Hari ini langit tampak cerah, awan terlihat tidak ada yang berani menutupi matahari. Orang di gedung ini juga semua bergembira dengan gelas berisi wine di dalamnya. Mereka mengikuti irama musik yang menenangkan hati. Terlihat dari cara berpakaian mereka, mereka merupakan orang-orang kaya dengan mengenakan busana bermerk.
Di atas pelaminan juga terlihat sepasang pengantin yang memberikan senyuman kepada para tamu.
Pengantin pria tampak cocok dengan setelan jas hitam yang dikenakannya. Tinggi pria itu sekitar 182 cm dengan wajahnya yang putih bersih semakin menambah ketampanan pria ini. Para tamu juga tak henti-hentinya memuji ketampanan pengantin pria itu.
Di sampingnya juga terlihat seorang pengantin wanita dengan mengenakan gaun putih mewah. Wanita itu terlihat sangat bahagia. Dari tadi senyumannya tidak pernah lepas dari bibirnya.
Tanpa mereka sadari di sudut ruangan gedung ruangan tersebut, seorang gadis bergaun merah dengan usia sekitar 28 tahun menatap dengan sinis kepada sepasang pengantin yang duduk di atas pelaminan. Dia menggumamkan sesuatu.
Aura di wajahnya jelas terlihat ada kemarahan dan rasa benci. Jika diperhatikan lebih dalam lagi dari penampilannya, gadis ini merupakan anak orang kaya. Walaupun penampilannya tampak sederhana, tapi semua yang dikenakannya berasal dari merek-merek terkenal. Dia memiliki bentuk wajah bulat dihiasi dengan alis mata tebal. Rambutnya yang sebahu dibiarkannya terurai, lipstik merah dioleskan di bibirnya yang mungil menambah keseksian gadis ini. Badannya yang tinggi dan langsing serta putih menambah kesempurnaan dirinya.
"Heiii, kamu ternyata jadi datang. Aku kirain kamu gak bakalan datang, aku cariin kamu ke mana-mana tadi. Kamu cantik banget Maria, yakin deh Reyhan akan nyesal ninggalin kamu."
Seorang perempuan yang tidak kalah cantik menghampiri gadis itu yang ternyata bernama Maria. Dia langsung merangkul pinggang langsing milik Maria.
"Iya Amel, aku datang. Aku mau tunjukkan kepada Reyhan dan keluarganya kalau aku udah ikhlas melepas Reyhan dan suatu saat nanti aku akan buktikan kepada mereka siapa Maria sebenarnya." Jawab Maria dengan senyum sinis, tidak ada yang tahu apa yang direncanakan oleh gadis itu.
"Ayo kita kasih ucapan selamat kepada mereka supaya kita bisa langsung pergi dari sini, kamu jangan lama-lama di sini, jangan nambah luka di hatimu, nanti aku kenalin deh pria-pria mapan dan tampan untuk kamu. Reyhan tidak ada apa-apanya, percaya deh sama aku." Amel membuat tanda V di jarinya untuk meyakinkan Maria.
Maria tersenyum dan mengiyakan ajakan Amel bertemu dengan mempelai, dengan langkah anggun mereka berdua naik ke atas panggung di mana kedua pengantin duduk. Melihat kedatangan Amel dan Maria, kedua pengantin langsung mengambil sikap untuk berdiri lagi.
"Selamat ya Rey, sebenarnya aku datang ke sini karena Maria. Dia sahabat aku, aku takut dia kenapa-napa di sini makanya aku datang. Kalau karena kamu sih ogah, aku tidak suka berteman dengan penghianat yang menghancurkan hati sahabat aku." bisik Amel di telinga Reyhan.
Reyhan hanya diam membisu, dia tidak membalas perkataan Amel, dia hanya mengangguk pelan.
Sekarang giliran Maria yang akan menyelamati Reyhan, Maria melangkah dengan rasa percaya diri dan wajah diangkat ke atas.
Amel yang melihat itu sedikit terkejut sekaligus takjub, Maria benar-benar berwibawa. Sedikitpun tidak ada tampak kesedihan di raut wajahnya, walaupun Amel tahu hati gadis cantik di hadapannya itu sangat hancur atas pernikahan ini, tapi Maria bisa menyembunyikan dengan sempurna.
Reyhan seperti gemetar melihat Maria, ada perasaan rindu di dalam hati Reyhan, sudah lama dia tidak bertemu Maria. Gadis itu tetap cantik walaupun caranya menatap Reyhan tidak sehangat dulu, sekarang hanya perasaan marah dan sakit hati yang Reyhan lihat di dalam mata Maria.
Maria mengulurkan tangannya kepada Reyhan.
"Lihat apa yang akan ku perbuat untuk keluargamu nanti." Bisik Maria dengan suara ditekan dan bernada ancaman.
Reyhan menarik napas pasrah atas ucapan Maria, Reyhan berdoa di dalam hatinya, semoga gadis yang pernah mencintai dirinya sepenuh hati itu cepat-cepat keluar dari keterpurukan ini.
Reyhan tau kalau di hati Maria sekarang hanya ingin menghancurkan Reyhan, dia bisa mengerti itu. Rasa Cinta Maria terhadapnya pasti sudah ditutupi rasa benci yang sangat besar.
Reyhan menggigit bibirnya, dia tidak bisa menatap Maria lama-lama, dia tidak sanggup melihat mata Maria yang penuh dengan sakit hati.
"Heh, kamu kenapa sih ganggu suami aku, sekarang dia udah jadi suami aku. Jangan coba-coba merayu dia lagi deh."
Wanita yang di samping Reyhan tiba-tiba ikut berbicara dengan suara keras. Matanya dari tadi mengawasi Maria.
Dia tidak suka melihat Maria berbisik ke telinga suami barunya, karena dia tahu Maria adalah mantan Reyhan yang sangat dicintai oleh Reyhan.
Maria hanya tersenyum sinis dengan tatapan mengejek kepada wanita itu. Tatapan Maria seolah mengatakan "Tidak akan kubiarkan kalian bahagia, lihat apa nanti yang akan kulakukan."
Dan Maria kembali menoleh ke arah Reyhan, tapi kali ini sorotan matanya berubah, tatapan penuh dendam. Reyhan hanya bisa menunduk dan tidak berani membalas tatapan Maria.
Istri baru Reyhan ingin menarik tangan Maria karena tidak terima ditatap seperti itu oleh Maria, tapi Reyhan langsung mencegahnya.
"Kamu jangan membuat malu di sini, ini acara keluarga besar kita. Tahan emosimu."
Istri barunya akhirnya mengalah walaupun tidak terima. Dan benar saja, keluarga besar pengantin baru itu sudah melihat ke arah mereka. Mereka mengenal Maria, terlebih keluarga dari Reyhan. Mama sama papa Reyhan juga menatap Maria, tapi mereka tidak berkata apa-apa.
"Gak tahu diri, udah tahu Reyhan mau menikah, masih berani menampakkan diri, urat malunya udah putus kali ya? Apa tidak ada yang mau sama dia lagi? Padahal cantik, masa mau mengejar laki-laki yang mau menikah?"
"Oh, itu yang papanya baru meninggal kan? Yang mama tirinya nikah lagi dengan orang lain?"
"Masa sih, pantas aja dia gila sampai mau mengganggu pernikahan orang."
Maria mendengar bisikan-bisikan dari para tamu di dalam gedung mewah itu. Mereka saling berbisik, tapi terdengar jelas oleh Maria.
Maria sudah tidak tahan lagi mendengar ejekan itu, dia ingin menjumpai orang-orang yang bawa-bawa papanya. Tapi Amel cepat-cepat menarik Maria keluar, dia tidak ingin Maria melakukan hal-hal yang tidak diinginkan karena emosi yang tidak bisa dibendung oleh Maria.
Amel tahu kalau Maria belum ikhlas menerima pernikahan mantan kekasihnya itu. Amel juga tahu bagaimana pengorbanan Maria kepada Reyhan, karena mereka ber tiga sudah saling kenal semenjak duduk di bangku SMA. Maria dan Reyhan sudah berpacaran hampir 4 tahun, tapi tiba-tiba Reyhan memutuskan meninggalkan Maria dan menikah dengan wanita lain.
Ditambah lagi papa Maria baru beberapa bulan lalu tiba-tiba meninggalkan Maria untuk selamanya dan mama tiri Maria yang pergi menikah lagi dengan laki-laki lain yang menjadi penyebab utama papa Maria mengalami serangan Jantung mendadak dan tidak tertolong lagi.
Amel merasa kasihan dengan Maria, cobaan untuk Maria datang secara bertubi-tubi. Dia tidak tahu sejauh mana Maria akan bertahan, tapi Amel berjanji dalam hatinya kalau dia akan selalu ada buat Maria dan tetap mendukung serta menjadi sahabat Maria selamanya. Karena bantuan keluarga Maria untuk keluarga Amel sudah sangat banyak, dulu keluarga Amel memiliki ekonomi menengah ke bawah, tapi semenjak papa Maria bawa papa Amel bekerja di perusahaan keluarga Maria, kehidupan dan ekonomi Amel beserta keluarganya meningkat drastis.
Keluarga Maria memang terkenal sangat baik di antara pengusaha-pengusaha, almarhum papa Maria tidak pandang bulu untuk menolong orang yang kesusahan.
Bersambung..
"Kalian siapa? Kenapa kalian bisa ada di ruangan saya dan mengobrak-abrik barang-barang saya?" Terdengar suara pria sedang marah dan juga penasaran atas apa yang terjadi di dalam ruangannya."Kami hanya menjalankan perintah, tolong anda minggir." Ucap salah satu pria yang ikut dalam acara penggeledahan itu."Siapa yang nyuruh kalian? Di mana keamanan perusahaan ini? Kenapa orang-orang ini bisa masuk?" Dengan gusar pemilik ruangan itu memanggil satpam yang bertugas."M-maaf pak, kami sudah berusaha menghalangi mereka. Tapi kekuatan mereka lebih besar dari kamu." Ucap satpam menghampiri bos mereka itu sambil gemetaran."Panggil polisi sekarang juga." Perintahnya pada satpam tersebut."Percuma kamu panggil polisi Reyhan. Kamu tidak akan menang." Terdengar suara yang tidak asing lagi di telinga pemilik ruangan itu, yang ternyata adalah Reyhan.Reyhan melihat sosok gadis memb
"Kalian siapa? Kenapa kalian bisa ada di ruangan saya dan mengobrak-abrik barang-barang saya?" Terdengar suara pria sedang marah dan juga penasaran atas apa yang terjadi di dalam ruangannya."Kami hanya menjalankan perintah, tolong anda minggir." Ucap salah satu pria yang ikut dalam acara penggeledahan itu."Siapa yang nyuruh kalian? Di mana keamanan perusahaan ini? Kenapa orang-orang ini bisa masuk?" Dengan gusar pemilik ruangan itu memanggil satpam yang bertugas."M-maaf pak, kami sudah berusaha menghalangi mereka. Tapi kekuatan mereka lebih besar dari kamu." Ucap satpam menghampiri bos mereka itu sambil gemetaran."Panggil polisi sekarang juga." Perintahnya pada satpam tersebut."Percuma kamu panggil polisi Reyhan. Kamu tidak akan menang." Terdengar suara yang tidak asing lagi di telinga pemilik ruangan itu, yang ternyata adalah Reyhan.Reyhan melihat sosok gadis memb
Semenjak kematian papanya dua tahun lalu, Maria berubah menjadi gadis pendiam, cuek dan dingin.Maria mulai merencanakan balas dendam apa yang akan dia buat untuk keluarga Reyhan yang telah mempermalukan dan menyakiti hati Maria.Setelah pernikahan Reyhan dan Aila, dendam di hati Maria semakin membara. Apa pun alan dilakukan oleh Maria asalkan dendamnya bisa terbalaskan.Setiap hari Maria semakin belajar dan bekerja keras untuk perusahaan yang telah ditinggalkan oleh Brema. Maria menyibukkan diri supaya bisa lupa dengan kesedihan yang dia alami.Maria juga berpikir, dengan perusahaan yang semakin maju, maka Maria akan semakin mudah untuk menghancurkan keluarga Reyhan.Satu per satu kolega yang bekerjasama dengan perusahaan Reyhan mulai ditarik oleh Maria. Perusahaan Maria berkembang pesat. Para pengusaha banyak mengajukan kerjasama dengan Maria. Di mana-mana nama perusahaan Maria semakin harum.***Hari ini merup
Semenjak hari itu, Reyhan tidak pernah lagi mendengar kabar tentang Maria. Dia sudah berusaha mencari ke mana-mana tapi Maria bagai hilang di telan bumi. Setiap malam, jaket Maria yang selalu dipeluk oleh Reyhan. Reyhan tidak akan bisa tidur jika jaket itu tidak ada di dekatnya. Tapi beberapa bulan setelah mereka tidak bertemu, satu negara heboh oleh kejadian yang tidak terduga. Setiap saluran TV memberitakan, "Brema Santoso telah meninggal dunia." Reyhan yang kebetulan sedang duduk di ruang tamu syok melihat berita itu. Tentu saja mereka tidak percaya. "Tidak mungkin." ucap Reyhan. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana kesedihan Maria sekarang. Reyhan langsung pergi ke luar. Orang tuanya juga tidak berani mencegah Reyhan yang sedang terburu-buru. Reyhan pergi menuju rumah Maria, keadaan rumah Maria sangat ramai dan janur kuning sudah melengkung di depan rumah Maria. Reyhan menerobos kerumunan orang-orang itu. Tapi tida
Pagi-pagi sekali Amel sudah datang lagi ke rumah sakit menjenguk Maria."Maria, ya ampun. Apa yang kamu lakukan? Maria, jangan seperti ini lagi. Banyak yang sayang sama kamu. Laki-laki brengsek itu tidak pantas ditangisi. Apalagi kamu sampai mencoba bunuh diri gara-gara pria bajing*n itu, nanti dia merasa sangat dicintai." Amel langsung memeluk Maria."Tapi nyatanya aku memang sangat mencintai dia Amel. Tapi setelah melakukan ini, sekarang aku menyesal. Aku terlalu bodoh mengorbankan hidupku untuk orang-orang seperti mereka. Aku benci Reyhan, aku benci keluarganya. Mamanya tega nyuruh aku datang untuk menyaksikan kebejatan mereka. Sekarang aku sadar, aku benar-benar buta oleh cinta yang dijanjikan oleh Reyhan." Maria menggertakkan giginya. Terpancar rasa benci di matanya."Amel, tolong jaga Maria ya. Om ada urusan sebentar. Om titip Maria, bentar lagi tante juga akan datang kok." Pinta papa Maria melihat Amel sudah ada di kamar putrinya.
Dengan perasaan berkecamuk di hati Brema, dia langsung memeluk Maria putri kesayangannya itu.Darah segar mengalir dari pergelangan tangan Maria. Maria memotong urat nadinya. Dia mencoba untuk bunuh diri."Pak Heri, cepat ambil mobil. Kita harus cepat-cepat pergi ke rumah sakit." Brema berteriak keras dan tanpa di suruh sekali lagi, pak Heri langsung turun.Brema menggendong tubuh tak berdaya putri semata wayangnya itu. Mama tiri Maria juga berlari di belakang Maria. Mereka semua panik."Bangun sayang, kamu harus kuat. Ada papa sama mama di samping kamu. Kami akan mendukung kamu sayang. Bangun. Kamu harus bertahan ya, sebentar lagi kita sampai." Brema menangis sambil menyentuh wajah cantik Maria."Jika terjadi apa-apa sama Maria, saya tidak akan memaafkan kamu Reyhan." Brema mengutuk Reyhan, ingin sekali rasanya dia bertemu dengan anak itu untuk memberikan pelajaran karena telah membuat Maria jadi seperti ini.