Главная / Romansa / Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan / 5. Kau Pasti Puas Berhasil Tidur Dengannya!

Share

5. Kau Pasti Puas Berhasil Tidur Dengannya!

Aвтор: Inura Lubyanka
last update Последнее обновление: 2025-01-03 07:33:25

“Apa kau tidak punya mata?!” Pelayan yang menyenggol Ariella tadi langsung mencaci.

Alih-alih menanggapi, Ariella justru cemas dengan gaun pengantinnya.Tidak mungkin dia muncul dengan penampilan kacau. Sudah pasti akan jadi penghinaan bagi keluarga Baratheon.

“Ba-bagaimana ini?” gumam Ariella yang berusaha mengelapnya dengan tangan.

Bukannya ikut khawatir, rekan pelayan tadi malah mendorong bahu Ariella dengan kasar.

“Dasar pelacur! Minta maaflah. Kau sudah menghancurkan semua minuman untuk tamu!” cecarnya kesal.

“Kau yang menabrakku dan mengotori gaunnya. Kenapa malah—”

“Aish, sial!” sahut Pelayan tadi mengumpat geram. “Apa sekarang kau pamer karena akan menikahi Tuan Muda Lucas? Ariella, kami semua tahu kau hanya menjebak Tuan Muda. Kau pasti puas karena berhasil tidur dengannya, bahkan menikahinya hari ini.”

“Aku tidak menjebak Tuan Muda, tapi—”

“Tutup mulutmu, dasar pelacur! Kau pikir orang-orang akan percaya omong kosongmu? Kau benar-benar membuatku merinding!” sambar Pelayan tadi sebelum ucapan Ariella usai.

Mendapati cara pandang orang lain terhadapnya, sungguh membuat Ariella sesak. Mengapa orang yang tidak tahu apapun malah menilainya sesuka hati?

Saat itulah, Peter datang dari arah berlawanan. Alisnya menyatu, tampak kesal karena Ariella tak kunjung muncul.

“Upacara pernikahan sudah dimulai. Masuklah altar sekarang!” tukasnya.

Namun, saat menyadari gaun Ariella yang ketumpahan anggur merah, Peter langsung memijit pelipisnya yang pening.

“Kenapa gaun pengantinnya jadi seperti ini?!” Peter bertanya sambil menghela napas lelah.

Melihat Ariella bungkam, sungguh membuat Peter kesal. Meski mungkin pelayan di sebelah Ariella yang bersalah, tapi Peter tak ada waktu untuk mencari siapa pelaku yang harus disalahkan.

‘Hah … bagaimana bisa wanita sepertinya bersanding dengan Tuan Muda? Dia bahkan tidak bisa menjaga diri sendiri. Dia pasti akan menjadi aib dan menghalangi jalan Tuan Muda,’ batin Peter mengerutkan dahi.

“Maaf, saya akan membersihkan gaun ini dulu,” tutur Ariella buka suara.

Namun, saat dirinya hendak mangkir, Peter lebih dulu mencekal tangannya.

“Kau mau membuat semua orang menunggumu mencuci gaun?!” sentak lelaki itu. “Cepat ikuti aku. Kita sudah kehabisan waktu!”

Dia mengalihkan pandangan tajamnya pada Pelayan tadi, lalu berujar, “bereskan ini!”

“Ba-baik, Tuan Peter,” sahut si Pelayan menahan kesal.

Peter langsung menyeret Ariella. Wanita tersebut melangkah dengan tunggang langgang sambil mengangkat rok gaunnya yang mengembang.

Begitu tiba di depan gerbang aula pernikahan, Peter pun berbalik menghadap Ariella.

“Tutupi wajahmu dengan tudung pengantin itu. Publik tidak boleh mengetahui wajahmu yang hanya akan menjadi istri Tuan Muda Lucas selama satu tahun!” Peter bicara dengan sorot tegas.

Ya, meskipun tidak dengan Giselle, tapi pada dasarnya masyarakat mengetahui bahwa Lucas menikahi putri keluarga Diorson. Bahkan kedua orang tua Giselle juga datang ke resepsi itu demi menjaga nama baik masing-masing keluarga di muka umum.

Saat pintu terbuka, semua perhatian seketika tertuju pada Ariella. Namun, orang-orang yang hadir malah membelalak heran karena gaun putih pengantin wanita terkena noda merah. Mereka tak hentinya bergunjing, sebab dari awal pernikahan ini sangat janggal.

“Hah! Apa-apaan Pelayan rendahan itu? Bagaimana bisa dia muncul di altar dengan gaun seperti itu?!” Beatrice mencecar pelan di sebelah Richard. “Lihatlah, Sayang. Apa dia sengaja ingin menghancurkan pernikahan ini? Dasar tidak tahu malu!”

Berjalan sendirian di altar saja sudah membuatnya terlihat menyedihkan. Padahal harusnya ini menjadi momen anak perempuan dan ayahnya yang bahagia. Tapi Ariella malah merasa berjalan di lapisan es tipis yang rawan hancur.

Bahkan ketika sampai di ujung, Lucas yang harusnya menyambut penuh cinta, malah menatapnya tanpa ekspresi. Wajah dinginnya yang bungkam, justru semakin membuat Ariella tertekan.

Sungguh, sepanjang acara itu, Ariella hanya menjadi bahan cemooh. Lucas yang baru saja memasang cincin dan mengucap janji suci, langsung menghindarinya seolah Ariella membawa wabah.

Hingga malam harinya, Ariella yang lelah ingin langsung beristirahat di kamar, sebab dia yakin Lucas tidak menginginkan adanya malam pertama.

Begitu tiba di kamar pelayan, Ariella pun tertegun melihat teman satu kamar melempar barang-barangnya dengan kasar.

“A-apa yang kau lakukan?” Ariella bertanya bingung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   167. Jangan Harap Kau Bisa Hidup Setelah Berkhianat

    “Brengsek! Aku akan membunuhmu sebelum kau mengakui semuanya!” sentak lelaki gempal itu buncah.Sang rekan yang terikat di sebelahnya pun menyambar, “persetan! Diam akan membuat kita terbunuh di tangan mereka!”“Mereka tidak akan berani mem—”“Tutup mulutmu, sialan! Buang otak bodohmu karena Nona itu hanya memanfaatkan kita. Hanya karena dia memberimu segelas bir, kau mau mempertaruhkan nyawa untuknya?!” Lelaki rambut ikal tadi memberang geram. “Sial! Nona itu akan menempatkanku di sisinya jika aku setia. Jadi kau cukup diam, dasar bajingan!” Temannya yang gempal itu terus memberang. “Dasar bodoh! Kau—”“Ugh!” Ucapan lelaki ikal tadi terpangkas saat Peter tiba-tiba memotong tali yang mengikatnya. Begitu Peter memberi kode, bodyguard di sebelahnya langsung menyeret lelaki rambut ikal tadi. “Aish, lepaskan ikatannya, sialan!” cecar saat sang Bodyguard merengkuhnya paksa.Tubuhnya memang masih terlilit tali, tapi bodyguard Baratheon tak menggubrisnya dan langsung menyeret lelaki ters

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   166. Aku Akan Membuatmu Hangat

    ‘Ternyata dia mengigau?’ geming Lucas begitu menoleh dan mendapati Ariella masih memejam.Dia terus memerhatikan, tapi sang wanita kini hanya menggigil dengan bibir pucatnya. Genggaman di pergelangan tangan Lucas juga semakin melemah. Memicu pria tersebut bertambah cemas.‘Dia harus segera berganti pakaian kering.’ Lucas membatin saat mengamati baju Ariella yang basah.Di vila ini, pasti masih ada baju mendiang Elizabeth. Lucas yang tak pernah mengijinkan orang lain menyentuh barang-barangnya, kini mengorek almari demi Ariella.Setelah menemukan baju ganti, Lucas mulai menyeka tubuh Ariella yang kotor akibat kelimpungan di tanah. Bahkan dia tak segan membasuh kaki wanita itu dengan handuk basah.Meski pria tersebut tak cakap merawat seseorang, tapi dirinya cukup telaten membersihkan luka di pelipis Ariella. Dia lantas membubuhkan obat, sebelum menutupnya dengan perban.Saat itulah, Ariella yang kembali bertutut lirih, “dingin … aku sangat dingin.”Lucas seketika menoleh padanya. Dia be

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   165. Apa Bajingan Itu Memukulmu?

    ‘Sial! Apa yang mereka lakukan padamu?!’ Lucas mencecar dalam batin.Rahangnya mengeras saat mendapati gelenyar merah merembes dari pelipis kiri Ariella. Ya, itu luka karena kecelakaan dengan Giselle sore tadi. Tak heran, Ariella terus merasa pening saat kabur dari para lelaki yang menculiknya.Dahi Lucas mengerut begitu memeriksa kening dan leher wanita tersebut. Kecemasannya membumbung menyadari Ariella juga demam. Apalagi hujan masih tak kunjung reda, wanita itu pasti kedinginan.“Ariella?” Lucas memanggil kembali, tapi wanita tersebut tak bereaksi apapun.Tanpa buang waktu, Lucas langsung merengkuh Ariella dan berniat membopongnya ala bridal style.Namun, tiba-tiba saja Bodyguard yang berada di belakang memekik, “Tuan Lucas!”Sang pemilik nama seketika berpaling saat merasakan seseorang mendekat. Benar saja, lelaki gempal yang dihajarnya habis-habisan tadi, malah meraih belatinya dan bermaksud menusuk Lucas.Beruntung Lucas segera menoleh dan sigap menahan senjata tajam itu dengan

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   164. Jatuhkan Senjatamu Dan Berlututlah!

    Jatuhkan Senjatamu Dan Berlututlah! “Brengsek!” Lelaki rambut ikal itu mengumpat saat timah panas tenggelam di lengannya. Ya, tanpa diduga, dari depan seseorang menembaknya saat mengejar Ariella. Bahkan beberapa orang tampak berlari ke arahnya. “Sialan! Siapa para bajingan itu?!” cecar lelaki rambut ikal tadi. Dia buru-buru merogoh pistol dari selipan pinggangnya. Baru saja mengacungkan senjata api tersebut, sejumlah orang berjas hitam sudah mengepung. Dari bros di sisi kirinya, jelas bahwa mereka bodyguard setia Lucas. Benar, setelah mati-matian melacak posisi van hitam yang membawa Ariella, Peter akhirnya berhasil menemukan titik lokasi di kawasan danau De Forte. Dia dan beberapa bawahannya langsung melesat ke sana. Sementara Lucas sedang menyusul dari rumah sakit. “Jatuhkan senjatamu dan berlututlah!” dengus Peter saat berjalan di tengah orang-orang itu. Alih-alih menurut, lelaki rambut ikal tadi justru terkekeh sinis. Tatapannya memindai beberapa orang berjas hitam tersebut.

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   163. Jalang Ini Sangat Cerewet Padahal Akan Segera Mati

    “Siapa kalian? Kenapa membawaku ke sini?!” Ariella mendengus dengan leher tegang.Dadanya bergemuruh was-was saat lelaki di hadapannya menyeringai sengit.“Siapa yang menyuruh kalian?!” Ariella kembali bertanya lebih waspada. “Biarkan aku pergi, maka aku akan memberikan apapun yang kalian inginkan!”Alih-alih menanggapi, lelaki gempal itu malah terkekeh.“Aish, sial! Jalang ini sangat cerewet padahal akan segera mati!” decaknya penuh tekanan.Tanpa segan dia merengkuh lengan Ariella, berniat menariknya keluar.“Lepas! Apa yang kau inginkan?!” Ariella menampik keras.Tangan yang lain segera meraih heels di sebelah kakinya, lantas mengayunkan bagian yang lancip ke bahu lelaki tersebut. Sialnya, lelaki itu bisa membaca gerakan Ariella, hingga berhasil menahan pergelangannya.“Hah?!” Iris Ariella kembali melebar.Dia hendak menarik tangannya, tapi cengkraman lelaki gempal itu amat kuat.“Brengsek! Kau pikir bisa menyerangku?!” sentak laki-laki tadi marah.Ariella merontak seraya mendecak,

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   162. Kau Mau Kabur, Cantik?

    ‘Tidak ada?!’ batin Lucas saat tak mendapati Ariella di sana.Irisnya memindai sampai ke bangku belakang, tapi sang wanita tak nampak. Hanya ada Giselle yang kini terkulai lemas di kursi kemudi.“Luke? Kaukah itu?” tutur Giselle terdengar lemah.Gelenyar darah mengucur dari keningnya. Dia perlahan mengerjap, coba menjernihkan pandangan saat melihat wajah Lucas di luar jendela.“Luke ….” Wanita itu kembali merintih, berharap Lucas segera meraihnya.Namun, ketika membuka pintu, Lucas malah bertanya, “di mana Ariella?!”Giselle mendengarnya dengan jelas. Dan itu kian membuat emosinya meradang perih.‘Sial! Di saat aku terluka parah, bagaimana bisa kau mencari jalang itu?!’ geming Giselle menelan saliva dengan berat.“Bukankah kau bersama Ariella? Di mana dia?” Lucas terus mendesaknya.Akan tetapi Giselle tetap bungkam. Dengan keadaan ini, dirinya bisa mudah berpura-pura dungu. Bahkan detik selanjutnya dia kembali memejam selaras kesadarannya yang hilang.Lucas yang melihatnya, semakin men

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   161. Apa Dia Sungguh Ingin Mati?

    ‘Brengsek!’ Giselle memaki geram begitu melihat Peter keluar dari Rolls Royce hitam di sana.Terlebih saat lelaki itu membuka pintu belakang untuk Lucas. Amukan Giselle kian membengkak, menyadari Lucas bergegas meninggalkan kantor demi bertemu Ariella.‘Aku tidak akan membiarkan ini!’ batin Giselle penuh tekad.Dia lekas mengunci pintu saat Ariella hendak keluar. Disertai tatapan geram, Giselle langsung menyalakan mesin mobilnya.“Apa yang Anda lakukan? Biarkan saya keluar!” decak Ariella melirik sinis.Giselle tak menggubris. Dia justru menginjak pesal gas hingga mobilnya melesat pergi sebelum Lucas melihatnya. “Nona Giselle! Sebenarnya apa yang Anda lakukan?!” Ariella memicing geram.Namun, lawan bincangnya tetap bungkam sambil mencengkram kemudi lebih erat. Bahkan Giselle tak segan memacu mobil putihnya lebih kencang.Ariella menghela napas panjang sambil berujar, “apa Anda setakut itu Tuan Lucas memilih saya?!”“Tutup mulutmu, jalang sialan!” Giselle menyambar penuh tekanan. “Kau

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   160. Seorang Kekasih Bisa Putus Kapanpun!

    “Dasar berandal! Kau tidak tau tentang itu?!” Richard mencibir sengit.Terlebih saat Lucas menatap tajam dan terkesan menuntut penjelasan, sungguh menebalkan asumsi Richard.“Katakan, Ayah!” decak Lucas kian mendesak.“Ayah bertemu Pelayan itu di rumah sakit. Dia bersama gadis kecil yang sekilas mirip denganmu!”Sahutan Richard semakin memicu Lucas tertegun.Jika ayahnya menyebut ‘pelayan’, maka jelas itu Ariella Edelred. Dan ini bertepatan dengan suara anak kecil yang Lucas dengar saat menelepon wanita tersebut. Panggilan ‘mommy’ kala itu masih terngiang jelas di telinga Lucas.‘Ariella dan Damien tidak menikah. Jika dia benar-benar punya anak, bisa saja itu darah dagingku!’ batin Lucas menyimpulkan.“Anehnya wanita itu tidak mengenali Ayah. Dia buru-buru pergi saat Ayah bertanya mengenai anak perempuannya!” Richard kembali berujar sambil menuatkan tangan. “Ayah tidak peduli tentang ibunya. Jika benar itu cucuku, dia harus kembali ke ranah keluarga Baratheon. Kau mengerti?!”Ya, sejak

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   159. Kita Bisa Berbagi Ayah

    “Secil! Apa yang kau katakan? Kau tidak boleh bicara begitu pada pada Ava!” Nicholas membentak marah.Dia tahu bocah perempuan dengan cardigan pink itu sangat angkuh dan sering menganggu teman-teman lain. Jika Ava menjadi targetnya juga, maka Nicholas jelas tidak terima.“Apa yang salah? Aku hanya bertanya padanya. Ava tinggal menjawab saja, punya Ayah atau tidak!” Secil berujar sambil melipat tangan dengan sombongnya.Saat itula, Laura-teman Secil yang memegang loliop juga berkata, “Secil benar. Ava saja tidak tau Papa Day. Itu aneh. Apa selama ini dia tidak pernah merayakan Papa Day di rumah?”“Ava, jangan-jangan kau memang tidak punya Ayah, ya? Mommy bilang anak yang tidak punya orang tua itu bermasalah. Dan kau sering membolos!” tutur Secil dengan sorot penuh ejekan.Dia menoleh pada temannya sambil tertawa.Ava pun melangkah lebih dekat, lalu menjelaskan, “Ava tidak membolos, tapi—”“Menjauhlah dari Secil!” sentak Laura sambil mendorong Ava.Bocah itu nyaris saja terjungkal ke bel

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status