Nadine menghampiri Collin, kemudian minta izin, “Aku mau mengantar Jolie jalan-jalan ke kota besok. Apa kau mau ikut?”Collin menatap singkat pada Jolie dan Angela yang tersenyum aneh padanya. Dia ingin ikut ke mana pun Nadine pergi, tapi kedua wanita itu membuatnya tak nyaman.Satu pernyataan itu membuat Collin sangat dilema. Dia masih ingin terus menempel pada istrinya. Rasanya aneh … dulu Collin selalu suka saat bersama Jolie maupun Angela. Tapi sekarang, keberadaan dua wanita itu membuatnya kesal. Dia jadi tak bisa berduaan dengan Nadine.Kenapa Jolie malah merebut perhatian Nadine darinya?“Tidak akan lama, bukan? Aku tinggal di rumah saja membantu ayah.”Nadine bersorak dalam hati. Tebakan Angela tepat sasaran. Collin langsung menolak ajakannya. Dengan begitu, dia bisa membeli hadiah untuk suaminya.“Jangan sampai menginap dan tidak perlu menuruti Jolie kalau dia tidak mau berhenti jalan-jalan dan membuatmu lelah,” pesan Collin.“Iya. Terima kasih!”Nadine berjinjit, lalu menge
“Ck! Kenapa Paman Asher mengganti tempat ulang tahun Claus dan Collin di sini? Jalanan di sini sangat jelek! Kakiku jadi sakit sekali! Kenapa juga kita harus memarkirkan mobil di tempat yang jauh dari rumah Nadine, Duke?!” Jolie mengeluh sepanjang jalan. Dia memakai sepatu hak tinggi dan sangat tak cocok dipakai berjalan di aspal tak rata.“Mereka menyuruh kita parkir di sana supaya tidak mengganggu pembangunan atau apalah yang sedang mereka kerjakan itu.”Duke sudah mendengar ayahnya ingin membangun rumah dan resort. Namun, dia tak menyangka jika pembangunan itu dilakukan besar-besaran sampai banyak truk-truk besar pengangkut bahan bangunan.“Sudah begitu, Tuan Asher juga ikut-ikutan membangun sesuatu di sini. Mobil kita tidak bisa masuk ke jalan sempit ini,” lanjut Duke.“Kakiku sakit! Lihat sampai lecet—” “Jolie!!” seru Angela sambil melambaikan tangan.Angela menjemput Jolie dengan senyuman lebar. Duke Volker berpaling, menghindari tatapan Angela yang sebenarnya untuk Jolie.“Duk
“Nadine, selama ini aku kurang memperhatikanmu sebagai mertua. Kau mungkin merasa aku adalah mertua yang buruk. Aku tidak bisa memberi alasan apa pun tentang itu, tapi memang benar kalau aku sempat tidak menyukai kehadiranmu,” ungkap Laura.Nadine memilin jari-jarinya dengan gugup. Jadi, firasatnya memang benar. Laura sempat tak menyukai dirinya.Akan tetapi, Laura mengatakan ‘sempat’ tak menyukai dirinya. Artinya, Laura sudah tak merasakan itu lagi. Nadine bisa sedikit lega karenanya.“Pikiranku selalu menghakimimu tanpa berusaha mengenalmu lebih dulu. Karena itu, aku datang ke sini untuk mengenalmu lebih dekat dan tadinya ingin memintamu kembali dengan Collin. Tapi, ternyata aku tidak perlu minta itu lagi.” Laura tersenyum hangat pada menantu yang terpana oleh kejujurannya.“Selama tiga bulan terakhir, Collin tidak pernah pulang ke kediaman Smith. Dia selalu bekerja keras dan diam-diam mencarimu. Dia pikir papanya akan menghalangi usahanya mencarimu.”“Itu … saya sendiri yang minta
Collin menggendong Nadine ala pengantin sepanjang jalan. Edwin pikir, Nadine terluka parah sampai tak bisa jalan sendiri.Nadine buru-buru turun dari gendongan Collin. Dia malu sekali dilihat ayahnya dalam keadaan seperti itu.“Kaki Nadine kesemutan, Ayah. Tidak terjadi apa pun padanya.”“Kesemutan? Kau tidak perlu menggendongnya kalau cuma kesemutan!” Edwin tercengang, lekas mendekati Nadine. Dia tak enak hati pada besannya karena tingkah putrinya yang seperti anak kecil manja pada suami.“Lihat! Kau cukup memukul pelan seperti ini dan akan sembuh sendiri!”Ayah Nadine menunduk dan memukul pelan betis Nadine.“Ayah! Aku sudah mengatakan padanya kalau kakiku sudah baik-baik saja, tapi dia tidak mau menurunkanku!” seru Nadine.Collin menghalangi mertuanya menyiksa kaki istrinya. Meskipun Edwin orang tua Nadine sendiri, Collin akan melawan jika diperlukan.“Jangan pukul kaki istriku, Ayah! Dia tidak salah apa-apa!”Laura akhirnya keluar dari rumah sambil mendecak dan menggeleng-geleng.
“Claus, di mana Collin dan Nadine? Apa mereka akhirnya bertemu? Tuan Billy katanya menyuruh orang memberi Collin petunjuk sampai ke sini.” Angela celingukan mencari Collin dan Nadine.Para pencari Nadine suruhan Collin beberapa waktu adalah orang-orang yang dikirim Billy. Mereka tak langsung memberi tahu posisi Nadine, sebab Billy juga menunggu Claus datang.“Tumben kau melakukan kebaikan, Paman,” cibir Claus sambil melirik Billy.Angela mencubit gemas pipi Claus. Suaminya ternyata tak berubah setelah mereka berpisah puluhan tahun … menurut waktu dalam benak Angela sendiri.“Tuan Billy sengaja mengundangku untuk merayakan ulang tahun kalian.”Wajah Claus mengernyit ke arah Billy yang menyeringai. Sudah jelas, Billy berniat membuat Asher Smith yang telah menyiapkan ulang tahun mereka kesal.“Duke dan Jolie juga akan ke sini nanti.”“Apa?! Kenapa Duke juga ikut?!” sergah Claus.“Apa maksudmu? Di sini negara asal putraku! Sekaligus—”Terdengar bunyi keras dari atas. Lagi-lagi, Claus haru
Claus Smith menggerutu sepanjang hari. Sudah sejak kemarin Collin dan Nadine pergi, tapi mereka tak kunjung kembali. Hari ini pun sudah akan segera berganti.“Katanya mereka hanya mengambil koper. Kenapa lama sekali? Collin harusnya membantuku mencari lobster!”Saat ini, Claus dan Edwin sedang berada di perahu yang berhenti di perairan dangkal. Mereka memutuskan mencari lobster mutiara pesanan Billy karena para nelayan tak berhasil menemukannya.Claus tak sabar. Dia akhirnya mengajak Edwin mencari lobster, sekaligus menghabiskan waktu menunggu Collin dan Nadine pulang.“Di sini memang bukan habitat lobster mutiara. Kenapa tidak mencari lobster jenis lain saja?”Claus menepuk dahinya dengan tangan yang basah terkena air laut. Dia sudah merogoh-rogoh di area berpasir yang kata para nelayan adalah habitat lobster mutiara, sejak siang sampai sore ini!“Kenapa Anda tidak bilang dari kemarin?! Dan kenapa tidak mencegah sebelum berangkat?! Argh!!!”Claus berdiri sambil menjambak rambutnya de