Share

Chapter 11(emosi)

Sabda baru saja tiba di kediaman adik bungsu nya, saat telinganya mendengar tangisan memilukan adiknya yang berasal dari arah dapur. Dia sengaja singgah ke rumah adiknya saat membaca komen i*******m adiknya yang mengatakan bahwa dia sedang sendirian dirumah, sementara suami sialannya itu sibuk menjadi herder di acara galang dana adik jadi-jadiannya.

Didapur Sabda melihat adik kesayangannya itu sedang menangis sedih sambil membersihkan meja makan. Bermacam-macam hidangan yang tampak menggugah selera, telah dimasukkan oleh adiknya kedalam lemari es. Perut buncitnya tampak membuat gerakan adiknya yang biasanya begitu gesit itupun menjadi lamban.

"Kamu kenapa Tari? Koq nangis hmmm? Apa yang kamu sedihkan? Sini ceritakan sama Abang."

Tari yang melihat sosok sang kakak  sedang bersandar di pintu dapur, langsung menghambur dan memeluk sosok gagah itu dengan berurai air mata.

"Mas..Mas Abi tidak mau makan dirumah Bang. Padahal Tari udah capek-capek masak makanan kesukaannya.Tapi dia malah pergi begitu saja ketempat charity nya Senja, dan bilang bahwa dia tidak mau makan masakan Tari, Bang.

Katanya lagi kalau Tari kekenyangan makan sendiri, buang saja semuanya!!

hiks...hiks..hiks.."

Tari semakin sedih karena teringat kembali kata-kata kasar tanpa perasaan suami yang sangat dicintainya itu.

Memang suami brengsek siAbimanyu itu!!

batin Sabda.

"Kamu mau Abang kesana dan membawa Abi pulang, Tari?"

"Jangan Bang! Nanti Mas Abi jadi makin benci sama Tari!!" Adiknya pun terisak lagi. Air mata nya makin deras mengaliri pipi mulusnya.

"Mas Abi itu tidak mencintai Tari, Bang. Dia juga berulang-ulang bilang, setelah anak ini lahir, dia akan segera melakukan test DNA. Dan apabila anak ini terbukti bukan anaknya, dia akan sedera menceraikan Tari saat itu juga, Bang."

Hikss..hiks..hiks...

"Tari tidak mau jadi janda pada usia dua puluh lima Bang. Tari malu Bang !! Tari mauuuu!!! Kalau hal itu sampai teejadi, lebih baik Tari mati aja Bang!!"

Tari pun mulai berteriak histeris. Sabda tau, Abi memang tidak mencintai adiknya. Tetapi dia juga sama sekali tidak mengira kalau ternyata Abi pun sangat membenci adiknya. Kalau memang nanti Abi sampai menceraikan adiknya,bSabda takut adiknya akan bebar- benar bunuh diri.

Perlahan Sabda pun mulai mengeluarkan ponselnya.bDikepalanya telah penuh dengan rencana sadis demi menyelamatkan rumah tangga adiknya sekaligus nyawa adiknya juga. Sebenarnya hati kecilnya sedikit tidak tega, karena harus menggunakan cara licik seperti ini. Tetapi apa boleh buat, kebahagian adiknya adalah diatas segala-galanya bagi nya.

"Hallo Senja, kalian saat ini sedang mengadakan penggalangan dana buat gempa bumi di Lombok ya?"

Iya Pak Sabda,

ada yang bisa saya bantu?

"Begini Bu, Saya ingin menyumbang kan dana sebesar Seratus juta rupiah. Tetapi Saya tidak mau ada yang tahu kalau itu sumbangan dari Saya. Ibu katakan saja pada pihak panitia itu dari Hamba Allah. Ah satu lagi, Saya mau dana ini Saya transfer ke nomor rekening ibu pribadi dan besok pasti sudah bisa kliringkan dibank. Saya juga mau sumbangan Saya ini, Ibu berikan dalam bentuk tunai. Bagaimana Bu? bisa?!!"

Maaf sebelumnya ya Pak. Tetapi kenapa harus di transfer ke rekening Saya pribadi sih Pak?

kan ada rekening khusus yang dibuka oleh pihak panitia.

Jadi kan transparan dananya.

Saya takut nanti dikira ada apa-apa kalau ditransfer kerekening pribadi saya,

Pak.

"Kan dari awal sudah Saya bilang, Saya tidak mau ada satu orang pun yang tahu, kecuali Bu Senja. Bagaimana Bu? Bisa? Kalau ibu bersedia, segera kirimkan nomor rekening Ibu saat ini juga ya. Saya tunggu ya Bu, terima kasih."

Senyum culas langsung tersungging si bibir tipis Sabda.

Kamu dan kakak brengsekmu itu sudah salah memilih lawan bermain.

Kakakmu ingin menghancurkan adikku?Hah mimpi saja!!

Saya yang akan terlebih dahulu menghancurkan hidupmu sampai tidak bersisa sekeping pun!!!

Sementara itu di acara charity,

Senja senang bukan kepalang karena sumbangan yang sama sekali tidak diduganya yang berasal dari Sabda, pasti akan sangat berarti buat para korban disana.

Semoga Allah memberimu rezeki berkali-kali lipat atas kebaikan hatimu,Pak Sabda,

batinnya.

===================

Sejak mengikuti acara charity tempo hari, hubungan pertemanannya dengan Arya pun semakin berkembang. Senja sering bertukar cerita dan berkeluh kesah dengan beliau tentang masalah apa saja. Dimata Senja, Arya itu sudah dianggapnya sebagai pamannya sendiri. Hubungannya dengan Cakra pun mulai akrab seperti hubungan seorang kakak dan adik. Satu hal lagi yang membuat Senja sangat bahagia, Raven dan Cakra kini malah sudah akrab berteman. Rupanya dahulu mereka itu sebenarnya teman baik. Hanya karena ada kesalah fahaman tentang gadis yang sedang mereka taksir, akhirnya mereka malah berselisih faham seperti ini. Sementara gadis yang menjadi sumber pertikaian malah memilih laki-laki lain. Dan kini mereka berdua pun sudah menyadari kebodohan dan kekeliruan mereka bersama. Ah hidup Senja rasanya tambah bahagia-bahagia saja kalau melihat orang lain juga bahagia!

Senja baru saja keluar dari ruang guru saat ponselnya bergetar, nama Aryasatya tampak muncul di layar.

Senja, Kamu pernah bilang suka akan lukisan Ekspresionisme Pak Guntur Permadi kan? Nanti malam beliau akan menginap di hotel Saya dan beliau juga bersedia Saya perkenalkan dengan Kamu.

Kamu mau datang tidak?

Kalau mau,bnanti temui saja kami langsung di Hotel Dirya Surya,

president suite nomor 156 pukul o7.00 WIB ya?

Kami akan menunggumu disana beserta dengan beberapa wartawan yang ingin mewawancarai beliau.bKamu pasti mau kesana kan?

biar Saya daftarkan nama Kamu pada resepsionis hotel.

"Iya Pak. Saya PASTI akan datang kesana. Hotel Dirga Surya President suite nomor 156 kan Pak? Saya yakinkan sekali lagi, Saya pasti kesana Pak, ini adalah kesempatan emas! Sampai jumpa disana ya Pak. Terima kasih."

YESSS!!! YESS!!!

Senja melompat-lompat gembira diruang guru yang sedang sepi karena mereka semua sedang aktif mengajar. Dia sama sekali tidak mengetahui tatapan jijik yang dilayangkan oleh Sabda pada sekujur tubuh indahnya.

Jalang kecil ini sudah dapat mangsa baru rupanya.

Bersenang-senanglah dulu Jalang kecil,

karena sebentar lagi Aku akan memporak-porandakan hidupmu seperti topan Katrina dan menanduskan kehidupanmu seperti badai El nino dan La Nina.

Just wait and see!!

Sementara Senja yang sebentar lagi akan mendapat giliran mengajar, ingin mengosongkan dahulu kantong kemihnya agar tidak mengganggu aktifikas belajar mengajarnya nanti. Saat akan masuk ke toilet, dia meletakkan ponselnya begitu saja di meja guru.

Begitu Senja masuk ke toilet, Sabda pun segera meraih ponsel Senja dan mengotak atiknya sebentar. Dia mentransfer lagi uang seratus juta rupiah pada rekening Senja. Setelah muncul notif di ponselnya bahwa uang telah masuk. Sabda kemudian menghapus semua notifikasi dari i-banking Senja. Jadi uang transferan Sabda masuk dengan sukses, tanpa di pemilik rekening tahu.

Permainan semakin seru saja sepertinya.

Dan Sabda pun tanpa bersuara meninggalkan ruang guru yang menjadi saksi bisu tindakan kriminalitasnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status