Share

Puas

"Aku bukannya nantangin, Cit. Tapi memang itulah keahlianku, dan aku sudah merencanakan membuka salon sejak lama. Kalau kamu emang mau buka salon, ya buka aja atuh, kita usaha sendiri-sendiri toh rezeki udah ada yang ngatur!" jawabku sinis.

"Heh Kak Dewi, kalau di kampung ini ada dua salon yang berdekatan nanti malah sepi, tau!" balas Citra nyolot.

"Lho, apa hubungannya? Bilang aja kamu takut kalah bersaing!" sindirku.

Citra berkacak pinggang, kedua matanya melotot, dia tak henti mengembuskan napas kasar diburu amarah dan napsu. Sementara aku semakin terpancing untuk membuatnya emosi, aku senang mengerjai Citra. Anak itu suka tak mau kalah, dan dia juga gampang marah. Seru ngerjainnya.

"Mending sekarang Kakak batalkan niat Kakak itu! Miskin ya miskin aja, jangan belagu mau buka ruko segala! Mendingan jual tanah dan bahan bangunan itu ke aku, kubeli semuanya seharga seratus juta! Mas Kirno punya uangnya sekarang, jadi aku akan bayar cash!" paksa Citra.

"Apaan seratus juta?! Sorry
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status