แชร์

Bab 60 : Harus Berbesar Hati

ผู้เขียน: Kafkaika
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-06-17 20:58:55

“Auw!”

Aku terpekik kaget karena ada yang menarik lenganku.

Ternyata Bian.

Tak kudapati Miranda di sampingnya. Kulihat sekitar dan bertanya-tanya, ke mana wanita itu?

“Mas, kenapa ke sini?” tanyaku mencoba melepas genggaman tangannya.

“Darimana kamu?” Bian tak mau menjawab tapi malah menanyaiku dengan mendesak.

“Enggak kemana-mana, di sini saja,” jawabku.

“Mana ada, kau pasti mengunjungi pria brengsek itu, kan?”

Bian pasti mendengar ucapan saat Vivi mengajakku pergi. Dia terlihat sangat tidak suka.

“Hanya sebentar,” ujarku jujur.

Bian langsung menarik lenganku lagi menyeretnya ke sebuah tempat yang sepi dan memepetkan tubuhku ke dinding untuk di kukungnya. Jemarinya mencubit daguku karena kesal.

“Bisa ya, kau masih menemui pria yang hampir memperkosamu?”

“Auw, sakit, Mas!” keluhku mencoba mendorong tubuh pria ini. Tapi aku tak bisa.

“Tidak tahu malu! Untuk apa kau menemuinya?” cecar Bian kembali tak menghiraukan keluhanku.

“Aku tidak tahu kalau Miranda juga akan ke kantin, jadi daripa
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
lis zabet
lnjutvthorr
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 62 : Bingung

    “Aku cantik tidak, Sayang?” Miranda sudah tampak bersiap karena mau ikut aku ada urusan bisnis di Batu. Pakaiannya sedikit terbuka dan aku kurang menyukainya. “Cantik, Mir. Tapi kalau boleh aku kasih saran, bisa tidak ganti bajunya?” ujarku. “Sayang, kau serius bilang cantik tidak sih? Kalau bilang cantik ya tidak perlu pakau embel-embel ‘tapi’. Pasti terpaksa ya bilang aku cantik?” gerutu Miranda. “Bukan begitu, Sayang. Di Batu dingin. Beda dengan di Surabaya dan Semarang. Kau pasti kedinginan.” Kucoba menjelaskan dengan baik-baik menggunakan alasan keadaan cuaca di sana agar Miranda tidak ngambek. Dia selalunya suka tampil yang sedikit terbuka dan menampakkan lekuk-lekuk tubuhnya. Padahal yang kumau, di depanku saja dia begitu. Tak perlu pengakuan orang lain untuk mengaguminya. Karena aku sudah cukup mengaguminya. “Bilang saja kalau tubuhku tidak lagi seksi seperti dulu, kurus kerempeng, tak menarik.” Miranda kembali berulah. “Tidak, kau tetap cantik.” Masih kucoba menahan di

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 61 : Buah Simalakama

    ~ POV Bian ~“Sayang, aku menunggumu dari tadi.”Miranda menyambutku saat aku baru datang. Kulihat senyumnya merekah dan dia juga sudah berdandan seksi.Pemandangan seperti ini yang selalu kudambakan setiap kali aku pulang dari rasa kepenatan seharian berkutat dengan pekerjaan.Hanya saja aku kurang percaya lagi dengan sikap manisnya, karena seringnya itu tidak akan bertahan lama. Ada saja hal yang akan membuat Miranda berubah menjadi bawel dan mengerikan setelah kami berdebat kecil.Mudah-mudahan kali ini tidak. Apalagi rumah sedang sepi. Di mana mertuaku sedang mengunjungi rumah mereka di Semarang. Jadi tidak akan ada yang tiba-tiba nimbrung ikut campur dengan urusan kami.“Ada urusan apa mama ke Semarang?” tanyaku setelah membersihkan diri.“Entahlah, tapi dia bilang harus ke Semerang sementara waktu,” tukas Miranda duduk manja di sampingku bergelanyut di lenganku.“Bian, aku minta maaf, ya? Terkadang aku labil. Itu juga karena aku mencintaimu, Sayang,” tukas Miranda merapatkan tu

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 60 : Harus Berbesar Hati

    “Auw!”Aku terpekik kaget karena ada yang menarik lenganku.Ternyata Bian.Tak kudapati Miranda di sampingnya. Kulihat sekitar dan bertanya-tanya, ke mana wanita itu?“Mas, kenapa ke sini?” tanyaku mencoba melepas genggaman tangannya.“Darimana kamu?” Bian tak mau menjawab tapi malah menanyaiku dengan mendesak.“Enggak kemana-mana, di sini saja,” jawabku.“Mana ada, kau pasti mengunjungi pria brengsek itu, kan?”Bian pasti mendengar ucapan saat Vivi mengajakku pergi. Dia terlihat sangat tidak suka.“Hanya sebentar,” ujarku jujur.Bian langsung menarik lenganku lagi menyeretnya ke sebuah tempat yang sepi dan memepetkan tubuhku ke dinding untuk di kukungnya. Jemarinya mencubit daguku karena kesal.“Bisa ya, kau masih menemui pria yang hampir memperkosamu?”“Auw, sakit, Mas!” keluhku mencoba mendorong tubuh pria ini. Tapi aku tak bisa.“Tidak tahu malu! Untuk apa kau menemuinya?” cecar Bian kembali tak menghiraukan keluhanku.“Aku tidak tahu kalau Miranda juga akan ke kantin, jadi daripa

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 59 : Bertemu Miranda di Rumah Sakit

    “Tidak apa, Mas. Aku tunggu di luar saja!” ujarku mendorong Bian masuk ke ruang rawat inap Dini dan memilih cepat-cetap berlalu. Takut saja Miranda keluar dan mengetahui keberadaanku.Dalam keadaan begini Bian tak bisa menolak. Aku juga tahu situasi. Tak ingin malah membuat keributan di tempat Dini yang saat ini sedang sakit.Ketika aku hendak melangkah ke taman dan memutuskan menunggu Bian di sana saja, sebuah sapaan membuatku menoleh.“Mel? Kau di sini?”Aku terkejut saat membalikan badanku dan melihat Vivi di sana bersama suaminya.“Vi?” panggilku balik.Vivi langsung memelukku dan tampak sedih. “Kenapa tidak kabari aku tentang kejadian yang tidak menyenangkan saat kau bersama Max?”Aku melepas pelukan Vivi dan membuat jarak di antara kami. Apa Vivi sudah tahu semuanya.Ahirnya kami pergi ke kantin rumah sakit dan mengobrol di sana. Suami Vivi sedang menerima panggilan, jadi dia mencari tempat sendiri.“Kau tahu tentang ini, Vi?” tanyaku padanya. Kata Bian bahkan Miranda sendiri ya

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 58 : Tidak Siap Hamil

    “Jangan bilang kalau aku tidak membutuhkanmu lagi terus kau kutelantarkan begitu saja?” Bian mengahiri makannya sembari mengulik kata-kataku tadi. Tampak tidak suka.“Dengar, ya! Kalaupun aku melepaskanmu, tentu kau tidak akan kekurangan. Jangan menyepelekan aku, ya?!”Aku melihat Bian benar-benar tersinggung karena gumamanku itu. Pria memang terkadang harga dirinya terlalu tinggi kalau tentang finansial.Kulihat dia bangkit dan pergi ke ruang kerja. Aku yang tidak enak jadi menyesal sudah membuatnya terpancing untuk kesal.Bian banyak pikiran dan sedang stres menghadapi banyak masalah. Aku tahu dia berusaha bersikap seolah tidak terjadi apa-apa di hadapanku agar bisa menikmati kebersamaan kami, kenapa justru aku yang malah membuatnya kesal?Sampai sore hari kulirik tak ada pergerakan dari ruang kerja itu, aku mulai berpikir apa yang harus kulakukan agar pria itu bisa keluar dan kami kembali intim seperti semalam.“Apa aku datangi saja ruang kerja itu?” gumamku.Tapi sebelum aku menda

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 57 : Masalah Bian

    Oh. Astaga! Semengerikan itu mertua Bian sampai membakar rumah di Kalisari.Padahal itu adalah rumah keluarga Tante Aini. Tante Aini pernah menceritakannya padaku, mereka menjualnya karena butuh uang dan akan berniat membelinya lagi kalau sudah ada uang.Bian pernah bilang sudah menawari mereka pinjaman saja daripada menjualnya, tapi mereka orang baik dan tidak suka menyusahkan orang lain meski itu masih ada ikatan kerabat. Jadinya rumah itu pun di jual ke Bian.Tante Aini dan keluarganya pasti sedih, rumah penuh kenangan itu kalau sampai habis terbakar.“Sampai berapa persen terbakarnya?” tanya Bian yang tampak kesal itu.“Hanya sekitar 40%, parah di bagian belakang. Tapi bagian depan masih utuh. Untung Dini bisa keluar dan meminta pertolongan.”Ya Allah. Dini masih di dalam rumah itu saat terjadi kebakaran?Aku sungguh terekejut mendengar penuturan itu dari Pomo. Aku menyumpal mulutku agar tak sampai berteriak karena mencemaskan Dini. Kasihan wanita itu. Dia sudah baik padaku sela

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status