Accueil / Young Adult / Hasrat Terlarang Abang Ipar / Bab 24. Aku Tidak Ingin Menikah Denganmu!

Share

Bab 24. Aku Tidak Ingin Menikah Denganmu!

Auteur: Rich Ghali
last update Dernière mise à jour: 2025-05-31 02:40:15

Maudy duduk di teras untuk berjemur. Posisinya yang tengah menunduk membuat separuh wajahnya tertutupi oleh rambut. Ia menatap Sean yang tengah terlelap di atas pangkuan.

Pergesekan udara di sisi kanannya membuat Maudy mendongak dan menoleh ke sana. Tampak Mahen yang tengah berdiri tepat di sampingnya. Lelaki itu menatap lurus jauh ke depan, kedua tangannya berada di dalam saku celana.

Tidak ada tegur sapa di antara keduanya.

Maudy enggan untuk menegur lebih dulu. Mereka tidak sedekat itu hanya untuk bertukar kata mengenai hal-hal yang tidak perlu. Sementara Mahen memiliki ego yang cukup tinggi, ia menunggu Maudy membuka obrolan lebih dulu agar terkesan jika Maudy yang ingin dekat dengan dirinya. Bukan sebaliknya.

Mereka terdiam untuk waktu yang lama.

Mahen menghela napas dengan kasar. Ia menoleh pada Maudy yang terus mendiamkannya sejak tadi. Ia tidak punya pilihan selain memulai obrolan lebih dulu.

Mahen mengubah posisinya, ia ikut duduk di sana. Hanya beberapa senti jarak yang memi
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Hasrat Terlarang Abang Ipar   Part 71

    Hari ini Mahen menyiapkan sarapan sebagai permintaan maaf karena ia sudah membuat Maudy kesal. Maudy membiarkan, duduk memerhatikan di kursi makan. Tidak mengizinkan siapa pun untuk ikut membantu pria itu.Mahen tampak serius ketika ia memotong sayuran. Lelaki itu tidak terlalu lihai memasak, sebab ia jarang turun ke dapur untuk membantu pekerjaan. Terlebih lagi ada ART yang selalu menyiapkan semuanya.“Mbak, aku bantu saja ya. Sepertinya Tuan Mahen kesulitan.” Hanum meminta izin pada Maudy, sebab ia melihat Mahen sangat kesulitan dalam memotong sayuran.Maudy tetap melarang. Wajahnya terlihat kesal menatap sang suami yang tengah menyibukkan diri di dapur. Bibirnya manyun dengan pipi yang menggembung.“Aduh.” Mahen mengaduh ketika ia tidak sengaja menyayat jarinya. Lelaki itu lekas beranjak menuju westafel, mencuci darah yang mengalir dari telunjuknya.Maudy bangkit berdiri, panik karena jari Mahen terluka. Ia lekas menghampiri, ingin memberi pertolongan pada suaminya.“Jangan mendeka

  • Hasrat Terlarang Abang Ipar   part 70

    “Maudy.” Tama terkejut ketika ia bertemu dengan Maudy di saat membuka pintu kamar. Lelaki paruh baya itu tampak gelagapan, gugup setengah mati karena takut Maudy mendengar obrolan mereka.“Kenapa, Pa?” Maudy bertanya dengan mimik wajah penuh tanya. Sean tidak lagi berada di dalam gendongannya. Anak itu sudah dititipkan Maudy pada Hanum.“Kau sudah lama berada di sini?” Tama bertanya memastikan.“Baru saja, ini mau masuk.” Wanita itu tampak kebingungan. Keningnya berkerut, menatap bapak mertua dengan mata menyipit.Tama menghela napas dengan dalam. Merasa lega karena Maudy tidak mendengar obrolan mereka.“Oh, ya sudah. Papa mau ke bawah.” Tama pamit, lalu beranjak pergi.Maudy hanya bisa menatap dengan sorot penuh kebingungan. Setelah menghela napas dengan dalam, wanita itu beranjak masuk ke kamar.“Papa ngomong apa?” Maudy bertanya seraya mendekat, duduk di tepian ranjang.“Bukan apa-apa.” Mahen menjawab dengan senyuman. Senyumnya benar-benar tampak sangat manis.“Ngomongin Mas Putra?

  • Hasrat Terlarang Abang Ipar   Part 69. HIV

    Maudy melumat dengan sangat brutal. Ia sudah tidak tahan untuk menyalurkan hasratnya yang sudah terpendam berbulan-bulan. Ia menggigit, menyesap. Lidahnya menelusup masuk, mencari lidah Mahen untuk ia taut. Ia terus melumat bibir Mahen yang terasa begitu manis dan lembut. Tidak ia beri celah sedikit pun bagi Mahen untuk menghela napas. Suara decakan terdengar memenuhi seisi kamar.Tangan Maudy mulai bergerilya ke mana-mana. Wajahnya memerah dengan tubuh yang memanas. Nafsunya benar-benar sudah berada di puncak ubun-ubun sekarang. Napas mereka saling memburu.Maudy melepas lumatan ketika ia mulai kehabisan napas. Mereka begitu ngos-ngosan, seakan habis maraton belasan kilo meter.Jemari lentik Maudy mulai melepas pakaian Mahen dengan lembut. Sorot matanya tampak begitu sayu, sebab nafsu yang sudah tidak terbendung lagi.Mahen tampak pasrah, ia biarkan tubuhnya ditelanjangi oleh sang istri. Senyum manis terbit di bibirnya. Tatapannya nyalang, seperti hewan buas yang sedang mengamati man

  • Hasrat Terlarang Abang Ipar   Part 68

    Putra tidak ingin pulang sebelum ia bisa bertemu dengan Maudy. Lelaki itu sedikit memaksa, tetap menunggu di depan pintu meski kehadirannya tidak diterima sama sekali.Saat Tama keluar rumah untuk berangkat kerja, Putra masih setia menunggu di depan pintu. Lelaki itu bersikap sangat abai ketika tatapan mereka saling bertemu. Tidak ada tegur sapa sama sekali, seolah mereka tidak saling melihat satu dengan yang lain.Tama menghela napas dengan dalam, ia keluarkan mobil dari dalam garasi, menyalakan mesin dan turun kembali. Kali ini tatapannya sangat tajam menyorot Putra yang tidak ada tanda-tanda akan pulang.“Sebaiknya kau pulang sekarang.” Tama mengusir secara terang-terangan. “Jangan pernah temui Maudy lagi, dia sudah menikah dengan Mahen. Jika kau terus menganggunya, aku tidak akan segan-segan membuat perhitungan denganmu. Bisa saja kau kulaporkan atas tindakan tidak baik.” Lelaki paruh baya itu memberikan ancaman.Putra tertawa mendengar ucapan Tama. Ia tidak percaya sama sekali. B

  • Hasrat Terlarang Abang Ipar   Part 67. Kesal

    “Papa minta kamu buat resign.” Maudy berucap seraya menatap dengan dalam pada lelaki yang tengah terbaring lemah di brankar. “Kenapa?” Mahen bertanya dengan kening berkerut. Bingung, sebab ia merasa bahwa dirinya tidak melakukan kesalahan apa-apa. Mengapa sang ayah tiba-tiba meminta ia untuk resign? Maudy menghela napas dengan dalam. “Aku menikah denganmu bukan untuk menyaksikan kau sakit seperti ini.” “Kau keberatan untuk merawatku? Kau bisa pulang jika kau merasa terbebani olehku.” Mahen berucap dengan lemah. Tampak gurat kekecewaan memenuhi wajah pucatnya. Sorot Maudy tampak berubah. Senyum miris terbit menghiasai wajah cantiknya. Ia berusaha untuk tidak mengambil hati ucapan lelaki itu. Barangkali ia yang telah salah berucap hingga Mahen memberikan jawaban menohok seperti barusan. Maudy duduk di kursi samping brankar. Ia menatap dengan lekat pada jarum infus yang menancap di punggung tangan Mahen. Hampir dua minggu mereka sah menjadi suami istri, tapi hubungan mereka hany

  • Hasrat Terlarang Abang Ipar   66. Drop

    Maudy terbangun ketika mendengar rengekan putranya. Ia melepas pelukan Mahen di tubuhnya dengan sangat lembut, lalu bangkit untuk duduk. Mahen ikut bangun di saat Maudy melepas pelukan. Ia menggeliat, meregangkan otot-ototnya yang terasa begitu tegang.Ini sudah malam keempat, tapi mereka masih belum melakukan malam pertama layaknya suami istri yang sesungguhnya. Sebab, kondisi Mahen yang kembali memburuk setelah ia masuk kerja kemarin. Ia kembali drop.“Jangan ke mana-mana.” Mahen menahan dengan lembut ketika mendengar langkah kaki Maudy yang hendak beranjak keluar dari kamar. Ia tidak ingin ditinggal sendirian.“Aku keluar sebentar, mau menenangkan Sean.”“Di sini saja.” Mahen tidak mengizinkan.“Kau akan terganggu. Sepertinya dia merasa gerah karena AC yang mati. Dia terbiasa tidur di dalam suhu ruangan yang cukup dingin.”“Nyalakan saja AC-nya.” Mahen berucap dengan suara seraknya yang terdengar begitu berat.“Jangan mengada-ada, kau bisa semakin parah demamnya nanti.” Maudy prot

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status