GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_12Mobil Mas Yuda berhenti di sebuah kafe. Letaknya tak jauh dari tempat kerjanya dulu. Dari kejauhan tampak Mas Yuda turun dari mobilnya. Kemudian terlihat Rasti keluar dari dalam kafe menemui Mas Yuda.Mereka berpelukan di tempat umum. Benar-benar keterlaluan, tidak punya malu! Momen seperti itu yang aku tunggu. Mengambil bukti untuk menjebloskan Mas Yuda ke penjara. Dengan mudah, aku mendapat bukti pertama. Ternyata tak sulit seperti yang kupikirkan.Kini Mas Yuda dan Rasti sudah berjalan masuk ke dalam kafe. Saat itu juga aku turun dari taksi dan mengikuti langkah Mas Yuda dengan selingkuhannya.Di dalam kafe, pengunjung tampak ramai. Sampai aku kewalahan mencari keberadaan dua manusia pengkhianat itu. Lalu, pandanganku menangkap sosok wanita genit. Dirinya sedang bergelayut manja di lengan seorang lelaki. Siapa lagi kalau bukan Rasti dan Mas Yuda.Lagi, kesempatan untukku mengumpulkan bukti. Bahwa Mas Yuda ingkar dengan surat perjanjian yang telah dita
GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_13"I-i-ibu!" kataku tergagap."Kenapa, kaget liat Ibu ada di sini?" ucapnya sambil berjalan mengitari ruangan tamu.Mau apa lagi perempuan bermuka dua itu hadir ke rumah ini? Bukan aku tidak bisa menghormati orang lain. Hanya saja rasa benci dan kesalku masih melekat. Apalagi jika aku ingat tentang perlakuan ibu mertua sebelumnya kepadaku. Dan melihat sekarang kenyataannya. Semua serasa seperti mimpi buruk, jauh berbanding terbalik. Ibu mertua hanya berpura-pura hanya karena Mas Yuda tampak terlalu mencintaiku."Ibu mau tinggal di sini beberapa hari bersama kita," terang Mas Yuda. Sepertinya ia paham jika aku kebingungan dan butuh penjelasan.Mataku terbelalak ketika mengetahui alasannya. Tidak! Aku tidak setuju kalau Ibu tinggal di rumah ininmeski hanya beberapa hari saja. Dapat kupastikan, tidak akan ada ketenangan selama Ibu di sini."Tap-tapi, Mas ...!" Aku tidak lagi melanjutkan kata-kataku, karena Ibu dan Mas Yuda sudah berlalu meninggalkanku."Sial
GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_1[Trx Rek. 1110105xxxxxx : Transfer FROM xxxxxxTO Marisa Yuliana Rp. 10,000,000.00 ....]Mataku membulat sempurna, membaca notifikasi SMS banking di ponselku.Berulang kali aku membaca dengan saksama notifikasi transferan masuk ke rekeningku. Rasa penasaran, mendorongku untuk mengecek saldo rekening, melalui jalur SMS.Ternyata benar. Jumlah saldo di rekeningku bertambah. Sejak kapan Mas Yuda mengirimkan uang sebanyak itu ke rekeningku? Biasanya uang bulanan selalu dijatah oleh Mas Yuda.Selang lima belas menit, ponselku kembali berbunyi. Nama Mas Yuda terpampang di layar ponsel pintarku. Tanpa menunda, segera kuangkat teleponnya."Halo, Marisa, maaf, itu aku salah transfer barusan. Tolong kamu kirim balik ke rekeningku, ya!""Salah transfer gimana, Mas?" tanyaku balik.Lantas, Mas Yuda menjelaskan bahwasannya uang yang ia kirim ke rekeningku harusnya ia tujukan ke Kak Winda—kakaknya Mas Yuda.Sempat aku bertanya untuk apa uang dengan jumlah yang tidak se
GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_2"Ris, kamu semalem pake handphoneku nggak?" tanya Mas Yuda saat menungguku menyiapkan sarapan di dapur.Aku yang sedang sibuk menata makanan di piring saji, mendadak menghentikan kegiatanku. Kaget akan pertanyaan Mas Yuda yang tiba-tiba. Padahal semalam ponselnya yang sengaja kubobol sudah kuletakkan kembali ke tempat semula. Atau jangan-jangan Mas Yuda tahu kalau aku mengutak-atik ponselnya? Wah, gawat!"Ris, kok, diam?" tanya Mas Yuda mengejutkanku.Aku beralih menatapnya. Menetralkan kegugupan agar tak tampak."Enggak, Mas. Mana pernah aku mainin ponselmu. Emangnya kenapa?" tanyaku balik.Tampak Mas Yuda mengerutkan keningnya. Sedangkan jari telunjuk dan kedua jari lainnya ia ketuk-ketukkan ke meja makan. Sepertinya ia sedang berpikir."Ehm ... sepertinya aku lupa, semalam aku mainin ponsel sampai ketiduran. Ya udah, maaf, ya, aku curiga sama kamu."Lega ... untungnya Mas Yuda tidak curiga. Betapa cerobohnya aku hampir membuat diri sendiri celaka. Pant
GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_3Sabar menunggu Mas Yuda di dalam mobil taksi online yang kusewa. Untungnya sopir taksi sabar. Ia paham dengan keadaanku. Bapak sopir itu bersedia mengantarku ke mana pun tujuanku. Aku sempat merasa berhutang budi kepada sopir tersebut. Masih ada orang baik yang bersedia membantu orang lain yang sedang kesusahan."Sabar, ya, Mbak. Semoga suami Mbak segera diberikan hidayah oleh Allah," ucap sopir taksi, ketika ia tahu aku menitikkan air mata karena melihat pemandangan yang tak mengenakkan.Aku hanya mampu mengaminkan tanpa melihat sopir taksi yang menatapku.Kurang lebih hampir satu jam menunggu Mas Yuda, akhirnya ia keluar juga dari rumah minimalis itu. Dengan menggandeng seorang perempuan cantik tadi. Aku yakin bahwa perempuan itu bernama Rasti—selingkuhan Mas Yuda."Kita ikuti lagi, Mbak?" tanya sopir taksi.Aku mengangguk menanggapi pertanyaannya. Dengan perasaan yang masih terasa sakit, menahan kecewa, dan amarah, aku berusaha untuk meredam semua rasa
GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_4Tiga hari menjelang pernikahan Mas Yuda, ia sering kali terlambat pulang. Alasannya banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Bukan! Bukan seperti itu alasan sebenarnya. Melainkan ia sibuk dengan acara persiapan hari istimewanya.Seperti malam di mana Mas Yuda hendak melangsungkan acara pertemuan kedua belah pihak keluarga. Usai mandi Mas Yuda bersiap. Ia berdandan rapi. Menyemprotkan minyak wangi lebih dari biasanya. Sangat tampan memang wajah suamiku. Tak heran jika banyak perempuan yang menggilanya. Namun, apa kurangnya aku. Wajah, kulit, serta bodiku tak kalah apik dengan perempuan di luar sana. Hanya saja satu kekuranganku. Menginjak usia tiga tahun pernikahan, aku belum memberikan keturunan. Tetapi menurutku tak masuk akal jika Mas Yuda berpaling hanya karena masalah itu. Aku pernah memeriksakan diri, hasilnya positif dan sehat. Tak ada yang perlu dikhawatirkan."Mau ke mana lagi, Mas? tanyak, ketika Mas Yuda bercermin sedang menyisir rambutnya.Ma
GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_5"Silakan masuk, Pak!" perintahku pada seorang lelaki. Sedari aku tiba, orang yang kumaksud sudah menunggu di balik pintu rumah Rasti.Mas Yuda terkejut dengan kehadiran sosok lelaki yang sudah menjadi atasannya semenjak ia bekerja. Tak percaya dengan apa yang aku hadiahkan."Marisa, apa-apa kamu?" tanya Mas Yuda setengah berbisik. Ia mendekat ke arahku. Lalu, menarik tanganku, entah mau dibawa ke mana."Hentikan, Yuda!" seru Pak Nuno sebagai atasan Mas Yuda.Dengan terpaksa, Mas Yuda menghentikan langkahnya. Cengkeraman di pergelangan tanganku juga mengendor. Dengan perlahan, Mas Yuda berbalik badan menghadap Pak Nuno."Saya tidak menyangka kamu akan berbuat licik seperti ini dengan istrimu! Sangat saya sayangkan!" sesal Pak Nuno penuh emosi."Maaf, Pak. Tetapi saya akan berusaha adil dengan kedua istri saya, Pak," kilah Mas Yuda membela diri."Apa? Kedua istri? Nggak salah dengar aku, Mas?" tanyaku, terkejut.Enak saja, sudah bermain apa dan merusak keh
GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_6Pagi itu aku masak banyak menu makanan. Semua kusajikan hanya untuk menyambut kedatangan kedua orang tuaku. Masalah Mas Yuda, terpaksa aku akan bersandiwara pada Ayah dan Ibu nanti. Semoga mereka semua percaya dengan alasan yang kuucapkan.Dering ponsel mengganggu aktivitas memasakku. Tak langsung kuangkat, karena masih berkutat dengan beraneka macam sayuran. Saat aku hendak menerima telepon, tiba-tiba deringnya terhenti. Maka kuputuskan untuk melanjutkan memasakku.Beberapa menit setelahnya, ponsel kembali berdering. Tak ingin mengecewakan penelepon. Segera kugeser layar ponsel yang lebih dulu kuletakkan di sampingku. Bermaksud agar lebih mudah untuk menjangkau. Tanpa aku melihat lebih dulu nama si penelepon."Halo," sapaku ramah. Setelah mendengar sapaan dari seberang, tak asing bagiku suara tersebut. Ternyata Ibu yang menelepon tadi. Jadi tak enak, karena teleponnya tadi sempat kuabaikan."Risa, satu jam lagi Ibu dan Ayah sampai di rumahmu, Nak. Kamu t