnya adalah wajah cantik Cassa. Tatapan mereka bertaut begitu lama dan Elva bersumpah ia melihat Tama melirik bibirnya, mungkin Tama akan menciumnya. Mungkin Tama akhirnya tertarik padanya. Elva rasanya sudah ingin berjinjit agresif dan mencium pria itu duluan saking gemasnya. Namun, untunglah suara ponsel berbunyi membuatnya tidak melakukannya. Tama tersentak duluan dan langsung mengedarkan pandangannya mencari sumber suara. "Itu ... ponsel siapa? Ada ya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status