Home / Urban / Hasrat sang Konsultan Idaman / Bab 17. Kutukan Ilmu Leluhur

Share

Bab 17. Kutukan Ilmu Leluhur

Author: BayS
last update Last Updated: 2024-12-10 09:55:32

"Ahhk..!" Lidya pun menggeragap kaget. Karena mendengar suara Bimo yang serasa dekat sekali dengannya.

Lidya pun spontan celingukkan menatap ke sekeliling kamarnya, namun dia sama sekali tak melihat sosok Bimo dalam kamarnya itu.

'Ahh, luar biasa kau Mas Bimo..!' bathin Lidya takjub. Kini bahkan dirinya bertambah yakin dan merasa aman, karena Bimo ternyata juga mampu memantaunya dari kejauhan.

Dan sosok Bimo pun perlahan semakin jelas, memasuki lingkaran kehidupan Lidya. Malam itu Lidya tidur sangat pulas, dengan secercah senyuman di wajahnya.

***

Hal yang sama juga dilakukan oleh Bimo.

Bimo langsung tertidur nyenyak, usai dia melakukan pagaran pada diri Lidya dan kediamannya. Ya, daya batinnya memang cukup terkuras, setelah dia melakukan hal itu.

Hingga saat dini hari, saat Bimo masih terlelap dan jam dinding di kamarnya menunjukkan pukul 2 dini hari lewat.

Splash..!

Sukma Bimo pun lepas dari raganya dan masuk ke pusaran dimensi masa lampau.

"Hahh..! Di mana aku..?" sentak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 18. KERAS HATI DAN BAYARAN

    "Bagaimana keadaanmu Luki..?" tanya Paul, yang pagi itu menyempatkan diri menengok Luki di klinik 24 jam dekat kantornya. "Uhhss..! Entahlah Paul. Seharusnya rasa sakitnya sudah berkurang, karena aku sudah diberi obat pereda nyeri oleh Dokter. Namun .. Ahhsk..! Sakitnya terasa masih sama saja seperti kemarin. Uhhsk..!" erang Luki menahan rasa sakitnya, sambil berkata-kata. "Aku ikut prihatin Luki. Tapi maukah kau mendengar saranku demi kesembuhanmu..?" ucap Paul setengah berbisik. Sungguh dia tak tega melihat wajah Luki hingga dadanya, yang dipenuhi dengan tempelan perban berwarna merah. "Ahks..! Saran apakah itu Paul. Seribu persen pasti akan kulakukan, jika saranmu bisa menyembuhkanku dari rasa sakit sialan ini..! Uhhkss..!" "Kau minta maaflah pada Bimo, Luki. Itulah saranku padamu," ucap Paul lirih. Ya, Paul hanya bisa sebatas itu menyarankan pada Luki. Karena dia terikat janji pada Bimo, untuk tak menceritakan kesembuhan dirinya berkat kemampuan ajaib Bimo. "A-apa..?! Cuihh.

    Last Updated : 2024-12-10
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 19. Serangan Dan Aura Sesepuh

    Malam harinya di kediaman Lidya.Malam itu di kediaman Lidya. Tak ada yang aneh dengan suasana jelang tengah malam di sekitar kediaman itu. Namun Lidya telah berada di kamarnya sejak jam 9 malam dan berdiam di dalamnya. Ya, malam itu adalah malam yang paling mencekam bagi Lidya. Karena Bimo telah mewanti dirinya untuk tetap berada dalam rumah malam itu. Ya, Lidya memang sudah terbiasa hidup mandiri sejak dia berusia 18 tahun. Dan pada usianya yang ke-23 tahun lalu, Lidya sudah memutuskan untuk tinggal di rumah yang dibelinya sendiri, terpisah dari kedua orangtuanya. Hendra Winata sang ayah dan Helda ibunda Lidya, keduanya adalah orang sibuk dan sama-sama pebisnis handal. Hal yang terbukti dengan semakin kokoh dan megahnya kerajaan bisnis Winata Group, yang berhasil mereka bangun dan kembangkan. Namun hal itu tak membuat Lidya terlena dan menjadi anak manja. Rupanya gen pebisnis juga kental mengalir dalam diri Lidya. Walau ada hal yang harus dikorbankan keluarga Winata, untuk m

    Last Updated : 2024-12-11
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 20. Menyerah Dan Kecelakaan

    "Bedebah..! Aku tak peduli siapa pun yang berada di belakangmu Bimo..! Kau hadapilah Keris Kalageniku ini..!" seru Ki Sukmo, seraya angkat tangannya ke atas. Blaph! Seketika sebilah keris yang diselimuti kobaran api tergenggam di tangan Ki Sukmo yang terangkat itu. Nampak sekujur tubuh Ki Sukmo perlahan juga mulai diselimuti oleh kobaran api yang merambat dari Keris Kalageninya itu. Hawa panas pun menebar di seantero kamar itu. Hal yang membuat Rudy tergopoh berlari keluar dari kamar itu. Karena dia merasa tersengat oleh hawa sangat panas, dan juga rasa ketakutan. Pandangan bathin Bimo melihat semua itu, dan sementara dibiarkannya saja Rudy berlari keluar dari kamar itu. Karena Bimo bermaksud membereskan urusannya dulu dengan Ki Sukmo. 'Raden Bimo. Tengadahkan tangan kananmu di depan dada..'. Sebuah suara bergema di batin Bimo. Dan dengan tenang, Bimo tengadahkan tangan kanan di depan dadanya. Dan... Blashp! Sebilah keris pancarkan cahaya merah keemasan seketika muncul dan ber

    Last Updated : 2024-12-11
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 21. Sahabat Dan Panti

    "Semuanya sudah berlalu Bi Inah. Kini Bi Inah bisa kembali ke kamar. Terimakasih ya Bi," ujar Lidya tersenyum pada pelayan setianya itu. "Baik Non. Syukurlah Non Lidya. Tadi itu seperti ada yang tak wajar Non. Hiyy..!" ujar Bi Inah, seraya bergidik ngeri membayangkan hal yang baru saja di alaminya. "Hihihii..! Tadi itu memang ada serangan halus yang tak wajar Bi Inah. Syukurlah Mas Bimo bisa mengatasinya," ujar Lidya seraya tertawa geli melihat ekspresi bi Inah. Dan Lidya berpikir memang sebaiknya bi Inah diberitahu sebab kejadian itu. "Wahh..! Ternyata Mas Bimo memiliki kemampuan dalam ilmu ghaib ya Non..? Hebat lho Non. Masih muda, gagah, punya kemampuan yang nggak sembarangan..!" seru terkejut bi Inah, saat dia mengetahui kemampuan Bimo. *** Pagi itu, Bimo baru saja tiba di warung nasi uduk, yang berada tak jauh dari kostnya. Ya, walau soal uang bukan lagi masalah bagi Bimo, namun sikap kesederhanaan masih melekat dalam diri pemuda itu. Warung nasi uduk Mpok Yatie tertulis di

    Last Updated : 2024-12-12
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 22. Terkejut Dan Kagum

    "A-apa Mas Bimo..?! T-tentu saja bisa, tapi apakah tidak akan menambah beban Mas Bimo nantinya..?" sentak heran dan terkejut Maya. Ya, tentu saja Maya terkejut, karena Bimo sempat bercerita tentang penghasilannya yang pas-pasan di tempat kerjanya. Bahkan Maya pernah beberapa kali menulis hutang makan nasi uduk Bimo di warungnya, walau akhirnya bisa di lunasi oleh Bimo. Jadi sama sekali tak ada dalam bayangan Maya, jika Bimo sampai bisa menyumbangkan dana untuk panti. "Tentu tidak Maya. Kebetulan bayaran di tempat kerja baruku lumayan menjanjikan. Berikan saja nomor rekeningmu padaku Maya," ujar Bimo tersenyum. Dia maklum dengan apa yang dipikirkan Maya. Ya, Bimo memang pernah dua kali mengunjungi panti 'Payung Ibu' itu bersama Maya. Dan Bimo memang melihat sendiri, betapa bangunan panti itu sudah memerlukan renovasi di beberapa bagian.Bahkan Bimo sempat melihat ada beberapa titik atap panti itu yang bocor di ruang depannya. Kondisi yang cukup memprihatinkan memang, di tengah kete

    Last Updated : 2024-12-12
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 23. Bantuan Dan Tante Gemas

    Tengah berbincang di teras megah kediaman itu seorang pria paruh baya yang datang bersama istrinya, yang ditemui oleh Hendra Winata sendiri selaku tuan rumahnya. "Jadi bagaimana baiknya dengan putraku Rudy itu, Hendra..? Saat ini dia tengah terbaring dii rumah sakit, karena luka dalam di dada dan juga luka di kepalanya. Pastilah kecelakaan Rudy itu akibat beban pikirannya yang terbawa di jalan raya. Sehingga dia lengah dan celaka. Atas nama persahabatan kita selama ini.Kami mohon kebijakkan darimu Hendra, agar putraku itu bisa kembali bekerja di Winata Group..?" ujar Alex, ayah Rudy yang juga adalah bawahan Hendra dulu. Ya, Alex memang menjabat sebagai kepala manajer pemasaran di Winata Group, sebelum dia digantikan oleh Rudy putranya. Dan dia juga adalah sahabat Hendra, yang ikut bersama Hendra merintis Winata Group dari bawah. "Hhh.. Alex. Kau pasti tahu dan memaklumi, jika saat ini perananku di Winata Group sebagian besar sudah kuserahkan pada Lidya putriku. Aku turut prihati

    Last Updated : 2024-12-13
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 24. Putus Persahabatan Dan Panggilan

    "Mmmhhp..! Maaf Bimo, aku lagi gemes sama kamu. Mmhhf..!" seru Rindy, disela kegemasannya memeluk dan menciumi wajah Bimo. "Ehh..! T-tante..! I-ini tak pantas..!" seru Bimo seraya mengelakkan wajahnya, yang telah tercuri 3 buah ciuman gemas dari Tante Rindy. Perlahan Rindy menyudahi kegemasan dan godaannya pada Bimo. Bimo pun akhirnya perlahan berhasil merenggangkan pelukkan Rindy di tubuhnya. "Hihihii..! Siapa suruh kau juga membuat sepupuku Lidya menyukaimu, selain si Devi semalam. Kau benar-benar membuatku gemas Bimo," ujar Rindy dengan senyum gemas, seraya menggigit ujung bibirnya yang merekah. 'Ahh, dasar wanita. Aneh..! Bisa bahaya jika Ki Brajangkala tiba-tiba meminta jatahnya tadi', bathin Bimo, yang masih tertegun dengan kejadian dadakkan barusan. Dia sungguh tak menyangka Tante Rindy akan berbuat hal aneh seperti tadi. 'Sepertinya keputusanku untuk segera pindah dari sini sudah benar. Baiklah, nanti malam aku akan bicara soal kepindahanku ke Gorbo pada Tante Rindy', bat

    Last Updated : 2024-12-14
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 25. Pertemuan Dan Kejadian

    "Baik Lidya. Tenanglah, semua akan baik-baik saja," ujar Bimo tersenyum, saat melihat kecemasan di wajah Lidya. "Iya Mas Bimo. Tak biasanya Ayah bersikap begini padaku," ucap Lidya, seraya terus melangkah ke arah mobilnya. Bimo pun berjalan tenang di sisi Lidya. Tak lama kemudian tibalah mereka di daerah Gading Kelapa, daerah di mana Hendra Winata membangun istana kediamannya. Setelah melalui dua gerbang pos security di kediaman Hendra, akhirnya mereka pun masuk ke area halaman kediaman konglomerat sukses itu. Bimo pun mengikuti Lidya turun dari mobil, saat mereka tiba di garasi parkir luas sebuah rumah mewah dan megah milik Hendra. Nampak puluhan mobil mewah dari berbagai merk berada dalam garasi itu, yang terlihat masih lega tersebut. "Papah, Mamah. Lidya datang," ucap Lidya, saat melihat kedua orangtuanya tengah duduk di teras, seolah memang tengah menantinya. Namun ada seorang lelaki sepuh yang juga turut hadir di teras itu, dan Lidya mengenalinya sebagai Ki Sabdo, penasehat

    Last Updated : 2024-12-14

Latest chapter

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 177.

    "Uhsk..! S-sakit Mass.." rintih Lidya seraya menggigit bibirnya. Saat pusaka milik Bimo yang tegang maksimal mulai menerobos pagar ayunya. "Iya Lidya sayank. Mas pelan-pelan ya. Hhh ... hhh!" sahut Bimo lembut, dengan napas agak tersengal menahan hasratnya.Ada rasa lega dan senang di hati Bimo, mengetahui gelagat Lidya saat itu. Karena hal itu menandakan, bahwa Lidya belum ternodai oleh Andew, alias Lidya masih perawan..! "He'eh.." desah Lidya, seraya anggukkan pelan wajahnya. Namun Bimo berpikir, permainan itu tak akan pernah selesai, jika dia tak berani bermain sedikit keras di persetubuhan pertama mereka itu. Dengan lembut, Bimo kembali melumat bibir Lidya, tangannya juga aktif meremas, memilin, dan merayapi buah kembar mencuat milik Lidya. Sepasang gunung kenyal, mulus, dan menantang, yang tak pernah membuat Bimo bosan memainkannya. "Oughsh..! Enak Mass..!" desah nikmat Lidya, dengan tubuh menggelinjang sensual. Dan ... "Awhhsk..!!" Lidya berseru pendek dengan tubuh tersen

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 176.

    'Aneh..! Kenapa aku ini..?!' bathin Bimo bingung sendiri. Ya, Bimo memang secara tak sengaja telah menatap aura kehijauan cemerlang Lidya. Aura yang dipancarkan oleh kalung Batu Mustika Naga Hijau di leher Lidya. Bimo pun seketika merasa sangat dekat, dan merindu pada sosok Lidya saat itu. Bagai kekasih atau pasangan yang telah lama terpisah. Dan Bimo merasa, dia tak bisa lagi menahan gejolak itu. Lidya baru saja hendak kenakan celana tidurnya, saat... Slaph..! Taph..! "Aihh..! M-mas Bimo..! A-apa.. Mmfhh..!" Lidya pun tersentak kaget, lalu tubuhnya mendadak lemas. Saat dengan tiba-tiba Bimo memeluk dan melumat bibirnya, dengan rasa penuh kerinduan yang membara. Ya, kalung Mustika Naga Hijau yang melekat di tubuh Lidya, bagaikan sebuah magnit yang sangat kuat bagi Bimo. "Hmmh. Lidya sayang, aku rindu kamu sayang," bisik lembut Bimo, setelah melepas lumatan panas bibirnya pada Lidya. Ya, sesuatu dalam diri Bimo seolah menemukan kembali wanita dalam hidupnya. Sesuatu itu adalah

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 175.

    "Kyaarghhkss..!!" pekik menggetarkan bergema lantang di angkasa, saat sosok Naga bersisik emas melesat berputaran mengelilingi Bimo. Di atas kepala Naga itu nampak sebuah mahkota gemerlapan.Ya, itulah penampakkan wujud dari Ki Naga Kencana yang sesungguhnya..! Sementara pusaran awan keemasan seketika bergulung muncul, kemunculannya bagai menenggelamkan dan membuyarkan pusaran awan pekat kegelapan yang menaungi Andrew. Scraatzzhk..! Jlegarrsh..!! Sambaran halilintar keemasan seketika menerpa sosok sang Naga Kencana, hingga di sekitar mulutnya yang mengangga lebar muncul keredepan lidah-lidah petir keemasan. Ngeri..! 'Gila..! Kekuatan legenda Naga Emas rupanya benar ada..!' seru bathin Andrew gentar. Namun dia sudah tak bisa mundur lagi dari pertarungan dahsyat itu. "Brengsek kau Bimo..! Aku akan bertarung habis-habisan denganmu..!" seru murka Andrew. Cambuk Shadownya ditangannya meledak seketika dan berputar cepat, dengan kobaran api hitam yang semakin menggila. Cletaarrsshk..!

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 174.

    "Aku datang Tuanku Bimo..!" suara berat bergema terdengar di belakang Bimo. "Siapa kau..?!" seru Bimo terkejut. Namun dia tetap fokus kerahkan daya bathinnya yang kini semakin kuat, untuk menahan desakkan daya magis Andrew cs. "Aku Brajangkala dan empat panglimaku, datang untuk membantu Tuan Bimo," sahut suara berat itu lagi. "Ahh..!" hanya seruan terkejut bingung saja yang keluar dari mulut Bimo. Dia sama sekali tak menduga, jika Brajangkala yang datang dengan membawa bala bantuan untuknya. Tadinya Bimo menyangka yang datang membantunya adalah Ki Sabdo, penasehat spiritual Hendra itu. Namun ternyata dia salah. 'Aneh..?! Atas dasar pertimbangan apa Brajangkala membantuku..?!' sentak bathin Bimo heran. Namun dia tak mau terlalu larut dlam kebingungannya itu. Karena Andrew cs kini terasa meningkatkan daya serang terhadapnya. "Ayo..! Maksimalkan penyaluran power kalian..! Rupanya si sialan itu juga memiliki pasukkan di belakangnya..!" seru murka Andrew, saat melihat sosok-sosok hal

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 173.

    Blaph..! Blaph..! ... Blashp..!!! Dan mewujudlah puluhan sosok tak lumrah manusia, yang melayang di sisi kiri dan kanan Andrew. Kesemua sosok yang muncul itu memiliki tubuh layaknya manusia, namun memiliki sayap bak sayap kelelawar di punggungnya.Sementara hampir semua sosok itu, memiliki dua tanduk kecil di kepalanya. Hanya satu sosok saja yang memiliki satu tanduk di kepalanya, namun sosoknya nampak memiliki aura hitam yang paling pekat dibanding sosok-sosok lainnya. "Hahahaa..!!" "Hihihii..!!" Terdengar tawa bergema riuh rendah seperti dari kejauhan. Suara tawa riuh rendah bergema itu, seolah bukan datang dari alam nyata. "Akhirnya kau butuh juga dengan bantuan kami Tuan Andrew..!" seru bergema sosok bertanduk satu itu. "Terpaksa Gallant..! Karena yang kuhadapi nanti bukanlah musuh biasa..! Bersiaplah Gallant, dan juga kalian semua..!" seru Andrew menyahuti, sekaligus mengingatkan para sekutunya. Wrrrnngg...! Sebuah helikopter nampak mendekat ke arah lokasi Andrew cs dan K

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 172.

    Sementara Andrew dan Lidya telah tiba di Hotel Mauli Sanayen. Andrew langsung mengarahkan dan membawa Lidya, menuju ke kamarnya yang terletak di lantai paling atas hotel itu. Setibanya di dalam kamarnya, Andrew langsung memberi garis darah ghaibnya. Dan dia langsung menerapkan ilmu'Tabir Wujud'nya pada sekeliling ruang tidur kamarnya. Ya, Andrew tak menyadari bahwa dia telah terlambat untuk itu. Karena Bimo telah melihat hotel tempatnya berada dalam lintasannya, tepat saat Andrew bergesekkan dengan Lidya di dalam mobil tadi. "Masuklah Ratuku sayang. Kita akan menjadikan malam ini penuh, bagi kita berdua," ucap lembut Andrew, mempersilahkan Lidya yang terpaku di sisinya. "Baik." Lidya berkata datar, seraya masuk ke dalam ruang tidur yang telah dipagari dengan ilmu 'Tabir Wujud' oleh Andrew itu. 'Hmm. Akan kusadarkan kau dari pengaruh hipnotisku, di tengah pemainan asmara kita nanti Lidya. Disaat kau sudah hanyut, dan tak bisa menolak lagi hunjaman asmaraku..! Hahahaa..!' bathin

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 171.

    "Baik." Ya, Lidya bagai kerbau dicucuk hidungnya terhadap Andrew. Dengan hanya mengenakan baju tidurnya, Lidya melangkah keluar dari kamarnya. Andrew pun mengikuti di belakangnya. Sungguh keadaan rumah Lidya sangat mendukung aksi Andrew, karena Bi Inah sudah tenggelam dalam mimpi di kamarnya. Lidya langsung meraih kunci mobilnya yang tergeletak di meja ruang tengah. Lalu dia pun menuju ke garasi, dengan Andrew menjajari langkahnya. Klekh..! Lidya pun masuk ke dalam mobil bersama Andrew yang duduk di sebelahnya. "Kita ke Hotel Mauli Sanayen Lidya sayang," ujar lembut Andrew, dengan menahan gejolak hasratnya yang meledak-ledak terhadap gadis jelita itu. Ya, Lidya memang memiliki kecantikkan yang natural. Bahkan tanpa make up seperto saat itu pun, dia tetaplah segar menantang di mata pria sehat dan normal mana pun juga. Termasuk Andrew..! "Baik," sahut datar Lidya, dingin tanpa ekspresi. Brrmm..! Tin..! Tinn..! Security yang berjaga di posko samping gerbang pun bergegas membuka

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 170.

    "Tanya Bos..! Berapa lama kami harus latihan dan siap kerja nantinya..?!" tanya seorang anggota lagi. "Itu sangat tergantung pada keseriusan, dan kemampuan kalian dalam menyerap ilmu yang kuberikan. Sepertinya waktu 2-4 bulan saja cukup untuk persiapan kalian bekerja. Asalkan kalian menjalani latihan dengan serius.Tinggalkan kebiasaan mabuk-mabukkan..! Karena itu hanya akan melemahkan kondisi dan stamina tubuh kalian..! Kalian mengerti..?!" kembali Bimo berkata lantang. "Hahh..?! Hanya 2 sampai 4 bulan saja..?!" "Siap Boss..!!!" "Yang penting dapat pekerjaan..! Kami siapp..!" Seruan-seruan gembira dan penuh harapan terdengar dari seluruh anggota. Karena sesungguhnya mereka semua juga telah berpikir, jika tak selamanya mereka akan hidup dari jalanan. Layaknya kebanyakkan orang, mereka juga ingin menjalani kehidupan yang wajar dan tenang di masa mendatang. Bekerja, menikah, dan memiliki keluarga..!Ya, tawaran Bimo bagaikan memberi 'jalan terang' bagi mereka untuk hidup lebih bai

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 169.

    "Selamat datang semuanya..! Masuklah..!" seru Bimo tersenyum lebar, seraya menuruni teras rumahnya menyambut Denta cs. "Baik Bos Bimo..! Ayo kawan semua..! Kita masuk..! Parkir yang rapih dan teratur..! Hahaha..!" seru Denta tergelak senang. Dia berada paling depan di barisan gank motornya. "Siapp..!!!" "Malam Bos Bimo..!!!" Ngungg..! Ngenngg..! ... Ngunngg..!!! Dan berbondong-bondong barisan gank motor itu pun masuk ke halaman kediaman Bimo. Nampak tak kurang dari 75 unit motor meluncur masuk dan parkir berderet secara teratur, di halaman depan dan samping. Beruntung Bimo memiliki halaman yang cukup luas, untuk menampung semua kendaraan itu. Tutt.. Tuutt..!Ponsel Bimo berdering, 'Toko Ben;S Food memanggil'. Klikh..! "Ya. Apakah pesanan saya sudah berangkat..?" sapa Bimo. "Benar Tuan Bimo. Kami mengabarkan saat ini sedang di jalan, dan tak sampai 5 menit lagi akan tiba di tujuan." "Baik. Nanti langsung masuk saja, pagar sudah terbuka." "Baik Tuan Bimo." Klikh! "Silahkan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status