Share

Part 38 A

Part 38

Pak Harun sudah tidak lagi menggunakan kursi roda. Ah, seperti sedang bersandiwara saja kemarin-kemarin saat masih duduk di atasnya. Kenapa terapi beberapa minggu saja, dia sudah bisa berjalan?

“Kamu melihatku terus dari tadi, ada apa?” tanya Pak Harun membuat aku salah tingkah.

“Ah, enggak, kenapa Bapak sudah bisa berjalan sekarang?”

Aku berlalu dengan segera, menghindar dari rasa malu.

Pagi ini, seperti biasa kami makan bersama. Dinis sudah rapi karena hendak mengikuti loma di tingkat kecamatan. Ia sudah tidak lagi canggung saat diajak makan satu meja dengan keluarga ini.

“Harun, kamu mau kemana sudah rapi?” tanya Bu Normi.

“Ada acara, Bu.”

“Kamu naik apa nanti?”

“Diantar Romi.”

Aku tidak melirik mereka sama sekali, memilih menyuapi Hasbi sampai habis.

Tinggal di rumah Bu Normi, rasanya sudah betah, tetapi sadar kalau aku wanita yang masih beristri dan ada Pak Harun yang menjadi duda. Aku sudah berpikir hendak mencari rumah kontrakan. Namun hal tersebut belum ku utarakan pad
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status