Home / Fantasi / Hamil Anak Ular / Bab 5 : USG Lagi

Share

Bab 5 : USG Lagi

Author: Evhae Naffae
last update Last Updated: 2021-08-07 00:58:28

Hamil Anak Ular

Bab 5 : USG lagi

Hari ini, Anjani ditemani mamanya untuk periksa ke rumah sakit. Ia berharap hasil pemeriksaan di rumah sakit yang ketiga ini berbeda dari dua rumah sakit terdahulu. Endah sengaja memilih rumah sakit ini karena temannya dokter kandungan di sana, dan kalau putrinya memang benaran hamil, ia akan minta bantu untuk digugurkan saja.

“Anjani benaran hamil, Ndah,” ujar Dokter Lia, teman Endah waktu jaman SMA dulu.

“Masa sih, Li? Apa gak rusak itu alat USGnya?” tanya Endah sambil memijat kepalanya.

“Janinnya benaran kembar gak, Tante Dokter? Kata Dokter Gio di rumah sakit xxx kembar lebih dari dua,” ujar Anjani sambil tertawa, ia mulai frustasi dengan kenyataan ini.

“Hmm ... belum jelas sih, cuma kantong kehamilan saja yang tampak, janinnya belum terlalu jelas. Agak aneh juga sih, seharusnya janin berusia 13 minggu itu sudah mulai utuh terlihat. Ini kasus yang langka. USG di rumah sakit ini baru ada yang 3D, kalau di rumah sakit Dokter Gio sudah 4G, bisa jadi kalau dia bilang kembar soalnya di sini juga terlihat seperti ada beberapa serpihan.” Raut wajah Dokter Lia terlihat bingung.

“Anjani mau minta tes keperawanan lagi deh, Tante Dokter,” ujar Anjani sambil membenarkan bajunya.

Dokter Lia kembali mengerutkan dahi mendengar permintaan putri dari sahabatnya itu.

“Periksa saja, Li! Soalnya Anjani merasa dirinya belum pernah melakukan hubungan dengan pria mana pun dan meyakini dirinya masih perawan,” ujar Endah.

“Oke. Ayo, Jani, celanamu dilepas dulu, terus pakai kain ini!” ujar Dokter Lia sambil menuju mejanya dan memasang sarung tangan untuk memeriksa Anjani.

“Suster, tolong siapkan alat spekulum!” sambung Dokter Lia kepada perawat yang membantunya di ruangan itu.

Beberapa saat kemudian, Dokter Lia sudah bersiap melakukan tes keperawanan yang diminta Anjani.

“Tetap berbaring Jani, kaki ditekuk dengan posisi mengangkang!” perintah Dokter Lia.

Anjani mengikuti semua perintah sang dokter, ia sedikit meringis ngeri saat Dokter Lia mulai melakukan pemeriksaan.

“Rileks, Jani, jangan tegang biar gak sakit!” ujar sang dokter lagi.

Sepuluh menit kemudian, Anjani dan mamanya sudah duduk di hadapan Dokter Lia untuk mendengarkan hasil pemeriksaan keperawanan yang telah dilakukan tadi.

“Gimana, Tante Dokter hasilnya?” tanya Anjani tak sabar.

“Kamu sudah tak perawan lagi, Jani. Ini hal wajar soalnya kamu ‘kan juga sedang hamil saat ini. mustahil jika kamu masih perawan tapi bisa hamil,” ujar sang dokter.

Anjani tertegun, pikirannya semakin kusut mengetahui kenyataan dirinya memang sudah tak perawan lagi.

“Jani, kamu tak bisa mengelak lagi, kenyataannya kamu memang sudah tak perawan lagi. Coba ingat-ingat lagi, dengan siapa kamu melakukan hubungan itu?” Endah menghela napas panjang.

“Gak pernah, Ma, Jani berani sumpah. Tapi gak tahu juga kalau kena bius seseorang, tak menutup kemungkinan,” jawab Anjani dengan membayangkan wajah bengis ayah tirinya, ia yakin kalau kehamilannya ini ulah dari Lucky yang memang tak suka dan mau membuat fitnah dengan menuduhnya hamil anak ular.

“Anjani, jangan menuduh kalau tak ada bukti, ya!” Endah mengerti arti tatapan sengit putrinya itu.

“Hey, kok malah ribut sih? Sebaiknya kalian selesaikan masalah ini di rumah saja, maaf ... bukannya mengusir, tapi aku masih ada pasien lain.” Dokter Lia menaikkan sebelah alisnya.

“Hmmm ... Li, kamu bisa gak bantu Anjani untuk aborsi!” ujar Endah tiba-tiba.

“Endah, jangan gila kamu! Masa cucu sendiri mau digugurin? Maaf ya, aku gak bisa,” ujar Dokter Lia dengan kesal.

“Li, jangan gitulah! Anjani hamil gak tahu bapak anaknya, lebih baik diaborsi saja. Kamu bantu, ya! Nanti aku bayar mahal deh.” Endah masih berusaha merayu sahabatnya itu.

“Gak bisa Endah! Sebaiknya cari tempat lain saja, ini bukan keahlianku. Sebaiknya kalian pikirkan dulu baik-baik masalah ini, aborsi sama juga dengan membunuh.” Dokter Lia bangkit dari kursinya dan menuju pintu.

Endah mengerti kalau sahabatnya itu telah mengusirnya secara halus dengan membukakan pintu untuk mereka. Ia langsung menarik tangan Anjani untuk keluar dari ruangan itu.

*******

Endah dan Anjani tak langsung pulang ke rumah, mereka mampir di Kafe untuk meredakan kepala yang memanas karena masalah ini juga untuk mencari jalan keluar terbaik.

“Mama pernah baca novel yang judulnya ‘Klinik Aborsi karya deAndra’ dan sepertinya klinik itu benaran ada deh, nanti mama cari tahu lagi. Pokoknya janin itu harus digugurkan saja, mama gak sanggup menahan malu dan mendengar cibiran dari para tetangga.” Endah menyeruput jusnya.

“Terserah mama aja deh, Anjani juga gak mau anak ini. Siapa bapaknya aja gak jelas, mana kuliah belum kelar,” jawab Anjani sambil mencomot kripik kentang di hadapannya.

Endah melengos, ia sudah bertekad untuk membantu putrinya itu untuk aborsi soalnyadi juga gak siap kalau harus dipanggil nenek dalam usia masih semuda dirinya.

*******

Keesokan harinya. Seperti biasa, setelah mengurus semua ular koleksiannya, Anjani berangkat ke kampus. Ia akan konsultasi masalah skripsinya yang sudah hampir dua tahun tak kelar-kelar juga. Ia sudah jemu diomeli sang mama karena kuliah gak selesai-selesai juga dan masalah semakin bertambah dengan kehamilannya ini.

Hari ini urusannya lumayan lancar, bab yang ia ajukan langsung disetujui oleh dosen pembimbing. Dengan sambil bersiul-siul, Anjani menaiki anak tangga menuju lantai atas, arena kekuasaannya. Akan tetapi, dahinya langsung berkerut saat mendapati Lucky sang ayah tiri sedang bermain bersama Chiko.

“Woy, ngapain di sini?” tanya Anjani sinis.

“Hmm ... lagi main aja sama calon menantu biar lebih akrab.” Lucky pasang tampang sok manis.

“Turun sana!” bentak Anjani kesal.

“Ibu hamil gak boleh marah-marah terus, harus selalu tersenyum biar janinnya selalu sehat. Iya gak, Chiko? Cieee ... yang sebentar lagi jadi papa .... “ Lucky berbicara dengan si ular phyton.

“Ngelantur aja terus! Sepertinya aku harus mengeluarkan si Rambo ini buat ngusir si benalu,” ujar Anjani sambil mendekat ke kandang Rambo, si ular Kobra.

Mendengar ucapan Anjani, Lucky langsung melepaskan Chiko dari pangkuannya lalu beranjak mendekati anak tangga. Ia tahu, putri tirinya itu tak pernah main-main dengan ucapanya. Ia tak mau mati konyol di tangan si Rambo si ular kobra.

 

Bersambung ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Park Jun Hye
ngakak weehh... tapi kayaknya aku pernah denger deh dri kisah nyata kalau nggak salah. hamil anak ular juga apa terinspirasi dri kudah itu, thor? lamjuttt thorr
goodnovel comment avatar
Mikayla Azahra
Anjani beneran hamil anak chiko kah? Aneh banget
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hamil Anak Ular   Bab 89 (Season 2) Tamat

    #Melahirkan_Anak_UlarBab 53 (Tamat)“Ayo!” Pangeran Rambo muncul tiba-tiba, ia langsung menarik tangan Anjani untuk menuju hutan.“Aku hanya bisa mengantar kalian ke hutan saja, sebab aku takkan bisa meninggalkan istana terlalu lama karena keselamatan Ibuku terancam ... jika Raja tahu siapa pengantinnya sekarang,” ujar Pangeran Rambo.“Baiklah, Rambo, tak masalah ... yang penting kamu bisa membawa kami keluar dari istana,” jawab Anjani.Dengan menggunakan ilmu menghilangnya, Pangeran Rambo sudah membawa Anjani dan Manu ke hutan larangan.“Segera cari pintu gaib itu! Berlarilah ke arah Timur, cari batu besar dan pohon kembar, di sanalah pintu ke alam nyata itu berada,” ujar Pangeran Rambo saat mereka telah tiba di hutan.“Baiklah, terima kasih, Rambo,” jawab Anjani.Pangeran Rambo hanya menganggukkan kepala dan kemudian kembali ke istana. Sedangkan Anjani dan Manu mula

  • Hamil Anak Ular   Bab 88(Season 2)

    #Melahirkan_Anak_UlarBab 51“Baiklah.” Anjani menariknya napas panjang, ia terpaksa menyetujui tapi takkan mau menikah dengan raja kobra. Ia kembali menyusun rencana di kepalanya.Raja Kobra menyunggingkan senyum kemenangan mendengar jawaban Anjani.“Baiklah kalau begitu, besok kita akan menikah lalu besoknya lagi Pangeran Aries akan menemanimu ke alam nyata. Oh iya, adikku juga akan turut serta.” Raja Kobra bangkit dari kursinya. “Perdana menteri, segera siapkan semuanya!” sambungnya kepada pria yang selalu mengekor di dekatnya itu.“Raja, mamaku sakit parah, jadi ... aku mohon kita tak menunda waktu. Pagi kita menikah, dan siangnya ... aku harus pulang ke alam nyata.” Anjani berusaha menawar.“Hmm .... “ Raja Kobra menautkan alisnya, padahal ia sudah membayangkan indahnya malam pertama mereka dan ia sudah berencana untuk segera membuat Anjani hamil anak-anak mereka lagi.&

  • Hamil Anak Ular   Bab 87 (Season 2)

    #Melahirkan_Anak_UlarBab 50“Ibunda, Paman, Artha pamit mau berburu dulu, ya.” Artha menatap Ibu dan pamannya.“Iya, Nak, hati-hati!” jawab Anjani.“Permisi, Ratu Anjani, kami membawakan makanan,” ujar Dayang-dayang saat tiba di kamar Manu.“Hmm ... letakkan saja dulu di atas meja,” jawab Anjani.Saat Putri Artha hendak melangkah ke depan, ia malah bertabrakan dengan para Dayang yang hendak menyimpan makanan untuk Manu ke atas meja.“Aduh ... kok jalannya nggak lihat-lihat sih, Dayang .... “ Putri Artha mengomel kesal.“Ma—maaf ... Putri.” Para Dayang itu segera memunguti makanan yang berjatuhan.Anjani tak berkomentar apa pun. Sedangkan Pangeran Aries dan Putri Aruka yang memang sudah tahu sifat ceroboh saudara kembarnya itu, tak heran lagi karena Putri Artha memang sering menabrak siapa pun saat ia sudah memikirkan tentang rencana berburunya

  • Hamil Anak Ular   Bab 86 (Season 2)

    Melahirkan Anak UlarPart 49Ustaz Bumi membuka matanya, lalu mengusap wajahnya sambil mengucapkan istighfar.Taklama berselang, istrinya Ustaz Bumi datang ke ruang tamu dengan membawakan minuman untuk suami dan tamu mereka."Ayo minum dulu, Ji," ujar Ustaz Bumi sambil meraih gelas minuman miliknya.Radji mengangguk dan meraih minuman itu, lalu menenggaknya separuh."Dugaanmu benar, Ji, istri dan adik iparmu memang ada di Kerajaan ular," ujar Ustaz Bumi setelah menghabiskan minuman di gelasnya."Astaghfirullahal'adzim ... Anjani ... Manu ... Saya harus bagaimana, Ustaz?" Radji mengusap wajah dan memegangi kepalanya bingung."Kita berdoa saja ... Agar Anjani dan adiknya segera kembali," jawab Ustaz Bumi.“Ustaz, bantu saya untuk bisa ke Kerajaan Ular ... saya tak bisa hanya berdiam diri saja ... saya ... ingin menjemput Anjani dan Manu .... “ ujar Radji dengan menatap Sang Ustaz.“Ini berat, Ji, k

  • Hamil Anak Ular   Bab 85 (Season 2)

    #Melahirkan_Anak_UlarBab 48“Tinggallah di sini, Ratu Anjani, anak-anak butuh kamu. Mereka sangat senang dengan kedatanganmu,” ujar Raja Kobra setelah keduanya diam untuk beberapa saat.Anjani terdiam.“Putri Aruka yang selama ini selalu sakit-sakitan dan hanya menghabiskan waktunya hanya dengan berbaring saja di kamar, kini terlihat sehat dan tak pernah mengeluh sakit lagi ... dan itu karena kehadiran kamu. Tinggallah di sini, bersama anak-anak!” ujar Raja Kobra lagi dengan nada memohon dan tak arrogant seperti dulu lagi, tatapannya lembut.Anjani menelan ludah sembari membuang pandangan dari Raja ular yang pernah membuatnya hamil anak ular juga telah menghabisi nyawa Chiko, sahabatnya. Ia tetap membenci Raja bermata sipit itu, jelas saja ia takkan mau menghabiskan sisa hidupnya di negeri ular ini.“Bagaimana, Ratu Anjani?” desak Sang Raja, ia ingin mendengar jawaban d

  • Hamil Anak Ular   Bab 84 (Season 2)

    #Melahirkan_Anak_UlarBab 47Raja Kobra segera keluar dari kamarnya saat mendengar keributan dari arah taman belakang yang tak jauh dari kamarnya. Ia melangkah mendatangi dua pengawal yang berjaga di ruang tengah.“Ada apa? Mana penyusupnya?” tanya Raja Kobra sambil menyentak pedangnya.“Sudah dimasukkan panglima ke penjara bawah tanah, Raja.” Salah satu pengawal menjawab sambil membungkukkan badan.“Siapa penyusupnya?” tanya Raja Kobra dengan nada berang, mengetahui adanya penyusup yang berani masuk ke Kerajaannya.“Dia bangsa manusia, Raja,” jawab Sang Pengawal itu lagi.“Kurang ajar, beraninya!” Raja Kobra mengepalkan tangannya. “Bagaimana bisa kalian lengah, hah?!” sambungnya sambil mendorong dua orang pengawal itu.“Ampun, Raja .... “ Dua pengawal itu menyimpuhkan tangannya di atas kepala.Raja Kobra membalikkan badan lalu menuju hal

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status