Api cemburuMendengar kata-kata Bara, Tiara menjadi gugup. Bahkan bakso di mangkok yang sedang ia pegang hampir saja terjatuh dari tangannya. Ia juga melihat ke arah Milka dengan perasan tidak enak. "Kenapa diam, Mas Ilham?" ucap Milka penuh penekanan dengan tatapan mata yang tajam. Suasana mendadak panas. Bara berhasil menciptakan kegaduhan. "Satu kali tepuk, empat nyamuk dalam genggaman," batin Bara. Ilham melihat ke arah Milka. Milka masih minta penjelasan. "Nggak bener kata-kata Bara. Aku memang pernah mencintai Tiara, tapi itu hanya bagian dari masa laluku. Untukku hanya kamu pengisi hatiku," ucap Ilham. Namun Milka seolah tak percaya. Ia balik arah untuk kembali pulang ke rumahnya dengan penuh sesak dan rasa sakit. Sesaat setelah mendengar penuturan Bara, wanita itu mendadak kehilangan rasa percaya pada Ilham. Yang ada di pikirannya, Ilham hanya mencintai Tiara dan menciintainya hanya sebua kepura-puraan. "Am, kejar Milka," kata Tiara. Kemudian perempuan itu pun meletkaan ba
Pertikaian berujung kata ceraiPOV Milka"Milka tunggu!" cegah Mas Ilham saat baru saja masuk rumah. Aku hanya melirik dan melanjutkan langkah kaki menuju kamar. "Aku bilang tunggu!" Mas Ilham menarik tanganku membuat langkahku terhenti. Malas rasanya menjawab. Hatiku dipenuhi rasa cemburu. "Kenapa aku jemput malah bareng sama Rian?" tanya Mas Ilham. Aku masih diam. "Jawab aku, Milka!" ulangnya memberi penekanan. "Kamu pikir sendiri saja, Mas. Tidak perlu aku jelaskan. Kamu yang tahu kebenaran tentang kemarahanku!" balasku sambil melepaskan cengkraman tangan Mas Ilham. Mas Ilham sendiri hanya terdiam. Setelah itu, aku pun memilih untuk masuk kamar. ***"Mau kemana?" tanya Mas Ilham lagi saat melihatku sudah bersiap. "Bukan urusan kamu Mas aku mau kemana! Peduli apa kamu sama aku? Jelas kamu tidak peduli padaku. Bukankah kamu hanya pura-pura mencintaiku saja?" "Maksud kamu itu apa, Milka?" Mas Ilham bertanya sambil mengusap wajahnya. "Mas! Kalau emang hanya ada Tiara di hati ka
"Brengsek, Sandra. Sampai saat ini wanita itu tidak ada kabarnya. Ponselnya juga tidak bisa dihubungi. Kemana dia," kesal Bara. "Tidak tahukah dia kalau Ilham sudah memecatnya dari kantor," lanjutnya lagi. Tok…tok ….!"Masuk!" teriak Bara dari dalam. "Eh, Lo Am. Ada apa?" tanya Bara masih dengan wajah tenang. "Maksud elo ngomong kaya gitu di depan Milka apa?" Lo nggak tau kan beberapa hari belakangan ini, sampai malam tadi, Milka masih marah sama gue, Bar!" aku Ilham membuat hati Bara riang gembira."Lah, gue kan cuma nanya, Am," balas Bara. Masih pura-pura tidak menyadari kesalahannya."Tapi sebelum bertanya seharusnya lo mikir, Bar. Gue sama sekali nggak ngerti sama jalan pikiran lo! Bisa-bisanya menciptakan kegaduhan antara gue Milka dan Tiara. Lo gak tau kan, imbas dari ucapan elo itu mempengaruhi hubungan Tiara dan Milka? Gue gak ngerti sama tujuan lo, Bar!" kesal Ilham tak habis pikir dengan sikap Bara. Karena, menurut Ilham Bara sudah benar-benar berubah. Karena selama ini d
##BAB 67Sejujurnya"Menurut kamu bagaimana, Ra?" Ilham balik bertanya membuat Tiara bingung. "Maksud kamu apa?" "Bukankah kamu tanya kebenaran tentang hati aku? Kebenarannya ya memang seperti yang Adit katakan. Maka dari itu Adit bisa mencintaimu dengan sempurna. Karena hatiku ada padanya. Perlu kamu tahu, Ra. Perasaan itu masih tetap sama," ucap Ilham mengakui perasaannya yang sesungguhnya."Kenapa kamu katakan itu, Am. Kenapa tidak kamu katakan saja sebuah kebohongan. Misal kamu hanya menyayangiku sebagai seorang sahabat, Am," ucap Tiara. Mata wanita itu langsung berkaca-kaca. "Nggak, Ra. Aku gak bisa bohong. Aku masih sangat mencintaimu. Hari ini, esok ataupun nanti. Aku tidak bisa berpaling pada siapapun. Maafkan aku yang masih terus mencintaimu, meskipun aku tidak bisa memilikimu sampai kapanpun. Perasaan ini akan tetap sama," lirih Ilham. Tiara tidak dapat berkata apa-apa. Ada sesak di dadanya. Ucapan Ilham membuat dirinya dilema. Walau bagaimanapun, Ilham adalah laki-laki y
Mendengar tangis Dino putranya, Milka pun tak tega. Akhirnya Milka membuka pintu kamar. Dino sendiri sudah berpindah tangan pada Ilham. "Alhamdulillah kamu mau buka pintu," ucap Ilham yang langsung bergegas masuk. Milka mengambil Dino dari tangan Ilham dan membawanya duduk di tepi ranjang. Ilham mendekati Milka yang sedang asyik menciumi pipi Dino. Sesekali bulir bening terjatuh dari pelupuk matanya. "Maafkan aku, Milka. Tidak ada niat sedikitpun untuk aku menyakitimu," ujar Ilham. Milka hanya terdiam sambil menepuk-nepuk pantat Dino supaya lekas tertidur. Dalam diamnya Milka, Ilham terus memperhatikan Milka. Melihat mata Milka yang bengkak bahkan Ilham merasa sangat bersalah. "Aku telah menyakiti hati wanita yang sangat aku cintai. Tidak seharusnya aku begini. Aku menghancurkan semuanya," sesal Ilham di dalam hati.Lagi Milka hanya terdiam sambil meneteskan air mata. Saat Dino sudah diam dilihatnya oleh Milka bahwa ternyata putra semata wayangnya itu telah tertidur pulas. Milka pun
"Ricko!" ucap Bara terkejut. "Jadi laki-laki yang menjadi selingkuhan Sandra Ricko?" ulang Bara lagi. Ida mengangguk."Kalau begitu, aku akan mencari Sherly," ucap Bara. "Mau ngapain, Bang?" tanya Ida bingung. "Kalau Ricko bisa sama Sandra. Maka aku harus mendapatkan Sherly," lirih Bara lagi. "Memang Abang tahu dimana, Sherly?" Ida bertanya dengan kebingungan. Sebab setelah bertahun lamanya, Ida bahkan baru kali ini mengetahui kabar Ricko lagi. Yang mereka pikir, Ricko dan Sherly sudah meninggal saat adanya peristiwa banjir bandang di kampung halamannya dulu di daerah Bandung. Sejak itu Bara dan keluarga juga pindah ke kota. Sedangkan keberadaan tetangga mereka tidak tahu di mana. Ternyata setelah mengetahui, Ricko justru menjadi selingkuhan istrinya. "Bara, gimana ceritanya sih Sandra itu selingkuh sama si Ricko itu?" tiba-tiba Ibu Bara menyambar di tengah obrolan kedua anaknya."Pusing kali Bu Bang Bara kan komentar terus soal anak. Lagian Bang Bara juga bukannya gak mau juga k
##Bab 70Kesempatan dalam kesempitan"Milka, sendirian aja. Aku temani ya?" ujar Bara yang langsung menarik kursi di depan Milka dan duduk dengan santai serta rasa percaya diri. Milka sendiri langsung malas melihat kedatangan Bara. "Ngapain sih nih orang, ganggu aja," kesal Milka dalam hati. "Kamu, Bara. Ngapain?" tanya Milka sambil mengerutkan kedua alisnya."Nggak, aku lihat kamu sendirian sambil melamun. Ada apa? Ada masalah? Coba cerita sama aku. Siapa tahu aku bisa bantu," tawar Bara. Milka menyunggingkan sebelah bibirnya. Sangat tidak suka dengan ucapan Bara yang dirasanya terlalu ikut campur urusannya."Gak ada apa-apa, Bar. Sok tahu kamu," kesal Milka. Bara menghancurkan suasana tenang di pagi harinya. Milka pun langsung bangun dari tempat duduknya. Melihat respon Milka yang seperti itu, Bara merasa sangat kesal. Tapi dia harus bersabar. "Sombong sekali wanita ini," batin Bara kesal. Diperlakukan seperti itu oleh Milka, membuat Bara malu dan seolah jatuh harga dirinya."Mau k
POV BARAWaktu yang masih ada tidak boleh aku sia-siakan. Aku sangat yakin, kalau hubungan rumah tangga Milka dan Ilham pasti akan sulit dikembalikan seperti semula. Daripada dipecat tidak dapat apa-apa, hancur semuanya. Mending aku hancurin usaha Adit. Setidaknya meskipun aku hancur, Adit dan keluarganya juga sama. Jatuh miskin. Hancurku pun tak percuma. Tidak sia-sia. Kalian salah kalau melawanku. Kalian lupa kalau aku adalah orang yang sangat nekad."Lebih baik, kamu jangan gegabah, Bar. Ingat bagaimana nasib Ibumu, Ida? Mereka butuh kamu. Kalau kamu di penjara gimana? Mending yakinkan Milka saja," kata hatiku bicara demikian membuat aku merasa bimbang karena bertentangan."Aku harus memperbaiki semuanya. Langkah awal aku akan berusaha meyakinkan, Milka."***Tepat pukul 16.00, aku meninggalkan kantor. Kukebut mobil supaya bisa cepat berada di kantor Milka. Sebab, hari ini aku ingin mengajaknya bicara dari hati ke hati. Aku akan berusaha meyakinkan dia dulu. Setidaknya, ku kesampin