"Lintang.......,! "Seorang wanita setengah baya berjalan menuju kearah lintang yang sedang bekerja di kebun.
"Iya bu ada apa ?." Tanya lintang sambil menoleh ke arah sumber suara yang begitu familiar ditelinga lintang itu.
"Makan dulu tang, ini udah waktunya makan siang lho.!" Kata ibu lintang menjawab sambil membawa rantang kemudian menyodorkan ke arah lintang.
Lintang mengulurkan tangannya mengambil rantang tersebut sambil satu tangan menyeka bulir keringat yang membasahi keningnya.
Mereka kemudian berjalan beriringan menuju sebuah gubuk kecil yang berada didekat tempat bekerja lintang.
Mereka berjalan sambil sesekali lintang menanyakan perihal makanan yang dibawa ibunya itu mereka nampak begitu saling menyayangi.
"Ibu sudah makan .?" Tanya lintang sesampainya mereka di gubuk itu sambil lintang membuka rantang yang di berikan ibunya tersebut.
"Sudah tang ibu sudah makan tadi sebelum membawakan makanan kamu kesini tadi." Kata sang ibu sambil menatap anaknya.
Lintang makan dengan begitu lahap sambil sesekali ibunya mengingatkan supaya lintang makan dengan pelan pelan.
Setelah makan lintang kemudian melanjutkan kegiatan kerja nya sedangkan sang ibu kembali ke rumah untuk melakukan pekerjaan rumahnya.
Tak terasa waktu begitu cepat hingga sore pun menjelang membuat lintang harus menghentikan aktifitasnya kemudian kembali kerumahnya sang ibu.
Di malam harinya seperti biasa setelah makan malam bersama sang ibu mereka kemudian menuju ke halaman rumah untuk menghirup udara segar sambil bercerita . Lintang hanya tinggal bersama sang ibu.
Ayah lintang meninggalkan mereka ketika lintang berumur tiga taun.sampai saat ini lintang tidak tau keberadaan sang ayah karena ibu lintang enggan untuk menceritakan padanya.
"Tang., Kamu kan udah lulus. Apa kamu tidak ingin meneruskan kuliah nak." Kata sang ibu ketika mereka sedang mengobrol.
"Ntah lah buk." Jawab sang lintang sambil memikirkan nya. Lintang sebenarnya ingin melanjutkan kuliah namun mengingat keuangan mereka lintang jadi ragu. pikir lintang.
Mereka hanya memiliki satu kebun yang tidak seberapa untuk memenuhi kehidupan mereka. Lintang tentu tidak rela untuk menjual kebun satu satunya itu demi melanjutkan keinginanya.
"Apa kamu mau selamanya tinggal di kampung ini, dan menjadi petani seperti ibu nak.? Lihatlah. semua teman teman seangkatan' mu mereka berbondong bondong pergi kekota demi mencapai keinginanya. Apa kamu tidak ingin seperti mereka.!" Kata sang ibu
Lintang tersadar dari lamun nya ketika sang ibu tiba tiba bicara seperti itu.
Lintang sebenarnya berniat untuk pergi kekota mencari pekerjaan sambil melanjutkan kuliah namun lintang taku serta gak tega untuk meninggalkan ibunya sendiri di kampung itu.
"Apakah aku boleh pergi ke kota untuk bekerja buk,?" Kata lintang memecah keheningan sementara.
"Tentu saja boleh nak kenapa tidak. Kamu bahkan bisa melanjutkan kuliah kalau kamu sudah bekerja nanti. Kalau kamu niat kekota besok kamu bisa berangkat bersama lia anak tante dewi besok." Kata sang ibu menatap lintang.
"BE...BESOK...!" kata lintang tercengang mendengar tutur sang ibu.
"Ya .. Besok lia akan ke kota jadi ibu tidak akan ragu lagi kalau kamu berangkat bersama dia. Lia sudah terbiasa keluar masuk ke kota jadi kamu bisa minta tolong sama dia sebelum kamu menemukan tempat tinggal dan bekerja. Mungkin saja lia bisa mencarikan kamu pekerjaan kalau kamu mau ." kata ibu serius mensuport lintang.
pagi hari nya lintang beserta ibunya pergi ke rumah tante dewi, rencana lia dan lintang akan berangkat pagi itu dengan menggunakan mobil lia.semalam setelah litang dan ibunya selesai berbicara mereka kemudian menelpon tante dewi, perihal masalah lintang supaya bisa ikut kekota. ".KOTA". " Lintang...! bagaimana, kalau sebelum kamu menemukan pekerjaan kamu bekerja di rumah bos aku dulu. kebetulan dia butuh seorang sopir buat putrinya." kata lia memecah keheningan sesampainya mereka di kos kosan lia. "EM...... BOLEH...! sebenarnya aku juga merasa tidak enak jika harus tinggal lama di kos, kosan mu ini., jadi sopir juga pekerjaan yang gak begitu buruk menurutku, selagi itu halal' bagiku gak ada masalah." " Oke... kalau kamu memang cocok mungkin aku bisa menghubungi bos ku sekarang juga". Setelah percakapan kecil itu akhirnya lia mencoba menghubungi bosnya. "Tut.... Tut..
*Di ruang kluarga, pak Surya sedang santai sambil menikmati secangkir kopi ditemani sang istri, tiba tiba bel pintu berbunyi. ibu Sonya istri pak Surya kemudian beranjak dari sofa hendak membuka pintu rumah. " Cetek.....,!" suara pintu terbuka, seorang wanita setengah baya berdiri tepat di depan pintu itu. "Selamat sore buk,!" sapa lia ramah ketika dia melihat melihat sosok yang begitu familiar itu di depannya. " Sore juga lia, mari masuk bapak sudah menunggu di dalam., Ini yang mau jadi sopir Laura, lia.? masih muda ya, namanya siapa,?" kata Bu Sonya sambil mengamati lintang dari atas kebawah," lumayan juga kelihatanya anak ini jujur dan baik," batin Bu Sonya, menilai lintang. "kenapa gak disuruh masuk buk, siapa yang datang, apa itu lia sama calon sopir Laura, yang datang ,?" belum sempat lia menjawab pertanyaan Bu Sonya tiba tiba terdengar suara pak Surya dari balik dinding yan
"Tap.....tap....tap." ketika mereka masih asik berbicara tiba tiba sebuah langkah kaki terdengar menuruni anak tangga. semua orang di ruangan itupun menoleh ke arah asal suara itu, sedetik itu pula lintang terpana menyaksikan ke indahan Ciptaan Tuhan yang begitu sempurna, seorang gadis cantik, tinggi mengenakan dress selutut dengan rambut terurai panjang menuruni anak tangga. *Laura berhenti sejenak di atas tangga ketika hendak menuruni anak tangga, melihat bukan hanya ada kedua orang tuanya saja yang berada di sana, ia memastikan siapa kedua orang yang tengah asik berbicara dengan Mami dan Dedi nya itu setelah beberapa saat akhirnya Laura ingat siapa wanita yang duduk di samping maminya itu. kemudian ia melanjutkan berjalan hendak berpamitan keluar sebentar pada Mami dan Dedi ya, "Laura.,! mau kemana sayang, anak mami kok udah cantik aja jam segini," sapa sang mami ketika Laura sudah menghampiri mereka.
*Di tempat lain.di sebuah tempat perbelanjaan yang sangat besar di kota itu terlihat dua orang gadis, ditemani dua orang pria tampan, mengenakan setelan pakaian yang begitu mahal, tengah asik memilih milih barang, entah apa yang mau mereka beli saat itu namun mereka terlihat begitu menikmati hari hari mereka. "Laura, mengapa kamu tidak memilih baju yang kamu suka ? kamu tenang saja disini saya yang akan membayar semua belanjaan kalian." terlihat senyum licik di wajah Anton ketika berbicara dengan Laura. berbeda dengan Anggi, dia merasa seolah olah Anton laki laki yang sempurna, selain tampan Anton juga keturunan dari keluarga kaya, apalagi Anton seperti begitu menyukai Laura semenjak perkenalan mereka tadi. " Ah...... tidak makasih, saya tidak suka meminta barang kepada orang yang baru
Di dalam perjalanan nampak begitu hening, tak ada percakapan antara lintang dengan majikannya. hanya suara deru mesin yang terdengar sat itu. " Maaf non, kita lewat mana ya ? " kata lintang ketika ia tak tau arah mana yang harus ia lewati, "Ambil jalur kiri.! " jawab laura sekenanya.suasana nampak hening beberapa saat sebelum akhirnya laura bicara lagi. "He... supir .! siapa namamu, aku lupa kemarin. aku juga masih punya hati gak enak kalau harus manggil kamu dengan sebutan supir tiap hari." "Nama saya lintang non." jawab lintang singkat masih fokus menatap jalan yang ada di depannya, "Oh...., ok karena usia kita seumuran bagaimana kalau saya panggil kamu nama saja. "itu terserah non laura saja.saya sih gak keberatan mau di panggil dengan sebutan apa aja. "ya iya lah masak aku harus panggil kamu mas, bang , sayang, cin,! ih... amit amit deh, gak level banget
mendengar ocehan Naomi dan Lisa hati lintang terasa panas ia mengepalkan kedua tangannya, ingin sekali rasanya lintang menampar kedua wanita itu sekarang juga,tapi untungnya lintang masih bisa menahan emosinya jadi dia hanya tenang, dan sesekali tersenyum kecil menguatkan dirinya sediri." sabar lintang ini hari pertama kamu kerja, biarkan saja kedua wanita ja***Ng itu mengoceh, kamu jangan terpancing lintang. " batin lintang dengan sesekali tersenyum kecil. " sial... tebal sekali muka ni pria miskin, dasar cowok gila, " gerutu Naomi merasa tak puas karena lintang tidak terbakar emosi, ketika dihina mereka berdua. " Oke.! karena kalian kelihatanya sudah merasa puas menghinaku, jadi aku rasa aku harus pergi sekarang. sampai bertemu lain waktu." kata lintang tegas penuh dengan penekanan, meskipun hatinya saat ini terasa sangat rapuh. baru saja lintang memutar tubuhnya hendak melangkah kelu
*setelah semua orang pergi kini tinggal lintang sendiri di dalam mobil. ketika ia ingin mengatur sandaran kursi mobil yang ia duduki tiba tiba suara benturan keras terdengar dari belakang mobil lintang." Duarrr......" suara benturan mobil menabrak pembatas jalan yang tak jauh dari mobil lintang terparkir saat itu. lintang yang menyaksikan kejadian itu kemudian berlari menghampiri sebuah mobil mewah berlogoMaserati yang bagian kap depannya sudah terangkat ke atas disertai kumpulan asap putih tebal menyelimuti bagian depan mobil itu. di dalam nampak seorang pria setengah baya duduk di kursi kemudi dengan kening yang sudah mengeluarkan carian merah, namun masih sadarkan diri, aura pria itu terlihat sangat berwibawa, dengan setelan jas hitam yang ia kenakan saat itu. lintang yang menghampiri terlebih dulu kemudian mencoba membuka pintu kemudi itu lalu memapah sang pemilik mobil itu keluar dari dalam mobil.
lintang dengan langkah santai menghampiri laura, naomi dan yang lainya. "cepat antar kita pulang" laura berkata dengan kedua tangan ber sedekap di dada.lintang tidak membalas ucapan laura ia langsung menuju mobil kemudian memasukan kuncinya . setelah memakan waktu hampir setengah jam, akhirnya lintang sampai di rumah laura. *sudah hampir satu minggu lebih lintang bekerja di rumah kluarga Surya,namun kebencian Laura terhadap lintang semakin menggila. namun karena lintang membutuhkan pekerjaan itu lintang harus bertahan sampai dia benar benar sudah tidak tahan lagi dengan hinaan dari laura dan teman temanya. "laura... ". panggil naomi dengan melambaikan tangannya. " nanti malam kita ke Bar yuk, dah lama nih gak ngumpul bareng ,bagaimana apa kamu mau ,?" "Eeeeemm..... !!!" laura tampak menimbang nibang , "Boleh kebetulan aku juga lagi bosen di rumah." "oke kalau gitu