Sraaaaak!Yao Ling yang bertahan dari tendangan lawan menahan tubuhnya sendiri yang terpental menggunakan kedua kaki dan tangannya. Setelah tubuhnya berhenti, dia kembali melesat kearah pria berpakaian merah dengan ikat kepala berwarna kuning tersebut. Kali ini dia melipatgandakan tenaga dalam di kedua tangannya.Serangan cepat Yao Ling yang mengeluarkan aura merah membuat Si Jenggot Api berkelit kesana kemari dengan lincahnya. Tak ada satupun serangan putra Dewi Ling tersebut mengenai tubuh lawan. Yang ada malah Yao Ling seolah tengah di permainkan."Kau ini lambat sekali kekeke!" ledek Si Jenggot Api membuat Yao Ling merasa kesal bukan main. Tapi apalah daya, semua serangan yang dia kerahkan tidak ada gunanya didepan mata pria berambut perak tersebut.Lu Xie segera bangkit berdiri. Begitu juga dengan Gandi yang penasaran bagaimana bisa lawan begitu hebat menghindari serangan tiga orang sekaligus. Kali ini ketiganya menyerang secara bersama-sama. Gandi tak mau banyak basa-basi, dia l
Tinju Gandi meluncur kearah manusia rubah si Jenggot Api. Aura biru membentuk kepalan tangan berukuran besar menderu dengan cepat. Namun makhluk itu tetap terlihat tenang dan dari mulutnya dia melepaskan Bola putih yang mengeluarkan suara bising.Tinju biru raksasa milik Gandi pun saling beradu dengan bola putih dari mulut Si Jenggot Api. Tak pelak, bentrokan mengandung tenaga dalam tinggi tersebut menciptakan ledakan yang luar biasa.DUAAAARRR!!!Gandi terdorong mundur setelah ledakan itu terjadi. Sementara, Si Jenggot Api malah semakin ganas menyerang. Tiba-tiba saja dia melepaskan serangan dari tangannya hingga melesat lima larik sinar merah kearah Gandi. Yao Ling tiba-tiba muncul dan menahan serangan tersebut menggunakan kekuatan miliknya.Daaar!Tubuh pria itu pun terpental ke bawah hingga menghantam tanah dengan keras. Gandi terkejut dan sempat berseru memanggil nama Yao Ling. Lu Xie yang melihat saudaranya terpukul mundur segera bersiap untuk menyerang. Seluruh tubuhnya diselim
Tanah berguncang hebat disertai hawa aneh yang terasa panas menyengat saat kekuatan si Jenggot Api yang saat ini dalam wujud seekor rubah perak mengerahkan kekuatan sejati miliknya setelah melihat perubahan wujud Gandi Wiratama yang menggunakan wujud Raja Naga Air. Si Jenggot Api menjadi bernapsu ingin menelan Gandi setelah melihat kekuatan pemuda yang pernah tinggal di Gunung Ciremai tersebut. Aura merah keluar dari tubuh Si Jenggot Api. Sementara jenggotnya yang menyala api semakin berkobar dan membuat tempat di sekitarnya terbakar."Kau tak akan lolos dariku anak muda...Aku sudah tidak sabar ingin menelan kekuatanmu hahaha!" ucap Jenggot Api lalu tubuhnya melesat dengan kecepatan luar biasa kearah Gandi yang sudah bersiap jika sewaktu-waktu ada serangan mendadak dari makhluk tersebut.Set!Tahu-tahu tubuh si Jenggot Api sudah berada di hadapan Gandi dan langsung melancarkan tendangan kearah leher. Dengan cepat pemua itu merunduk dan membalas serangan menggunakan tinjunya. Beruntun
Si Jenggot Api menatap tajam kearah Gandi yang masih tergeletak di tanah. Kedua mata makhluk itu menyala merah seolah kesal karena dirinya tak bisa membunuh Raja Naga Air itu dengan cepat da malah harus menerima luka yang mebuatnya tersiksa sebelum akhirnya dia menggunakan satu jurus aneh yang mampu menumbuhkan kembali tanganya yang telah putus.Hal itu tentu saja membuat Gandi merasa terkejut dan tak menyangka musuh memiliki kekuatan aneh seperti itu. Dia beranggapan, musuh yang kali ini dia hadapi memiliki kekuatan diatas musuh-musuh lainnya di Hutan tersebut."Kau memiliki kemampuan yang tak terduga...Tapi tetap saja kau kalah dariku. Sekarang apa yang bisa kau lakukan dengan tubuhmu yang tengah sekarat itu? Padahal aku baru saja menikmati pertarungan melawanmu. Sayangnya, kau juga makhluk yang lemah...Jadi, biarkan kau menjadi bagian dari tubuhku kekeke...Setelah aku menyerap tubuhmu yang mengandung Jiwa Naga, aku bisa memiliki kekuatan Sisik Naga yang kau gunakan sebagai pertahan
Crak!Tangan Lu Xie menyambar Kristal yang ada di kening Si Jenggot Api hingga terlepas dan kini berada dalam genggamannya. Raungan keras terdengar dari mulut Si Jenggot Api. Lu Xie yang ada di tanah segera keluar dan menjauh dari tubuh makhluk tersebut bergabung dengan tubuh Lu Xie yang lain yang berhasil mengambil Kristal di kening makhluk tersebut.Aaaaaagggghhhhh!!!Teriakan Si Jenggot Api benar-benar memekakkan telinga bahkan mampu membuat gelombang mengerikan yang menyapu ke segala arah. Lu Xie dengan cepat melesat ke dua arah. Mereka berpencar untuk mengambil tubuh Gandi dan Yao Ling menjauh dari gelombang suara tersebut. Dengan gerakan yang cepat, gadis cantik itu bisa menjauh dan mencari tempat yang aman."Gelombang suara itu bisa memecahkan pembuluh darah. Dalam keadaan seperti ini, mereka jelas bisa mati jika mereka terkena gelombang tersebut." batin Lu Xie lalu dia dan tubuh ganda miliknya meletakkan kedua rekannya di bawah batu yang cukup besar.Si Jenggot Api yang murka
Cahaya kilat merah milik Lu Xie melesat dengan cepat kearah Si Jenggot Api yang sudah tak bisa berbuat apa-apa karena kehabisan tenaga setelah menghadapi Formasi Badai Petir milik Puteri Jaka Geni dan Dewi Lu Che tersebut.Srrrrttt!Petir itu pun menembus tubuh makhluk berwujud manusia setengah rubah tersebut tepat di jantungnya hingga menciptakan lubang yang tembus hingga ke punggung. Si Jenggot Api pun tumbang ke tanah tak bergerak lagi.Kedua mata Lu Xie yang semula bersinar merah kini kembali seperti semula. Dia pun mendesah lirih dan hampir saja roboh jika dia tidak dengan cepat menyeimbangkan tubuhnya. Lu Xie nampak berlutut dengan napas terengah-engah. Kedua matanya menatap tajam kearah mayat Si Jenggot Api yang terkepar."Aku harus mengembail Inti Jiwanya...Jika ada orang lain pasti akan sangat merepotkan. Aku sudah hampir kehabisan tenaga..." batin Lu Xie lalu dia pun bangkit berdiri dan melangkah dengan perlahan menuju tubuh Si Jenggot Api. Menciptakan jurus Menggandakan Tub
Nampak riuh rendah para penduduk Benteng Kerajaan Naga yang tengah saling bertukar benda untuk dijadikan alat pembelian. Bara dan kedua wanita cantik itu melangkah memasuki kawasan benteng dimana ada sepuluh penjaga gerbang berpakaian dan bersenjata lengkap. Melihat kedatangan Bara dan yang lain, para prajurit itu segera menghadang dan mengepung ketiganya."Siapa kalian!? Kami bisa mencium aura tubuh kalian yang bukan makhluk dari ras kami!" hardik salah satu prajurit bertubuh tegap. Wujudnya memang manusia yang tubuhnya di penuhi otot-otot besar. Tapi ada sepasang Tanduk di kening mereka denga warna yang sama. Yakni berwarna putih terang. Mereka yang dikenal sebagai Ras Naga Langit. Makhluk yang diciptakan oleh Batara Geni bersama beberapa istrinya yang berasal dari Ras Naga. Percobaan itu menciptakan Naga baru yaitu Ras Naga Langit karena di dalam tubuh makhluk-makhluk itu memiliki kekuatan langka.Namun sayangnya mereka sombong dan tidak mempedulikan hari persembahan dimana semua
Aliran kekuatan es dari telapak tangan Bara Sena membuat pria itu memejamkan mata karena merasakan nyaman."Sudah beberapa hari aku merasakan sakit dan panas yang membuatku gelisah. Hampir semua tabib di dalam benteng tidak ada satu pun yang sanggup menyembuhkan luka ini. tapi kau berbeda dengan mereka. Aku sungguh beruntung...Tapi, kenapa dalam dua hari ini aku tidak melihat dirimu? Apakah kau orang yang baru datang ke benteng ini?" tanya pria tersebut.Bara tersenyum kecil."Lebih baik kau jangan banyak bicara dulu kisanak. Karena aku juga harus memusatkan pikiranku pada lukamu ini," kata Bara membuat pria itu terdiam. Matanya melirik kearah Zhou Yin yang seolah sibuk menata sesuatu lalu lirikan itu berpindah ke arah Sukma Geni yan tengah duduk sambil pura-pura menghitung bahan obat yang ada disana."Dua gadis ini sama-sama memiliki aura kecantikan yang luar biasa...Hm...Seandainya aku bisa memilikinya salah satu hehehe...Tapi, pria tua Bangka ini pasti tidak mengijinkan. Apa yang h
Singkat cerita, setelah urusan di Lembah Kabut Biru selesai, Gandi bersama Nagini kembali ke Istana Abadi. Rencananya mereka akan segera kembali ke Kerajaan Naga Air. Gandi sempat mencaritahu keberadaan Bara Sena dan Kahiyang Dewi yang tidak ada di Istana tersebut. Lu Xie pun menjelaskan padanya bahwa keduanya pergi bersama Batara Geni melalui pecahan ruang yang diciptakan oleh Mahadewa tersebut. Mendengar hal itu, Gandi hanya bisa terdiam dan menduga-duga kemana Bara dan Kahiyang Dewi pergi. Dia tak tahu bahwa kedua orang itu pergi secara terpisah. Bara pergi menuju ke langit ke tiga Kahyangan Selatan sedangkan Kahiyang Dewi pergi ke Kerajaan Naga Api yang ada di wilayah Kahyangan Timur diantar oleh tubuh ganda Batara Geni. Sebelum pergi dari Tanah Kutukan, Gandi ingin mendatangi satu tempat yang masih menjadi Misteri di dunia tersebut. Yakni Jurang Kesedihan dimana tersebar cerita mengenai makhluk Sakti bernama Sang Kegelapan yang menguasai tempat tersebut
Kolam Mata Air Suci...Gandi dan Nagini segera mengenakan pakaian mereka kembali setelah beberapa kali memadu kasih di dasar kolam Mata Air Suci. Mereka nampak bahagia. Itu terlihat saat keduanya bergandengan tangan terbang keluar dari tempat tersebut sambil bersenda gurau."Nagini,bagaimana keadaan di Kerajaan Jiwa milikmu?" tanya Gandi yang penasaran apakah benar dengan apa yang dikatakan oleh Ki Ageng Samudra Biru mengenai cara cepat memulihkan Kerajaan Jiwa wanita Naga Air tersebut. Nagini tersenyum sambil menoleh kearah pemuda tersebut."Keadaanku sekarang sudah sangat baik. Kerajaan Jiwa juga sudah semakin membaik berkat dirimu. Bahkan disana telah mulai ada kehidupan baru...Kelak setelah Kerajaan Jiwa besar kembali, kau akan aku undang kesana untuk melihat dunia ciptaanku," kata Nagini dengan suaranya yang khas. Suara lembut nan merdu yang membuat siapa pun akan terpesona. Gandi mengangguk sambil tersenyum."Sekarang kau sudah berada d
Setelah urusan dengan pasir cahaya selesai, Bara pun segera terbang menuju ke arah utara dimana reruntuhan Istana Cahaya berada. Dia merasakan keberadaan ayah dan ibunya disana saat ini. Sementara itu, jutaan pasir cahaya yang sebelumnya menutupi tanah di langit ketiga tersebut telah masuk ke dalam Dunia Penyimpanan miliknya. Awalnya mereka ragu. Namun setelah masuk di dalam Dunia Penyimpanan itu, mereka justru merasa senang karena ternyata di dalam Dunia tersebut kekuatan jiwa yang tersisa dari mereka seperti pulih dengan sendirinya secara perlahan."Kekuatan cahaya yang murni...Bukankah ini adalah kekuatan Dewi Parwati..." ucap mereka setelah merasakan kehangatan dari kekuatan cahaya milik Bara Sena tersebut.Pasir cahaya itu berkumpul menjadi sebuah gunung cahaya raksasa di tempat yang sudah di persiapkan oleh Bara Sena. Sehingga keberadaan pasir cahaya yang begitu banyaknya itu tidak mengganggu beberapa penghuni yang sudah ada di sana sebelumnya. Kini mere
Sosok raksasa yang tercipta dari jutaan pasir cahaya tersebut merunduk dan menatap kearah Bara Sena. Meski tercipta dari pasir, raksasa itu terlihat seperti makhluk yang hidup. Hal itu dikarenakan pasir tersebut merupakan serpihan tubuh atau pun jiwa dari jutaan Dewa yang telah mati akibat bencana ledakan cahaya. Dan pasir itu masih meninggalkan sisa-sisa kekuatan."Kau adalah Putra Dewi Cahaya yang masih hidup...Apakah kau yang lahir dari rahim Dewi Parwati?" tanya sosok itu dengan suara yang berat dan aneh. Suaranya terdengar seperti dengungan tawon dan ribuan orang yang berbicara secara bersama-sama. Sangat tidak nyaman bagi siapa pun yang mendengarnya termasuk Bara sendiri.Dewa Cahaya itu menatap sosok tersebut dengan bola matanya yang memancarkan cahaya kekuningan. Karena ukuran raksasa itu sangatlah besar, dia bisa melihat pada bagian mata makhluk itu ternyata menyala merah membara. Seolah ada api di dalam sana."Aku memang orang yang kau maksu
Kita tinggalkan dulu Gandi dan Nagini yang tengah menikmati waktu terindah mereka di Kolam Mata Air Suci. Kita akan beralih ke satu tempat yaitu di Langit Ketiga Kahyangan Selatan. Langit dimana Dewa Cahaya Bara Sena dilahirkan 500 tahun yang lalu.Lingkaran merah muncul di atas sebuah bukit yang tandus dan berpasir. Dari dalam lingkaran merah tersebut muncul satu sosok yang tak lain adalah Bara Sena. Kedua matanya menyapu area di sekitar bukit yang tandus tersebut. Tak ada kehidupan sama sekali disana semenjak 500 tahun yang lalu dirinya dilahirkan. Pemuda itu tersenyum pahit sambil menghela napas dalam-dalam."Kelahiranku saja sudah membuat dosa yang begitu besar...Tapi, apa yang mereka lakukan kepada ibu juga suatu dosa yang lebih besar. Mungkin itu adalah karma untuk mereka yang telah menyiksa ibuku." ucap pemuda itu lalu dia pun melangkah menuruni bukit tersebut.Dia sadar, bahwa pasir yang ada disana adalah tubuh para dewa yang telah h
Keadaan Lembah Kabut Biru itu sangatlah lengang karena tak ada satu makhluk Hidup pun yang ada disana. Gandi dan Nagini nampak masih bersemedi di dasar kolam di bawah Batu Kuno yang memancarkan cahaya biru. Di saat keadaan terasa sangat tenang, dari arah tubuh Gandi tiba-tiba saja muncul cahaya biru yang melesat kearah langit hingga membelah awan. Nagini yang tengah bersemedi di sebelah nya segera membuka mata saat dirinya merasakan kekuatan yang luar biasa terpancar dari tubuh Sang Raja Naga Air tersebut."Dia naik ke tingkat 11 hanya dalam waktu yang begitu singkat!" batin wanita tersebut takjub. Cahaya biru itu pun memudar secara perlahan dan akhirnya lenyap begitu saja. Gandi pun membuka kedua matanya sambil menghembuskan napas keras. Lalu kemudian dia menoleh ke samping kanannya dimana Nagini tengah menatap dirinya."Nagini..." ucapnya lirih.Yang dipanggil pun mengulum senyum sambil membalas tatapan mata pemuda tersebut."Ada apa, kang mas Gandi..." sahut nya dengan suara lemb
Dewi Nagini membuka kedua matanya. Awalnya pandangan matanya terasa kabur. Namun secara perlahan dia bisa melihat kembali dengan jelas apa yang ada di hadapannya. Dia pun bangun dan duduk sambil menatap sekeliling. Kedua bola matanya yang biru menatap kearah Gandi yang duduk bersila dibawah Batu Kuno. Aura di tubuh pemuda itu nampak menyala biru."Gandi..." lirih wanita itu lalu dia pun menatap kedua tangannya yang tidak lagi dipenuhi noda darah. Merasa penasaran dengan Alam Jiwa miliknya, Nagini pun duduk bersila dan mulai bersemedi. Dia mulai memasuki alam jiwa miliknya sendiri. Tak lama setelah itu, kedua matanya terbuka. Wajah cantiknya nampak berseri-seri. "Aku sudah sembuh! Alam Jiwa milikku juga sudah membaik. Bahkan hutan kering itu sudah mulai tumbuh menjadi pepohonan yang rindang. Istana Kerajaan Jiwa milikku juga mulai kokoh kembali. Apakah ini berkat Mata Air Suci atau karena hal lain?" batin Nagini sambil tersenyum. Tiba-tiba ada desiran angin yang membuat Nagini merasa
Tubuh Nagini terlihat gemetaran setelah menahan serangan Bilah Angin Dewa untuk kedua kalinya. Darah mengucur deras dari luka baru yang ada di tubuhnya. Namun wanita itu tetap bertahan di atas sana sambil mengernyit menahan rasa sakit yang luar biasa. Dia sempat melihat kearah Gandi dan melempar senyum pada pemuda tersebut seolah mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Padahal Gandi sendiri melihatnya dalam keadaan begitu mengenaskan.Dan senyuman wanita Naga Air itu seketika lenyap saat terdengar suara berdesing dari arah langit. Nagini pun langsung kembali menoleh ke atas dan bersiap untuk menahan serangan dari ujian ketiga yang akan menentukan keberhasilannya. Jika serangan ketiga dari Bilah Angin Dewa sanggup dia tahan, maka jalannya menuju ke Ranah Alam Semesta akan menjadi lebih mudah.Sring!Kekuatan yang tak terlihat itu melesat dengan dahsyat kearah Nagini yang sudah cukup tegang menghadapinya. Wanita tersebut mengumpulkan tekad yang kuat untuk bisa bertahan dari serangan.Srakk
Dewi Naga Nagini membuka kedua matanya saat ujian kedua berhasil dia lewati. Tubuhnya terlihat merah membara karena sambaran bola api dari atas langit sana. Dia kembali menatap kearah Langit dan melihat pusaran awan hitam mulai bergerak lagi pertanda ujian ketiga atau ujian terakhir akan dia lalui. Ujian kali ini adalah yang terberat karena yang akan dia hadapi merupakan ujian paling mematikan bagi siapa pun yang akan menerobos ke Ranah Alam Semesta dengan cara pintas.Gandi yang ada di bawah sana nampak harap-harap cemas menyaksikan pusaran awan yang semakin membesar. Dewi Aretha yang berada di samping pemuda itu pun tak lagi senyum-senyum seperti biasanya. Ternyata dia pun cukup tegang karena untuk pertama kalinya dia akan melihat sosok Dewi Naga yang akan menembus Ranah Alam Semesta menggunakan Mata Air Suci miliknya. Bagi wanita itu, apa yang ada di depannya adalah suatu pertunjukan yang sangat langka. Karena saat dirinya menembus Ranah Alam Semesta, tak ada fenomena aneh seperti