Setelah sarapan Reno terlihat sibuk di laptopnya, mengetik sesuatu, kemudian mengirim hasil ketikannya. Flora membiarkan Reno dalam kesibukannya. Tidak lama email di ponsel Flora berbunyi. Dibukanya ponselnya, matanya terbelalak membaca isi email. “ Reno..” “ Hum..” “ Ini kotrak yang kamu bicarakan kemarin? “ tanya Flora. “ Aku serius, aku tidak main-main karena aku melihat keraguan ada pada dirimu. Flora aku ingin berubah, aku ingin hidup normal dan melakukannya hubungan kita dengan normal. Aku tidak ingin selama masa pernikahan kita ada ketakutan dan keraguan dalam dirimu. Aku sangat mencintaimu, bantulah aku untuk bisa berubah.” Pinta Reno. “ Tapi aku tidak nyangka sedemikian cepat kamu membuat kontraknya.” “ Apakah kamu tidak menyesal memberikan sebagian dari kekayaanmu kepadaku? Apakah kamu tidak memikirkan sewaktu-waktu Irene yang kau bilang sudah meninggal, hidup kembali dan merongrong kekayaanmu? Meminta Liza dan Ami?” tanya Flora. “ Untuk itulah aku persiapkan segala
Flora , Liza dan Ami sibuk bercerita di kamar tidur Flora dan Reno. Tempat tidur besar dan nyaman serta hangat membuat mereka sulit untuk berpisah. Reno memandang mereka bercerita tentang rencana yang disusun bersama daddy dan uncle Krishna dengan penuh tawa, ceria bahkan saling berpelukan. “ Uncle Krishna cool, he can make this surprise work.” seru Liza. “ Yeeee ! “ seru Ami. “ Hello ladies, it is time for breakfast. Uncle Krishna already waiting for us in the dinning room .” Seru Reno. Flora, Liza dan Ami turun dari tempat tidur, Flora merapikan rambutnya , blus dan celana jinsnya, diikuti Liza dan Ami. “ You look beautiful ,” bisik Liza memandang Flora. “ Thankyou, “ kata Flora sambil memeluk Liza. “ Both of you are beautiful too.” Bisik Flora. Sesampai di restoran hotel , Krishna sudah menunggu mereka. Flora yang melihat Krishna langsung memeluk pundaknya. “ Thank you for delivering my two angels” kata Flora. “ They are cute little angels,” jawab Krishna. “ Uncle Krishna
Setelahnya Reno tidak pernah menelpon Flora. Biasanya pagi, siang, sore dan malam , tak putus-putusnya dia menelpon tanpa henti. Apa saja ditanyakan. Hanya malam saja ia menelpon, menanyakan keadaan dan kerinduannya pada Flora.Jedanya Reno menelpon , Flora memutuskan untuk menyampaikan kepada Mamanya bahwa dia sedang jatuh cinta.“Kau pulang cepat, Flora ? Biasanya jam begini kau belum pulang, banyak alasan yang kau pakai jika mama bertanya.” Cicit mamanya dengan tatapan penuh tanya.Karena Flora tidak menjawab, mamanya bertanya lagi, “Apakah lantai di kantormu sudah selesai kau ukur?“ canda Mamanya.Flora yang sedang berdiri di ambang pintu, memandang Mamanya lama sekali, Apa yang akan kukatakan pada mama ?, batinnya.“Ada yang tidak beres, sayang?” tanya mamanya.“Hmm.. apakah menu makan malam kita ?” tanya Flora.“Oh, mama belum masak untuk malam. Takut nanti kamu tidak makan malam,”“Kalau begitu, aku ajak mama kencan. Kita berdua saja. Aku lagi kepingin makan ayam baka
Sebulan kemudian Flora tiba di bandara Changi, Reno menjemput Flora bersama kedua anak gadisnya. Mereka anak gadis yang cantik. Liza mengambil profil bapaknya, dagu terbelah dua dan mata biru yang bersinar penuh kejenakaan. Ami, pasti mengambil profil ibunya, lembut dengan mata coklat dan dagu yang runcing. Flora kaget ketika Liza dan Ami memeluknya erat-erat, rupanya setiap bertemu dengan Reno diakhir pekan , Reno selalu cerita tentang Miss Flora dan memperlihatkan foto Flora di ponselnya .Flora sering mengirim foto yang sedang selfie disetiap aktivitas dan terakhir foto ketika mereka jalan-jalan di Tunjungan dan berpose bersama mama di rumah Flora. “Miss ,you are beautiful and kindness. Daddy, said that he love you, so me and Ami will love you too “ kata Liza. “May, I give you I big hug ? “ tanya Ami. Mendengar perkataan dan pertanyaan polos kedua anak Reno, Flora terharu dan tak terasa airmatanya berlinang, dipeluk dan dicium kening mereka dengan lembut. Mereka begitu
Reno tegas mengatakan bahwa dia akan menyiapkan semua hal yang berkaitan dengan pernikahan, tempat pesta , event organizing, bulan madu semuanya dia yang atur. Flora hanya tinggal menerimanya. Kembali sikap dominannya muncul. Flora protes ,mengatakan bahwa yang menikah mereka berdua, jangan semuanya dibebankan pada Reno. Flora tahu Reno mempunyai keuangan yang kuat sebagai pemilik perusahaan konstruksi yang terkenal di Singapura. “Ini pernikahanmu yang pertama, kau harus terlihat bahagia. Bagiku untukmu berapapun uang yang kukeluarkan tidak masalah.You are everthying for me.” Tegas Reno. “But…” “Flora, don’t argue me !” Karena kesal Flora menutup pembicaraan, mematikan ponselnya, " Belum menikah sudah mau mengatur semua keinginanku !Setelah menikah kehidupanku diatur. " Flora mendumel. Reno di kondominiumnya di Singapura gelisah, Flora mematikan ponselnya. Satu-satunya bisa menghubungi Flora hanya melalui ponselnya yang langsung dimatikan Flora. “ Oh my goodness,” kata Reno
Flora kembali ke alam sadar, setelah beberapa jam dalam pikirannya melanglang buana sejak pertemuan pertama dengan Reno sampai ketika Reno melamarnya di depan keluarga berakhir dengan marahnya ibu Megawati karena obsesinya memiliki Reno terhempas karena menurut ibu Megawati dia telah merebut Reno. Segera Flora mengeluarkan ponselnya dari tas jinjing menghubungi Reno. Tidak ada sambungan , malah jawaban “ Nomor yang anda kunjungi sedang diluar jangkauan” jawaban yang diperolehnya beruntun. Tidak lama Reno menelponnya, “Honey, ada apa menelponku terus menerus?” tanyanya. “Hum,saya mau lapor bahwa saya belum mendapat jawaban apakah bisa mendapatkan cuti.” kata Flora. Terdengar helaan napas panjang Reno. “Honey, aku menawarkanmu dua opsi. Opsi A, jika kau mendapatkan hak cutimu dua belas hari, pernikahan kita tetap berjalan, kita tetap berbulan madu. Opsi B, jika kau tidak mendapatkan hak cutimu dua belas hari, pernikahan kita tetap berjalan , kita tetap berbulan madu dan kamu la
Semalaman Flora membolak-balikkan badan, menepuk-nepuk bantal, kemudian menyelimuti dirinya dengan selimut. Memejamkan matanya, terbayang wajah Reno , seminggu lagi dia akan menjadi nyonya Reno Baskara Jatmiko. Sejak meninggalnya Arfandi, Flora menutup diri terhadap pria manapun dia tidak siap menerima hubungan dengan pria lain yang sebaik Arfandi. Tetapi kehadiran Reno dalam kehidupannya, benteng pertahanannya ambruk. Membayangkan tubuh Reno yang jangkung, ramping , kokoh dan kuat ketika memeluk Flora, hampir membuat tubuh Flora panas, benteng kesuciannya hampir bobol ketika mereka berpelukan di tempat tidur hotel ketika Flora ingin mengenal kedua anak Reno di Singalura. Flora menggeleng-geleng kepalanya di bantal teringat ketika itu, Reno sempat kecewa. Tubuhnya yang besar, manly , perkasa dan percaya diri tiba-tiba melenguh kesal ketika Flora mendorongnya lalu ke kamar mandi untuk menguraikan hasratnya dengan mandi di bawah shower. Apakah pilihanku tidak salah ? Apakah Reno men
Pagi hari Flora mulai mencicit membangunkan Liza dan Ami. Dilihatnya Reno masih meringkuk di sofa. “Sebagai satu keluarga aku ingin kita tidak saja merayakan Natal dengan Chrismas Dinner , tapi bersama ke gereja. “ ucap Flora yang langsung menuju pintu penghubung membangunkan Liza dan Mia. “ Wake up girls,we go to church.” “ We go to church?” tanya Liza dan Mia memandang Flora dengan muka keheranan. “ Yeah. We going to church . We follow high mass on Christmas morning, please prepare your self. “ kata Flora yang merasa aneh dengan pertanyaan Liza dan Ami. Berarti mereka jarang ke gereja, bahkan tidak pernah? batin Flora segera keluar melalui pintu penghubung disaksikan dengan pandangan aneh Liza dan Ami. “ We never go to church.” bisik mereka pelan, takut didengar Flora. Mereka tidak tahu bahwa bisikan mereka didengar oleh Flora. Saya harus banyak bersabar untuk mengajar mereka dan daddynya. Ini pilihanku, pilihan untuk meraih mimpi mempunyai suami, mempunyai keluarga untuk mer