Accueil / Fantasi / Hamil Anak Ular / Bab 12 : Rumah Sakit

Share

Bab 12 : Rumah Sakit

Auteur: Evhae Naffae
last update Dernière mise à jour: 2021-08-18 20:13:17

#Hamil_Anak_Ular

Bab 12 : Rumah sakit

Hari ini, Dokter Gio kembali memeriksa Anjani, gadis hamil yang sering tak mau makan dengan dalih ingin alasan ingin menyiksa janin-janin ularnya agar mati kelaparan di dalam sana.

“Mbak Anjani, gimana kabarnya hari ini?” tanya Dokter Gio sambil menatap pasiennya yang kini sedang fokus bermain game cacing rakus di ponsel.

Anjani mengangkat wajah dan meletakkan ponselnya, walau tangan sebelah kanan masih digendong, sedang tangan kiri diinfus, ia tetap bisa memegang ponsel sebagai teman suntuknya. Maklum, mamanya hanya datang pas siang saja dan itu pun Cuma sebentar, hanya Bik Siti yang selalu setia menemaninya.

“Udah mulai sakit pinggang dan sakit perut, Dok, kayaknya udah mau lahiran deh,” jawab Anjani dengan wajah datar dengan mode kebohongan.

“Ah, masa?” tanya Dokter Gio sambil memegang perut Anjani.

Sang dokter mengangkat alisnya, ia tahu pasiennya itu sedang mengarang kebohongan. Taklama setelah itu, dua perawat datang dengan membawa alat transduser (alat USG).

Dua orang perawat itu mulai menyiapkan untuk Anjani menjalani USG, guna melihat perkembangan janinnya. Tadi pagi Dokter ahli dalam juga sudah memeriksa keadaan luka-luka Anjani, dan kini giliran Dokter kandungan yang bertugas untuk memastikan janin pasca tabrakan itu baik-baik saja.

Mata Anjani fokus menatap ke layar monitor saat Dokter Gio mulai menekankan alat tranduser ke perutnta, ia ingin melihat janin-janin aneh yang dikatakan janin ular itu.

Anjani menyipitkan mata, tapi tak ada apapun terlihat. Hanya sebuah cangkang seperti kulit telur saja, sedang isi di dalam telur itu tak terlihat.

“Nah, Mbak Anjani, ini yang saya maksud cangkang itu,” ujar Dokter Gio sambil menekan tombol pause pada layar monitornya.

“Kalau bercangkang ... berarti saya hamil telor dong, Dok?” tanya Anjani dengan menghela napas berat.

“Saya tidak bisa memastikan, bisa jadi itu bukan cangkang, hanya bungkusan saja. Kalau bayi lahir masih berbungkus, itu kasus biasa. Berpikir positif saja dan jangan dibuat stres. Oke, Anjani!”

Anjani memalingkan wajah, ia jengah.

“Dokter, apa anda yakin saya  hamil? Jangan-jangan yang bercangkang itu ... tumor atau kista. Saya masih belum bisa mempercayai kalau perut besar ini karena mengandung bayi kembar banyak itu,” ujar Anjani lagi.

 “Ini bukan kista atau tomur, anda benaran hamil. Suara detak jantung bayi Mbak Anjani ada banyak, maka dengan itu saya dapat memastikan janin ini kembar. Dari detak jantungnya, mereka sehat dan lahiranya masih lama.” Dokter Gio mengakhiri pemeriksaannya.

 

Anjani terdiam, ia tak kuasa untuk berkata-kata lagi. Percuma mengaku atau berakting mau melahirkan sekali pun, dokter berkacamata itu takkan percaya.

Belum sempat Dokter Gio keluar dari ruangan rawat Anjani, Rully temannya yang bertubuh jangkung itu menampakkan diri.

Rully tersenyum ke arah Dokter Gio dan mereka saling sapa.

“Ngapain ke sini Rul?” tanya Dokter Gio.

“Anjani temanku, Mas,” jawab Rully sambil duduk di kursi samping tempat tidur.

“Oh, begitu. Ya sudah, saya pamit keluar.” Dokter Gio melangkah menuju pintu dengan diikuti oleh dua perawatnya.

Rully menatap Anjani sambil mengeluarkan sesuatu dari kantong yang dibawanya. Pria jangkung dengan rambut sedikit gondrong itu tersenyum.

“Bawa apaan?” tanya Anjani penasaran.

“Taraaaa .... “ Rully mengeluarkan boneka ular pyton berwarna hitam dan meletakkannya di pangkuan Anjani.

“Hah, boneka?” Anjani tertawa.

“Anggap aja itu Chiko, pasti kangen ‘kan udah seminggu tak ketemu peliharaanmu? Mereka kesepian majikannya tak ada, kemarin aku udah ke sana dan ngasih jatah makan sesuai perintahmu.” Rully kembali tersenyum melihat Anjani yang kini memeluk boneka ular darinya. 

“Eh, kok kenal sama Dokter Gio?” Anjani menautkan alis.

“Ya ... kenallah, dia ‘kan abang sepupuku,” jawab Rully.

“Hmm ... jadi sepupuan.” Anjani tersenyum sini sambil menganggukan kepala. “Bagus deh kalau gitu.”

“Kenapa emangnya?” tanya Rully dengan perasaan yang tak enak.

“Sini kubisiki!” Anjani mengedipkan sebelah matanya.

Rully mendekatkan telinganya kepada Anjani. Gadis tomboy itu mulai membisikan ide gilanya.

“Ah ... ngaco deh!” Rully menarik kepalanya.

“Hmm ... Cuma itu caranya, please .... “ Anjani menatap memohon kepada cowok yang sudah tujuh tahun menjadi temannya itu.

“Nggak ah, aku nggak setuju.” Ruully mengusap wajahnya.

“Hmmm ... gitu ya sama sahabat sendiri, kita temanan udah lama loh.” Anjani masih membujuk Rully.

“Entar deh aku pikirkan lagi,” jawab Rully akhirnya.

*******

“Sayang, kamu di mana?” teriak Endah saat baru kembali dari kantor, ia sedang mencari Lucky yang selalu pulang kantor lebih awal darinya.

“Mas!” teriak Endah lagi saat mendapati kamar meraka kosong.

Endah curiga kalau Lucky ada di lantai atas, di wilayah kekuasaan Anjani. Ia tahu, suaminya itu jua menyukai hewan melata yang amat ditakutinya seumur hidup. Dengan bimbang, ia melangkah menaiki anak tangga.

Endah tak berani langsung naik ke atas, sebab ada Cheril dan Chiko yang bebas berkeliaran di atas sana. Walau dua hewan itu tak memiliki bisa, tapi ia takut mati dililit. Selain itu, ia juga phobia.

“Mas, kamu di atas?” teriak Endah.

Akan tetapi, masih tak ada jawaban dari sana. Dengan mengumpulkan segenap keberaniannya, Endah menapaki anak tangga terakhir dan kini ia telah tiba di kebun ular Anjani.

“Hey, kamu memang pintar! Rencana kita sukses besar, kamu memang jenius.” Terdengar suara Lucky dari arah kamar Anjani.

Endah mengerutkan dahi, ia celingukan mencari keberadaan Cheril dan Chiko. Ia jadi menduga-duga, mungkinkan Lucky sedang berbicara di kamar dengan dua ular pyton itu.

"Apa maksud Mas Lucky demikian? Rencana apa? Apa kehamilan aneh Anjani berhubungan dengannya?" Endah membatin.

Bersambung .... 

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (8)
goodnovel comment avatar
Yang Sa'inah Md Tahir
Penasaran... Sedih x dpt nk buka utk bab selanjutnya...
goodnovel comment avatar
Angtipa Anaktiga Getar
cerita nya seru
goodnovel comment avatar
MariamMariam
ceritanya seru.......xbisa dibuka babnya....penasaran.....
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Hamil Anak Ular   Bab 89 (Season 2) Tamat

    #Melahirkan_Anak_UlarBab 53 (Tamat)“Ayo!” Pangeran Rambo muncul tiba-tiba, ia langsung menarik tangan Anjani untuk menuju hutan.“Aku hanya bisa mengantar kalian ke hutan saja, sebab aku takkan bisa meninggalkan istana terlalu lama karena keselamatan Ibuku terancam ... jika Raja tahu siapa pengantinnya sekarang,” ujar Pangeran Rambo.“Baiklah, Rambo, tak masalah ... yang penting kamu bisa membawa kami keluar dari istana,” jawab Anjani.Dengan menggunakan ilmu menghilangnya, Pangeran Rambo sudah membawa Anjani dan Manu ke hutan larangan.“Segera cari pintu gaib itu! Berlarilah ke arah Timur, cari batu besar dan pohon kembar, di sanalah pintu ke alam nyata itu berada,” ujar Pangeran Rambo saat mereka telah tiba di hutan.“Baiklah, terima kasih, Rambo,” jawab Anjani.Pangeran Rambo hanya menganggukkan kepala dan kemudian kembali ke istana. Sedangkan Anjani dan Manu mula

  • Hamil Anak Ular   Bab 88(Season 2)

    #Melahirkan_Anak_UlarBab 51“Baiklah.” Anjani menariknya napas panjang, ia terpaksa menyetujui tapi takkan mau menikah dengan raja kobra. Ia kembali menyusun rencana di kepalanya.Raja Kobra menyunggingkan senyum kemenangan mendengar jawaban Anjani.“Baiklah kalau begitu, besok kita akan menikah lalu besoknya lagi Pangeran Aries akan menemanimu ke alam nyata. Oh iya, adikku juga akan turut serta.” Raja Kobra bangkit dari kursinya. “Perdana menteri, segera siapkan semuanya!” sambungnya kepada pria yang selalu mengekor di dekatnya itu.“Raja, mamaku sakit parah, jadi ... aku mohon kita tak menunda waktu. Pagi kita menikah, dan siangnya ... aku harus pulang ke alam nyata.” Anjani berusaha menawar.“Hmm .... “ Raja Kobra menautkan alisnya, padahal ia sudah membayangkan indahnya malam pertama mereka dan ia sudah berencana untuk segera membuat Anjani hamil anak-anak mereka lagi.&

  • Hamil Anak Ular   Bab 87 (Season 2)

    #Melahirkan_Anak_UlarBab 50“Ibunda, Paman, Artha pamit mau berburu dulu, ya.” Artha menatap Ibu dan pamannya.“Iya, Nak, hati-hati!” jawab Anjani.“Permisi, Ratu Anjani, kami membawakan makanan,” ujar Dayang-dayang saat tiba di kamar Manu.“Hmm ... letakkan saja dulu di atas meja,” jawab Anjani.Saat Putri Artha hendak melangkah ke depan, ia malah bertabrakan dengan para Dayang yang hendak menyimpan makanan untuk Manu ke atas meja.“Aduh ... kok jalannya nggak lihat-lihat sih, Dayang .... “ Putri Artha mengomel kesal.“Ma—maaf ... Putri.” Para Dayang itu segera memunguti makanan yang berjatuhan.Anjani tak berkomentar apa pun. Sedangkan Pangeran Aries dan Putri Aruka yang memang sudah tahu sifat ceroboh saudara kembarnya itu, tak heran lagi karena Putri Artha memang sering menabrak siapa pun saat ia sudah memikirkan tentang rencana berburunya

  • Hamil Anak Ular   Bab 86 (Season 2)

    Melahirkan Anak UlarPart 49Ustaz Bumi membuka matanya, lalu mengusap wajahnya sambil mengucapkan istighfar.Taklama berselang, istrinya Ustaz Bumi datang ke ruang tamu dengan membawakan minuman untuk suami dan tamu mereka."Ayo minum dulu, Ji," ujar Ustaz Bumi sambil meraih gelas minuman miliknya.Radji mengangguk dan meraih minuman itu, lalu menenggaknya separuh."Dugaanmu benar, Ji, istri dan adik iparmu memang ada di Kerajaan ular," ujar Ustaz Bumi setelah menghabiskan minuman di gelasnya."Astaghfirullahal'adzim ... Anjani ... Manu ... Saya harus bagaimana, Ustaz?" Radji mengusap wajah dan memegangi kepalanya bingung."Kita berdoa saja ... Agar Anjani dan adiknya segera kembali," jawab Ustaz Bumi.“Ustaz, bantu saya untuk bisa ke Kerajaan Ular ... saya tak bisa hanya berdiam diri saja ... saya ... ingin menjemput Anjani dan Manu .... “ ujar Radji dengan menatap Sang Ustaz.“Ini berat, Ji, k

  • Hamil Anak Ular   Bab 85 (Season 2)

    #Melahirkan_Anak_UlarBab 48“Tinggallah di sini, Ratu Anjani, anak-anak butuh kamu. Mereka sangat senang dengan kedatanganmu,” ujar Raja Kobra setelah keduanya diam untuk beberapa saat.Anjani terdiam.“Putri Aruka yang selama ini selalu sakit-sakitan dan hanya menghabiskan waktunya hanya dengan berbaring saja di kamar, kini terlihat sehat dan tak pernah mengeluh sakit lagi ... dan itu karena kehadiran kamu. Tinggallah di sini, bersama anak-anak!” ujar Raja Kobra lagi dengan nada memohon dan tak arrogant seperti dulu lagi, tatapannya lembut.Anjani menelan ludah sembari membuang pandangan dari Raja ular yang pernah membuatnya hamil anak ular juga telah menghabisi nyawa Chiko, sahabatnya. Ia tetap membenci Raja bermata sipit itu, jelas saja ia takkan mau menghabiskan sisa hidupnya di negeri ular ini.“Bagaimana, Ratu Anjani?” desak Sang Raja, ia ingin mendengar jawaban d

  • Hamil Anak Ular   Bab 84 (Season 2)

    #Melahirkan_Anak_UlarBab 47Raja Kobra segera keluar dari kamarnya saat mendengar keributan dari arah taman belakang yang tak jauh dari kamarnya. Ia melangkah mendatangi dua pengawal yang berjaga di ruang tengah.“Ada apa? Mana penyusupnya?” tanya Raja Kobra sambil menyentak pedangnya.“Sudah dimasukkan panglima ke penjara bawah tanah, Raja.” Salah satu pengawal menjawab sambil membungkukkan badan.“Siapa penyusupnya?” tanya Raja Kobra dengan nada berang, mengetahui adanya penyusup yang berani masuk ke Kerajaannya.“Dia bangsa manusia, Raja,” jawab Sang Pengawal itu lagi.“Kurang ajar, beraninya!” Raja Kobra mengepalkan tangannya. “Bagaimana bisa kalian lengah, hah?!” sambungnya sambil mendorong dua orang pengawal itu.“Ampun, Raja .... “ Dua pengawal itu menyimpuhkan tangannya di atas kepala.Raja Kobra membalikkan badan lalu menuju hal

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status