Share

Pernyataan Cinta

Bell pulang berbunyi, pelajaran yang mengantukkan telah berakhir. Lily yang buru-buru ingin pulang menitipkan baju olahraga itu pada Cyntia untuk dikembalikan ke pemiliknya.

"Yaudahlah aku bareng Tiara aja balikin baju ini. Ucap Cyntia dalam hati.

Aris dari belakang berjalan kedepan dan melemparkan baju olahraga yang dipakai oleh Tiara. Cyntia terkejut dengan kedatangan Aris yang melemparkan baju itu.

"Tiara mana Ris?" Tanya Cyntia.

"Gak tau tu, usai pelajaran olahraga dianya gak masuk kelas lagi. Nih sekalian tasnya kamu bawakan." Jawab Aris.

Cyntia hanya mengeluh. Sementara Aris yang melihat tumpukan tiga pasang baju olahraga dan juga dua tas ransel yang isinya serasa batu itu merasa ibah dengan Cyntia. Bagaimana mungkin dengan tubuh yang mungil bisa membawa beban sebanyak itu. Dengan segera ia mengambil kembali tas milik Tiara dan juga tiga pasang baju itu. Cyntia merasa bingung dengan kelakukan Aris.

"Lah kenapa diambil lagi? dan juga bajunya?" Tanya Cyntia.

"Udah ah.. Gak usah banyak cingcong, yaudah ini mau dibalikin ke kelas mana?" Jawab Aris.

Cyntia tersenyum dan mengajak Aris ke kelas XII.IPA.1. Hengky yang dari tadi sudah menunggu di depan kelas dengan temannya. Ia tersenyum melihat kedatangan Cyntia namun merasa risih dengan seorang lelaki disampingnya.

"Nih, punyamu kan? aku pulang dulu ya Cyntia." Ucap Aris sambil meletakan baju olahraga tadi ke tangan Hengky dan berlalu.

Cyntia senyum-senyum merasa malu dengan tingkah Aris yang tidak sopan barusan. Hengky pun ikut tersenyum dan mereka saling menatap mata satu sama lain.

"Yaudah ayo pulang kak." Ajak Cyntia.

Keduanya berjalan menuju parkiran dan meninggalkan sekolah.

"Lah, kok ke taman si kak?" Tanya Cyntia heran tapi senyum-senyum.

"Aku mau bicara serius dengan kamu, Cyntia." Jawab Hengky.

Di sebuah taman mereka berdua duduk di kursi yang menghadap air mancur. 

"Siapa tadi yang bersamamu mengantarkan baju?" Tanya Hengky.

"Oh.. Aris? Dia teman sekelasku, kenapa kak?" Tanya balik Cyntia.

"Gak ada, aku cuma mau bilang jangan dekat-dekat dengannya." Jawab Hengky sambil menatap mata Cyntia.

Deg.. Detak jantung Cyntia rasanya sudah tak beraturan lagi. Wajahnya memerah dan kupingnya panas mendengar dari perkataan Hengky.

"Soal surat itu? apa kamu serius?" Tanya Hengky dengan hati-hati.

Detak jantung Cyntia kini bukan lagi tak beraturan tapi serasa berhenti.

"Uhuk..uhuk..uhuk.." Cyntia terbatuk.

Hengky tersenyum.

"Kamu tu bunga yang unik dan beda dari yang lain jangan minder seperti kamu tak ada artinya, kamu berbeda bukan berarti kamu tak boleh menyampaikan perasaan pada sang kupu-kupu. Kamu harus tau kupu-kupu itu juga menyukaimu." Ucap Hengky.

Kini Cyntia benar seperti terbang saat mendengar perihal itu.

"Benarkah kupu-kupu itu menyukai bunga yang tak ada indahnya sama sekali ini?" Tanya balik dari Cyntia.

"Kamu bunga lebih dari indah diantara bunga yang lain, hanya saja kamu tak merasakannya. Karena kamu tak melihatnya dan yang melihat itu adalah aku yang sedang terbang menghinggapimu. Jadi gimana apakah kupu-kupu ini boleh menjadi pemilik bunga ini?" Tanya Hengky.

Deg..Deg..Deg.. Bunyi detak jantung Cyntia makin kencang dan ingin copot rasanya. Ia lalu mengangguk malu dihadapan Hengky.

"Ini untukmu." Hengky memberikan sebuah gelang yang terbuat dari kayu. Dipasangkannya gelang itu ke tangan Cyntia dengan senyum-senyum yang sangat bahagia. Cyntia tak sengaja melihat sebuah tanda hitam di tangan kanan Hengky yang sepertinya ia pernah melihat sebelumnya. Namun ia tak tau dimana dan kapan ia melihatnya. Hengky melirik mata Cyntia yang seolah sedang kebingungan.

"Kenapa?" Tanya Hengky.

Cyntia segara menyadarkan dirinya.

"Gak apa-apa, gelangnya bagus banget. Buat sendiri ya kak?" Tanya balik Cyntia.

Keduanya terus berbincang hingga mentari sudah mau tenggelam dari bumi ini. Mereka juga tak lupa untuk tukaran nomor ponselnya agar lebih akrab sebagai pasangan baru. 

"Ayo aku antar kamu pulang." Ucap Hengky.

Tiba dikosan Cyntia melempar tubuhnya ke atas kasur karena saking kegirangan. Gara-gara surat itu akhirnya dia bisa berpacaran dengan kak Hengky si idamannya sejak dulu.

"Oh udara yang sejuk, kini kayak ada manis-manisnya. Bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan tuan kupu-kupu yang terlampaui indah? Bagaimana mungkin ia kepincut dengan bunga buruk rupa ini? hemm.. Oh tuan kupu-kupu berjanjilah untuk selalu bersamaku hingga akhir hayat. Aku teramat menyukaimu. Ohh... Hahahaha." Prosa yang diungkapkan secara spontan oleh Cyntia membuatnya sangat berbunga-bunga.

Di luar kosan Cyntia, Hengky tersenyum mendengar kata-kata itu. 

"Ternyata dia masih suka berpuisi dengan spontan untuk mengungkapkan perasaannya. Ini benar-benar membuatku mengingat kembali pada masa itu. Hahaha." Ucap Hengky lalu pergi.

Dren... Bunyi suara motor yang lewat.

"Hah? Kak Hengky? Jadi tadi dia masih didepan?" Teriak Cyntia.

Dulu masa SMP ditepi danau tempat ia ingin bunuh diri itu. Cyntia sering mengungkapkan perasaannya dengan berpuisi sendirian, nangis sendirian. Ketika ia sedih, bahagia semuanya ia ungkapkan disana. Tapi ia tidak tau jikalau ada seseorang yang setiap hari mendengarnya dibalik pohon-pohon. Lelaki itu jatuh hati dengan kata-kata yang diucapkan oleh Cyntia.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status