Di tengah kesibukan Raymond menyiapkan pernikahannya, Velicia menyiapkan kepergiannya dari rumah mereka. Hanya tinggal menunggu waktu saja untuk menerima surat resmi perceraian mereka yang diurus oleh pengacara Arion.Siang ini, Arion mengajak Velicia untuk bertemu di tempat biasanya. Dengan hati berdebar, Velicia menunggu kedatangan mantan kekasihnya itu, berharap pria tersebut membawa berita baik untuknya."Ini. Bukalah," ucap Arion sambil meletakkan sebuah amplop besar berwarna coklat di atas meja."Apa ini?" tanya Velicia pada mantan kekasihnya yang duduk di hadapannya.Arion tersenyum menggodanya. "Bukalah. Kamu pasti akan senang melihatnya," jawabnya dengan mantap.Velicia menatap serius padanya. "Di dalam amplop itu ada sebuah hadiah yang aku persembahkan untuk ibu anakku," imbuh Arion kemudian."Apa mungkin ...." Perkataan Velicia tidak dapat diselesaikannya. Dia mendapatkan anggukan kepala dari Arion. CEO muda itu membenarkan pikiran mantan kekasihnya.Dengan tangan gemetar V
Berdasarkan perdebatan Raymond dengan kedua orang tuanya dan juga Sandra mengenai pesta pernikahannya, akhirnya mereka memutuskan untuk mengadakan pesta pernikahan itu semewah dan sebesar keluarga kelas atas pada umumnya. Tidak hanya itu saja, mereka menyuruh Raymond agar segera membeli rumah mewah untuk tempat tinggalnya setelah menikah dengan Sandra. "Jangan perhitungan, Ray. Nanti juga kamu akan mendapatkan lebih besar lagi dari yang kamu keluarkan," tutur Alexander dengan gaya bijaknya setelah Raymond mengantarkan Sandra pulang. Anna duduk di sebelah suaminya, dan menyahuti ucapan suaminya, "Benar, Ray. Mereka tidak mungkin membiarkan putri berharganya keluar dari istana dengan tangan kosong. Buktinya mereka masih memikirkan pesta pernikahan putrinya dan tempat tinggal setelah putrinya menikah. Apa kamu tidak berpikir jika ini merupakan salah satu ujian dari mereka untukmu?" Raymond menghela napasnya. Yang menjadi pertanyaannya saat ini adalah ... dari mana uang untuk membay
"Kapan kalian menikah?" tanya Thomas Brooks ketika Sandra memberitahukan keinginan calon mertuanya untuk bertemu dengan mereka."Karena itulah orang tua Raymond ingin menemui kalian untuk membicarakan tentang pernikahan kami," jawab Sandra sambil tersenyum tipis.Pria paruh baya itu menatap sekilas pada wanita muda yang sudah diangkat menjadi anaknya, kemudian perhatiannya kembali pada kertas-kertas yang ada di hadapannya."Katakan pada mereka kami setuju dengan keputusan mereka. Kapan saja dan di mana saja mereka akan mengadakan pernikahan kalian," tuturnya tanpa melihat ke arah putrinya."Tapi, Pa ... Mereka--"Sontak saja pria paruh baya itu melihat ke arah Sandra yang sedang duduk di hadapannya. "Kami hanya perlu datang dalam pernikahan kalian sebagai walimu, bukan?" tanyanya dengan tegas.Seketika Sandra terdiam. Bibirnya kembali tertutup. Dia mengangguk sebelum akhirnya menundukkan kepalanya."Seberapa besar dan hebatnya pesta pernikahan kalian akan memperlihatkan strata sosial
Beberapa barang Velicia sudah dimasukkan ke dalam koper miliknya. Sama seperti awal dia datang ke rumah itu, Velicia hanya membawa dua koper yang berisi barang pribadinya tanpa membawa barang-barang yang dibeli menggunakan uang Raymond. Semua pakaian, perhiasan, sepatu yang dibelikan Raymond untuk menunjang penampilannya sebagai boneka hiasan suaminya di depan atasan dan koleganya, ditinggalkan begitu saja di tempatnya.Namun, ada sebuah gaun pesta dan sepasang sepatu berwarna senada di dalam koper tersebut yang tidak pernah dikeluarkannya. Semua itu pemberian dari Arion. Gaun pesta dan sepasang sepatu dari desainer ternama itu terlihat sangat mewah dan anggun ketika dipakainya. Velicia sengaja membawanya karena kenangan mereka sangatlah berharga untuknya. Dan ada sedikit harapan kala melihat benda kenangan tersebut, dia ingin bertemu kembali dengan sang mantan, dan menikah dengannya.Tentu saja itu hanya harapan kecil darinya. Akan tetapi, harapannya ketika terpaksa menerima perjodoh
Raymond terhenyak. "Menikah?" Pertanyaan itu keluar dengan sendirinya. Seketika pikirannya kosong, tidak bisa memahami kalimat yang keluar dengan ekspresi kebahagiaan dari calon istrinya."Iya. Keluargaku sudah menyetujuinya. Kami baru saja membicarakannya," ujar Sandra dengan sumringah.Seketika Raymond tersenyum, dan matanya pun berbinar mendengar berita baik tersebut. Tanpa menunggu lama, dia berdiri dari duduknya, dan menyambut wanita tersebut dengan membuka lebar kedua tangannya.Sandra tersenyum lebar berada dalam pelukan calon suaminya. Pasangan tersebut merasa kebahagiaan sudah berpihak pada mereka berdua. "Aku sangat mencintaimu, Sayang," ucap Raymond sambil memeluk erat wanita selingkuhannya yang akan segera menjadi istri keduanya."Aku juga sangat mencintaimu, Sayang," balas Sandra dalam pelukan sang kekasih.Raymond melepaskan pelukannya, dan melihat wajah cantik wanita yang akan segera memberinya kedudukan tinggi dalam perusahaan tempatnya bekerja."Lalu, kapan aku akan
Siang harinya, Thomas Brooks menyuruh Sandra untuk datang menemuinya. Sebelum dia datang menemui papanya, Sandra menyempatkan diri untuk mampir ke ruangan Raymond."Sayang!" serunya setelah membuka pintu ruangan tempat Raymond bekerja.Raymond menoleh ke arah pintu dan dia terkejut mendapati Sandra sedang berlari kecil ke arahnya."Aku sangat merindukanmu," ucap Sandra ketika sudah berada di pangkuan Raymond yang duduk di kursi kebesarannya."Kenapa tiba-tiba berada di sini?" tanya Raymond sambil memaksakan senyumnya.Sedari pagi Raymond merasakan sakit kepala karena pembicaraannya dengan Velicia di meja makan pagi ini. Dan satu hal yang terlupakan olehnya, tidak menghubungi Sandra untuk menyapanya seperti biasanya sebagai rutinitas paginya."Karena kamu tidak menghubungiku pagi ini," jawabnya dengan sumringah.Raymond mengerutkan dahinya. Dia heran melihat Sandra yang baik-baik saja, bahkan terlihat sangat ceria. Tidak seperti biasanya yang akan marah-marah jika dirinya lupa menghubu