Share

bab 21

"Tidaaak!" aku berteriak histeris.

"Ini tidak mungkin! Musdaku! Anakku sayang, maafin Bunda, Nak?" kembali aku meracau tidak jelas.

"Dokter tolong lakukan semua yang terbaik! Akan saya bayar berapapun biayanya!" Papa mengguncangkan tubuh Dokter itu.

Aku menatap wajahnya dengan tatapan memohon, tapi ekspresi wajah Dokter yang masih terlihat tampan meski usianya sudah tidak muda lagi itu justru membuatku sedikit bingung. Bagaimana tidak, jelas terlihat dari raut wajahnya kalau dia seperti orang yang kebingungan.

"Kenapa? Kenapa Dokter terlihat bingung?!" tanyaku sambil mengusap air mata di pipiku.

"Saya kan belum selesai bicara, kenapa kalian sudah sangat panik?!"

"Maaf," ucapku.

Aku menyadari kesalahpahaman ini dan menunduk malu karena sudah bereaksi berlebihan tadi.

"Jadi begini Pak, Bu, saya minta maaf karena saat ini keadaan anak ibu masih dalam keadaan kritis! Dan anak ibu membutuhkan donor darah secepatnya. Dia kehilangan banyak darah karena luka di kepalanya cukup parah," Dokter
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status