“ Sisi gelapmu ? Tentang apa? "tanya Flora.
“ Mmm… terlihat senyum liar di ujung bibir Reno. Setelah kau tahu, saya serahkan semuanya padamu.” katanya sambil membuka seluruh bajunya , dalam ketelanjangannya dia mengambil semacam pecut dari ranselnya, menyerahkan kepada Flora yang menerimanya dengan penuh tanda tanya.
“ Whip me!” perintahnya.
“ ????"
“ Pukuli seluruh tubuhku dengan yang kau pegang !" perintahnya tegas.
“ Reno …?”
“ Whip me now !” raung Reno.
“ Tidak mau !” jerit Flora.
Dengan kasar Reno mengambil cambuk dari tangan Flora memukul dirinya. Nampak punggungnya dan dadanya di penuhi dengan ruam-ruam menyisakan luka-luka bergaris-garis. Flora menutup wajahnya , betapa kagetnya ketika tubuhnya direngkuh Reno dengan kasar dan membuka seluruh baju yang dipakainya , memaksanya berhubungan intim.
Flora menolak , tapi Reno memaksa dengan kekerasan melakukannya dengan paksa membuat Flora menjerit. Jeritannya terdengar di dalam cabin kecil . Erangan Reno , jeritan Flora ditutupi dengan suara derik api perapian serta desiran angin kencang membuat jendela cabin bergetar , membuat Flora ketakutan.
“ Scream !” bentak Reno.
" Shake your body, shake, shake !" raung Reno terus menghantam masuk dalam tubuh Ghea. Flora menjerit, mencakar, menggaruk tubuh Reno, menggigit . Semakin Flora mencakar, menggaruk , menggigit , Reno semakin terangsang ,Flora tidak mampu mengatasi hentakan demi hentakan yang masuk dalam miliknya. Flora hanya mampu menjerit.
" Reno, please sakit.” Rintih Flora.
Reno bergeming, jeritan Flora seakan stimulasi baginya , semakin gencar menyiksa tubuh Flora tanpa ampun. Semakin Flora menjerit dan berteriak , Reno semakin menggila .
Tanpa menghiraukan Flora , Reno terus menyalurkan fantasinya , menghisap kuat leher , menggigit payudara Flora sehingga timbul luka, dihisapnya membuat Flora merintih karena rasa nyeri dan sakit di sekujur dadanya. Tatapan kejamnya berakhir pada bagian bawah tubuh Flora, tersenyum sadis melihat Flora yang ketakutan .
Semakin Flora mencakar, menggigit memancing Reno bertindak lebih kejam, makian, geraman dan hentakan kuat terus dilakukannya , senyum sinisnya langsung menghiasi bibirnya ketika melihat Flora luruh terkulai di bawah kungkungannya, mata Flora terpejam, rambutnya acak-acakan , bibirnya tidak lagi merekah merah tapi biru, lalu terkulai lemas.
Flora membuang mukanya takut melihat ekspresi aneh Reno. Melihat Flora membuang mukanya Reno menarik rambut Flora yang sudah acak-acakan, menatap wajah Flora yang ketakutan.
“ Inilah aku dibalik wajahku yang lain.”
“ Reno kaukah ini ? “ desis Flora sambil menangis mencoba mendorong Reno , menjauhkan Reno dari wajahnya kemudian pingsan.
Ketika sadar dia tidak melihat Reno di pembaringan. Dengan meringkuk menahan sakit, perih dan sedih , Flora mencari Reno di cabin. Membungkus tubuhnya yang telanjang dengan selimut dan bedcover membuka pintu cabin , menghiraukan salju yang turun . Jauh di antara pohon pinus di kegelapan malam, dia melihat Reno telanjang berteriak-teriak , menangis , meraung , melolong mengumpat dan meminta maaf kepada Flora.
Melihatnya Flora menangis , memanggil Reno. Reno tidak mendengarnya karena deru angin kencang , salju yang turun teriakan Reno membuat suasana hutan terasa mencengkam. Dengan membungkus tubuhnya Flora keluar dari cabin , menemui Reno, memeluk dari belakang perlahan dengan suara lembut membujuk Reno.
“ Tubuhmu kaku dan dingin sekali.” bisik Flora lalu membungkus tubuhnya dan tubuh Reno dalam satu selimut menuju ke cabin.
Sambil menangis Flora melihat luka-luka di tubuh Reno, “ Apa yang membuatmu menjadi sangat menakutkan?” katanya sambil duduk di depan perapian.
Flora membuat susu untuk dirinya dan Reno mengangsurkan gela susu ke Reno, mereka duduk di perapian sambil minum susu.
Reno menatapnya penuh penyesalan, berdiri membuka tas ranselnya mengambil salep menyodorkan ke Flora, “ Olesi salep ini di lukaku, sebentar lagi lukanya mengering.” Bisiknya.
“ Reno…. Inikah sisi gelapmu?” tanya Flora.
Reno hanya mengangguk, menutup mukanya, terdengar senggukkannya, “ Flora jika kau minta cerai aku ikhlas, meskipun aku bisa gila.” bisiknya, kemudian berlutut, mencium kaki Flora bertubi-tubi, menjilatnya membuat Flora salah tingkah.
" Flora katakan bersihkan kakiku." kata Reno.
Flora menggeleng.
" Katakan !" desak Reno.
" Bersihkan kakiku !" bisik Flora.
Reno meraup kaki Flora, mencium, menjilatnya.
" Reno kamu gila ! Kamu bukan anjing !" kata Flora lalu menendang Reno hingga tersungkur. Reno menatapnya, " Tendang aku, pukul aku, cambuk aku !" jeritnya .
Flora bergeming, menatap Reno yang bersimpun di bawah kakinya.
" Flora ,whip me, please."
Flora mengambil cambuk dan mencambuk tubuh Reno, ada senyum kepuasan di wajah Reno, Flora menangis lalu menjerit, " Kamu gila !" meninggalkan Reno di perapian masuk ke dalam kamar.
Setelah merasa dirinya tenang, Flora kembali ke perapian, didapatinya Reno menangis , diambilnya salep ,dengan lembut mengoles luka-luka yang ada di punggung , dada dan pantat Reno. Flora faham dia menghadapi seorang yang mempunyai kelainan jiwa, bukan takut malah kasihan melihat Reno yang menahan sakitnya ketika Flora mengoles tubuhnya dengan salep.
“ Tahan sakitnya mi amor.” bisik Flora.
Setelahnya dia menyuruh menelungkup di sofa , menuju ke dapur kecil menyeduh kopi dan membantu Reno minum kopi.
“ Ada croissant, kamu mau?” tanya Flora.
“ Aku suka croissant, kita makan bersama dengan kopi, enak banget.” kata Flora , menatap Reno yang tertunduk tak berdaya.
“ Reno, mi amor,” bisik Flora sambil memotong croissan memasukkan dalam mulut Reno.
“ Setelah minum kopi dan makan croisan kita ke kamar tidur, ceritakan apa yang tersirat dalam hatimu, masa kelammu yang menakutkan, jangan ada yang kau tinggalkan.” bisiknya.
Dengan penuh kasih, Flora memapah Reno ke kamar tidur , membantu Reno menelungkupkan tubuh Reno di kasur.
“ Flora, ambil buku harianku di ransel, semua tentang diriku ada di sana.” kata Reno.
Flora turun dari tempat tidur, mengambil ransel Reno dan melihat buku yang disampul cover tebal , dengan gembok kecil. “
“ Kuncinya ada di dalam saku kecil di sampingnya. “ kata Reno.
Flora membuka gembok nampak buku yang sudah kumal karena lamanya, ketika mencoba melihat isinya, berhamburan beberapa foto. Terlihat foto pernikahan jaman dulu di sebuah taman yang indah.
“Foto pernikahan mom and dad.” bisik Reno.
“ Bacalahlah, jika kau sudah membacanyanya , aku menerima apapun keputusanmu.” Kata Reno dengan suara parau menahan sedih.
Flora keluar dari kamar tidur, duduk di depan perapian, ditemani api di perapian, secangkir coklat susu hangat dan croissant, tingkah angin yang bertiup kencang serta suara salju yang turun dari langit , Flora menggeser jempolnya pada ponselnya, untung ada signal, mencari satu kata Masokis. Flora ingin mengetahui lebih mendalam sebelum membaca buku harian Reno.
Dibacanya dan disimaknya baik-baik, ada ketakutan dalam diri Flora bahwa si penderita mewujudkan fantasi seksualnya dengan cara melukai dirinya sendiri dan sangat berbahaya bahkan bisa mengancam nyawa dirinya sendiri dan pasangannya.
Setelah membacanya, Flora menangis tersedu-sedua. Mengapa dibalik ketampanan dan kelembutannya aku tidak menyadari Reno mempunayi kelainan? Aku kadang-kadang jengkel melihat posesifnya, tapi dibalik itu ada kebanggan dia memberlakukanku sebagai miliknya yang paling berharga. Aku harus bertindak, aku tidak bisa mendiamkannya, aku tidak bisa memaklumi kelainannya, batin Flora
Aku harus mengetahui apa, gejala, penyebabnya baru aku membaca buku harian Reno. Setelah mendapat informasinya, Flora kembali ke kamar, Reno terlihat tidur dengan tubuh membungkuk. Kembali ke depan perapian, membuka buku harian Reno, tangannya gemetar, dadanya berdegub kencang ketika membawa halaman pertama buku harian Reno.
“
Perkataan Reno membuat perut Flora serasa ditonjok, akal sehatnya hilang, Flora membanting tubuhnya berkali -kali di tempat tidur sebagai wujud kekecewaan dan kekesalannya. Sepanjang malam, dia tidak bisa tidur di kasur ukuran besar, empuk menyisakan body lotion Reno di kasur, mengunci kamar tidur, tidak ingin Reno masuk ke dalam kamar tidur , tidak peduli dimana Reno tidur. Hatinya tercabik-cabik setelah mendengar pengakuan Reno serta kebohongannya bahwa isterinya meninggal. Waktu mendapatkan info dari Reno bahwa isterinya meninggal ada kelegaan di hati Flora, berarti pernikahannya aman. Tidak ada mantan isteri yang akan memporak porandakan rumah tangganya. Ada ketakutan, kecemasan , kegelisan ketika Reno mengakui bahwa Irene meninggalkannya dengan dua anak yang masih kecil. Sejenak ditatapnya langit-langit kamar, impuls Flora membanting tubuhnya berkali -kali di tempat tidur sebagai wujud kekecewaan dan kekesalan Terjadi perdebatan antara hati nurani dengan otak kecilnya , mengg
Setelah sarapan Reno terlihat sibuk di laptopnya, mengetik sesuatu, kemudian mengirim hasil ketikannya. Flora membiarkan Reno dalam kesibukannya. Tidak lama email di ponsel Flora berbunyi. Dibukanya ponselnya, matanya terbelalak membaca isi email. “ Reno..” “ Hum..” “ Ini kotrak yang kamu bicarakan kemarin? “ tanya Flora. “ Aku serius, aku tidak main-main karena aku melihat keraguan ada pada dirimu. Flora aku ingin berubah, aku ingin hidup normal dan melakukannya hubungan kita dengan normal. Aku tidak ingin selama masa pernikahan kita ada ketakutan dan keraguan dalam dirimu. Aku sangat mencintaimu, bantulah aku untuk bisa berubah.” Pinta Reno. “ Tapi aku tidak nyangka sedemikian cepat kamu membuat kontraknya.” “ Apakah kamu tidak menyesal memberikan sebagian dari kekayaanmu kepadaku? Apakah kamu tidak memikirkan sewaktu-waktu Irene yang kau bilang sudah meninggal, hidup kembali dan merongrong kekayaanmu? Meminta Liza dan Ami?” tanya Flora. “ Untuk itulah aku persiapkan segala
Flora , Liza dan Ami sibuk bercerita di kamar tidur Flora dan Reno. Tempat tidur besar dan nyaman serta hangat membuat mereka sulit untuk berpisah. Reno memandang mereka bercerita tentang rencana yang disusun bersama daddy dan uncle Krishna dengan penuh tawa, ceria bahkan saling berpelukan. “ Uncle Krishna cool, he can make this surprise work.” seru Liza. “ Yeeee ! “ seru Ami. “ Hello ladies, it is time for breakfast. Uncle Krishna already waiting for us in the dinning room .” Seru Reno. Flora, Liza dan Ami turun dari tempat tidur, Flora merapikan rambutnya , blus dan celana jinsnya, diikuti Liza dan Ami. “ You look beautiful ,” bisik Liza memandang Flora. “ Thankyou, “ kata Flora sambil memeluk Liza. “ Both of you are beautiful too.” Bisik Flora. Sesampai di restoran hotel , Krishna sudah menunggu mereka. Flora yang melihat Krishna langsung memeluk pundaknya. “ Thank you for delivering my two angels” kata Flora. “ They are cute little angels,” jawab Krishna. “ Uncle Krishna
Setelahnya Reno tidak pernah menelpon Flora. Biasanya pagi, siang, sore dan malam , tak putus-putusnya dia menelpon tanpa henti. Apa saja ditanyakan. Hanya malam saja ia menelpon, menanyakan keadaan dan kerinduannya pada Flora.Jedanya Reno menelpon , Flora memutuskan untuk menyampaikan kepada Mamanya bahwa dia sedang jatuh cinta.“Kau pulang cepat, Flora ? Biasanya jam begini kau belum pulang, banyak alasan yang kau pakai jika mama bertanya.” Cicit mamanya dengan tatapan penuh tanya.Karena Flora tidak menjawab, mamanya bertanya lagi, “Apakah lantai di kantormu sudah selesai kau ukur?“ canda Mamanya.Flora yang sedang berdiri di ambang pintu, memandang Mamanya lama sekali, Apa yang akan kukatakan pada mama ?, batinnya.“Ada yang tidak beres, sayang?” tanya mamanya.“Hmm.. apakah menu makan malam kita ?” tanya Flora.“Oh, mama belum masak untuk malam. Takut nanti kamu tidak makan malam,”“Kalau begitu, aku ajak mama kencan. Kita berdua saja. Aku lagi kepingin makan ayam baka
Sebulan kemudian Flora tiba di bandara Changi, Reno menjemput Flora bersama kedua anak gadisnya. Mereka anak gadis yang cantik. Liza mengambil profil bapaknya, dagu terbelah dua dan mata biru yang bersinar penuh kejenakaan. Ami, pasti mengambil profil ibunya, lembut dengan mata coklat dan dagu yang runcing. Flora kaget ketika Liza dan Ami memeluknya erat-erat, rupanya setiap bertemu dengan Reno diakhir pekan , Reno selalu cerita tentang Miss Flora dan memperlihatkan foto Flora di ponselnya .Flora sering mengirim foto yang sedang selfie disetiap aktivitas dan terakhir foto ketika mereka jalan-jalan di Tunjungan dan berpose bersama mama di rumah Flora. “Miss ,you are beautiful and kindness. Daddy, said that he love you, so me and Ami will love you too “ kata Liza. “May, I give you I big hug ? “ tanya Ami. Mendengar perkataan dan pertanyaan polos kedua anak Reno, Flora terharu dan tak terasa airmatanya berlinang, dipeluk dan dicium kening mereka dengan lembut. Mereka begitu
Reno tegas mengatakan bahwa dia akan menyiapkan semua hal yang berkaitan dengan pernikahan, tempat pesta , event organizing, bulan madu semuanya dia yang atur. Flora hanya tinggal menerimanya. Kembali sikap dominannya muncul. Flora protes ,mengatakan bahwa yang menikah mereka berdua, jangan semuanya dibebankan pada Reno. Flora tahu Reno mempunyai keuangan yang kuat sebagai pemilik perusahaan konstruksi yang terkenal di Singapura. “Ini pernikahanmu yang pertama, kau harus terlihat bahagia. Bagiku untukmu berapapun uang yang kukeluarkan tidak masalah.You are everthying for me.” Tegas Reno. “But…” “Flora, don’t argue me !” Karena kesal Flora menutup pembicaraan, mematikan ponselnya, " Belum menikah sudah mau mengatur semua keinginanku !Setelah menikah kehidupanku diatur. " Flora mendumel. Reno di kondominiumnya di Singapura gelisah, Flora mematikan ponselnya. Satu-satunya bisa menghubungi Flora hanya melalui ponselnya yang langsung dimatikan Flora. “ Oh my goodness,” kata Reno
Flora kembali ke alam sadar, setelah beberapa jam dalam pikirannya melanglang buana sejak pertemuan pertama dengan Reno sampai ketika Reno melamarnya di depan keluarga berakhir dengan marahnya ibu Megawati karena obsesinya memiliki Reno terhempas karena menurut ibu Megawati dia telah merebut Reno. Segera Flora mengeluarkan ponselnya dari tas jinjing menghubungi Reno. Tidak ada sambungan , malah jawaban “ Nomor yang anda kunjungi sedang diluar jangkauan” jawaban yang diperolehnya beruntun. Tidak lama Reno menelponnya, “Honey, ada apa menelponku terus menerus?” tanyanya. “Hum,saya mau lapor bahwa saya belum mendapat jawaban apakah bisa mendapatkan cuti.” kata Flora. Terdengar helaan napas panjang Reno. “Honey, aku menawarkanmu dua opsi. Opsi A, jika kau mendapatkan hak cutimu dua belas hari, pernikahan kita tetap berjalan, kita tetap berbulan madu. Opsi B, jika kau tidak mendapatkan hak cutimu dua belas hari, pernikahan kita tetap berjalan , kita tetap berbulan madu dan kamu la
Semalaman Flora membolak-balikkan badan, menepuk-nepuk bantal, kemudian menyelimuti dirinya dengan selimut. Memejamkan matanya, terbayang wajah Reno , seminggu lagi dia akan menjadi nyonya Reno Baskara Jatmiko. Sejak meninggalnya Arfandi, Flora menutup diri terhadap pria manapun dia tidak siap menerima hubungan dengan pria lain yang sebaik Arfandi. Tetapi kehadiran Reno dalam kehidupannya, benteng pertahanannya ambruk. Membayangkan tubuh Reno yang jangkung, ramping , kokoh dan kuat ketika memeluk Flora, hampir membuat tubuh Flora panas, benteng kesuciannya hampir bobol ketika mereka berpelukan di tempat tidur hotel ketika Flora ingin mengenal kedua anak Reno di Singalura. Flora menggeleng-geleng kepalanya di bantal teringat ketika itu, Reno sempat kecewa. Tubuhnya yang besar, manly , perkasa dan percaya diri tiba-tiba melenguh kesal ketika Flora mendorongnya lalu ke kamar mandi untuk menguraikan hasratnya dengan mandi di bawah shower. Apakah pilihanku tidak salah ? Apakah Reno men