Masalah anak haram sebenarnya bukan hal baru lagi di keluarga Loghan, apalagi untuk keluarga bangsawan yang masih sangat kolot seperti mereka, tapi ternyata Jeremy tetap terkejut ketika mengetahui kakeknya juga memiliki putera yang lain.
Sebenarnya waktu itu Mr.Papkins juga melihat ketika Sir.William Loghan menyetubuhi seorang pelayan di gudang anggur.
Hari masih pagi di pertengahan musim gugur cuaca sudah mulai dingin sama seperti kali ini. Mr. Papkins baru hendak mengambil anggur merah untuk menemani di meja makan ketika ia mendengar suara rintihan pelan dari lorong lemari rak penyimpanan anggur. Bagian lemari yang terdorong itu ikut menciptakan suara dentingan dari botol-botol anggur yang tertata di rak. Semakin lama semakin jelas jika itu adalah suara rintihan wanita, wanita yang sedang kesakitan. Karena penasaran Mr. Papkins berj
yuk vote dulu biar tambah rame
Mr. Harlot baru saja memasuki pintu Lift yang akan membawanya naik ke lantai lima puluh dari salah satu gedung pencakar langit tertinggi di kawasan Fourth Avenue. Sedikit banyak hal ini mengingatkannya pada saat dulu dirinya datang dan memohon pada seorang Jeremy Loghan agar bersedia pulang ke rumah keluarganya. Bedanya kali ini pria itu sendiri yang memanggilnya walaupun demikian rasanya tetap tidak jauh berbeda, Mr. Harlot ternyata tegang. Begitu keluar dari pintu Lift, Mr Harlot langsung dipersilahkan untuk memasuki ruangan super luas dengan pencahayaan benderang dari sepanjang dinding kaca melengkung yang menghadap langsung ke arah Central Park. Cahayanya sangat melimpah hingga matanya sempat silau untuk beradaptasi sejenak. Jeremy Loghan sedang duduk di satu-satunya sofa tunggal dari rangkain sofa besar melengkung di sebela
Ketika menembak kepala Matias, Mr. Harlot belum tahu jika adik perempuannya sedang mengandung anak dari pemuda itu. Saat itu memang hanya Matias dan Sir. William Loghan yang tahu mengenai kehamilan Cecilia. Bahkan mata Matias masih terbuka dan menatap kearah ayahnya dengan airmata bening yang mengalir lembut dari sudut matanya.Bagaimana pun sebuah tragedi tetap menjadi kesedihan semua orang, bukan hanya Sir. William yang baru sadar jika telah kehilangan kedua putranya tapi juga seorang wanita yang kehilangan ayah untuk bayinya yang bahkan belum sempat lahir. Itu masih tahun yang sama setelah mereka semua kehilangan George serta istrinya, akhir musim gugur yang menyesakkan untuk semua orang yang sepertinya juga akan ikut membawa ingatan hari itu seumur hidupnya. Mereka semua tahu jika Mr. Harlot terpaksa menembak kepala Matias demi untuk melindungi tuan mereka, dan itu reflek ia lakukan
[Yorkshire adalah rumahku dan kau juga akan pulang untukku. Aku menunggumu] Geby kembali mengirim pesannya untuk Jeremy yang tetap sama sekali belum terbaca. Sudah puluhan kali dia menulis kerinduannya dengan berbagai bentuk kalimat yang intinya sama saja. Geby rindu, sangat rindu dan tetap akan menunggu, menunggunya pulang dengan kesediaan hatinya sendiri. Sudah lewat satu minggu Jeremy tidak memberinya kabar sama sekali dan tidak bisa dihubungi. Geby hanya yakin jika pria itu pasti punya alasan jika sampai ingin menyendiri sejenak atau pergi. Geby sendang tidak bisa marah lagi seperti dulu karena setelah mengenal seseorang jauh lebih baik dari ia mengenal dirinya sendiri, maka selanjutnya mungkin dia memang hanya akan terus memaafkannya lagi dan lagi, memakluminya lagi dan lagi, seperti keluasan hati seorang ibu terhadap anak laki-l
Hari masih pagi di kediaman keluarga Loghan yang belum terlalu banyak aktifitas. Hanya bibi Beatris yang sudah terlihat sibuk sejak hari masih petang. Beberapa pengurus rumah baru membuka tirai dan jendela membiarkan cahaya matahari dan udara pagi mengisi ke seluruh sudut rumah yang segera kembali benderang. Para pengurus taman masih baru akan mulai beraktifitas untuk membersihkan guguran daun yang menebal di sekitar halaman. Sebuah sedan berkaca gelap terlihat memasuki komplek kastil dan langsung disambut oleh pintu sekuriti yang juga langsung otomatis terbuka. Seorang pria bersetelan rapi keluar dari mobil tersebut dengan menenteng sebuah map berisi berkas-berkas penting yang telah di tanda tangani oleh Jeremy Loghan. Langkah Mr. Rich terdengar berderap ketika melewati halaman paving menuju pintu utama. Seorang pelayan langsung membukakan pintu untuk pria berkacamata minus denga
Walaupun buka pendengar yang baik dan bukan pria yang bakal bisa sewaktu-waktu mengucapkan cinta pada wanitanya tapi nyatanya Geby tetap bisa menerimanya, menerima semua kekurangannya sebagai bentuk utuh yang ia kenali sebagai suaminya. Karena jika dia tidak dingin, keras dan semaunya sendiri maka dia buka Jeremy Loghan lagi! Jika dia bukan pemarah dan pantang mengalah maka dia juga bukan Jeremy Loghan lagi! Bahkan jika dia cukup manis dan terus tersenyum setiap waktu maka dia juga bukan Jeremy Loghan nya! Karena memang bukan seperti itu Jeremy Loghan yang ia kenal dan sedang dia rindukan sekarang. Geby hanya heran bagaimana ternyata dirinya bisa semurah hati ini untuk tetap mengabaikan berbagai hal tidak masuk akal dari pria yang bahkan sudah meninggalkannya tanpa kabar. Geby sedang berdiri di depan cermin memperhatikan perubahan tubuhnya yang mulai terlihat menonjol. Perlahan ta
Jeremy Loghan benar-benar seperti bayi besar berbokong kencang yang tidak tahu malu untuk menyusu di tengah malam. Sebenarnya Geby ingin bertanya tapi waktunya sedang tidak tepat untuk mengobrol. Pria itu masih terlalu sibuk menenggelamkan kedua puncak payudara Geby kedalam mulut rakusnya yang terlihat sedang begitu lapar. Suara hisapan basah dan lenguhan nikmat yang lolos dari bibir lelakinya membuat Geby tidak tahan untuk tidak ikut merintih dan terjerat dalam pusaran gairah. Sapuan lidah Jeremy yang panas seolah terus menghidupkan syaraf-syaraf halus di sekujur tubuh Geby untuk terus menyebar dan berkembang biak seperti cangkang kenikmatan yang membungkusnya dengan rasa berpendar-pendar. Tangan Geby meraba ke pinggul Jeremy yang terus bergerak menggesek dan mendorongnya dengan berbagai ajakan. Mereka belum melakukan penetrasi meski
Jared juga baru tahu jika Jeremy Loghan sudah kembali dan ikut merasa lega. Walaupun mereka bukan orang yang bakal saling menunjukkan perhatian dengan pelukan layaknya saudara, tapi sejatinya mereka akan tetap saling perduli. Ketika kemarin Jeremy tidak ada memberi kabar nyatanya Jared juga ikut cemas karena menurut Jared 'mustahil pria itu meninggalkan Geby begitu saja tanpa sebuah alasan!' Keluarga Loghan memang penuh misteri dan rahasia, Jared tidak pernah membenci mereka dia hanya cukup tahu diri jika tidak akan pernah bisa menjadi bagian dari keluarga bangsawan kaya raya itu meskipun mengalir darah seorang Loghan di nadinya. Jared juga merasa tidak perlu menjadi seorang Loghan untuk bisa hidup. Jared baru duduk dan menyapa bibi Beatris sambil mengigit roti gandum yang ia sambar dari atas meja ketika tiba-tiba Mr. Papkins memanggilnya. "Tuan muda Jeremy ingin kau ikut makan bersama mereka." Jared langsung berhenti mengunyah, menoleh kearah Mr. Papkins dan
Di antara guguran daun mapel yang sedang menguning dan cahaya matahari yang mengintip dari celah-celah ranting kering, Jeremy Loghan terlihat masih berjongkok di depan makam James, menyentuh batu nisannya yang berukir dengan tinta emas di atas marmer hitam. Entah apa yang sedang di pikirkan Jeremy, karena dia hanya diam tanpa mengucapkan satu patah katapun. Geby duduk di samping undakan tangga memperhatikan suaminya dan sesekali melihat tingkah Lily yang lalu-lalang di sekitarnya untuk menangkap guguran daun yang terbawa angin. Cuaca sudah lebih teduh, meskipun matahari masih nampak cerah tapi sudah tidak terik lagi. Hati Geby juga ikut teduh ketika melihat suaminya. Akhirnya dia bisa melihat kerelaan Jeremy untuk memaafkan, meskipun sampai sekarang Geby masih belum tahu apa sejatinya masalah di antara mereka. Tapi apapun itu Geby yakin pasti ada hubungannya dengan kepergian Jeremy kema