Share

HASRAT | BAB 19

Yayasan Ar-Rahman,

PAGI itu cerah lagi menyenangkan. Cicipan bu-rung yang melayang bebas di angkasa, menjadi melodi indah di halwa telinga. Terorak senyu-man tipis di wajah Ziyyad, hatinya serba sedikit be-rasa terhibur.

Sejak dia menumpang teduh di yayasan ini, dia sering mendiamkan diri. Suka menyendiri dan kurang bergaul dengan penghuni yayasan yang lain.

Kerinduan terhadap ibu angkatnya masih berbekas di hati. Ibarat pungguk rindukan bulan, hanya mam-pu mendambakan ia tetapi tiada daya untuk men-gecapinya.

Di kejauhan, Amir memerhatikannya. Dia mafhum akan perasaan yang sedang berkalung dalam diri re-maja itu kerana dia juga pernah melalui situasi sama.

Sementara Helena yang sedang membantu mema-yang bawang di dapur, terhiris tangannya. Wajahnya berkerut-merut, darah mulai tumpah. Padah melanda bilamana dia hanyut ke arus lamunan tika sedang melakukan kerja.

Suasana menjadi huru-hara seketika.

Cepat-cepat dicuci di singki, kemudian jarinya yang terluka dibalut dengan cebisan kain
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status