Share

3. HILANG SUDAH

Perlahan pria itu berjalan mendekat kearahnya.

"Direktur Eric," ucap Nella lirih.

Nella tercenggang saat melihat ternyata orang itu adalah Direktur Eric, ekspresi dingin yang diberikannya membuat Nella merasa takut, jantungnya berdegub kencang, Nella sangat bingung apa yang harus ia lakukan saat ini. 

Teriak, Itu hal yang mustahil tempat ini pasti memiliki privasi yang begitu ketat untuk para pelanggannya berteriak sekeras apa pun tak akan ada bantuan seseorang untuk menolongnya.

Yaahh.. Yang ada hanya buang- buang tenaga saja. Direktur Eric berjalan mendekati Nella, kemudian menampakkan kakinya keatas ranjang dan mulai mendekat kearah Nella.

Tiba-tiba ia mendekap tubuh Nella, sangking terkejutnya, Nella sampai tak bisa berkata apa-apa kedua matanya melotot dan hampir meloncat keluar saat di dekap oleh seorang pria.

Dekapan Direktur Eric begitu kuat hingga Nella merasa sesak dibuatnya.

"Direktur Eric, apa yang anda lakukan tolong anda menyingkir, anda menyakiti saya," ucap Nella dengan nada bicara yang bergemetar.

"Direktur Eric hentikan, sadarlah," teriak Nella yang berusaha menyadarkan Direktur Eric yang terpengaruh oleh obat itu.

"Menurutlah!.. Aku akan memberikan apa yang kamu minta setelah ini, sebagai gantinya," ucap Eric.

"Memberikan apa yang aku inginkan!" jawab Nella 

"Benar," sahut Presdir Eric.

Nella terdiam sejenak terus berpikir apa pria ini akan benar-benar menepati perkataannya jika itu benar, Nella akan segera mendapatkan biaya operasi ibunya.

Tubuh Nella mulai menerima apa yang dilakukan Direktur Eric saat ini, tidak memberontak hanya terdiam membisu, sekilas terlihat wajah bunda Nella di otaknya. Terlintas senyum bundanya yang begitu manis, namun apa daya sekarang bundanya kini terbaring lemah dirumah sakit dan membutuhkan banyak sekali biaya untuk melakukan operasi.

Demi ibunda orang satu-satunya yang paling dicintai itu. Selagi sang ibu masih bernapas apapun akan Nella lakukan, Bagaimana Nella bisa membiarkan sang bunda yang telah membesarkannya itu harus terus menderita yang berjuang antara hidup dan mati kini hanya bundanyalah orang satu-satunya yang Nella harapkan setelah ayahnya pergi untuk selamanya.

"Direktur Eric akan memberikan apa yang aku inginkan. Apa mungkin aku hanya mendapatkan uang dengan cara seperti ini, yang seharusnya aku jaga untuk suamiku di masa depan kelak, sekarang sudah hancur berkeping-keping," gumam Nella dalam hati.

Tanpa sadar, air matanya mengalir dengan hilangnya kesucian dalam dirinya.

"Demi sang bunda yah,,, demi bunda satu-satunya, menjual hal yang paling berharga untukku, menjual masa depanku, aku rela, aku rela melakukannya,...bu,.. tunggu Nella .. Nella akan segera kembali," gumam Nella dalam hati.

Nella mulai memejamkan matanya sejenak, membiarkan air matanya menggalir dengan sendirinya membasahi kedua pipinya, Nella tak berani mengeluarkan kata-kata.

Rasa sakit yang dirasakan olehnya, Nella hanya diam dan berusaha menenangkan dirinya, bahwa ini akan segera berakhir.

Lagi dan lagi, air mata menetes tak terbendung Nella hanya bisa menggigit  kecil bibir bagian bawahnya sendiri, menahan rasa sakit, untuk pertama kalinya, melepas hal yang berharga baginya.

Hal yang selama ini selalu dijaga olehnya kini telah hilang sudah.

Setelah efek obat itu menghilang dengan sendirinya Eric dan Nella pun tertidur pulas.

Keesokkan paginya, malam telah berlalu Nella terbangun lebih dulu, Nella melihat dirinya yang begitu menyedihkan dan penuh dengan bekas merah yang diberikan oleh direktur Eric semalam, ada bercak di kasur.

Nella melihatnya langsung, dan segera memalingkan wajahnya, tak lama kemudian Ericsson terbangun dan langsung membelakangi wajah Nella.

"Apa yang kau inginkan dariku katakan!" ucap Ericsson sembari membelakangi wajah Nella.

 "Tidak ada jawaban? heeh,.. Aku tahu maksud wanita sepertimu, menikahlah denganku," ucap Direktur Ericsson tanpa basi-basi.

 Perkataan itu sangat ringan keluar dari mulutnya, seakan-akan pernikahan itu adalah mainan baginya.

 "200 juta," jawab Nella singkat. Kemudian berhenti sejenak, Direktur Ericsson terdiam.

"Heeemmm... 200 juta, kau menolak untuk  menikah denganku?! Pikirkanlah kembali ini adalah kesempatan yang langka, apalagi untuk gadis biasa sepertimu," jawab direktur Ericsson dengan tenang.

"Tidak, tidak perlu pertanggung jawaban, berikan saja 200 juta," jawab Nella. 

Dadanya terasa sakit saat mengatakan hal itu karena dirinya merasa seperti seorang wanita murahan, yang menjual tubuhnya demi uang. 

Namun hal ini bukanlah hal yang di inginkan. Wanita mana yang rela kesuciannya di ambil oleh orang lain, yang tidak dikenalnya orang yang sama sekali yang bukan suaminya sungguh ironis bukan, sangat menyedihkan.

"Apa kau wanita semacam itu? Menjual diri demi uang! 200 juta memang tidak ada apa apanya bagiku, apa kamu pikir dirimu pantas dan semahal  itu," jawab Direktur Ericsson dengan santainya berbicara remeh. 

Nella hanya terdiam mengepalkan kedua tangannya dengan erat menahan semua hinaan yang dilontarkan pria itu untuknya. Tapi apa yang dikatakan pria itu tidaklah salah, yang seperti ini memang sudah seperti wanita murahan, yang tidur dengan pria  yang tidak dikenal, yang hanya demi uang.

Awalnya  Direktur Ericsson ingin memberi pertanggung jawaban, memberikan setatus yang jelas namun, ternyata Nella lebih memilih uang untuk bayaran tidur semalam.

"Yahhh terserah anggap saja saya seperti itu," jawab Nella singkat.

 

Direktur Ericsson yang mengenakan handuknya kembali lalu pergi ngambil cek dan menuliskan sejumlah uang yang disebutkan Nella tadi.

Ambil ceknya dan pergi dari sini? Dan ingat jangan pernah muncul dihadapanku lagi, menghindarlah sejauh mungkin saat kau bertemu denganku," ucap Ericsson sembari melemparkan cek itu keatas kasur.

Kemudian Nella mengambil cek itu, Nella terkejut dengan jumlah yang dituliskan ternyata lebih dari jumlah yang Nella minta.

★★

"Tuuaann, Apa anda salah tulis, bukan kah ini terlalu banyak?" ucap Nella.

"Ambil saja sisanya jika kau hamil anakku, gugurkan saja dengan uang itu, aku tidak ingin kau mengandung anak dariku," ucap Ericsson.

Nella pun terdiam karena perkataan yang di ucapkan barusaja sangat menyakiti hatinya. Nella menangis dan mengenakan pakaiannya lagi lalu pergi dari kamar itu tanpa bicara apa-apa. 

"Sudahlah Nella jangan menangis anggap saja ini adalah mimpi buruk, hindari bertemu dengannya tidak penting sekarang dibandingkan nyawa ibumu Nella," gumam Nella dalam hati berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Setelah mendapatkan uang itu Nella segera bergegas kerumah sakit untuk membayar operasi ibunya, sesampainya dirumah sakit dokter keluar dari dalam ruangan ibunya dengan wajah seperti orang yang sudah pasrah.

"Dokter, Ada apa dengan ibu saya?, apa terjadi sesuatu yang buruk pada ibu saya?" tanya Nella, sembari memegang tangan Dokter Nira dengan cemas. 

"Nona Nella, ibu anda baru saja meninggal kami sudah berusaha semaksimal mungkin, dan melakukan operasi darurat, namun tuhan berkata lain, ternyata tuhan lebih sayang pada ibu anda, ibu anda tidak bisa diselamatkan," jawab Dokter Nira. Hati Nella hancur berkeping- keping bagaikan kaca.

"Dokter apa!! Jangan bercanda Dok!  ibuku sudah tidak ada?!" tangis Nella.

Nella langsung duduk lemas di lantai saat mendengar kabar kematian ibunya, Nella menangis histeris dihadapan Dokter Nira.

"Nona kuatkan hati Nona mungkin ini adalah jalan terbaik untuk ibu anda, sang bunda sudah tidak merasa sakit lagi sekarang,'' bujuk Dokter Nira berusaha menenangkan Nella.

"Dokter.. Dimana ibu saya sekarang, Tolong bawa saya menemui ibu saya, tanya Nella dengan nada suara yang bergemetar."Lalu Nella mencoba berdiri dengan bantuan Dokter Nira.

"Ibu anda ada diruangan ini mari saya antar," jawab Dokter Nira.

Sembari berjalan membantu Nella membawa masuk kedalam ruangan sang bunda, sesampai didalam ruangan itu air mata Nella jatuh tak terbendung lagi.

Nella melihat ibunya yang terbaring diranjang pasien dengan ditutupi selimut rumah sakit disekujur tubuhnya. Nella mendekati ibunya, kemudian memeluknya dengan erat.

"Kenapa?! Kenapa  Kesedihan datang padaku bertubi-tubi tuhan, apakah aku pernah membuat kesalahan besar didalam kehidupanku sebelumnya, hingga engkau merenggut orang yang kusanyangi dengan cepat," gumam Nella dalam hati.

 Sembari menangis tersedu-sedu, sambil memeluk mayat ibunya, hingga Nella pun jatuh  pingsan.

               BERSAMBUNG,.....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status