Home / Romansa / Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan / 6. Tuan Muda Tidak Akan Mengijinkanku Masuk Kamarnya

Share

6. Tuan Muda Tidak Akan Mengijinkanku Masuk Kamarnya

last update Last Updated: 2025-01-03 07:34:02

“Keluar dari kamar ini. Kau sudah menikah dengan Tuan Muda Lucas, jadi tidurlah bersamanya. Kamarmu akan dipakai oleh Pelayan lain!” dengus Pelayan berambut pendek menatap berang.

Ariella menelan saliva dengan berat seraya membalas, “i-itu tidak mungkin. Tuan Muda tidak akan mengijinkanku masuk kamarnya.”

“Itu bukan urusanku. Mau kau tidur di dapur atau gudang sekalipun terserah kau, dasar pelacur!” sambar Pelayan rambut pendek tadi yang langsung menutup pintu.

“Tidak! Tolong biarkan aku tinggal di kamar ini. Aku akan tetap membantu bersih-bersih, jadi biarkan aku masuk. To-tolong, buka pintunya!” Ariella terus menggedor ambang itu, tapi tidak ada respon dari dalam.

“Ariella!”

Sang pemilik nama sontak terkejut saat seseorang memanggilnya. Itu kepala pelayan.

“Hah … kenapa kau membuat keributan di jam semalam ini?!” Kepala Pelayan tadi mendengus tajam.

Ariella menyugar belahan rambutnya frustasi, lalu membalas, “maaf, tapi teman sekamar saya tidak mau membuka pintu. Dia membuang barang-barang dan mengusir saya.”

Mendengar itu, kerutan kesal langsung mengebaki dahi kepala pelayan.

“Kau bercanda? Tentu saja dia mengusirmu. Kau sudah menikah dengan Tuan Muda Lucas, jadi pergilah ke kamarnya untuk malam pertama!” sambar Kepala Pelayan melotot tajam. “Ah … aku lupa. Kau sudah melakukannya sebelum menikah. Seorang pelacur memang berbeda.”

Sial, dada Ariella selalu berdenyut nyeri setiap kali orang lain memanggilnya seperti itu. Entah dosa apa yang sudah dia perbuat, sampai harus menerima penghinaan yang tak sepantasnya dia dapatkan.

“Tunggu apa lagi? Cepat pergi dari sini!” sentak Kepala Pelayan meninggikan nadanya.

Ariella pun memungut tasnya. Dia menggenggamnya erat seiring langkah kakinya yang terasa berat meninggalkan kamar pelayan. Pikirannya yang kacau, membuatnya tak sadar berjalan ke kamar Lucas. Namun, saat sampai di depan kamar itu, Ariella tiba-tiba ragu.

‘Hah … kenapa aku malah datang ke sini?’ batinnya merasa bodoh.

Namun, jika tidak ke kamar Lucas, mau ke mana lagi? Ariella sudah diusir dari kamarnya sendiri.

Tangannya perlahan mengetuk pintu, sambil memanggil suaminya. “Tu-tuan Muda? Maaf, apa Anda sudah tidur?”

Ariella diam sejenak, menunggu jawaban. Akan tetapi tidak ada sahutan dari dalam, hingga Ariella tak sengaja mendorong pintu itu lebih kuat. Begitu terbuka, manik wanita itu sontak melebar melihat Lucas tengah berganti pakaian. Agaknya pria itu hendak mandi.

Tatapan Ariella tak sengaja jatuh pada bidang dada Lucas. Bahkan otot perutnya yang atletis juga terlihat dari balik kemeja putih yang kancing atasnya terbuka.

“Siapa yang mengijinkanmu masuk?!” Lucas mendecak disertai tatapan tajam.

Ariella buru-buru membuang pandangan seraya bergumam, “ma-maafkan saya, Tuan Muda. Sebenarnya saya—"

“Enyahlah!” decak Lucas terdengar sengit.

Wajahnya yang terpampang berang menunjukkan jelas, bahwa dia tidak menginginkan Ariella ada di sini. Tanpa peduli, Lucas pun beranjak menuju kamar mandi.

Namun, mendadak Ariella malah merengkuh lengan Lucas untuk menghentikannya.

Dengan nada gemetar, Ariella pun berkata, “Tu-tuan Muda, saya telah diusir dari kamar pelayan. Saya tidak tahu harus tidur di mana jika Anda—”

“Sekali lagi kau menyentuhku, aku akan mematahkan tanganmu!” dengus Lucas amat sengit.

Tanpa segan, Lucas menghempas cekalan istrinya. Ariella yang semula tertegun, seketika terhuyung karena gerakan yang kasar.

“Ahh!” Wanita itu mengernyit saat sikunya menghantam sudut nakas di belakang.

Bukannya peduli, Lucas malah beranjak ke kamar mandi. Dia membanting pintu dengan keras sampai-sampai membuat Ariella tersentak kaget.

Sambil memegangi tubuh yang memar, Ariella pun bergeming, ‘apa aku sehina itu hingga semua orang membenciku?’

Cukup lama Lucas di kamar mandi. Begitu keluar, sorot dingin Lucas jatuh pada Ariella yang meringkuk di lantai.

‘Kenapa dia masih di sini?!’ batin Lucas mengedutkan alis.

Ya, sepertinya Ariella kelelahan sampai tertidur tanpa alas apapun. Tubuh kurusnya pasti kedinginan, apalagi dia tak memakai selimut.

Alih-alih iba, Lucas yang tak menyukai sang istri malah mangkir dari kamarnya. Dia sangat enggan satu ruangan dengan wanita itu.

Lucas pun menuju ruang kerja, pikirannya bisa kacau jika tidak menyibukkan diri. Ketika menyusuri koridor, seseorang malah menghadang.

“Apa ini? Kenapa pengantin baru keluar kamar di malam pertama?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   7. Seleramu Memang Rendah

    “Minggir!” titah Lucas dingin.Sang lawan bincang menyeringai, lalu melipat kedua tangan ke depan dada.“Aku dengar mempelai wanita berubah sebelum upacara pernikahan. Harusnya aku melihatmu menikah di altar, tapi sayangnya penerbanganku terlambat. Maafkan aku, Kakak,” sahut Felix terdengar mengejek.Ya, Felix Baratheon-adik tiri Lucas itu baru kembali dari urusan bisnisnya di luar San Carlo.Lucas yang malas menanggapi, berniat mangkir.Sialnya sang adik malah menahan dadanya sembari mendecak, “mau ke mana? Aku belum selesai bicara, Kak!”Dia bahkan mendorongnya kasar. Tapi Lucas dengan sigap menampik tangan Felix dan langsung mencengkeram kerahnya.Belum sampai Lucas berujar, Felix lebih dulu mencaci, “apa kau begitu putus asa saat Giselle hilang sampai harus menikahi Pelayan? Seleramu memang rendah!”“Uruslah dirimu sendiri, sialan!” sambar Lucas mengandung ancaman.Dia tahu sang adik hanya memprovokasi. Dirinya pun melepas cekalan, lantas berlalu tanpa menunggu sahutan.Felix yang

    Last Updated : 2025-01-03
  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   8. Dia Cukup Cantik Untuk Ukuran Seorang Budak

    “Aish, Sial! Lihatlah, Ibu. Kita punya tikus kecil yang pandai menguping!” cecar Felix saat keluar kamar.Ariella sontak buyar dari lamunan. Dia menoleh pada Felix dengan raut wajah buncahnya.“Mo-mohon maaf, Tuan. Saya tidak sengaja menjatuhkan nampannya saat hendak membuka pintu. Saya akan segera membereskannya,” tutur Ariella sambil mengamati pecahan cangkir dan teh yang tumpah di lantai.Begitu dia berjongkok, rok pendeknya bergerak ke atas hingga membuat pahanya terkuar. Ariella benar-benar tidak nyaman. Terlebih dia bisa merasakan tatapan Felix kembali lekat padanya. Wanita itu pun berusaha menarik rok seragam hitam putihnya ke bawah lagi, lalu memunguti pecahan cangkir ke nampan.‘Tumben sekali Ibu memilih Pelayan berdasarkan wajah. Dia cukup cantik untuk ukuran seorang budak,’ geming Felix sambil menyeringai tipis.“Argh!”Tiba-tiba Ariella menjerit saat hak sepatu lancip Beatrice menginjak punggung tangannya. Sial sekali di bawah telapak tangan Ariella ada pecahan cangkir yang

    Last Updated : 2025-01-11
  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   9. Hanya Aku yang Bisa Mengendalikanmu

    Ariella berniat meraih penyumbat bak mandi yang baru ditarik Lucas, tapi sialnya pria itu lebih dulu membuangnya ke lantai.“Tidak!” tukas Ariella disertai iris lebar.Dia semakin buncah saat air dari bathtub itu mulai surut. Ariella sekejap menyilangkan kedua tangan untuk menutupi dadanya.“Tuan Muda, saya mohon jangan seperti ini,” tutur wanita itu dengan tatapan gemetar.Melihat iras muka Ariella yang kacau, entah mengapa memicu Lucas semakin ingin menindasnya. Pria tersebut semakin menjulurkan wajah, lalu berhenti tepat di sebelah telinga wanita itu.“Apa kau menikmati semua pria di mansion ini?!” tukasnya pelan, tapi mengandung ancaman.Ariella sontak membelalak. Dia sungguh tak paham maksud suaminya.“A-apa yang Anda katakan?” tanyanya mengerjap bingung.Alih-alih menjelaskan, Lucas justru kian memicing tajam begitu melihat luka bekas cambukan di punggung sang istri. Ini seketika mengingatkannya pada gunjingan para pelayan yang menyebut Ariella bermain gila dengan adiknya.Meski

    Last Updated : 2025-01-12
  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   10. Tuan Muda Tidak Mau Tidur di Kamarnya Karena Aku

    “Ada apa?” Lucas bertanya dingin. Dia tahu itu suara Peter, tapi sengaja tak membuka pintunya. Asistennya yang berada di luar pun membalas, “Tuan Besar memanggil Anda ke ruang kerjanya. Beliau bilang ada hal penting yang harus dibicarakan, Tuan Muda.” “Baiklah,” sahut Lucas singkat.Tanpa melirik Ariella, pria itu pun bergegas pergi. “Tunggu, Tuan Muda ….” Ariella kembali meredam ucapannya saat Lucas lebih dulu menutup pintu. Ariella menghela napas panjang. Harusnya dia segera memberitahu Lucas bahwa obat perangsang itu rencana Beatrice. Dengan begitu, setidaknya Ariella bisa berharap sikap Lucas lebih baik padanya.Dia pun menunggu Lucas kembali ke kamar. Tapi sialnya pria itu tak kunjung kembali. ‘Apa Tuan Muda tidak mau tidur di kamarnya karena aku?’ batin Ariella sesak. Ariela paham itu. Sang suami sangatlah membencinya. Sementara di ruang kerja Richard, Lucas sedang duduk di sofa. Richard yang memunggunginya di dekat meja kerja pun bertanya, “kenapa sampai sekarang pro

    Last Updated : 2025-01-13
  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   11. Upik Abu yang Berlagak Seperti Tuan Putri

    “Maafkan saya, Tuan Muda!” Ariella berujar panik. Irisnya pun melebar saat melihat tangan Lucas memerah. Dia buru-buru membereskan cangkir, lalu beranjak lebih dekat ke suaminya. “Tuan Muda, tangan Anda!” Ariella berniat merengkuhnya, tapi Lucas langsung menampik dengan sengit. “Enyahlah!” sentak pria itu memicu Ariella tertegun. Sorot matanya yang tajam, sungguh menunjukkan amukan tertahan. Apalagi dia merasa terus mendapat sial tiap kali bersama Ariella.“Tapi tangan Anda terluka. Saya akan—”“Singkirkan benda itu dan keluarlah dari sini!” sambar Lucas amat tegas. Raut wajahnya tampak berang, sungguh membuat Ariella semakin menciut. Pria itu benar-benar kebak amarah, hingga mustahil bagi Ariella untuk bicara. Wanita itu menunduk takut seraya bergumam, “sa-saya mohon maaf, Tuan Muda.”Tangannya meraih cangkir dengan gemetar. Was-was bila sang suami kembali marah padanya. Begitu Ariella berlalu, Lucas pun meraih tissue dan mengusap noda di sekitar meja. Saat itulah dia baru sad

    Last Updated : 2025-01-14
  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   12. Kau Tetap Pelayan Rendahan!

    “Ups, sorrry. Aku kira kau toilet, jadi aku menyiramnya karena baumu sangat busuk!” Chelsea mencibir sambil menutupi hidungnya dengan sebelah tangan. “Kau menyapa Bibi Beatrice, tapi kenapa mengabaikanku? Benar-benar kurang ajar!” Ariella seketika mengangkat pandangan dengan iris lebar. Sampai malam pun harinya tak pernah tenang. “Mo-mohon maaf, Nona. Saya tidak bermaksud mengabaikan Anda—” “Oh, shit!” Chelsea segera menyambar hingga Ariella kembali menelan kata-katanya. Dia meletakkan gelas dengan kasar ke meja, lalu mengadu pada Beatrice. “Bibi, kenapa Pelayan ini sangat bodoh? Sungguh tidak layak ada di mansion ini!” “Kalau begitu berilah pelajaran. Kita harus menghukum anjing agar dia tidak semakin liar!” sahut Beatrice tenang di seberang meja. Mendengar itu memicu seringai sinis Chelsea terkuar. “Baiklah jika Bibi bilang begitu, maka aku tidak akan segan!” Ariella bergidik, hingga detik berikutnya Chelsea langsung menjambak rambutnya amat kencang. “Argh, Nona …

    Last Updated : 2025-01-15
  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   13. Kau Hanya Mampu Memungut Sampahku!

    Semua pasang mata berpaling ke sumber suara. Dari arah tangga, Lucas Baratheon berjalan dengan wajah dinginnya.Chelsea yang sejak tadi memegang gelas susu, langsung meletakkannya ke meja. Dia harus tetap menjaga sikap, tak ingin Lucas tahu sifat kasarnya.“Ah … kenapa Kak Lucas baru turun? Chelsea sudah menunggu Kakak!” Wanita itu menyapa sambil tersenyum manis. “Maaf, situasi di sini sedikit kacau gara-gara Pelayan ini.”Tak langsung menjawab, Lucas justru melirik Ariella yang masih bersimpuh di lantai. Ketika wanita itu mengangkat pandangan, sosok Lucas yang berwibawa sangat berbanding terbalik dengan dirinya yang kumuh dan menyedihkan.Belum sampai Lucas buka suara, Felix lebih dulu berkata, “kalian makanlah. Aku akan urus Pelayan ini!”Ariella tersentak. Dia sungguh tak mau berurusan dengan Felix. Apalagi pakaiannya sedang kacau.“Ti-tidak, Tuan Muda!” Wanita itu menggeleng, ketakutan saat Felix maju mendekat.Namun, tanpa diduga Lucas malah mencekal lengan Felix sebelum adiknya

    Last Updated : 2025-01-16
  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   14. Gaun Seksi Dari Suami?

    Ariella mengerutkan kening, lalu mengambil catatan di dalam paper bag itu. [Pakai ini untuk acara jamuan besok malam.] ‘Ti-tidak mungkin. Bagaimana bisa Tuan Muda memintaku bergabung di acara jamuan?’ batin Ariella amat ragu. Ariella sadar, dirinya tidak pantas hadir. Saat upacara pernikahan saja, dia tidak dibolehkan menunjukkan wajah. Lalu kenapa sekarang sang suami ingin Ariella menemaninya makan malam? “Apa isinya?” Malleta bertanya sengit. Belum sampai Ariella menjawab, kepala pelayan itu merebut paper bag dari Ariella. “Hah! Ja-jangan, Kepala Pelayan,” tukas Ariella berupaya menahan. “Hei! Kenapa kau pelit sekali? Aku hanya ingin melihatnya. Kenapa kau sombong sekali karena Tuan Muda Lucas memberimu hadiah, hah?!” sambar Malleta memicing geram. “Aku tetap atasanmu, jadi jangan melawanku!” Malleta menarik paper bag itu lebih kuat dan buru-buru mengambil isinya. Maniknya membelalak saat meraih mini dress merah dengan potongan terbuka di bagian punggungnya. “Ariella, taktik

    Last Updated : 2025-01-19

Latest chapter

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   166. Aku Akan Membuatmu Hangat

    ‘Ternyata dia mengigau?’ geming Lucas begitu menoleh dan mendapati Ariella masih memejam.Dia terus memerhatikan, tapi sang wanita kini hanya menggigil dengan bibir pucatnya. Genggaman di pergelangan tangan Lucas juga semakin melemah. Memicu pria tersebut bertambah cemas.‘Dia harus segera berganti pakaian kering.’ Lucas membatin saat mengamati baju Ariella yang basah.Di vila ini, pasti masih ada baju mendiang Elizabeth. Lucas yang tak pernah mengijinkan orang lain menyentuh barang-barangnya, kini mengorek almari demi Ariella.Setelah menemukan baju ganti, Lucas mulai menyeka tubuh Ariella yang kotor akibat kelimpungan di tanah. Bahkan dia tak segan membasuh kaki wanita itu dengan handuk basah.Meski pria tersebut tak cakap merawat seseorang, tapi dirinya cukup telaten membersihkan luka di pelipis Ariella. Dia lantas membubuhkan obat, sebelum menutupnya dengan perban.Saat itulah, Ariella yang kembali bertutut lirih, “dingin … aku sangat dingin.”Lucas seketika menoleh padanya. Dia be

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   165. Apa Bajingan Itu Memukulmu?

    ‘Sial! Apa yang mereka lakukan padamu?!’ Lucas mencecar dalam batin.Rahangnya mengeras saat mendapati gelenyar merah merembes dari pelipis kiri Ariella. Ya, itu luka karena kecelakaan dengan Giselle sore tadi. Tak heran, Ariella terus merasa pening saat kabur dari para lelaki yang menculiknya.Dahi Lucas mengerut begitu memeriksa kening dan leher wanita tersebut. Kecemasannya membumbung menyadari Ariella juga demam. Apalagi hujan masih tak kunjung reda, wanita itu pasti kedinginan.“Ariella?” Lucas memanggil kembali, tapi wanita tersebut tak bereaksi apapun.Tanpa buang waktu, Lucas langsung merengkuh Ariella dan berniat membopongnya ala bridal style.Namun, tiba-tiba saja Bodyguard yang berada di belakang memekik, “Tuan Lucas!”Sang pemilik nama seketika berpaling saat merasakan seseorang mendekat. Benar saja, lelaki gempal yang dihajarnya habis-habisan tadi, malah meraih belatinya dan bermaksud menusuk Lucas.Beruntung Lucas segera menoleh dan sigap menahan senjata tajam itu dengan

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   164. Jatuhkan Senjatamu Dan Berlututlah!

    Jatuhkan Senjatamu Dan Berlututlah! “Brengsek!” Lelaki rambut ikal itu mengumpat saat timah panas tenggelam di lengannya. Ya, tanpa diduga, dari depan seseorang menembaknya saat mengejar Ariella. Bahkan beberapa orang tampak berlari ke arahnya. “Sialan! Siapa para bajingan itu?!” cecar lelaki rambut ikal tadi. Dia buru-buru merogoh pistol dari selipan pinggangnya. Baru saja mengacungkan senjata api tersebut, sejumlah orang berjas hitam sudah mengepung. Dari bros di sisi kirinya, jelas bahwa mereka bodyguard setia Lucas. Benar, setelah mati-matian melacak posisi van hitam yang membawa Ariella, Peter akhirnya berhasil menemukan titik lokasi di kawasan danau De Forte. Dia dan beberapa bawahannya langsung melesat ke sana. Sementara Lucas sedang menyusul dari rumah sakit. “Jatuhkan senjatamu dan berlututlah!” dengus Peter saat berjalan di tengah orang-orang itu. Alih-alih menurut, lelaki rambut ikal tadi justru terkekeh sinis. Tatapannya memindai beberapa orang berjas hitam tersebut.

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   163. Jalang Ini Sangat Cerewet Padahal Akan Segera Mati

    “Siapa kalian? Kenapa membawaku ke sini?!” Ariella mendengus dengan leher tegang.Dadanya bergemuruh was-was saat lelaki di hadapannya menyeringai sengit.“Siapa yang menyuruh kalian?!” Ariella kembali bertanya lebih waspada. “Biarkan aku pergi, maka aku akan memberikan apapun yang kalian inginkan!”Alih-alih menanggapi, lelaki gempal itu malah terkekeh.“Aish, sial! Jalang ini sangat cerewet padahal akan segera mati!” decaknya penuh tekanan.Tanpa segan dia merengkuh lengan Ariella, berniat menariknya keluar.“Lepas! Apa yang kau inginkan?!” Ariella menampik keras.Tangan yang lain segera meraih heels di sebelah kakinya, lantas mengayunkan bagian yang lancip ke bahu lelaki tersebut. Sialnya, lelaki itu bisa membaca gerakan Ariella, hingga berhasil menahan pergelangannya.“Hah?!” Iris Ariella kembali melebar.Dia hendak menarik tangannya, tapi cengkraman lelaki gempal itu amat kuat.“Brengsek! Kau pikir bisa menyerangku?!” sentak laki-laki tadi marah.Ariella merontak seraya mendecak,

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   162. Kau Mau Kabur, Cantik?

    ‘Tidak ada?!’ batin Lucas saat tak mendapati Ariella di sana.Irisnya memindai sampai ke bangku belakang, tapi sang wanita tak nampak. Hanya ada Giselle yang kini terkulai lemas di kursi kemudi.“Luke? Kaukah itu?” tutur Giselle terdengar lemah.Gelenyar darah mengucur dari keningnya. Dia perlahan mengerjap, coba menjernihkan pandangan saat melihat wajah Lucas di luar jendela.“Luke ….” Wanita itu kembali merintih, berharap Lucas segera meraihnya.Namun, ketika membuka pintu, Lucas malah bertanya, “di mana Ariella?!”Giselle mendengarnya dengan jelas. Dan itu kian membuat emosinya meradang perih.‘Sial! Di saat aku terluka parah, bagaimana bisa kau mencari jalang itu?!’ geming Giselle menelan saliva dengan berat.“Bukankah kau bersama Ariella? Di mana dia?” Lucas terus mendesaknya.Akan tetapi Giselle tetap bungkam. Dengan keadaan ini, dirinya bisa mudah berpura-pura dungu. Bahkan detik selanjutnya dia kembali memejam selaras kesadarannya yang hilang.Lucas yang melihatnya, semakin men

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   161. Apa Dia Sungguh Ingin Mati?

    ‘Brengsek!’ Giselle memaki geram begitu melihat Peter keluar dari Rolls Royce hitam di sana.Terlebih saat lelaki itu membuka pintu belakang untuk Lucas. Amukan Giselle kian membengkak, menyadari Lucas bergegas meninggalkan kantor demi bertemu Ariella.‘Aku tidak akan membiarkan ini!’ batin Giselle penuh tekad.Dia lekas mengunci pintu saat Ariella hendak keluar. Disertai tatapan geram, Giselle langsung menyalakan mesin mobilnya.“Apa yang Anda lakukan? Biarkan saya keluar!” decak Ariella melirik sinis.Giselle tak menggubris. Dia justru menginjak pesal gas hingga mobilnya melesat pergi sebelum Lucas melihatnya. “Nona Giselle! Sebenarnya apa yang Anda lakukan?!” Ariella memicing geram.Namun, lawan bincangnya tetap bungkam sambil mencengkram kemudi lebih erat. Bahkan Giselle tak segan memacu mobil putihnya lebih kencang.Ariella menghela napas panjang sambil berujar, “apa Anda setakut itu Tuan Lucas memilih saya?!”“Tutup mulutmu, jalang sialan!” Giselle menyambar penuh tekanan. “Kau

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   160. Seorang Kekasih Bisa Putus Kapanpun!

    “Dasar berandal! Kau tidak tau tentang itu?!” Richard mencibir sengit.Terlebih saat Lucas menatap tajam dan terkesan menuntut penjelasan, sungguh menebalkan asumsi Richard.“Katakan, Ayah!” decak Lucas kian mendesak.“Ayah bertemu Pelayan itu di rumah sakit. Dia bersama gadis kecil yang sekilas mirip denganmu!”Sahutan Richard semakin memicu Lucas tertegun.Jika ayahnya menyebut ‘pelayan’, maka jelas itu Ariella Edelred. Dan ini bertepatan dengan suara anak kecil yang Lucas dengar saat menelepon wanita tersebut. Panggilan ‘mommy’ kala itu masih terngiang jelas di telinga Lucas.‘Ariella dan Damien tidak menikah. Jika dia benar-benar punya anak, bisa saja itu darah dagingku!’ batin Lucas menyimpulkan.“Anehnya wanita itu tidak mengenali Ayah. Dia buru-buru pergi saat Ayah bertanya mengenai anak perempuannya!” Richard kembali berujar sambil menuatkan tangan. “Ayah tidak peduli tentang ibunya. Jika benar itu cucuku, dia harus kembali ke ranah keluarga Baratheon. Kau mengerti?!”Ya, sejak

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   159. Kita Bisa Berbagi Ayah

    “Secil! Apa yang kau katakan? Kau tidak boleh bicara begitu pada pada Ava!” Nicholas membentak marah.Dia tahu bocah perempuan dengan cardigan pink itu sangat angkuh dan sering menganggu teman-teman lain. Jika Ava menjadi targetnya juga, maka Nicholas jelas tidak terima.“Apa yang salah? Aku hanya bertanya padanya. Ava tinggal menjawab saja, punya Ayah atau tidak!” Secil berujar sambil melipat tangan dengan sombongnya.Saat itula, Laura-teman Secil yang memegang loliop juga berkata, “Secil benar. Ava saja tidak tau Papa Day. Itu aneh. Apa selama ini dia tidak pernah merayakan Papa Day di rumah?”“Ava, jangan-jangan kau memang tidak punya Ayah, ya? Mommy bilang anak yang tidak punya orang tua itu bermasalah. Dan kau sering membolos!” tutur Secil dengan sorot penuh ejekan.Dia menoleh pada temannya sambil tertawa.Ava pun melangkah lebih dekat, lalu menjelaskan, “Ava tidak membolos, tapi—”“Menjauhlah dari Secil!” sentak Laura sambil mendorong Ava.Bocah itu nyaris saja terjungkal ke bel

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   158. Apa Kau Tidak Punya Ayah?

    “Paman Damien!” Ava memanggil riang sambil berlari ke arah pria itu.“Oho! Tuan Putri Ava!” Damien pun menangkap gadis kecil itu dan menggendongnya. “Ava rajin sekali pagi-pagi sudah rapi.”Bukannya menjawab, perhatian anak perempuan itu malah terpaku pada wajah Damien yang lebam.Sambil mengerjap bingung, dia pun bertanya, “apa orang jahat memukuli Paman? Wajah Paman pasti sakit.”“Paman memang habis melawan orang jahat, tapi Paman tetap menang karena berhasil mempertahankan milik Paman,” sahut Damien disertai senyum tipis.“Jadi orang jahat itu mau mencuri barang Paman Damien?” Ava menyahut cemas.Damien melirik Ariella, alih-alih langsung menimpali pertanyaan itu.Dengan ekspresi seriusnya, Damien pun berkata, “bukan barang, tapi hal paling berharga bagi Paman!”Ariella yang sejak tadi bungkam, sungguh tak menyangka Damien akan bicara seperti itu. Bukankah Damien marah padanya?“Ava tau? Paman akan tetap melindungi hal paling berharga itu dengan semua kekuatan Paman. Paman tidak aka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status