Share

156. Duniaku

Author: VERARI
last update Last Updated: 2025-05-30 10:00:52

Claus merasa jantungnya seperti makhluk hidup yang sedang menari-nari di dalam dadanya. Wajahnya sontak merah padam, lalu berpaling ke arah lain karena malu.

“Ha ha! Aku memang tampan sejak masih dalam kandungan mama!” Claus tertawa kikuk.

Pria itu selalu percaya diri dalam situasi apa pun, bahkan sampai menyugesti Angela jika hanya dia pria yang terbaik untuknya. Namun, setelah mendengar pujian langsung itu, Claus jadi salah tingkah, senang bukan kepalang.

Dia tak pernah menyangka jika Angela bisa bersikap manis seperti ini. Padahal, Angela dulu selalu marah-marah padanya.

“Kau imut sekali,” lirih Claus tanpa sadar, tapi Angela mendengarnya.

Angela menyandarkan kepala di pundak Claus. Dia sepertinya melupakan mantan calon suami yang terbaring sekarat di depannya.

“Kau dengar, ‘kan?! Aku lebih tampan darimu! Ha ha! Cepat bangun! Kau harus mendengar langsung dari mulut istriku!” Claus menunjuk-nunjuk Travis yang mungkin akan mendengar suaranya.

“Jangan bicara terlalu keras, Claus. Kita
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
amalia. hanbin131
Pasangan tergokil 2025 claus Angela .........
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
ish..ish..ish.. si Collin masi blm sadar sm kesalahannya . Laura mngkin masi bsa maafin ttg Collin yg ngjebak Claus, krn skrg Claus udh bahagia dgn Angela . tp tindakan impulsif Collin yg celakai Travis n' Billy, itu yg bkin Laura smakin kecewa . masa gabsa sadar ckck -_- thx udh up pagi thor ^^
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   268. Ayah

    Kegaduhan di luar membangunkan Collin. Dia membuka mata yang terasa sakit dan tebal.Collin mengedip-ngedipkan mata sambil mengambil ponsel di dekat kakinya. Ia bergerak pelan supaya Nadine tak terbangun.Setelah melihat wajahnya dari kamera depan di ponselnya, Collin terbelalak. Kelopak matanya tampak bengkak!‘Astaga! Apa-apaan wajah ini?! Apa Nadine semalam melihat wajahku yang seperti ini?’Sangat memalukan … seorang pria dewasa yang seharusnya dapat diandalkan malah menangis terisak-isak di depan istrinya! Collin bergegas turun dari kasur sebelum Nadine bangun dan melihat kondisi matanya. Dia harus mencari cara untuk menyembuhkan bengkak di kelopak mata yang baginya tampak memalukan.Namun, Nadine bergerak menggeliat saat kaki Collin menapak lantai. Pria itu menahan napas sambil menatap wajah cantik istrinya yang rupanya masih tertidur, lalu menghela napas setelahnya.Sampai di luar kamar, Claus masih mengomel-ngomel sambil berbaring meringkuk, entah apa yang diracaukan saudara

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   267. Pria Sabar

    Nadine bergerak gelisah. Di kasur yang sempit dan posisi saling memeluk, Collin dapat merasakan setiap inci lekukan tubuh Nadine walau tertutup kain. Apalagi, entah sadar atau tidak, Nadine sering menekan area sensitifnya.Dengan posisi seperti itu, Collin bisa membayangkan bagaimana lekukan indah istrinya. Di atas terasa begitu menonjol, pinggangnya ramping, dan kulitnya sangat mulus.Collin menelan ludah sambil menggertakkan gigi. Dia kemudian membayangkan duduk di tepi pantai bersama Nadine, di bawah mentari pagi yang hangat seperti cinta yang harusnya dia rasakan.Namun, gerakan Nadine membuat bayangan menenangkan itu lenyap seketika. “Ada apa, Nadine? Apa kau tidak bisa tidur?”Nadine mendongak, menatap dahi Collin yang sedikit berkeringat. Badan Collin memanas akibat sentuhan Nadine. Namun, dia masih tersenyum tenang, seolah-olah tak merasakan apa pun.“Sayang, bolehkah aku melepas jaketku? Rasanya agak tidak nyaman,” pinta Nadine dengan suara serak mengantuk. Tampaknya, dia t

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   266. Cinta Sehangat Mentari Pagi

    Pertanyaan bodoh macam apa itu? Tentu saja, Collin sangat mau!Akan tetapi, Collin sadar diri. Badannya cukup besar untuk tidur di ranjang sempit itu.“Nanti kau tidak nyaman berbagi ranjang denganku. Tidak apa-apa. Aku tidur bersama Claus saja. Istirahatlah yang nyenyak.”Nadine melepaskan lengan Collin. Beralih memelintir ujung bawah kaos Collin. Dia sedikit khawatir, Collin diam-dian akan pulang saat dia tidur.“Katanya, kau merindukanku. Aku … ingin tidur sambil memelukmu,” pinta Nadine sangat lirih. “A—Apa?” Collin mendengar samar, tapi dia tak yakin seorang Nadine akan mengatakannya lebih dulu!“Tidurlah di sini. Di ruang tamu tidak ada tempat lagi untukmu.” Nadine mengulang dengan suara yang lebih keras, tapi berbeda kata dengan sebelumnya. Collin sedikit kecewa karena mau mendengar keinginan Nadine lagi, tapi dia tetap senang karena tahu Nadine ingin tidur memeluknya.“Apa … tidak masalah …?”Collin jadi malu, menggosok rambut belakangnya dengan canggung.“Iya … tapi, sebaikn

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   265. Tidurlah Denganku

    Pada akhirnya, Collin tetap menggendong Nadine. Dia bersikeras memulangkan Nadine dulu, lalu mencari Claus setelahnya seorang diri.Nadine tersipu malu ketika mengalungkan tangan di leher Collin. Dengan pencahayaan lampu jalanan, Nadine menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang terasa memanas.“Aku pasti berat. Kau juga membawa tas ransel berat. Turunkan saja aku,” cicit Nadine.“Apa kau pikir, aku cuma pria lemah yang hanya bisa merengek tidak mau kau tinggal pergi?”Mendadak, pipi Collin merona. Kalau dipikir-pikir, dia hanya menunjukkan sisi lemahnya setelah bertemu dengan Nadine.Bagaimana raut wajahnya ketika menangis? Collin khawatir wajahnya tadi terlihat buruk rupa dan membuat Nadine kehilangan perasaannya. Dia sedikit mendongak, sesekali menoleh ke kanan kiri saat Nadine melirik-lirik padanya. Tak mau menunjukkan sisi buruknya, apalagi matanya pasti sangat bengkak sekarang.“Lagi pula, kenapa kau sampai tidak pakai alas kaki? Apa yang membuatmu buru-buru mendatangiku sambil

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   264. Nyaman

    Betapa bahagia hati Collin …. Akhirnya, penantiannya terbayarkan oleh perasaan cinta yang disambut istrinya.“Mari pulang ke rumah—”Collin menarik belakang kepala Nadine, kembali melahap bibirnya. Nadine menangkup pipi Collin, membalas dengan ciuman panas.Deru ombak menyamarkan suara decapan ciuman yang membara ….Bibir Collin merangkak turun, menciumi leher Nadine tanpa meninggalkan bekas. Semakin turun ke bawah sambil menarik pelan baju atas Nadine tanpa membukanya.Nadine menggigit bibir bawahnya saat merasakan sesapan di dadanya. Dia mendongak sambil setengah memejamkan mata, mendorong kepala Collin agar melakukannya lebih lama.Sayangnya, Collin segera menghentikan tindakannya. Kemudian merapikan baju Nadine.“Aku tidak mau melakukannya di sini,” ucap Collin dengan suara serak dan rendah.Tentu saja, Collin sangat menginginkan Nadine menjadi istri seutuhnya. Akan tetapi, dia mau melakukan malam pertama mereka di tempat yang berkesan dan nyaman.Wajah Nadine merah padam, tapi ta

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   263. Saya Juga

    ‘Aku harus jujur padanya! Aku tidak mau kehilangan lagi!’Telapak kaki Nadine terasa semakin perih ketika mulai menapak pasir pantai. Dia tak peduli, mengabaikan rasa yang menusuk-nusuk dan terus berlari sampai ke gubuk tempat terakhir dia meninggalkan Collin.Pandangannya buram oleh air mata yang dipenuhi ketakutan. Takut ditinggal mati suaminya.“Semoga belum terlambat,” isak Nadine.Akhirnya, langkahnya berhenti di samping gubuk. Nadine langsung jatuh terduduk.Dia membungkam mulutnya yang terisak cukup keras. Namun, Collin tak bisa mendengarnya.‘Untunglah … aku belum terlambat ….’Collin berbaring meringkuk sambil memeluk dirinya sendiri, memunggungi Nadine. Dia masih meratapi perceraian yang akan terjadi.“Maafkan aku, Nadine …. Aku seharusnya mengusirmu setelah kecelakaan waktu itu …. Kau tidak akan kehilangan kesempatan menjaga ibumu …,” isak Collin. Sudah berulang kali dia meracaukan hal yang sama.Rasa bersalah membuncah dalam dada Nadine ketika mendengar itu. Collin tak sala

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status