Share

Bab 4

Penulis: Hargai
Selesai ibunya bicara, Jovita masih bingung.

"Cincin? Kapan aku pernah menerima ... oh, oh ya! Bu, aku ingat. Kemarin ada penggemar tanpa nama kasih cincin berlian yang dikirimkan melalui kurir! Aku takut media akan membesar-besarkannya kalau mereka melihatnya, jadi aku menyimpannya dan nggak bawa pulang cincinnya!"

Wulan sangat senang ketika mendengarnya.

"Kalau begitu, Tuan Agam pasti sudah menyukaimu sejak lama dan mengejarmu dengan mengatasnamakan penggemarmu! Ibu sudah mencari tahu dan orang yang kemarin datang untuk memberi mahar memang asisten pribadi Tuan Agam!"

"Jovita, Keluarga Dirgantara adalah keluarga hebat. Tuan Agam juga sangat tulus. Nggak salah kamu menikah dengannya!"

Tuan Agam ....

Jovita hanya tersipu malu hanya dengan memikirkannya.

Dia belum pernah bertemu dengan Tuan Agam, tapi dia pernah mendengar Agam Dirgantara yang berasal dari Keluarga Dirgantara yang hebat itu. Dia merupakan raja di dunia bisnis!

Dia tidak pernah menyangka kalau Tuan Agam adalah penggemar beratnya, juga ingin menjadi suaminya. Dia cukup gila karena sampai datang langsung ke rumah dan melamarnya. Ini semua karena pesonanya terlalu besar.

...

Sorenya.

Pamela kembali dari luar sambil memegang bingkai foto di tangannya. Dia masuk ke dalam rumah, mengganti sandalnya dan langsung naik ke atas.

Kebetulan Jovita sedang turun dan sengaja menghalanginya.

"Apa yang ada di tanganmu? Apa kamu mencuri perhiasan dari mahar milikku?"

Pamela menghentikan langkah kakinya dan berkata lirih, "Ini barang pribadiku."

"Cih, ngomong doang. Lepaskan dan biarkan aku melihatnya!" Jovita selalu tidak suka pada adiknya yang dibesarkan di desa. Dia merasa kalau keberadaan Pamela telah menjatuhkan Keluarga Alister, jadi dia tidak pernah menghormatinya.

Setelah itu, dia mengulurkan tangan dan merebut benda yang Pamela lindungi dalam pelukannya.

"Wah! Aku pikir harta karun macam apa. Ternyata foto ibumu yang wanita simpanan!"

Ibunya bukanlah seorang wanita simpanan!

Pamela mengulurkan tangan untuk mengambil bingkai itu, tapi Jovita sengaja menjatuhkan bingkai itu ke lantai.

"Ups! Maaf, tanganku licin!"

Melihat bingkai foto yang terinjak Jovita, mata Pamela memerah.

Itu adalah foto lama ibunya yang berhasil dia temukan di album foto lama Keluarga Alister. Hari ini, dia mengambilnya untuk memperbaiki dan memperbesar fotonya. Dia akan menaruhnya di kamar sebagai hiasan meja.

Pamela yang marah mencengkeram baju Jovita dan berkata dengan nada dingin, "Ambil foto itu!"

Jovita melawan tanpa takut, "Beraninya kamu menyentuhku? Biar kuberitahu! Aku akan segera menjadi nyonya muda Keluarga Dirgantara. Kalau kamu macam-macam denganku, Keluarga Dirgantara akan membuatmu menderita!"

Pamela terkejut. Tunggu, Keluarga Dirgantara?

Kemarin, pria yang telah menyeretnya secara paksa ke pesta pertunangan juga memiliki marga yang sama. Sekarang, dia bergidik ngeri saat mendengar marga Dirgantara.

"Maksudmu Keluarga Dirgantara selaku keluarga hebat itu?"

Jovita menjawab dengan bangga, "Benar sekali! Kenapa? Kamu takut? Tuan Agam dari Keluarga Dirgantara adalah penggemarku dan ingin melamarku. Barang-barang di sana itu adalah mahar yang diberikan Keluarga Dirgantara untukku. Lebih baik kamu nggak menyentuhnya. Kalau kamu membuatnya rusak, kamu pasti nggak mampu ganti rugi."

Pamela menoleh dan melihat mahar yang ditunjuk oleh Jovita. Dia tertegun, seakan-akan telah menduga sesuatu.

Apa dia gila?

Pria itu datang ke rumahnya untuk memberikan mahar!

Setelah memikirkannya, Pamela berkata pada Jovita dengan mata berbinar, "Kalau begitu, aku harus mengucapkan selamat padamu. Tapi, apa kamu pikir keluarga besar seperti Keluarga Dirgantara bisa menerima menantu seorang aktris yang memiliki banyak skandal? Apa kamu pikir mereka akan menjadikanmu sebagai nyonya muda mereka?"

Jovita yang tersindir langsung berteriak marah, "Kamu nggak perlu khawatir! Tuan Agam sangat mencintaiku, jadi dia akan melindungiku dengan baik!"

"Benarkah?"

Pamela tersenyum dan tidak berkata apa-apa.

Kemudian, Pamela mengambil foto ibunya dan menepuk-nepuk debu yang menempel di foto tersebut, dia berbalik dan naik ke atas.

Dia masih khawatir bagaimana caranya keluar dari masalah setelah terjebak dengan pria yang diciumnya kemarin. Karena Jovita sangat ingin menikah dengannya, masalah itu akan teratasi.

Jovita berdecak ketus mulai mengkhawatirkan sesuatu.

Kata-kata Pamela si gadis desa itu bukannya tidak masuk akal. Keluarga Dirgantara adalah keluarga hebat dan dia hanyalah seorang aktris yang tidak terlalu populer. Akan buruk jika anggota Keluarga Dirgantara mengetahui skandalnya, lalu memiliki kesan buruk terhadapnya.

Dengan pemikiran ini, Jovita memutuskan untuk segera keluar dari dunia hiburan ini!

Dibandingkan dengan menjadi nyonya muda Keluarga Dirgantara, hasil yang didapatkan dengan menjadi aktris tidak seberapa.

Jovita baru mau menelepon perusahaan untuk memberitahukan tentang pengunduran dirinya, tetapi tiba-tiba ponselnya berdering dulu.

Entah mengapa akhir-akhir ini dia mendapat begitu banyak telepon yang mengganggu. Awalnya dia tidak berniat mengangkatnya.

Namun, ketika melihat nama "pria pemberi uang" yang baru berhasil dia dekati, Jovita pun memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengannya, jadi Jovita mengangkat teleponnya.

"Sayang, kamu di mana? Aku kangen sekali padamu. Malam ini datang ke hotel, ya! Temani aku!"

Jovita berkata dengan jijik, "Jangan panggil aku sayang. Tua bangka yang nggak tahu jijik, bikin jijik saja!"

"Apa katamu? Aku menjijikkan? Kamu lupa seperti apa kamu memohon padaku agar kamu bisa menang Penghargaan Lotus untuk pemeran utama wanita berikutnya!"

Jovita tidak peduli. "Aku sudah keluar dari dunia hiburan! Aku nggak peduli lagi dengan pemeran utama Penghargaan Lotus atau apa pun itu. Kamu bisa kasih sama siapa pun yang kamu mau! Jangan menghubungiku lagi!"

Di ujung telepon, pria tua itu sangat marah hingga wajahnya berubah menjadi masam.

Dia sudah membelikan wanita ini cincin berlian dan mengirimnya melalui pengiriman kilat. Akan tetapi, wanita sialan ini malah memakinya setelah menerima cincin yang dia berikan!

Wanita tidak tahu diri! Jangan harap dia bisa berkecimpung di dunia hiburan lagi! Tunggu saja, dia akan diboikot!

...

Tiga hari kemudian.

Keluarga Alister mengadakan pesta pernikahan untuk putrinya. Teman-teman serta keluarga datang untuk memberi selamat.

Wulan sengaja meminta Darius untuk membuat pesta yang besar. Dia ingin menikahkan Jovita dengan mengadakan pesta yang meriah.

"Lihat, itu iring-iringan pengantin dari Keluarga Dirgantara! Megah sekali. Pantas mereka jadi keluarga hebat. Semua mobil yang datang sangat mewah dan edisi terbatas!"

"Aku cuma pernah melihat mobil itu di majalah. Harganya bisa beli sepuluh mobil Toyota!"

"Aku iri banget sama Kak Jovita. Dia bisa menikah sama orang hebat seperti Tuan Agam!"

Mendengar seruan dan sanjungan dari kerabat, serta teman-temannya, Jovita yang sudah mengenakan gaun pengantin merasa sangat puas. Dia bangga sekali.

Omong-omong, tidak ada yang melihat Pamela keluar. Mungkin dia sedang bersembunyi di suatu tempat karena iri padanya.

Cih, biarkan dia iri saja! Iri pun tidak akan membuat dia mendapatkan apa yang dia inginkan!

Jovita sudah tidak sabar untuk bertemu dengan calon suaminya. Kira-kira pria seperti apa Tuan Agam ini?

Dia pasti sangat tampan. Nanti, pria itu akan berlutut di hadapannya dan menyatakan cintanya di bawah tatapan iri semua tamu yang datang.

Iring-iringan mobil pengantin berhenti di depan kediaman Keluarga Alister.

Tubuh Agam yang tinggi dan tegap melangkah keluar dari mobil pengantin utama. Dia memancarkan kesan megah dan elegan.

Ervin memberi isyarat kepada para pengiring pengantin pria yang sudah mengenakan setelan jas untuk keluar dari mobil yang lain, lalu mengikuti tuan muda menuju gerbang kediaman Keluarga Alister.

Tiba-tiba, Agam sang mempelai pria menghentikan langkah kakinya dan mendongak ke atas. Matanya yang tajam memindai atap rumah Keluarga Alister!

Di balkon kecil tidak jauh di sana, seorang wanita yang mengenakan piama tengah berdiri di sisi pagar dan melihat iring-iringan yang datang.

Hanya menatap Agam sebentar saja, wanita itu lekas berbalik dan menghilang.

Pamela merasakan bahaya. Saat dia melihat iring-iringan dari balkon, dia melihat kalau Tuan Agam menemukan keberadaannya!

Namun, hari itu dia mengenakan riasan sangat tebal. Saat ini, dia sudah menghapus riasannya. Seharusnya Tuan Agam tidak bisa mengenalinya, 'kan?

Untuk berjaga-jaga, bukan ide yang baik untuk tinggal di rumah. Jadi, dia harus pergi.

Di lantai bawah, melihat Agam tiba-tiba berhenti, Ervin dibuat bingung. Dia menghampiri Agam, lalu berkata, "Tuan muda, rumah Keluarga Alister ada di depan. Kalau Tuan nggak masuk, tuan mungkin akan melewatkan waktu yang baik untuk melangsungkan pernikahan."
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
calon mempelai wanitanya aja masih pakai piama hahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2938

    Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2937

    "Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2936

    Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2935

    Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2934

    Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2933

    Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status