Beranda / Fantasi / Geger Kahyangan / 418.Empat Penjaga

Share

418.Empat Penjaga

Penulis: Gibran
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-21 16:14:52

Sosok wanita berpakaian merah itu menatap tajam kearah Gandi yang baru saja terpental setelah tinjunya menghantam tameng raksasa. Raja Naga Air itu hampir tak percaya pukulan nya bisa mental begitu rupa.

"Tameng ini sangat kuat dan bisa mengembalikan kekuatan...Benar-benar sesuatu yang tidak terduga...Siapa wanita ini?" batin Gandi.

Swirta yang baru saja terselamatkan menatap kearah sosok yang melayang terbang di atas sana.

"Salah satu dari Empat Penjaga bahkan hadir di tempat ini...Dan dia berasal dari keluarga yang sama denganku..." batin Swirta sambil terus menatap kearah langit.

Bayantaka yang melihat sosok wanita itu mengernyitkan keningnya.

"Kenapa Ratu mengutus orang ini? Apakah dia tidak percaya dengan kemampuanku? Menyebalkan sekali!" geram Bayantaka dalam hati.

Sosok wanita yang melayang terbang itu mendarat di tanah dengan perlahan. Matanya tak berkedip menatap kearah Gandi.

"Sisik Naga...? Bagaimana bisa masih ada Naga yang selamat di tempat ini? Bukankah seharusnya semu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Geger Kahyangan   797. Pohon Api Brama

    Resi Darma membawa Bara dan Dewi Amaira terbang menuju ke tengah danau dimana terlihat kubah emas raksasa yang mengartikan bahwa di dalam kubah tersebut terdapat sesuatu yang sangat berharga."Selama ribuan tahun, aku menjaga tempat ini semenjak Raja Anorang dipercaya merawat Pohon Jiwa. Perisai ini diciptakannya saat dia masih berada di puncaknya..." kata Resi Darma."Apakah selama ini tidak ada yang tahu keberadaan Pohon Jiwa ini?" tanya Bara. Resi Darma mengangguk."Pohon ini sangat rahasia. Tapi, beberapa ratus tahun yang lalu, ada pemberontakan yang terjadi di Kerajaan ini. Beberapa dari pemberontak adalah tetua Kerajaan yang tidak setuju Raja Anorang tetap memimpin setelah sang raja mengalami kemunduran ranah..." kata Resi Darma."Oh? Mereka merasa Raja kalian tidak akan bisa melindungi Kerajaan ini lagi dan mereka menginginkan tahta Itu secara halus, begitu?" kata Bara. "Benar sekali Tuan. Berdasarkan apa yang aku dengar dari Yang Mulia Raja Anorang, para tetua yang berhianat

  • Geger Kahyangan   796. Ketakutan

    Wusss!Sinar ungu raksasa menderu ganas kearah Bara Sena yang nampak tenang menanti datangnya serangan. Meski tenang, pemuda itu sudah bersiap dengan pertahanan Terkuat yang dia miliki."Waktunya mencoba kekuatan Ranah Alam Nirwanaku," batin Bara Sena.Dia mengangkat tangannya lalu menyatukan kedua telapak tangan di depan dada. Saat itu juga, dari dalam tanah muncul letupan besar disusul keluarnya sepasang tangan raksasa berwarna merah keemasan. Dua tangan tersebut menutupi tubuh Bara Sena saat cahaya ungu raksasa datang menyambar.DUAR!Ledakan besar tercipta setelah cahaya ungu menghantam dua tangan raksasa milik Bara Sena. Gelombang dari ledakan tersebut membuat tanah di pinggiran danau itu hancur berantakan. Asap membubung tinggi ke langit.Dengan napas yang terengah-engah, Resi Darma menatap kearah depan sana berharap serangan tersebut telah mengakhiri pertarungan. Tapi tiba-tiba saja, dari dalam asap yang tebal muncul cahaya emas yang melesat dengan cepat kearahnya. Tentu saja h

  • Geger Kahyangan   795. Kutukan Naga Membuka Langit

    Bara Sena menatap kearah Resi Darma yang tiba-tiba terdiam. Sementara itu, di Langit sana pertarungan antara tiga Naga es melawan dua Naga Putih masih berlangsung dengan suara bergemuruh dan getaran yang mengguncang danau besar tersebut. Dewi Amaira yang menjauh dari area pertarungan hanya bisa menatap Bara dan Resi Darma dengan perasaan yang sulit untuk di jelaskan. Satu sisi dia merasa khawatir dengan Pohon Jiwa yang tidak tahu akan digunakan untuk apa oleh pemuda itu, di lain sisi lain dirinya terpesona oleh wujud tampan sang Dewa Cahaya. "Anak muda, aku akui kau memang hebat. Bahkan bisa mengerahkan kekuatan es hingga membentuk wujud makhluk hidup yang bisa mengimbangi dua binatang jiwa miliku. Ini sungguh di luar nalar. Tapi, aku belum selesai... Aku akan mengerahkan kekuatan yang belum pernah aku kerahkan seumur hidupku. Aku tak tahu kau bisa menahannya atau tidak. Jika kau bisa bertahan dari serangan ini, maka...Tak ada yang bisa aku lakukan lagi untuk Pohon Jiwa itu dan hany

  • Geger Kahyangan   794. Resi Darma

    Mendengar jawaban dari Bara Sena, Resi Darma nampak terdiam namun kedua mata emasnya terus menatap ke arah pemuda tersebut dengan pandangan penuh selidik. Sementara Dewi Amaira sudah tak peduli dengan penyamaran Bara yang sempat membuat dirinya curiga. Yang dia tahu saat ini adalah, sosok Ki Sena ternyata bukanlah orang tua. Itu yang dia tak sangka-sangka sama sekali. Dalam hatinya jelas gadis itu merasa sangat senang melihat kenyataan tersebut."Jadi kau datang karena untuk Kerajaan ini? Anak muda, aku masih belum percaya dengan apa yang kau katakan. Karena ada banyak orang yang mengincar Pohon Jiwa ini. Apakah kau sudah tahu, kalau pohon ini diambil, Angkara Murka yang tersegel di gunung itu akan terlepas dan menciptakan bencana di dunia ini?" tanya Resi Darma."Sebagian besarnya aku sudah tahu itu dari Raja Anorang. Juga mengenai makhluk yang tersegel di gunung yang ada di belakang istana ini. Tapi, aku datang kesini bukan hanya untuk membantu kalian. Selain pohon jiwa, aku datang

  • Geger Kahyangan   793. Mata Emas

    Raja Anorang terlihat panik setelah tahu benteng yang dia anggap sebagai pertahanan Terkuat kini telah hancur dan musuh mulai berhamburan masuk ke dalam. Sementara, kedua putrinya dalam keadaan terluka parah karena perang tersebut meski keduanya sudah sama-sama berjuang keras membantai ribuan musuh."Ki Sena, kau tetaplah disini. Aku akan menghalau mereka semua. Amaira putriku, kau berjaga disini dan jangan biarkan pasukan musuh masuk ke dalam istana." kata Raja Anorang."Ayah...Apakah kau yakin akan menghadapi mereka?" tanya gadis cantik tersebut. Raja Anorang mengangguk. Dia menatap kearah Ki Sena yang nampak diam sambil mengelus jenggotnya."Orang tua ini, dia terlihat sangat tenang seolah tak terjadi apa-apa...Haaah, bagaimana pun dia hanyalah orang tua biasa yang tak seharusnya ada di medan perang. Putriku bisa menjaganya dengan baik," batin Raja Anorang kemudian dia melayang menuju ke pintu gerbang istana.Saat gerbang terbuka, para Pengawal yang sebelumnya berjaga di taman ista

  • Geger Kahyangan   792. Benteng Jebol

    Semua orang menatap kearah satu benda yang melayang di udara dan memancarkan cahaya keemasan. Anak panah merah yang masih berhenti setelah menghantam benda itu pun akhirnya hancur menjadi serpihan kecil yang hilang disapu angin.Ledakan yang tercipta dari panah itu telah memusnahkan ribuan mayat yang sebelumnya sudah menggunung disana. Bahkan beberapa ratus orang ikut lenyap oleh ledakan tersebut.Tak ada yang tahu, benda apa yang melayang di udara itu kecuali Bara Sena. Tentu saja karena benda itu adalah miliknya. Disaat semua orang terpana, Bara yang berada di dalam Istana hanya senyum-senyum kecil."Tameng Angkara memiliki kekuatan diluar nalar. Bahkan Panah Konta yang bisa membunuh Dewa sekuat apa pun tak berkutik setelah beradu dengannya. Benar-benar luar biasa," batin Bara.Setelah beberapa saat semuanya terdiam dan tertegun, akhirnya mereka semua kembali tersadar. Begitu mereka melihat Advika yang berada di bawah dan dalam keadaan terluka, ribuan prajurit Tiga Pedang Setan itu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status