"Hay,...! lintang" sapa beberapa gadis itu sesampainya di hadapan sana sambil melambaikan tangannya.
karena lintang sendiri tidak mengenal para gadis itu lintang tidak menjawab ia hanya memasang senyum kecil dari bibirnya berusaha menghargai mereka." ok teman teman jadi seperti yang aku katakan tadi barusan. karena.! teman kita lintang sudah mendapatkan gaji pertamanya dari keluarga laura.jadi hari ini dia mengudang kita semua untuk makan siang disini sebagai perayaannya. ya walaupun cuma di kantin" . kata naomi sambil berdiri. merasa puas karena langkah awal untuk mengibarkan bendera perang kepada lintang telah berjalan sempurna.di sambut dengan kegembiraan para gadis itu, kecuali anggi"tapi naomi ini" kata anggi terhenti dipotong naomi, merasa bingung dan juga bersalah pada lintang karena dialah yang mengajak kedua sahabatnya itu untuk bergabung dengan lintang."sudah sudah bukanya tadi lintang sendiri yang s
"Ra, ! gimana ntar malem jadi kan .! tanya Naomi pada laura ketika mereka berada di taman bersama dengan Dany dan kawan kawan.setelah mereka keluar dari kantin itu, Dany bersama kedua teman temanya itu mengikuti laura. sebenarnya laura malas untuk menanggapi Dany. tp karena Naomi yang telah mengizinkan mereka untuk bergabung jadi mau gak mau laura hanya pasrah. Dany sudah sejak lama menyimpan perasaan kepada laura. dia juga sudah beberapa kali di tolak olehnya. namun bukan Dany namanya kalau dia menyerah begitu saja." memangnya kalian pada mau kemana.?" tanya Dany kemudian sebelum laura sempat menjawab pertanyaan Naomi." biasa ketempat favorit kita, " kata Naomi sambil mengibas ngibaskan telapak tangannya." wah boleh ni kita gabung " kata Dany selanjutnya." tentu saja kalau kalian tidak keberatan" jawab Naomi enteng namun tanpa di sadari ada kedua bola mata yang melotot hampir keluar mengarah kepadanya. siapa l
waktu menunjukan angka 12: 00 namun pada saat itu belum ada tanda tanda kehadiran laura di rumah itu." anak itu semakin lama semakin susah di bilangin saja." kata pak surya pada sang istri dengan penuh amarah" kelihatanya kita tidak akan bisa mendidik laura sendiri pah, ibu udah capek setiap hari harus berdebat dengan laura terus." keluh Bu sonya frustasi."lalu apa yang harus kita lakukan Bu, bahkan sudah semua upaya papa lakukan untuk mendidik anak kita. tapi semuanya gagal. bahkan menurut info yang papa dengar, tadi laura sengaja membuat lintang mendapat masalah di kantin kampus supaya ia bisa pergi sendiri tanpa di dampingi supir." kita gak bisa terus terusan seperti ini, laura anak kita satu satunya, siapa yang akan memimpin perusahaan jika ia hanya mementingkan egonya sendiri tanpa memikirkan masa depan dia nantinya".kata pak surya panjang lebar dengan sang istri." apa gak sebaiknya kita nikahkan sa
"Lintang.......,! "Seorang wanita setengah baya berjalan menuju kearah lintang yang sedang bekerja di kebun. "Iya bu ada apa ?." Tanya lintang sambil menoleh ke arah sumber suara yang begitu familiar ditelinga lintang itu. "Makan dulu tang, ini udah waktunya makan siang lho.!" Kata ibu lintang menjawab sambil membawa rantang kemudian menyodorkan ke arah lintang. Lintang mengulurkan tangannya mengambil rantang tersebut sambil satu tangan menyeka bulir keringat yang membasahi keningnya. Mereka kemudian berjalan beriringan menuju sebuah gubuk kecil yang berada didekat tempat bekerja lintang. Mereka berjalan sambil sesekali lintang menanyakan perihal makanan yang dibawa ibunya itu mereka nampak begitu saling menyayangi. "Ibu sudah makan .?" Tanya lintang sesampainya mereka di gubuk itu sambil lintang membuka rantang yang di berikan ibunya tersebut. "Sudah tang ibu sudah makan tadi seb
pagi hari nya lintang beserta ibunya pergi ke rumah tante dewi, rencana lia dan lintang akan berangkat pagi itu dengan menggunakan mobil lia.semalam setelah litang dan ibunya selesai berbicara mereka kemudian menelpon tante dewi, perihal masalah lintang supaya bisa ikut kekota. ".KOTA". " Lintang...! bagaimana, kalau sebelum kamu menemukan pekerjaan kamu bekerja di rumah bos aku dulu. kebetulan dia butuh seorang sopir buat putrinya." kata lia memecah keheningan sesampainya mereka di kos kosan lia. "EM...... BOLEH...! sebenarnya aku juga merasa tidak enak jika harus tinggal lama di kos, kosan mu ini., jadi sopir juga pekerjaan yang gak begitu buruk menurutku, selagi itu halal' bagiku gak ada masalah." " Oke... kalau kamu memang cocok mungkin aku bisa menghubungi bos ku sekarang juga". Setelah percakapan kecil itu akhirnya lia mencoba menghubungi bosnya. "Tut.... Tut..
*Di ruang kluarga, pak Surya sedang santai sambil menikmati secangkir kopi ditemani sang istri, tiba tiba bel pintu berbunyi. ibu Sonya istri pak Surya kemudian beranjak dari sofa hendak membuka pintu rumah. " Cetek.....,!" suara pintu terbuka, seorang wanita setengah baya berdiri tepat di depan pintu itu. "Selamat sore buk,!" sapa lia ramah ketika dia melihat melihat sosok yang begitu familiar itu di depannya. " Sore juga lia, mari masuk bapak sudah menunggu di dalam., Ini yang mau jadi sopir Laura, lia.? masih muda ya, namanya siapa,?" kata Bu Sonya sambil mengamati lintang dari atas kebawah," lumayan juga kelihatanya anak ini jujur dan baik," batin Bu Sonya, menilai lintang. "kenapa gak disuruh masuk buk, siapa yang datang, apa itu lia sama calon sopir Laura, yang datang ,?" belum sempat lia menjawab pertanyaan Bu Sonya tiba tiba terdengar suara pak Surya dari balik dinding yan
"Tap.....tap....tap." ketika mereka masih asik berbicara tiba tiba sebuah langkah kaki terdengar menuruni anak tangga. semua orang di ruangan itupun menoleh ke arah asal suara itu, sedetik itu pula lintang terpana menyaksikan ke indahan Ciptaan Tuhan yang begitu sempurna, seorang gadis cantik, tinggi mengenakan dress selutut dengan rambut terurai panjang menuruni anak tangga. *Laura berhenti sejenak di atas tangga ketika hendak menuruni anak tangga, melihat bukan hanya ada kedua orang tuanya saja yang berada di sana, ia memastikan siapa kedua orang yang tengah asik berbicara dengan Mami dan Dedi nya itu setelah beberapa saat akhirnya Laura ingat siapa wanita yang duduk di samping maminya itu. kemudian ia melanjutkan berjalan hendak berpamitan keluar sebentar pada Mami dan Dedi ya, "Laura.,! mau kemana sayang, anak mami kok udah cantik aja jam segini," sapa sang mami ketika Laura sudah menghampiri mereka.
*Di tempat lain.di sebuah tempat perbelanjaan yang sangat besar di kota itu terlihat dua orang gadis, ditemani dua orang pria tampan, mengenakan setelan pakaian yang begitu mahal, tengah asik memilih milih barang, entah apa yang mau mereka beli saat itu namun mereka terlihat begitu menikmati hari hari mereka. "Laura, mengapa kamu tidak memilih baju yang kamu suka ? kamu tenang saja disini saya yang akan membayar semua belanjaan kalian." terlihat senyum licik di wajah Anton ketika berbicara dengan Laura. berbeda dengan Anggi, dia merasa seolah olah Anton laki laki yang sempurna, selain tampan Anton juga keturunan dari keluarga kaya, apalagi Anton seperti begitu menyukai Laura semenjak perkenalan mereka tadi. " Ah...... tidak makasih, saya tidak suka meminta barang kepada orang yang baru
Di dalam perjalanan nampak begitu hening, tak ada percakapan antara lintang dengan majikannya. hanya suara deru mesin yang terdengar sat itu. " Maaf non, kita lewat mana ya ? " kata lintang ketika ia tak tau arah mana yang harus ia lewati, "Ambil jalur kiri.! " jawab laura sekenanya.suasana nampak hening beberapa saat sebelum akhirnya laura bicara lagi. "He... supir .! siapa namamu, aku lupa kemarin. aku juga masih punya hati gak enak kalau harus manggil kamu dengan sebutan supir tiap hari." "Nama saya lintang non." jawab lintang singkat masih fokus menatap jalan yang ada di depannya, "Oh...., ok karena usia kita seumuran bagaimana kalau saya panggil kamu nama saja. "itu terserah non laura saja.saya sih gak keberatan mau di panggil dengan sebutan apa aja. "ya iya lah masak aku harus panggil kamu mas, bang , sayang, cin,! ih... amit amit deh, gak level banget