Share

Mail Pergi

Ijah terus meringkuk kesakitan diperutnya. Keringat dingin sudah mencucuri seluruh tubuhnya, Bayinya juga tidak kunjung keluar. Mbah Karsem, beserta bidan yang dipanggil Atika tampak kebinggungan, dan kawalahan.

"Sakit Mbah!" Pekik Ijah. Ia sedari tadi terus menjerit kesakitan. Wajar jika sakitnya dua kali lipat dibanding lahiran normal biasanya.

"Masih sakit sekali ya perutmu?" Tanya Mbah Karsem.

"Masih Mbah, ini sakit sekali dan aku nggak kuat Mbah." Lirih Ijah.

"Gimana ini bayinya belum mau keluar juga." Ucap Mbah Karsem.

"Ayo di ejankan pelan-pelan ya Mbak. Ini pembukaannya sudah lengkap kok." Ucap bidan itu.

"Saya nggak bisa Mbak. Ini sakit sekali."

"Ayok dikit lagi kepalanya sudah kelihatan kok," Ucap Mbah Karsem.

"Semangat Jah. Kamu harus bisa, kasian anakmu, kalau kamu lemah."

"Owe, owe, owe," Alhamdulilah, akhirnya lahiran juga. Bayinya sehat, perempuan." Ucap Mbah Karsem.

"Bayi Ijah sangat bersih, dan putih, walupun lahir perematur namun bayinya sepertinya kuat.

"Kepala s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status