Sinar matahari pagi yang menembus kaca jendela membuat Maudy terbangun dari tidurnya. Wanita itu menyipit karena merasa silau dengan cahaya yang masuk ke dalam ruangannya. Ia menggeliat, menyamping untuk menghindari silau cahaya. Ia kembali memejamkan mata, hendak melanjutkan tidur yang terjeda.“Akhirnya kau bangun juga. Aku baru saja berniat untuk menyirammu dengan air.” Mahen langsung berkomentar dengan nada yang tidak enak didengar.Maudy kembali membuka mata. Ia berbalik, menoleh pada sumber suara. Sebab, suara itu terdengar asing baginya. Maudy cukup sulit untuk menatap wajah itu, sebab cahaya yang menghalangi pandangan mata.“Aku akan memberimu obat. Ini sudah terlambat.” Mahen menyuntikkan cairan ke dalam selang infus. Itu tugas perawat, tapi Mahen sudah menghandle semuanya seperti permintaan sang papa. Apalagi di rumah sakit tempatnya terakhir bekerja, ia memiliki nama dengan prestasi yang cukup baik. Namun, terpaksa resign demi warisan yang ditawarkan.“Mas Liam.” Maudy cuku
Huling Na-update : 2025-05-18 Magbasa pa