Share

Ancaman

"Mail, kamu kenapa nak?" Tanya Diwan. Matanya tertuju kearah Mail, yang sedang menangis dibelakang pintu dapur.

"Nggak papa Yah." Jawab Mail pelan. Ia tidak Berani mentap Diwan.

"Astaghfirullah, kaki kamu kenapa nak?" Mata Diwan dikejutkan dengan luka lebam, disekujur betis Mail.

"Aw, sakit Yah," Lirih Mail, saat Diwan menyentuh betisnya.

"Ini siapa yang melakukanya?" Tanya Diwan serius. Ia memeluk tubuh munggil Mail.

Mail terdiam, ia sangat takut untuk menjawabnya. Ia tidak mau ibunya bertengkar dengan Ayahnya karna pengaduannya.

"Mail jatuh Yah," Jawab Mail. Ia menundukan pandanganya.

"Bohong! jawab, siapa yang buat ini?" Tanya Diwan lagi. Ia sangat menyayangi Mail, ia tidak rela jika Mail disentuh oleh siapapun, walaupun ibu kandungnya sendiri.

"Mail nggak bohong Yah." Jawab Mail lagi, namun tiba-tiba airmatanya mengalir.

"Ibu yang melakukan ini kan? Mail, lihat ayah! Ayah selalu mengajarkan Mail agar tidak berbohong, karna berbohong itu adalah perbuatan dosa. Jadi jawab Ayah, sia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status