Share

2. DI SEBUAH BAR

Setelah berganti baju. Nella membawa minuman wine termahal kedalam ruangan VVIP.   Katanya banyak bonus besar, jika bisa melayani diruangan tersebut.

Hanya tergantung pada keberuntungan saja semoga bisa bertemu dengan orang yang benar-benar baik dan tulus. Serta memberikan bonus tanpa ada maksud tertentu dibelakanganya.

Kemudian Nella berjalan perlahan seorang diri, dan memasuki ruangan kelas atas.

Sesampainya disana ternyata, sudah ada empat orang lelaki tampan, yang salah satunya adalah orang yang paling populer didunia yaitu Direktur utama perusahaan "Lars Magnus Ericsson" Yang sangat terkenal,  baik didalam mau pun diluar negri.

Bagaimana tidak, diusia muda ia mampu mengembangkan bisnisnya yang termasuk kategori 10  perusahaaan terbesar di eropa.

 Banyak sekali gadis yang bermimpi ingin menjadi istrinya. Namun sayang, pria sepertinya sama sekali tidak tertarik dengan wanita, selain memiliki paras yang tampan, kekuasaan dan juga kekayaan, pria ini juga memiliki rumor yang mengangumkan.

 Seakan-akan jika dia adalah seorang pria yang berdarah dingin, jangan kan tertawa tersenyum sedikit saja sudah merupakan suatu keajaiban bagimu.

Entah apa yang membuat pria yang begitu sempurna ini begitu dingin. Baik teman atau pun siapa pun yang dekat dengannya tak ada yang bisa meluluhkan hatinya.

 Bahkan hampir tidak ada yang bisa membuatnya tersenyum, walau pun hanya sedikit yang ada hanyalah ekspresi datarnya saja.

Nella memasuki ruangan ia sangat gugup. Ini merupakan pertama kali dia harus melayani seseorang yang memiliki setatus tinggi seperti mereka, ditambah lagi dengan kehadiran Direktur Ericsson sungguh membuat jantung Nella berdebar kencang.

"Apakah ini disebut berkah atau malah bencana. Bulu kudukku menjadi berdiri dan seluruh badanku merinding, kenapa tiba-tiba begini," gumam Nella dalam hati.

Sembari membawa pesanan para pelanggan, Nella berjalan semakin dekat dan berhenti, lalu menaruh pesanan diatas meja yang ada didepannya.

"Selamat malam Tuan-Tuan. semua pesanan anda sudah datang, Selamat menikmati pelayanan kami, jika ada yang dibutuhkan silahkan panggil saya," ucap Nella dengan ramah.

 Sebenarnya Nella berusaha tenang menutupi rasa takutnya dengan cara tersenyum lebar.

"Yok..kamu pelayan baru disini ya? kemarilah,  bantu kami menuangkan anggurnya," ucap Jhordi salah satu teman baik Direktur Eric.

"Baik Tuan muda," jawab Nella. 

Sambil menuangkan anggur kedalam gelas, karena pakaian yang di kenakan Nella sedikit terbuka. 

Jadi ketika Nella menuangkan anggur tersebut, kedalam gelas, belahan dadanya pun agak terlihat oleh Direktur Eric.

Saat melihat belahan dada itu sontak Direktur Ericsson menelan air liurnya, ketika Nella menuangkan anggur tepat di depan matanya,  Direktur Ericsson biasanya tidak pernah tertarik sama sekali dengan wanita. Kini matanya mulai melirik seorang pelayan yang jelas- jelas hanya seorang pelayan rendahan baginya.

 Seperti ada yang salah seluruh tubuh Direktur Ericsson merasakan tidak nyaman, Ia mulai merasa gelisah. 

Sehingga ia mulai mengeluarkan keringat dingin, tubuhnya terasa sangat panas dan yang paling aneh ia merasa bergairah saat melihat tubuh seorang wanita.

"Eric,.. Mari kita bersulam ini segelas anggur untukmu pelayan baru ini sudah menuangkan anggur dengan baik, aku pasti akan memberikan tips kepada Nona cantik ini,"  ujar Jhordi.

Sembari menyodorkan segelas anggur dihadapan Eric. Namun, Eric sama sekali tidak merespon.

"Ada yang salah, ada yang salah! Ada apa dengan diriku? sepertinya minuman yang diberikan oleh  Paman Kedua ku tadi bermasalah," gumam Eric dalam hati .

 Sembari berpikir apa yang terjadi di saat ini...

"Panas!... Panas! Kenapa ruangan ini sangat panas!" ucap Eric sambil melepaskan dasi yang dikenakan secara spontan.

"Apa yang kamu katakan, panas apanya? Disini sangatlah dingin, ac juga sudah menyala semua, yang benar saja! Jangan bercanda sobat," sahut Lowhan salah satu teman Ericsson ia seorang dokter terkenal dikota ZX.

"Han, sepertinya ada yang salah, Dengan minuman yang di berikan oleh Paman kedua ku itu  Sepertinya telah diberi obat," jawab Eric dengan napas yang mulai tak teratur.

 "Apa katamu, diberi obat? Coba sini biarku periksa," ucap Lowhan.

Beberapa menit kemudian...

"Eric, ini sungguh tidak benar, paman keduamu telah memberikan obat perangsang didalam makanan dan minuman yang baru saja kamu konsumsi. Dan dosisnya cukup tinggi, aku rasa sekarang tubuh mu pasti tidak nyaman bukan? jika dibiarkan seperti ini pasti akan sangat berbahaya bagi tubuhmu Eric. Aku tahu kamu pasti membutuhkan itu kan, efek obat itu sangat besar buat tubuhmu, sulit dikendalikan Eric, ini akan membuatmu menderita, apa akan kubantu, ku carikan wanita untukmu," ucap Lowhan dengan nada bicara yang terdengar begitu khawatir.

"Tidak..! Tidak perlu aku tidak mau melakukannya, berikan saja cara lain secepatnya aku sudah merasa tidak nyaman ini!" sahut Eric.

"Eric tidak bisa!! obat itu memiliki dosis yang begitu tinggi Pamanmu sungguh pria yang licik! Bisa-bisa nya dia berimu dosis seperti ini. Sepertinya dia ingin mengambil keuntungan dari skandal ini," jawab Lowhan dengan nada bicara yang cukup tinggi.

"Heyy... ada apa kawan?" tanya sahabat Eric yang lain dengan keterkejutan saat mendengar perkataan Lowhan.

"Di..dia ..diberi obat perangsang oleh paman kedua," jawab Lowhan dengan wajah serius, seketika sahabat yang lainnya terkejut di buatnya.

"Carikan wanita, dan bawa dia keruangan biasanya," ucap Ericsson.

Tiba-tiba beranjak dari duduknya dengan ekspresi yang disertai keringat dingin yang bercucuran menahan efek dari obat perangsang tersebut.

"Okee... Serahkan saja pada ku, aku akan segera membawakan seorang wanita untukmu secepatnya," jawab sahabatnya.

Nella terdiam, karena ketiga tuan muda itu menatap Nella dengan tatapan yang tidak biasa, perasaan Nella menjadi tidak karuan,  Nella mulai merasa takut, rasanya Nella ingin segera lari dan menjauh sejauh mungkin dari ruangan itu. 

Namun apalah daya, Nella tetap tidak bisa melakukan nya karena bayangan sang bundalah yang di pelupuk mata nella.

Sedangkan sang ibu yang terbaring dirumah sakit yang sedang berjuang antara hidup dan mati Nella harus tetap bertahan dari pekerjaan ini.

"Nona! apakah kamu masih perawan?" ucap Jhordi secara terang-terangan.

"Apaa... Maksud Tuan muda,  jelas saya masih perawan," ucap Nella lirih.

"Cepat ikut kami. Kamu sangat dibutuhkan," sahut Jhordi dan Lishen.

Kemudian menarik Nella dan membawa Nella kesebuah ruangan, sedangkan Nella belum sampai selesai berbicara tadi.

"Eeeehhhhh..... Apa yang akan kalian lakukan? Tolong hentikan atau saya akan berteriak jika anda berlaku tidak sopan!" ucap Nella dengan nada bicara cukup tinggi.

"Nona,,bekerja sama lah," teriak jhordi sembari menggengam pergelangan tangan Nella.

"lleeppaassskan!!."

"Leppasskan saya!.. Saya tidak mau! saya menolak," teriak Nella sambil memberontak.

"Anda tidak ada pilihan Nona."

 Nella berteriak saat Jhordi mengendong paksa. kemudian Jhordi dan Lishen membawa Nella menuju ruangan yang sama sekali ia tidak ketahui yaitu kamar Eric. 

 Sesampainya dikamar itu, Jhordi melempar Nella diranjang Eric, dan menutup pintu ruangan itu dengan keras. 

Nella sangat takut ia menutupi seluruh  tubuhnya dengan selimut.

Namun tiba- tiba, ada seorang laki- laki yang memakai handuk yang hanya menutupi tubuh bagian bawahnya saja, dan keluar dari kamar mandi terlihat sangat jelas tubuh lelaki yang kekar itu.

Nella hanya terdiam dan takut, seluruh tubuhnya sudah mulai gemetar kemudian lelaki itu menoleh dan ternyata dia adalah direktur Ericsson.

        BERSAMBUNG,....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status