Hamil di Malam Pertama
Bab 26 : Willy VS Yuta
“Willy!” Yuta menatap geram pria dengan rambut ikal yang kini sudah bergabung bersama mereka, duduk manis dengan gaya sok akrabnya.
“Nggak apa-apa ‘kan kalau saya gabung sama kalian, duduk sendirian itu nggak enak,” ujar Willy dengan tersenyum ramah kepada dua pasangan mantan itu, walau kini Yuta menatapnya tajam.
Vaulin hanya diam, ia sudah pernah bertemu Willy walau tak kenal dekat. Ia tak keberatan jika teman Yuta itu ikutan duduk di sini, itu lebih bagus menurutnya daripada harus mendengarkan bujuk rayu dari mantan suaminya yang masih ngotot untuk meminta kembali bersama itu.
“Hay, Vaulin, apakabar?” Willy mengulurkan tangannya ke hadapan Vaulin. “Masih ingat saya ‘kan? Saya Dokter Willy, kita pernah bertemu di Klinik, di taman juga di rumah sakit saat kamu mau lahiran,” sambungnya.
“Hmm ... baik.“ Vaulin menerima uluran
Hamil di Malam PertamaBab 27 : PersainganYuta menelan ludah mendengar permintaan Vaulin, ia menggaruk dahi bingung. Ia takkan berani menyeret pelakunya itu ke penjara sebab tak cukup bernyali akan ancaman Caroline tempo hari. Ia sangat takut jika semuanya terungkap.“Aku pergi dulu, Mas.” Vaulin melambaikan tangannya pada taxi lalu segera naik dan pulang.Yuta masih berdiri di tempatnya semula, menatap taxi yang sudah menjauh pergi. Ia melangkah lunglai menuju mobilnya dan terlihatlah Willy yang ternyata mengamatinya dari belakang dengan kedua tangan dilipat di dada.“Apa maumu, kenapa kamu mengacaukan semuanya, Wil?” Yuta menatap tajam ke arah Willy.“Aku juga menginginkan apa yang kamu mau, Dokter Prayuta Aulian,” jawab Willy dengan senyumnya.“Maksudmu apa, hah?! Kamu sudah membuat pernikahanku dengan Vaulin berantakan, lalu mau apa lagi kamu?!” Yuta mengepalkan tangannya, ia masih
Hamil di Malam PertamaBab 28 : Mencari Ayah Anakku“Agh!” Yuta berdecak kesal mengetahui pesannya malah dibalas Zaki dan bukannya Vaulin.Yuta tersenyum kecut dan tetap bertekad untuk bisa merebut hati Vaulin kembali.***“Kak, ponselku kok ada sama kamu?” Vaulin yang baru saja keluar dari kamar mandi mendapati Zaki sedang memainkan ponselnya.“Bunyi melulu nih ponsel, ada chat rupanya. Udah Kakak balasin,” jawab Zaki sambil memberikan ponsel ke tangan Vaulin, ia melengos kesal lalu merebahkan diri.Vaulin melihat chat Yuta yang dibalas Zaki, ia menahan senyum, apalagi saat melihat Kakaknya itu berbaring dengan membelakanginya.“Kak, marah, ya?” Ia mencolek punggung Zaki, ia jadi merasa bersalah karena tadi siang telah pergi menemui Yuta tanpa memberi tahu sang suami.“Nggak,” jawab Zaki.“Nggak marah kok ... tidurnya gitu?” Vaulin menatap pu
Hamil di Malam PertamaBab 29 : Jalan-jalan“Masalah siapa yang telah menghamili Vaulin gimana? Sampai di mana penyeledikan orang suruhanmu itu?” tanya Della lagi.“Mereka payah, Ma, sampai hari ini tak juga menemui hasil apa pun. Apa kita hentikan saja penyelidikan tanpa hasil ini?” Zaki berdecak kesal jika mengingat detektif swasta sewaannya yang tak bisa memberikan informasi apa pun tentang penyelidikannya kepada Yuta.“Ganti orang saja, cari yang lebih profesional. Suruh orang itu membuntuti Yuta ke mana pun, soalnya Mama curiga semua ini ada hubungannya dengannya. Masa dengan mudahnya ia mau mengajak Vaulin balikan setelah dengan mudahnya juga dia mencampakkannya!” Della mulai menegang jika teringat perlakuan Yuta kepada Vaulin di malam pengantin mereka beberapa bulan silam. “Benar-benar mencurigakan dokter kandungan itu!”“Iya, Ma, hari ini juga Zaki akan mencari orang baru, yang lebih ges
Hamil di Malam PertamaBab 30 : Omong Kosong“Pergi kamu dari sini, Wil!” Yuta mendorong kasar tubuh Willy.“Kenapa kamu, Yut, kok jadi kebakaran jenggot begini? Katakan saja semuanya sama Vaulin! Sudah saatnya dia tahu kalau janin yang ia kandung tempo hari adalah benih manusia, bukan benih setan!” Willy tersenyum jahat.Vaulin turun dari saung dan menengahi dua pria yang sedang saling tatap dalam kebengisan.“Mas, biarkan Dokter Willy mengatakan apa yang ia ketahui tentang masalah ini! Jangan mengusirnya dari sini!” Vaulin menatap tajam Yuta lalu beralih menatap Willy.“Dia tak tahu sama sekali atas masalah ini, Vau, dia hanya sok tahu saja. Jadi, kamu jangan percaya dengan apa yang dikatakannya!” kata Yuta dengan raut wajah cemas sebab ia tak mau Willy membongkar semuanya.“Dokter Willy, katakan saja apa yang kamu tahu tentang kehamilan anehku, siapa pelakunya?!” tanya Vau
Hamil di Malam PertamaBab 31 : Tugas Luar Kota“Ishh ... gila nih orang, mana berani aku datang sendirian menemui dia dan malam-malam pula, bisa-bisa hamil untuk yang kedua kalinya aku, ogah! Fix, nggak waras nih orang!” Vaulin bergumam kesal sambil mengemasi tasnya lalu memasukkan ponselnya.Ia segera turun dari saung itu lalu melangkah menuju meja kasir untuk membayar bill makanannya. Ia merasa jadwal bersatainya telah dirusak Yuta dan Willy, dua dokter tak beres menurutnya.Vaulin segera memacu mobilnya menuju pulang, hari juga sudah mulai sore. Suasana hatinya mendadak suram karena ulah Yuta dan Willy, dua orang yang aneh menurutnya.***Pukul 15.50, Vaulin sudah tiba di rumah. Di halaman, sudah terparkir mobil Zaki juga Papanya, itu artinya semua orang sudah ada di rumah ini.Di ruang tengah, terlihat ada Mama, Papanya juga Bik Ijah yang sedang bermain dengan bayi kakaknya. Ia hanya melewati saja tiga orang itu tanpa
Hamil di Malam PertamaBab 32 : Membuka Hati[Bagaimana, Vau? Apa kita bisa bertemu malam ini?]Willy mengirimkan chat kepada Vaulin dan menunggu balasan dari wanita yang telah ia nodai dengan kejinya, karena ia melakukan itu tanpa sepengetahuan mantan istri dari Dokter Yuta itu.[Maaf, tidak bisa. Katakan lewat chat saja, siapa orang itu?]Begitulah balasan dari Vaulin, Ibu dari bayi perempuannya yang paling sangat ingin ia jumpai itu. Ia hanya melihatnya saat baru lahir, selebihnya bayi itu hanya ia jumpai di alam mimpi, lebih tepat disebut menerornya.Willy menghembuskan napas berat, padahal ia ingin berbicara dari hati ke hati sekaligus melamar Vaulin untuk menjadi istrinya jika berkenan, setelah ia membeberkan duduk permasalahan yang sebenarnya. Ia tak peduli dengan ancaman Caroline, yang jelas ia ingin memperbaiki kesalahannya yang mau saja diperalat mantan pacar dari Yuta itu.[Saya ingin berbicara langsung denganmu.]Wi
Hamil di Malam PertamaBab 33 : KangenVaulin mulai memejamkan matanya, walau ia merasa tak nyaman untuk tidur malam ini sebab ia merasa kesepian tanpa Zaki. Biasanya ia akan dipeluk sepanjang malam atau juga mendengar gombalan tak romantis kakaknya itu, tapi kini ia merasa hampa.[Kak .... ]Ia mengetik sebuah pesan dan segera mengirimkannya kepada Zaki.[Iya, Dek, ada apa? Buruan tidur, udah pukul 22.00 ini. Fatihah ada nangis gak? Dia biasa bangun tengah malam, minta mimik. Jadi, siapin aja susunya di dalam botol, kalau dia nangis tinggal dikasih air saja. Siapkan pampersnya juga, ia akan ganti pampers setiap tengah malam sebab akan bocor jika tak diganti, kasihan dia.]Vaulin menarik napas panjang sambil menoleh ke arah bayi kakaknya, ia beharap bayi itu tak bangun malam ini dan besok saja baru bangun, ia tak mau repot karenanya. Hingga detik ini, ia masih merasa berat untuk menerima bayi tak bertuan itu.Ia mengurungkan nia
Hamil di Malam PertamaBab 34 : Mereka Sangat Mirip“Fatin, kamu di mana?” teriak Vaulin panik dengan mengedarkan pandangan ke sekeliling halaman rumahnya, lalu berlari menghampiri roda berwarna pink di mana bayinya tadi berada.Debaran di dada Vaulin semakin tak terkontrol, raut wajahnya langsung memucat. Walau ia tak menginginkan bayi itu sejak dari dalam perut, tapi hatinya terasa menjerit juga saat bayi yang paling disayangi kakaknya itu kini menghilang.“Ya tuhan, ke mana bayinya Kak Zaki?” Deru napasnya semakin memburu, air matanya seakan berlomba untuk berjatuhan. “Tolongg ... bayiku diculik!” teriaknya kesal.Bik Ijah yang mendengar teriakan Vaulin dari luar pagar segera berlari dengan membawa kantong belanjaannya, ia bergegas membuka pagar dan menatap Vaulin yang panik. Dari arah teras, terlihat seorang pria sedang menggendong Fatihah mendekat ke arah Vaulin yang kini terlihat kebingungan.“