Share

34. Kilas Masa Lalu

Ghani mengembuskan napasnya dengan sedikit kasar. Dia tak pernah merasa semarah ini pada sang ibu. Kilasan masa lalu mulai membayang dalam benak lelaki 35 tahun itu. Rasa sakitnya pun masih jelas membekas dalam hatinya.

     “Mas.” Ambar menyentuh bahu suaminya dengan lembut. Senyum manis terukir di wajahnya kala menegur sang suami.

     Ghani menoleh. Senyuman manis juga terukir di wajah tampannya.

     “Kenapa? Kok melamun?” tanya Ambar dengan lembut.

     Ghani menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. Emosi dan amarah masih tersisa di dalam hatinya.

     “Aku nggak apa-apa.” Hanya itu yang keluar dari mulut lelaki itu.

     Ambar menghela napas panjang. “Kalau nggak apa-apa, kenapa melamun di sini? Lagi ada yang dipikirkan?”

     Ghani lagi-lagi menarik napas dan men

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status