Share

Tidak menyerah

Nadia berdiri di depan pintu masuk gedung apartemen, menunggu Devinta yang berniat mengajaknya ke suatu tempat. Tak lama, mobil sedan mewah warna merah berhenti di depannya.

"Nadia, ayo," ajak Devinta. Nadia segera masuk ke dalam mobil. Devinta mencium kedua pipi Nadia lalu mengusap perut buncitnya.

"Kita mau kemana, Tante?" tanyanya sambil menatap ke Devinta yang anggun dan begitu feminim. Pembawaannya memang bak ibu-ibu sosialita tapi aslinya sederhana.

"Ke mal," jawab Devinta sumringah. Nadia tersenyum tipis. Sementara, Arkana dan Raka sibuk mencari donor jantung sambil Arkana memantau pekerjaannya. Raka pun sama, ia sibuk memantau bisnisnya di Jepang. Kedua lelaki itu duduk di kedai kopi dekat rumah sakit.

"Zenya apa kabar? Saya senang Devinta bisa melahirkan anak perempuan," tutur Arkana tulus.

"Ya, Zenya baik. Dia sekolah di sini, tapi home schooling karena kami harus lebih sering di rumah sakit," jawab Raka. "Risa apa kabar? Masih marah ke Nadia?"

"Baik dan ya ... masih, k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status