Share

Telepon Darurat

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-15 13:15:42

Beberapa hari berlalu dan Hanna punya kebiasaan baru yang menyenangkan.

Setiap hari Tama yang akan mengantar jemput Gio bersama sopir. Tama juga membersihkan rumah dan memasak untuk Hanna, walaupun Sena tetap mengirimkan makanan sehat.

Terkadang kalau banyak makanan, Tama akan masak lebih sedikit, begitu juga sebaliknya.

Tama masih bertahan sebagai kakak yang baik, malahan Tama mulai mengajari Gio belajar walaupun ia sering frustasi.

"Sebenarnya kau itu kelas berapa, mengapa pelajarannya susah sekali! Pikir saja sendiri!"

"Tapi Gio tidak bisa, Kak Tama. Ajari yang ini, besok Gio ulangan."

"Ck, ulangan saja kau takut! Dengarkan Kakak, kau tahu apa yang paling penting saat kita menghadapi ulangan?"

Gio menaikkan alisnya. "Belajar! Selama sudah belajar, pasti bisa!"

"Salah!" ralat Tama cepat.

"Lalu apa yang penting saat ulangan?"

"Yang penting itu percaya diri! Kalau kau percaya diri, pasti kau bisa mengerjakannya!"

"Eh, kalau percaya diri tapi tidak tahu jawabannya bagaimana?"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Eli Mirza
konyol sih mknya pindah koplok ah.nyusahin prt trus
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
up yg byk dong thor utk novel yg ini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku   Mulut Besar sang Adik

    "Ajak Elva ke pesta di rumah baruku hari Minggu besok, Tama." "Apa? Untuk apa aku mengajak Elva?" "Biar lebih ramai.""Keluargamu saja sudah terlalu ramai, Samuel. Tidak usah mengajaknya!" Beberapa hari sudah berlalu sejak Samuel kembali bekerja dan Samuel makin melihat kedekatan Tama dengan Elva. Sebagai seorang sahabat, Samuel pun berusaha makin mendekatkan mereka karena memang sudah waktunya Tama mendapatkan pasangan. Hanna sendiri juga terus meminta Samuel mengenalkan wanita untuk Tama. "Hei, aku yang punya pesta dan aku mau mengundang Elva, jadi kau harus datang membawanya besok." "Ya ampun, kau ada-ada saja, Samuel!" Tama mengomel, tapi jantungnya juga berdebar kencang karena untuk pertama kalinya, keluarga Samuel yang sudah ia anggap seperti keluarganya sendiri akan melihat Elva. Tapi baiklah, Tama akan mengenalkan Elva sebagai asistennya. Toh, sama seperti Refi yang juga selalu ikut Louis dalam setiap acara keluarga. Tama pun mencari waktu siang itu dan mengajak Elva b

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku   Perasaan yang Berbalas

    "Akhirnya kau pulang juga, Samuel!" "Apa kabar, Tama? Haha!" "Semuanya baik. Apa kabar, Nadine?" "Baik juga. Tapi silakan mengobrol, aku akan meninggalkan kalian di sini." Tama akhirnya baru sempat datang ke rumah Samuel malam itu untuk menyambut sahabatnya itu. Nadine pun meninggalkan keduanya di pinggir kolam renang untuk mengobrol bersama. "Jadi bagaimana pekerjaan dan proyel-proyek kita?" "Semuanya sangat lancar. Aku sudah menyiapkan semua laporannya agar kau bisa memeriksanya besok." "Kau memang yang terbaik, Tama." "Tapi kalau ada waktu, aku mau mempertemukanmu dengan teman-temanku yang mendadak mendapat hidayah dan ingin bekerja halal." "Teman-temanmu yang dulu itu? Wow, itu hebat sekali, Tama. Tentu saja aku mau bertemu mereka. Aku yakin mereka sama hebatnya denganmu, hanya mereka belum menemukan jalannya yang tepat." "Ya, aku juga lega sekali mendengarnya. Dan semoga mereka bisa berhasil juga." "Itu pasti! Nanti kita akan atur jadwalnya. Lalu bagaimana dengan Elva,

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku   Kepulangan yang Dinantikan

    Tama memimpikan Elva malam itu. Asisten cantiknya itu berdiri di depannya tanpa kacamata, tanpa rambut keriting, dan tanpa bintik-bintik di wajahnya. Elva tersenyum padanya sampai membuat jantung Tama berdebar begitu kencang. Wanita itu terus mendekat dan mendekat, lalu memeluk leher Tama. Jantung Tama pun makin berdebar kencang saat wanita itu memajukan bibirnya. Elva akan menciumnya. Tama harus menerima atau menolak. Di satu sisi, Tama bosnya Elva. Tapi di sisi lain, Tama juga menginginkannya. Tama tidak bisa berpikir, tapi ia memejamkan matanya. Persetan dengan bos dan asisten, Tama ingin mencium Elva juga. Tama pun memejamkan matanya dan akhirnya memajukan bibirnya lalu mereka berciuman begitu heboh. "Kak Tama! Kak Tama! Mengapa menciumi guling? Kak Tama!" Suara teriakan Gio langsung membuat Tama tersentak kaget dan membelalak. "Apa? Apa? Ada kebakaran? Mengapa harus berteriak?" omel Tama kaget. "Apa yang kau lakukan di sini, Anak Kecil?" tanyanya lagi saat melihat Gio ber

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku   Menyukainya

    Sejak makan siang berdua, Tama benar-benar melihat Elva dengan cara berbeda. Ia sudah tidak pernah mengatai asistennya itu jelek. Malahan, tatapan Tama tidak pernah berhenti mencari Elva sepanjang hari. Terkadang saat rapat, tatapan mereka akan diam-diam bertemu. Saat sedang makan siang dengan klien pun, Tama selalu berusaha mencuri pandang pada Elva. Bahkan, tidak terhitung berapa kali Tama membuat alasan agar ia bisa berdua saja dengan asistennya itu. Begitu juga Elva yang makin jatuh cinta pada Tama dan mulai lebih berani menunjukkan rasa tertariknya. Seperti sore itu, saat Elva mengetuk pintu ruangan Tama untuk mengantarkan kopi. "Selamat sore, Pak. Aku mengantarkan kopi untuk Anda." Tama sampai kaget sendiri. "Mengapa kau yang mengantarkan kopinya ke sini?" Elva mengulum senyumnya tersipu. "Kebetulan aku melihat office girl sedang sibuk. Karena itu, aku yang membuatkan kopinya.""Bahkan kau juga yang membuat kopinya?" Tama menganga tidak percaya, tapi ia benar-benar ingin

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku   Mulai Nyaman

    "Bagaimana kalau kita makan sushi, Pak? Sushi di sana enak sekali!" Elva menunjuk ke sebuah restoran sushi.Setelah tidak fokus sepanjang hari, akhirnya siang hari tiba, waktu makan siang bersama antara Tama dan Elva. Tadinya Tama berpikir ia tidak fokus karena ia ingin membatalkan makan siang ini. Namun, nyatanya saat jam makan siang tiba, ia mendadak antusias. Mungkin alam bawah sadarnya menantikan makan siang absurd ini. Tama berusaha bersikap biasa saja, tapi Elva tidak bisa menyembunyikan rasa girangnya. Mereka melangkah beriringan seperti bos dan asisten pada umumnya dan mereka tidak banyak mengobrol di sepanjang perjalanan, walaupun keduanya sama-sama antusias. "Ah, kau suka makan sushi ya?" tanya Tama malas. Elva mengerjapkan mata mendengar nada Tama. "Apa Anda tidak suka makan sushi? Kalau begitu, kita cari tempat lain saja ...." "Tidak usah! Makan sushi juga tidak apa. Lagipula kau yang traktir kan? Jadi kau yang memilih tempatnya." "Eh, jangan begitu! Kita kan makan b

  • Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku   Bukan Kencan

    "Dia bilang aku cantik, Dera! Dia bilang Elva cantik!" Cassa memekik kegirangan begitu ia tiba di rumah sampai lagi-lagi Dera menggeleng tidak percaya. "Tunggu dulu, Cassa! Kau baru saja hampir dilecehkan oleh seorang fans fanatik yang tidak jelas, tapi kau malah bersikap biasa saja dan tersipu karena dibilang cantik? Ini serius, Cassa!" "Aku juga serius, Dera! Yang penting orang itu sudah diamankan dan aku yakin Tama akan menjagaku," sahut Elva sambil tersenyum. Dera memutar bola matanya. "Oh, sepertinya sekarang tidak ada yang penting bagimu selain Tama. Tapi semoga kejadian horor tadi benar-benar tidak terulang lagi. Itu mengerikan sekali!" "Jujur saja, itu memang mengerikan. Dan ya, semoga tidak terulang lagi! Aku siap-siap live dulu!" Cassa terus terkikik dan malam itu, ia kembali live dengan sumringah lagi sambil terus memikirkan pertemuan dengan Tama besok. *Tama pasti sudah gila saat ia melirik ke meja Elva pagi itu saat ia baru tiba di kantor. Sejak semalam menolong E

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status