Home / Urban / Hasrat Terlarang: Gairah Tersembunyi Istriku / Membangunkan Singa Yang Tertidur

Share

Membangunkan Singa Yang Tertidur

Author: Falisha Ashia
last update Last Updated: 2025-12-09 20:33:12

Tatapan mata Livia sekarang bagaikan sebilah katana yang sangat tajam, bergerak perlahan mengarah ke leherku. Satu gerakan salah, satu kata yang tergelincir, maka leherku akan putus. Dia bukan wanita bodoh yang bisa dikelabui dengan senyuman manis seperti Amanda.

Aku harus bermain cerdik. Jika aku terus menyangkal, dia akan terus mengejar. Kadang, cara terbaik menyembunyikan kebenaran adalah dengan meletakkannya di depan mata, tapi dibungkus dengan nada sarkasme.

Aku mengangkat kedua bahu, memasang wajah pasrah bercampur geli.

“Ya… kalau dipikir-pikir emang nggak masuk akal sih,” aku mengakui, menatap matanya santai. “Seorang pelayan miskin punya koneksi dewa. Tapi kalau kamu mengetahui perjalanan hidupku yang sebenarnya, kamu akan memakluminya, Liv. Hidup di jalanan itu mengajarkan banyak hal, termasuk cara berteman dengan singa.”

Livia mengerutkan keningnya. Alisnya bertaut dalam, bingung mencerna perkataanku. Apakah aku sedang jujur? Atau sedang membual?

“Sudahlah, nggak usah dibah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Hasrat Terlarang: Gairah Tersembunyi Istriku   Tidak Terkendali

    Mesin SUV hitam besarku meraung seperti binatang buas yang terluka, membelah jalanan malam kota Lunaris. Aku menginjak pedal gas dalam-dalam, mengabaikan lampu merah, mengabaikan klakson marah dari pengendara lain, dan mengabaikan keselamatan diriku sendiri.Di kepalaku, hanya ada satu suara yang berputar terus-menerus. Suara rintihan Amanda. Suara ketakutannya. Dan suara bajingan itu."Diam, Sayang. Nikmati saja...""BANGSAT!" teriakku sambil memukul setir.Darahku mendidih hingga rasanya ubun-ubunku berasap. Bayangan istriku sedang dipojokkan, disentuh paksa, atau bahkan lebih buruk lagi, membuat akal sehatku hilang sepenuhnya. Jika sehelai rambut saja jatuh dari kepala Amanda malam ini, aku bersumpah akan meratakan seluruh kota ini dengan tanah.Ban mobilku menjerit saat aku melakukan pengereman mendadak di depan lobi Restoran Hotpot Dragon Flame. Asap putih mengepul dari ban yang bergesekan dengan aspal.Tanpa mematikan mesin, aku melompat keluar dari mobil. Aku berlari menerobos

  • Hasrat Terlarang: Gairah Tersembunyi Istriku   Membangunkan Singa Yang Tertidur

    Tatapan mata Livia sekarang bagaikan sebilah katana yang sangat tajam, bergerak perlahan mengarah ke leherku. Satu gerakan salah, satu kata yang tergelincir, maka leherku akan putus. Dia bukan wanita bodoh yang bisa dikelabui dengan senyuman manis seperti Amanda.Aku harus bermain cerdik. Jika aku terus menyangkal, dia akan terus mengejar. Kadang, cara terbaik menyembunyikan kebenaran adalah dengan meletakkannya di depan mata, tapi dibungkus dengan nada sarkasme.Aku mengangkat kedua bahu, memasang wajah pasrah bercampur geli.“Ya… kalau dipikir-pikir emang nggak masuk akal sih,” aku mengakui, menatap matanya santai. “Seorang pelayan miskin punya koneksi dewa. Tapi kalau kamu mengetahui perjalanan hidupku yang sebenarnya, kamu akan memakluminya, Liv. Hidup di jalanan itu mengajarkan banyak hal, termasuk cara berteman dengan singa.”Livia mengerutkan keningnya. Alisnya bertaut dalam, bingung mencerna perkataanku. Apakah aku sedang jujur? Atau sedang membual?“Sudahlah, nggak usah dibah

  • Hasrat Terlarang: Gairah Tersembunyi Istriku   Batasan

    Sentuhan Livia begitu memabukkan. Jari-jarinya yang lentik menari di atas kulit dadaku, menekan titik-titik vital dengan presisi yang membuat aliran listrik menyambar ke seluruh tubuhku. Kemejaku sudah terbuka sepenuhnya, menggantung di bahu, memamerkan hasil latihan fisikku yang selama ini tersembunyi di balik seragam room service.Napas Livia memburu di leherku. Tangannya bergerak turun dengan kasar, membuka ikat pinggangku.Dia menurunkan celanaku sedikit, cukup untuk membebaskan apa yang dia inginkan.“Aku nggak sabar, Rey... Berikan aku ini!” desahnya parau, tangannya langsung menggenggam "tongkat ajaib"-ku yang sudah mengeras sempurna.Sentuhan kulit tangannya yang hangat dan lembut nyaris membuatku kehilangan akal sehat. Tanpa menunggu persetujuanku, Livia menarik tengkukku dengan tangan kirinya, menyatukan bibir kami dalam ciuman yang lapar dan menuntut. Lidahnya membelit lidahku, mengajakku tenggelam dalam lautan dosa yang nikmat.Aku membalasnya sesaat. Gairah laki-lakiku be

  • Hasrat Terlarang: Gairah Tersembunyi Istriku   Bisa Bermain Sebentar?

    Aku melangkah masuk ke dalam ruangan Livia dengan langkah yang sedikit diseret, seolah-olah beban dunia ada di pundakku. Padahal sebenarnya, otakku sedang bekerja secepat kilat, menyusun skenario demi skenario untuk menangkis interogasi yang akan datang.Aku menutup pintu, menguncinya, dan berbalik.Livia tidak duduk di kursi kerjanya. Dia duduk di tepi meja kerja mahoni besar itu, kakinya yang jenjang disilangkan dengan anggun. Rok pensilnya sedikit tersingkap, memamerkan paha mulus yang biasanya menjadi pemandangan favoritku.Namun, kali ini, aku memaksa mataku untuk tidak tergoda melirik ke bawah. Fokusku terkunci pada tatapan matanya. Mata yang menatapku dalam-dalam, tajam dan menyelidik, seolah ingin membedah isi kepalaku dan mencari kebenaran yang kusembunyikan di sela-sela pembuluh darah.“Rey…” desahnya lelah, memecah keheningan yang menyesakkan. “Sudahlah, jangan bohong lagi. Kamu ini menyembunyikan sesuatu. Gelagatmu, caramu bicara pada Jonathan… kamu menyembunyikan sesuatu

  • Hasrat Terlarang: Gairah Tersembunyi Istriku   Blunder Ganindra

    Aku tidak menjawab langsung pertanyaan Livia. Sebaliknya, aku hanya mengangkat bahu santai, lalu melirik ke arah Jonathan dengan dagu.Bahasa tubuh yang sengaja kubuat ambigu, mencoba membiarkan dia berpikir kalau aku mengatakan: ‘Jangan tanya aku, tanya orang penting di sebelahku ini.’Aku melangkah maju sedikit, menatap Livia yang masih terpaku.“Bu Livia,” panggilku formal. “Orang ini sudah meminta maaf. Ibu mau memaafkannya nggak? Kalau Ibu merasa kurang puas, Pak Jonathan bisa memberikan hukuman tambahan untuknya.”Livia mengerutkan keningnya, menatapku seolah aku baru saja bicara bahasa alien. “Rey! Hukuman apa lagi? Ini sudah lebih dari cukup. Lihat dia... dia sudah hancur.”Aku hanya tersenyum tipis, tidak berkomentar.Livia menghela napas panjang, lalu kembali menatap Ganindra yang masih mencium lantai di dekat ujung sepatunya. Ada rasa iba di matanya, meski aku tahu dia juga merasa lega.“Pak Ganindra,” ucap Livia lembut namun tegas. “Bangunlah, Pak. Saya sudah memaafkan And

  • Hasrat Terlarang: Gairah Tersembunyi Istriku   Bersujud Dan Meminta Maaf

    Ganindra menatapku dengan mata yang kosong namun penuh ketakutan. Keringat dingin mulai mengucur deras di keningnya yang lebar, merusak tatanan rambutnya yang biasanya klimis sempurna. Dia tampak seperti orang yang baru saja melihat neraka terbuka di depan matanya.Dia menggelengkan kepalanya pelan, mundur selangkah lagi hingga punggungnya menabrak rak buku. Penyangkalan adalah satu-satunya pertahanan terakhir yang dia miliki."Nggak mungkin!" desisnya, suaranya bergetar. "Ini pasti hanya akal-akalan kalian saja! Prank murahan! Nggak mungkin kamu yang beli hotel ini. Kalau kamu punya uang sebanyak itu... kamu nggak akan kerja jadi pelayan rendahan di sini! Logikanya di mana?!"Aku menarik napas panjang, lelah dengan kebebalannya. Orang ini benar-benar tipikal orang kaya baru yang tidak bisa menerima kenyataan bahwa ada orang lain yang lebih kuat darinya."Kamu pikir saya bodoh, Ganindra?! Kamu pikir saya punya waktu untuk bermain sandiwara denganmu?!"Suara Jonathan menggelegar, memot

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status