Kala itu langit mendung dan hujanpun tak dapat dihindari. Seorang gadis belia berteduh di halte sambil menunggu bus datang. Sepi, tak ada seorangpun di sana selain dia dan nyanyian para katak yang senantiasa menemani kesendiriannya.Jam menunjukkan pukul 18:00 WIB, sudah seharusnya dia berada di rumah, namun karena suatu hal, hari itu dia terlambat pulang.“Tumben baru pulang,” suara yang familiar menyambutnya dengan akrab saat dia menaiki bus yang baru saja berhenti di depan halte.“Iyah pak, tadi di sekolah ada tugas tambahan,” jawabnya dengan tersenyum lebar.“Yo wis, cepat naik, biar bisa sampai rumah cepet. Udah magrib ini,”Selang beberapa menit,“Tumben bener bus-nya kosong pak. Biasanya jam segini banyak karyawan yang pulang,"Tak ada jawaban dari pak sopir yang dikenalnya sebagai pak Sapto. Tetangga dekat rumah Aini, nama gadis itu. Mungkin dia tidak dengar karena memang Aini duduk di barisan
Bus terbakar hingga tak menyisakan satupun benda hidup. Begitulah kabar yang tertulis pada selembar koran. Namun, ada rahasia besar dibalik peristiwa itu yang tak semua orang ketahui. Rahasia yang hanya diketahui oleh Aki Toha, Nek Ira dan anak gadis yang selamat, Andini.“Toha, aku yang cerita apa kamu?,” teriak Nek Ira memanggil Aki Toha yang seakan mendengarkan dengan seksama cerita Nek Ira di balik pintu kamar, tak ada jawaban.Nek Ira pun melanjutkan ceritanya, seakan tanda diam adalah sebuah persetujuan dari Aki Toha. Aki Toha adalah seorang supir bus, sudah lama ia geluti pekerjaan ini semenjak ia masih muda.Namun, semenjak istrinya meninggal, Aki Toha tinggal bersama kakaknya di rumah ini. Saat pertama kali datang ke sini, Aki Toha sedang mengganggur dan ditawarilah ia sebagai supir di yayasan penyalur TKI itu, dia merangkap dari supir pribadi dan umum.Awalnya Nek Ira tidak setuju mengingat Aki Toha sudah bukan anak muda lagi, dan pekerjaany
Bus terbakar hingga tak menyisakan satupun benda hidup. Begitulah kabar yang tertulis pada selembar koran. Namun, ada rahasia besar dibalik peristiwa itu yang tak semua orang ketahui. Rahasia yang hanya diketahui oleh Aki Toha, Nek Ira dan anak gadis yang selamat, Andini.“Toha, aku yang cerita apa kamu?,” teriak Nek Ira memanggil Aki Toha yang seakan mendengarkan dengan seksama cerita Nek Ira di balik pintu kamar, tak ada jawaban.Nek Ira pun melanjutkan ceritanya, seakan tanda diam adalah sebuah persetujuan dari Aki Toha. Aki Toha adalah seorang supir bus, sudah lama ia geluti pekerjaan ini semenjak ia masih muda.Namun, semenjak istrinya meninggal, Aki Toha tinggal bersama kakaknya di rumah ini. Saat pertama kali datang ke sini, Aki Toha sedang mengganggur dan ditawarilah ia sebagai supir di yayasan penyalur TKI itu, dia merangkap dari supir pribadi dan umum.Awalnya Nek Ira tidak setuju mengingat Aki Toha sudah bukan anak muda lagi, dan pekerjaany
Dalam langkahnya dia terus berdoa, memohon perlindungan yang maha kuasa. Namun apa daya, ketakutan itu terus menyelimuti. Pundak Aki ditepuk dari belakang dengan sangat keras.“Astagfirullah!!!, siapa itu??!!," tak ada jawaban.Aki kembali berjalan, semakin ia berjalan masuk ke dalam hutan, semakin kuat gangguan itu datang. Kini kakinya ditarik hingga ia terjatuh. Aki terbangun, aki kembali berjalan sambil terus berdoa.Hutan seakan melarang aki untuk masuk jauh lebih dalam lagi. hingga muncul sosok wanita bergaun putih berdiri membelakangi aki. Aki mundur, dan berniat kembali ke jalan. Namun langkahnya terhenti saat ada teriakan dari dalam hutan.Teriakan para gadis itu, tanpa menghiraukan wanita bergaun putih, aki berlari. Wanita itu tertawa melengking membuat telinga aki sakit dan saat aki spontan menoleh. Dilihatnya seorang gadis berlumuran darah dengan leher yang hampir putus tertawa melihat aki.Iyah dialah gadis itu. Yang berlari meminta pertolo
·Nek Ira menyanggupi, seraya melihat dua orang itu pergi berlalu menginggalkan rumah. Mereka pergi mengendarai motor tua milik Ki Rusman.“Apa ini kerjaan Sapto Ki?,” tanya Aki Toha yang duduk di depan memegang kemudi motor.“Hah?, kamu ngomong apa?, aku ngga kedengeran. Udah jalan aja, nanti ngobrolnya,” teriak Ki Rusman dari belakang.Mereka sudah tahu kemana harus mencari Yusuf. Motorpun melaju semakin kencang menerjang gelapnya malam.1 jam berlalu, masih belum sampai.2 jam berlalu, masih setengah jalan.3 jam berlalu akhirnya mereka melihat jalan hutan itu.Ki Rusman dan Aki Toha turun dari motor dan mereka langsung berlari masuk ke dalam hutan.“Apa ini kerjaan Sapto ki?,” tanya Aki Toha kembali.“Sepertinya kamu masih belum tahu, Sapto, dia sudah mati,"“Bagaimana mungkin?,” Aki Toha tidak percaya.“Tujuh tahun lalu, bersama para gadis itu. Ia dibunuh seb
hantu mba reni si pengendong bayi duduk di jok belakang mobilKejadian bermula ketika, seorang pria bernama Krisna yang bekerja sebagai sales disebuah perusahaan rokok terbesar di Indonesia baru saja mendapatkan bonus dari kantornya.Ia mendapatkan bonus karena berhasil mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan.Berhubung bonus itu terbilang lumayan, ia pun berencana untuk membeli sebuah mobil.Krisna saat ini tengah memiliki seorang istri yang sedang hamil muda.Karena ingin memanjakan istri yang memang hamil muda, ia pun membeli sebuah mobil dengan harga yang pas di kantong.Dirinya berencana untuk membeli sebuah mobil dengan kondisi bekas, agar bisa lebih murah dan dapat dibayar dengan cash.Singkat cerita, Krisna menemukan mobil yang pas di hati dan budget, yakni mobil grand Livina berwarna abu-abu.Krisna membeli mobil tersebut dari seorang bapak-bapak yang sedang membutuhkan uang.Karena dirasa cocok dan pas, akhirnya Krisna bersepakat dengan bapak tersebut.Awa
Uang KematianAmprung terkapar tidak sadarkan diri di pinggir jalan. Ia bertelanjang badan dan hanya mengenakan celana levis selutut sehingga tato elang di dadanya dapat terlihat dengan jelas. Kulitnya berwarna sawo matang, rambutnya dicukur sesisir, perutnya buncit, ia terlihat kumal seperti tidak terurus.Satu dua mobil truk pengangkut pasir melintasi Amprung. Derum mobil itu tidak mengusiknya sama sekali. Dua buah botol bir kosong tergeletak di samping Amprung. Kedua kakinya nyeker, entah raib ke mana alas kakinya itu.Semalam memang menjadi malam yang panjang bagi Amprung. Dia kalah berjudi di pasar Kliwon dan dibuang begitu saja oleh sopir truk di pinggir jalan. Amprung memang seorang penjudi berat. Teman-temannya di pasar Kliwon itu adalah para pedagang kaki lima yang kalau malam ikut berjudi dengan Amprung.Nasib Amprung selalu buruk, ia lebih sering kalah ketimbang menang. Seperti tadi malam, usai menjual cabai hasil curian dari kebun tetangganya, Amprung
Nomor TogelAmprung menyimpan botol itu dengan sangat rapi. Ia membungkusnya dengan kain bekas kemudian dimasukkan ke dalam kardus. Ia menyimpannya di dalam lemari. Tidak ada seorang pun yang boleh membuka lemari itu. Zahra, anak perempuan Amprung, pun berkali-kali diingatkan oleh ibunya agar tidak membuka lemari tersebut.Tengah malam saat mereka sedang tidur, terdengar suara botol yang seperti diketuk. Tika terbangun. Suara itu bersumber dari dalam lemari. Pocong dari dalam botol memaksa ingin keluar. Tika mengguncang-guncangkan tubuh suaminya.“Pak, bangun!”“Ada apa?” Amprung terbangun masih dalam keadaan kantuk.“Dengar, Pak,” kata Tika.Amprung meruncingkan daun telinganya“Pocong?”“Iya, Pak.”Amprung segera turun dari tempat tidur. Ia lalu membuka lemari dan memeriksa keadaan botol. Di dalam botol tersebut menggumpal asap putih yang melayang tapi tenang. Botolnya bergetar