Intinya, mari jaga lingkungan alam, dimulai dari lingkungan sekitar! -Asher Smith
Bulan madu indah itu akhirnya berakhir. Angela sebenarnya masih enggan pulang, ingin terus berduaan dengan suaminya. Claus pun juga merasakan hal yang sama. Namun, banyak pekerjaan yang menanti mereka. Selain itu, mereka juga perlu menyiapkan pesta pernikahan yang akan diselenggarakan dua minggu lagi.Saat ini, mereka sudah di dalam pesawat pribadi milik Asher Smith, di dalam kamar luas nan mewah. Mereka berbaring di ranjang, saling berpelukan, setelah pesawat lepas landas.“Claus, apa kau tidak mau mengenalkanku dengan Jolie? Selama ini, aku mungkin hanya salah paham padanya. Siapa tahu, setelah kami berkenalan, aku juga bisa akrab dengannya.”Angela mulai membuka diri kepada teman dekat wanita suaminya, yang katanya sudah dianggap sebagai anak perempuan. Ketimbang pusing sendiri memikirkan apa yang membuatnya gelisah, Angela lebih memilih untuk mengenal Jolie secara pribadi.Siapa tahu, mereka bisa berteman.Akan tetapi, Claus tampak tak senang. Bukan karena tak mengizinkan Angela
Tubuh Angela bergerak naik-turun dengan cepat. Tangannya meremas pundak Claus dengan erat. Kepalanya sedikit mendongak, akan mendapatkan puncak nikmat.“Tunggu aku … jangan keenakan sendiri,” ucap Claus dengan suara berat, dikuasai oleh hasrat.“Aku tidak tahan lagi, Claus … cepatlah sedikit.”Claus mendadak mengangkat Angela, memutar badannya, dan mengungkung di atasnya. Angela tersentak oleh hunjaman cinta yang begitu nikmat.“C–Claus ….”Claus bergerak sangat cepat dan tak terhentikan. Peluhnya menetes di tubuh Angela.“Sayang … ough ….”Dan akhirnya berhenti dalam entakan dalam. Merasakan cengkeraman kuat yang membuat bulu kuduknya meremang.“Kau menyukainya?” Claus mengecup kening Angela.Angela mengangguk tanpa malu. “Apa kau lelah?”“Kenapa? Apa kau masih ingin?”Angela berpaling dengan pipi merona. “Aku ingin mencoba sesuatu.”Claus tersenyum lebar. Dia tak salah memilih pasangan hidup yang memiliki keinginan sama, dapat mengimbanginya, serta membuat semua fantasinya menjadi n
“Ayah!” bentak Duke.Billy tak mengindahkan putranya. Dia mengedikkan bahu acuh tak acuh, lalu berkata, “Kalau aku, sih, akan sangat malu hanya membayangkannya saja. Untungnya, putraku cukup terhormat untuk tidak melakukan perbuatan memalukan itu!”Duke segera menyeret sang ayah pembuat masalah. “Maaf, Tuan Asher, kami akan segera pergi!”Namun, Billy masih berseru dari kejauhan. “Ayo, berkelahi denganku, Kakek! Aku akan menghajar wajahmu sampai babak belur!”…Sesampainya di mobil, Duke langsung menegur ayahnya, “Kenapa Ayah malah bicara seperti itu setelah menyuruhku untuk tidak ikut campur?!”Billy duduk dengan santai sambil memainkan permainan di ponselnya. “Ada yang salah? Asher Smith harus dipancing dulu sampai marah agar cepat bergerak. Aku gemas melihatnya diam saja hanya karena masalah ini cukup rumit baginya. Tidak seperti Asher yang selama ini aku kenal.”“Tapi, tidak harus seperti itu caranya!”Billy menyimpan ponsel di saku setelah muncul kata ‘Game Over’ dalam permainan.
Asher Smith menghela napas kasar. Hasrat bercintanya mendadak padam memikirkan perkataan Laura.Melihat mata istrinya berembun, Asher lalu memeluknya. “Maaf. Aku akan segera mengurusnya. Kau tidak perlu khawatir, Sayang.”“Dia pasti melakukan itu agar Angela—”“Sayang, aku udah menyuruh orang untuk mengawasinya,” potong Asher, tak suka mendengar suara istrinya bergetar akan menangis.“Mengawasi saja tidak cukup! Kita perlu menghubungi John Foster. Siapa tahu, dia masih punya rencana lain yang mungkin akan menyulitkan John dan Lyra.”Asher mengangguk. “Aku mengerti dan akan segera menemui John secara pribadi. Setelah masalah ini selesai, kau harus menjanjikan satu hal padaku.”“Janji apa?”Laura mendorong Asher dengan raut wajah serius. Sepertinya, Asher telah membuat keputusan penting sampai Laura harus berjanji.“Berjanjilah … kita akan pergi bulan madu ke laut setelah masalah ini selesai. Kita wajib menjaga lingkungan alam, terutama para ikan-ikan di lautan.”“Asher Smith!!!”Asher t
[Maaf saya tidak bisa menghubungi Anda semalam. Saya sudah menghentikan penyelidikan yang Anda perintahkan.]Kening Angela mengernyit ketika membaca pesan dari Jolie Foster di ponsel suaminya. Dia buru-buru menggeser pesan lain di atasnya.“Hah? Apa-apaan ini? Hector?”Untuk memastikan dugaannya, Angela mencari nama Jolie di daftar kontak. Dan ternyata, ada dua nama Jolie Foster di sana!Masih penasaran, Angela membuka pesan dari Jolie dengan nomor yang lain. Tanggal yang tertera pada pesan terakhir mereka sudah sebulan berlalu.Yang jelas, nomor yang lain dengan nama sama itu adalah Jolie Foster yang asli.“Kenapa dia menamai Hector seperti ini?”Kelopak mata Angela melebar. Ingatannya kembali saat malam pernikahan mereka.“Mungkinkah yang malam-malam menelepon itu bukan Jolie yang asli? Kenapa Claus harus melakukan itu? Apa dia sengaja membuatku—”Mendadak, Angela tersenyum kecil ketika mengingat ucapan Claus waktu itu. Claus mengatakan akan menelepon Jolie jika Angela mengabaikannya
Angela mengikik geli sambil bertukar pesan dengan seseorang. Dia sedang tengkurap di ranjang sambil mengayunkan kaki naik-turun.Bunga-bunga di hatinya semakin mekar setelah kejadian semalam. Untungnya, Claus menolak tantangan Jerry. Dia benar-benar marah pada keduanya jika ada yang terluka.[Papa Asher, terima kasih sudah membantuku. Aku tidak menyangka Papa akan mengirim Jerry. Claus akhirnya mengakui perasaannya padaku, seperti kata Papa!]Asher membalas pesannya dengan cepat.[Tentu saja aku benar dan selalu benar! Ha ha! Bocah seperti Claus itu harus dipancing kemarahannya dulu, baru mau mengaku. Kalau ada lagi yang kau butuhkan, aku akan membantumu, Menantu. Papa mertuamu ini sangat ahli dengan apa pun yang berhubungan dengan asmara. Aku akan mewariskan ilmu asmaraku padamu, sebab Claus tidak mau menerimanya.]Ternyata, semua yang mereka alami sejak sampai di negara tropis itu bukan sekadar kebetulan!Angela tentunya telah menerima alasan Claus tentang Jolie. Dia pun mulai memerc
Jerry tergelak sampai membungkuk memegang perutnya. Dia selalu menikmati setiap kali melihat Claus cemburu.Kecemburuan Claus berlebihan dan tak masuk akal. Bagaimana mungkin dia bisa menjadi istri Angela yang sudah menikah?“Keparat ini … apa kau mentertawakanku?!” bentak Claus.“Claus …” Angela menahan Claus sewaktu akan mendekati Jerry. “Kenapa kau selalu marah pada Jerry? Dia hanya tertawa. Apa itu salah?”Claus mendongak sambil membuka mulut, seperti tertawa namun tak percaya. Lalu menatap tajam Angela.“Justru aku yang heran padamu! Kenapa kau selalu membelanya?!”“Ha ha ha!”Jerry justru semakin terbahak-bahak. Ujung matanya sampai mengeluarkan setitik air mata.“Sialan!” maki Claus.Claus sungguh merasa diremehkan. Dia menepis tangan Angela, kemudian mendekati Jerry untuk memberinya pelajaran.“Jangan pukul Jerry, Claus! Kenapa kau sepertinya sangat membenci sepupuku?! Apa karena dia bilang mencintaiku? Bukankah itu hal yang wajar antara keluarga?!”“Jelas tidak wajar! Bagaima
Kemesraan mereka terganggu oleh bunyi petasan dan kembang api. Angela terkejut, sontak mendorong Claus. Dia menoleh ke kanan-kiri, baru sadar jika tadinya masih di tengah orang-orang.Ternyata, semua kru kapal telah meninggalkan lokasi. Jerry pun sudah tak ada di sana.“Aku belum memberi aba-aba! Kenapa mereka sudah menyalakannya?!” Suara Claus teredam oleh bunyi kembang api.Namun, melihat Angela terpesona oleh kilauan cahaya-cahaya di langit, Claus ikut menikmatinya. Meski agak terganggu karena kembang api itu tak kunjung berhenti.Claus diam-diam merangkul pundak Angela, ingin membawanya ke tepi kapal untuk melakukan adegan mesra. Tapi, Angela malah melepaskan tangannya.“Apa kau yang menyiapkan kembang api ini juga?”Claus mendekat, tak mendengar jelas suara Angela. “Apa katamu?!”Kali ini, Claus dapat mendengar Angela setelah mengulang pertanyaannya, tapi pura-pura masih belum mendengar. Dia semakin mendekatkan telinga hingga bibir Angela menyentuh pipinya, lalu terkekeh sendiri
Suara Claus menggelegar dan tegas. Dia sungguh-sungguh saat mengatakannya. “Claus ….” Bibir Angela berkedut ingin tersenyum, tapi situasinya tidak tepat. Dia sangat senang akhirnya mendengar kata-kata cinta yang dinantinya. Claus menoleh ke arah Angela dengan tatapan terluka. “Kenapa? Apa kau berniat membelanya? Apa tidak cukup hanya aku yang mencintaimu?!” Angela tak merespon Claus. Dia kehilangan kata setelah dua kali mendengar pengakuan cinta. Dadanya seperti dipenuhi ribuan kupu-kupu yang menari-nari hingga memenuhi seluruh tubuhnya. Debaran jantungnya menggila, hingga dia tak kuasa mengucap balasannya. “Jujurlah padaku, Angela! Apa kau senang mendengar pengakuan cinta dari pria brengsek ini?!” Claus tak bisa berpikir jernih, tertutup oleh kemarahan dan antisipasi atas jawaban Angela. Dia bahkan tak bisa menilai dari ekspresi istrinya. “Aku bahagia …” Ucapan Angela belum selesai karena sangat gugup. Namun, Claus terlanjur marah mendengarnya. “Jadi, kau lebih memilih pr