Share

Nantang

Kepanikanku semakin menjadi, apalagi Mas Bambang kini bereaksi seperti orang kesurupan, hingga anakku Azfar terlonjak dan refleks berlari ke luar rumah.

"Mas ... astaghfirulloh. Kamu kenapa?" tanyaku dalam kepanikan. Aku seperti kehilangan akal, karena bertanya pada orang yang tak bisa menjawabnya.

Mas Bambang mencekik lehernya sendiri, aku mencoba melepaskannya sekuat tenaga. Kulafadzkan doa-doa dan surat-surat pendek, juga ayat kursi. Aku yakin, ini semua pasti karena efek buhul itu. Meskipun aku tak mengerti dan bahkan tak percaya dengan hal-hal berbau mistis seperti ini, namun keadaan memaksaku percaya dan mencoba segala cara untuk mengusirnya.

Alhamdulillah, lambat laun Mas Bambang semakin tenang. Dia sudah berhenti bersikap tak wajar, kini hanya erangan yang keluar dari bibirnya. Aku menyeka keringat Mas Bambang dengan sapu tangan, lalu memberinya minum yang sudah kutiupi doa. Mas Bambang langsung tertidur lelap, hingga mendengkur.

Aku terus memandangi wajah suamiku yang ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status